a/n: Semuanya! Miss16Silent rilis cerita baru nihh^^. Sebenarnya sudah di publish, tapi saya bermaksud untuk meng-EDIT lagi cerita ini. Cerita ini terinsprirasi pada saat liburan dan ternyata membuat ide yang lumayan menarik, semoga saja para pembaca menyukainya ya~^^~. Sudah di baca pun saya sudah senang, apalagi bila di review membuat saya semakin terharuu T^T. Cukup sekian, selamat menghayati cerita saya~
Selamat membaca~^^~
Disclaimer: Kamichama Karin & Kamichama Karin chu © Koge Donbo
Warnings : AU, OC, OOC, miss typo, dll
.
.
.
~*ma dernière volonté*~
Summary:
Artis muda Hanazono Karin sedang diambang puncak kejayaannya sebagai model dan aktor terkenal. Tiba-tiba saja berita muncul bahwa Karin berhenti untuk bermain film. Ada SESUATU dibalik semua itu yang tidak publik ketahui. Dihari pertamanya sekolah dan tidak sebagai artis, ia bertemu dengan seorang pemuda tampan dan dingin, yang ternyata terkenal sebagai fotografer dan kameramen.. tanpa Karin sadari, ia tertarik pada pemuda itu...
End of Summary
Seorang pemuda tinggi yang merupakan manajer artis terkenal, dengan rambut cokelat karamelnya tengah berdiri di depan 2 artis muda yang berparas manis dan tampan. Mereka berbincang-bincang tentang film yang mereka bintangi... namun ternyata bila lebih spesifik lagi, mereka membicarakan tentang sang gadis yang diberi izin untuk berhenti bermain film. Tanpa disangka, gadis berparas manis tersebut angkat bicara dan membuat kedua orang di hadapannya terkejut dengan kata-katanya..
'Meskipun aku tidak lama lagi bermain film. Namun bisakah aku menjadi seorang aktor sampai nafas terakhirku? Aku ingin semua orang mengenalku, mengenangku... bila suatu saat nanti.. aku berhenti untuk selamanya..'
.
{Karin POV}
Hanazono Karin namaku, umur 15tahun, seorang artis terkenal yang berhenti bermain film dan saat ini.. aku sedang berada di depan sekolah baruku, Sakura Gaoka High School.
Meskipun penampilanku sedikit kuubah agar tidak ada yang mengenali, namun ternyata... hasilnya nihil, mereka tetap megenalku dengan rambut blonde coklat yang kumiliki ini.
"Bukannya itu Hanazono Karin! Kyaa! Aku ingin berfoto dengannya!" , "Itu artis terkenal! Aku ingin dapat tanda tangannya!" , "Kyaa! Aku fans berat Hanazono-san!" , "Apa ia sekolah disini?! Beruntung sekali kitaa!"
Dan seperti itulah kegemparan di sekolah dengan kedatanganku.. -_-
Mereka mulai berkumpul disatu tempat, menatapku dengan tatapan berbincar-binar, seperti melihat... mangsanya yang kabur!
'Oh tidak! Aku bisa tertangkap!'
Rasa panik mulai menyelimutiku dan segera mencari tempat untuk bersembunyi, dan sialnya... tidak ada sama sekali tempat yang bagus untuk bersembunyi dari mereka!
Sesaat aku mencari tempat bersembunyi, pandanganku terpaku pada seseorang di dekat taman sekolah. Seorang pemuda dengan rambut blonde tengah membawa kamera dan memfokuskan kameranya pada langit yang sedang cerah itu. Ia terlihat begitu.. serius dan menikmatinya, aku sampai terbawa suasana.
Lama aku memperhatikannya, tanpa kusadari ternyata para penggemarku sudah mulai berlarian menuju tempatku sekarang. Aku semakin panik dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.
'Apa aku haru menyerah saja? -_-'
Aku menghela nafas panjang. Pada saat mereka hanya tinggal beberapa langkah menuju tempat ini, seseorang tiba-tiba menarik lenganku dan membawaku lari jauh-jauh dari kumpulan penggemar yang seperti sedang mengincar mangsanya itu.
..
"Hahh.. akhirnya selamat," ujarku sembari mengatur nafas yang masih tidak beraturan karena berlari tadi.
"Syukurlah kita bisa kabur, kalau tidak aku juga bisa terkena imbasnya," ucap sang penolong itu.
Aku memalingkan wajahku dan melirik sang penolong tersebut, dengan seketika aku berseru.
"Jin-kun?! Kau sekolah disini juga?!" seruku tidak percaya dan tentunya rasa bahagia meningkat drastis. Lantas ia mengangguk beberapa kali tanda mengiyakan.
Aku senang sekali bisa satu sekolah dengannya, karena Jin Kuga adalah partner artisku saat bermain film dan juga hanya ialah teman yang bisa kuajak bicara dengan benar. Maksudnya seperti teman biasa, karena selama ini mereka hanya memandangku sebagai artis, dan mereka berteman denganku hanya untuk memanfaatkanku...
"Baiklah kalau begitu! Ayo kita ke kelas!" seru Jin semangat sembari mengangkat satu tangannya yang ia kepalkan ke atas.
Aku tertawa kecil melihat tingkahnya yang seperti anak kecil, lantas kami berjalan menuju kelas, kelas baru.
.
.
{Kazune POV}
Pagi ini hari pertamaku bersekolah di Sakura Gaoka High School, umurku 16tahun dan aku adalah seorang fotografer. Aku selalu membawa kameraku kemanapun aku pergi, setiap melihat sesuatu yang menarik dan indah, aku langsung saja memfoto atau merekamnya.
Dan saat ini aku menemukan sesuatu yang menarik di dekat taman sekolah, pemandangan langit yang sangat indah. Aku segera memfokuskan kameraku dan berkonsentrasi. Namun di sela aku berkonsentrasi, sesuatu menggangguku dengan suara bising sekumpulan orang.
"Kyaa! Itu Hanazono Karin!" , "Aku ingin tanda tangannya!" , "Foto bersamakuu!" , "Hanazono Karin! Aku penggemar beratmu!" , "Kita berteman yaaa!"
Itulah suara bising yang menggangguku, dan itu membuatku kesal! Aku tidak suka kebisingan seperti itu!
"Siapa yang membuat keributan di pagi hari begini sih?!" pekikku kesal dan melihat sekumpulan orang yang sedang berlari menuju seorang gadis yang sedang panik dan kebingungan.
Kupikir ia seseorang yang terkenal, akhirnya aku mengacuhkan mereka dan pergi dari tempat yang bising ini menuju kelasku sekarang.
.
~Kelas~
Aku memasuki kelas dengan suasana yang juga sama ributnya seperti tadi di taman. Aku terheran-heran sampai menggelengkan kepalaku beberapa kali. Dengan segera aku berjalan menuju bangku yang kosong.
"Kazune-kun~! Kenapa wajahmu seperti itu di hari pertama sekolah~? Seharusnya kau senang Kazune-kun~!" ucap seseorang mengagetkanku.
Karena suara yang lemah lembut seperti itu, aku sudah mengenalinya. Tidak lain lagi adalah sepupuku, Himeka Kujyo. Lantas aku hanya bisa menghela nafas panjang dan menahan amarahku.
"Hah.. Mungkin kau sudah tahu karena aku tidak suka kebisingan, Himeka-chan," ucapku menggerutu.
Himeka ia saudara jauhku dan kini ia tinggal bersamaku, maksudku kami tinggal di satu gedung namun berbeda apartemen. Sudah lagi, ia gadis yang manis dan baik hati. Mungkin, bila ia bukan sepupuku, aku sudah menyukainya dan menjadikannya pacarku... (*EH?)
Kemudian aku tidak mempedulikan mereka yang berbuat bising dan melanjutkan jalan menuju bangkuku yang ternyata bersebelahan dengan gadis yang diserbu oleh sekerumunan orang-orang di taman tadi. Ia terlihat begitu terepotkan oleh mereka yang mengerumuninya dan bertanya-tanya padanya.
"A-ah iya iya, maaf sepertinya aku harus keluar sebentar! Maaf maaf! Tolong beri jalan!" gadis itu berusaha keluar dari kumpulan orang-orang itu, dan suaranya... aku merasa pernah mendengarnya, tapi dimana ya?
Aku melihatnya membuka jalan diantara kerumunan orang-orang itu dan menuju keluar kelas. Sekilas aku melihat wajahnya, matanya indah, hijau emerald sangat memukau, rambut blonde coklatnya terlihat halus, dan senyumannya.. sangat manis..
BLUSH!
'EH?! Kenapa aku jadi memikirkan gadis itu?! Tidak tidak tidak, aku tidak boleh terpana olehnya!'
Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali menghilangkan bayang-bayang wajahnya yang melalulintas di benakku.
Tak lama ia pergi dan kembali ke kelas ini, bel sekolah pun berbunyi,
Riiiiiiiiiiing~~ Riiiiiiiiiiing~
.
(Skip Time)
.
Pelajaran pertama dan kedua sudah berlalu. Akhirnya aku mengetahui siapa gadis berambut blonde coklat itu. Ternyata ia adalah seorang artis yang bermain film yyy, dan semua orang menggemarinya. Tetapi tidak untukku, aku hanya tertarik pada pemandangan, bukan orang...
Istirahat pun tiba dan ini saatnya untukku melihat bagian sekolah ini lagi, mencari tempat sunyi untuk mencari pemandangan yang indah.
"Kazune-kun~! Ayo makan siang dengan kami~!" seru Himeka dengan temannya yang bernama Miyon disampingnya,
"Maaf Himeka-chan. Aku sedang tidak lapar, kalian duluan saja," jawabku membuatnya sedikit kecewa. Namun ia mengerti sifatku dan ia kembali ceria.
"Hmm, baiklah~. Kalau begitu sepulang sekolah aku akan memasakkan makan yang banyak untukmu~!" seru Himeka sekali lagi sebelum pergi ke kantin bersama Miyon.
Aku sendiri akhirnya bisa keluar kelas untuk mencari tempat yang bagus. Namun pada saat aku keluar kelas, sekilas aku melihat artis itu memperhatikanku.
'Apa hanya perasaanku atau memang ia memperhatikanku sedari tadi?'
Benakku berbicara. Aku pun lantas berjalan keluar kelas dan membuang jauh-jauh pikiran itu, karena tidak mungkin seorang artis terkenal memperhatikan orang biasa seperti aku ini.
.
Setelah lama aku berkeliling, aku menemukan tempat yang bagus, yaitu di pinggir lapangan sekolah, karena lapangan ini dikelilingi oleh rerumputan dan pohon-pohon rindang, serasa di alam luas menurutku.
Terlihat di lapangan itu beberapa orang yang sedang bermain sepak bola, dan dipinggir lapangan itu terlihat taman bun—
"HEY!"
.
Σ( ° o °|||)!
Dengan seketika aku tersentak.
Seseorang mengagetkanku dari belakang, aku segera membalikkan tubuhku dan melihat siapa yang sudah mengagetkanku. Saatku melihatnya, seorang gadis berambut blonde coklat?
"Hai, namaku Hanazono Karin! Kau dipanggil Kujyo-kun, benar?" tidak salah lagi, ia sang artis Hanazono Karin.
Aku menatapnya sedikit kesal karena ia tiba-tiba menyapaku pada saat aku berkonsentrasi untuk memfoto. Aku membalikkan tubuhku lagi ke posisi awal dan mengacuhkannya. Ia terdengar mendengus kesal, dan berjalan ke sampingku.
Ia hanya tersenyum-senyum menatapku, membuatku risih. Kemudian aku mulai meresponnya, tentunya dengan biasa. Tidak karena ia artis aku memperlakukannya lebih ya-_-
"Apa maumu? Bila tidak ada perlu lebih baik kau pergi dari sini," ucapku ketus padanya dan memalingkan wajahku kembali.
"Wahh, kau dingin ya. Hmm baiklah. Kujyo-kun. Bolehkah aku memanggilmu Kazune-kun?" tanyanya sekali lagi dengan senyuman terpampang di wajahnya.
Blush!
Senyumannya berhasil membuat semburat merah di wajahku. Entah mengapa, aku menjadi berdebar-debar menatapnya. Aku tak bisa mengelak lagi bahwa seorang artis pandai membuat orang terkesan.
"Jangan panggil nama orang seenaknya, kau bukan siapa-siapaku dan jangan menggaguku lagi," ucapku masih ketus padanya.
Ia menghela nafas lagi, tetapi ia tidak menyerah dan malah mendekati duduk disampingku sembari tersenyum-senyum. Hal itu membuatku risih karena sebelumnya belum ada yang berani mendekatiku secara terang-terangan selain Himeka sepupuku.
Suasana diantara kami hening, tidak ada yang berbicara sama sekali. Lama kami saling diam-diaman, aku mulai penasaran dan akhirnya mencuri-curi pandang pada Karin yang berada di sampingku, ia masih tersenyum ke arah lapang, namun entah mengapa aku terpukau oleh senyumanya, membuat tubuhku bergerak sendiri. Lama aku menyuri pandang, aku tersadarkan oleh Karin yang melirikku juga. Dengan serempak aku mamalingkan wajah ke arah lain.
Ia terus saja memperhatikanku sembari tersenyum. Ditambah pula ia bertanya-tanya tentang fotografer, dan itu adalah hal yang paling tidak kusukai dari orang yang mempunyai sifat sepertinya.
"Agh! Bukankah sudah kubilang! Kalau tidak ada keperluan lebih baik kau pergi saja!" Aku membentak Karin dengan keras membuat orang-orang yang berada di sekeliling kami memperhatikan.
Ia tersentak melihatku, bisa dilihat dari wajahnya yang sedikit ketakutan. Tetapi, sepertinya ia tidak akan menyerah meskipun aku membentaknya sebagaimana keraspun.
"Tidak, aku ingin disini. Ngomong-ngomong kau itu fotografer ya?" tanyanya santai, seperti tidak ada rasa takut setelah aku sentak tadi. Ia juga mengalihkan pembicaraan.
Tangan kananku sudah aku kepalkan dengan keras karena menahan kesal. Apa boleh buat aku hanya bisa menghela nafas melawan aktor yang pandai mengalihkan pembicaraan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena akan menjadi masalah bila aku memakinya di depan umum -_-.
"Hahh.. Iya aku fotografer. Ada masalah, Nona?" tanyaku dengan menekankan kata 'Nona' pada nada bicaraku.
Namun keadaan sekarang semakin buruk, ia menatapku dengan mata yang berbinar-binar seperti melihat sesuatu yang ia dambakan, dan senyumannya.. menyeringai!
"Benarkah?! Kalau begitu aku hanya ingin kau foto aku disini! Ya? Aku mohon~?" pintanya dengan memelas.
"Tidak. Aku tidak foto ataupun merekam orang-orang," jawabku ketus
"Yahh, ayolah. Sekali saja~ ya? Ayoo~!" pintanya sekali lagi seperti anak kecil.
"Agh! Aku tidak foto manusia! Biarkan aku sendiri!" bentakku padanya dan berlalu meninggalkannya di tempat itu. Berharap ia tidak mengejarku. Namun itu nihil terjadi -_-
Aku meneruskan berjalan menuju kelas, terdengar Karin memanggil namaku dari belakang, namun ia tidak mengejarku lagi karena ada seseorang yang memanggil namanya. Pembicaraan mereka sedikit terkuping olehku, secara tidak sengaja tentunya.
"Karin-san! Apa kau tidak ingat yang manajer katakan bahwa kau tidak boleh berlari seperti itu dan—"
Bla bla bla.. Sebelum kalimatnya selesai, aku sudah terlanjur memasuki kelas dan meninggalkan pemuda yang memanggil Karin bersamanya. Toh, peduli sekali aku dengan dia? Ia bukan siapa-siapa untukku..
.
Tak lama aku duduk di bangku dan bersantai, teman-teman menyapaku dan bertanya-tanya tentang kameraku ini.
"Eh, kau tidak merekam orang-orang? Mengapa? Padahal di kelas kita ada seorang artis! Itu kesempatan besar untukmu!" seru teman sekelasku Yuuki Sakurai.
Sebelum aku menjawabnya, aku masih melihat foto-foto yang tadi kuambil.
"Aku tidak tertarik pada orang-orang untuk di foto, apalagi artis sepertinya," ucapku dingin pada saat mengatakan artis dalam kalimat itu.
Sejenak aku melihat fotoku, diantara foto itu terlihat ada 1 foto yang didalamnya ada seorang gadis... Sebelumnya aku pernah bilang aku tidak memfoto orang-orang bukan? Lalu ini siap—
'APA?!'
O_o
"Nah kau bilang kau tidak tertarik pada artis! Tapi buktinya kau memfotonya sedang tersenyum! Hahaha," seru Yuuki sembari tertawa kecil mengejekku.
Aku sendiri masih terkejut melihat ada foto Karin pada kameraku, sejak kapan? Lantas aku memperhatikan tempat sekitarnya dan itu adalah tempat dimana ia mengagetkanku tadi, lapangan sekolah.
"Lihatlah, ia tersenyum manis, masa kau tidak tertarik padanya?!" seru Yuuki sekali lagi. Aku hanya bisa diam, memperhatikan foto itu,
'Kapan aku mengambil fotonya?'
.
Aku masih diam memperhatikan foto itu tidak percaya sampai Yuuki membuyarkan pikiranku itu dengan membantingkan beberapa majalah dan buku di mejaku dan terdengar BRAK!
Disamping Yuuki kini sudah berada Himeka dan Miyon tersenyum-senyum. Aku masih belum tahu maksud mereka apa. Lalu mereka mengambil kursi dan duduk berdekatan denganku.
"Kazune-kun, kudengar kau mulai mengemari Hanazono Karin ya?" ujar Himeka dengan senyuman licik terpampang di wajahnya. Aku terkejut pada saat Himeka berkata seperti itu.
"Kalau begitu kami mempunyai SEMUA koleksi foto Hanazono Karin loh~! Ini semua majalah dan buku-buku yang didalamnya ada foto dan berita tentang Karin-chan! Aku dan Himeka kan sudah berteman dengannya~!" ujar Miyon dan akhirnya mereka berdua cekikikan sendiri.
Aku menatap mereka dengan aneh, mereka salah sangka bila aku mulai menggemari seorang Hanazono Karin! Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali dan menghela nafas panjang.
"Aku tidak bilang aku menggemari Hanazono Karin bukan? Kalian hanya salah paham! Kau juga Sakurai, jangan menyimpulkan begitu saja," ujarku dengan agak ketus.
Kata-kataku itu ternyata membuat Himeka dan Miyon bersedih, sudah terlihat dari wajah mereka yang menunduk dalam-dalam. Sekali lagi aku menghela nafas.
"Hahh, baiklah-baiklah, aku akan lihat fotonya tetapi bukan berarti aku menggemarinya, oke?" ujarku untuk membuat mereka tidak pundung lagi. Dan akhirnya mereka ceria kembali seteah aku berkata seperti itu.
Pertama aku membuka majalah fashion, sampai terakhir aku membuka majalah yang covernya adalah foto Karin, dan di bagian bawah terlihat berita yang tertera di dalam majalah tersebut. Aku tiba-tiba tertarik dengan berita itu, karena beritanya adalah..
"Artis muda Hanazono Karin BERHENTI bermain film dengan tiba-tiba?! Lalu apa yang ia sembunyikan hingga ia tidak ingin memberitahu kepada publik dan media masa?"
Saat aku akan membuka berita itu, sialnya bel sekolah sudah berbunyi.
.
.
Riiiiiiiiiing~ Riiiiiiiiing~
Tidak terasa bel pulang sekolah pun sudah berbunyi, akhirnya aku bisa mengeluarkan kameraku lagi setelah pelajaran selesai. Di kelas in hanya tertinggal beberapa orang, yaitu Yuuki, Himeka, Miyon, Karin, dan tentunya aku sendiri. Aku masih membereskan buku-bukuku yang tersusun di meja. Sedangkan Himeka masih berbincang-bincang dengan Miyon, dan Yuuki sedang tugas piket. Aku melihat pada Karin yang kini ia sedang tersenyum ke arahku,
'Ukh.. Biarkan saja dia, acuhkaan acuhkaan...'
Pikirku dan berjalan keluar kelas, namu sebelum itu aku berpamitan pada Himeka karena aku akan pulang duluan seperti biasa, Himeka merespon hanya dengan anggukkan tanda mengiyakan lalu meneruskan perbincangannya dengan Miyon. Tanpa ragu lagi aku langsung keluar kelas dan menuju pintu gerbang sekolah.
Langkah demi langkah kulewati, namun ada perasaan yang mengganjal, karena aku tahu, ada seseorang yang mengikutiku dari belakang secara diam-diam. Untuk memastikan aku segera berbalik dan benar saja, aku melihat seseorang yang tidak ingin aku lihat sama sekali... kini Karin sedang berdiri diam di tempat dan tersenyum padaku -_-.
"..." kami hanya saling bertatapan, tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Lantas aku mengacuhkannya dan berbalik kembali jalan pulang.
Untuk mengalihkan pikiranku dari Karin yang terus menguntit, aku sengaja melihat-lihat hasil foto yang aku ambil di kameraku, sekilas aku berpikir dan melihat foto yang didalamnya ada Karin. Seraya aku melihat foto itu, masih saja terngiang dikepalaku pertanyaan seperti 'Kapan aku mengambil foto ini?'
Tak lama kemudian, seseorang dengan sekejap berdiri di sampingku dan berseru.
"Ah yang itu baguss! Ternyata diam-diam kau itu penggemarku juga yaaa!" seru seseorang yang entah sejak kapan ia berada di sampingku o_o
"K-kau?! Jangan terlalu PD dong! Siapa juga yang mau mengambil fotomu? Ini hanya kesalahan teknis!" ujarku sedikit mengejeknya.
"Ah benar juga sih. Ayolah~ Kau kan baik hati dan tidak sombong, jadi foto aku ya~? Pleasee~," pinta Karin memelas.
"Aku bilang aku tidak mengambil foto manusia! Sudah jelaskah aku memberitahumu?!" bentakku padanya.
Karena kesal aku mempercepat langkah kakiku dan menjauh dari Karin. Aku menuntup mata dan mengomel-ngomel pada diri sendiri, karena aku sangat kesal! Karin sendiri terdengar diam, tapi tak lama kemudian, ada sesuatu yang hilang dari tanganku...
Σ( ° o °|||)?
"EHH?! Kameraku?!"
.
Terdengar Karin yang kini sedang tertawa membawa kameraku, ia berlari kecil di depanku dan dengan seketika ia berbalik. Karin menekan tombol untuk merekam dan merekam dirinya sendiri.
"Lihat-lihat! Aku sedang merekam! Bagaimana? Tidak seburuk itu 'kan bila aku merekam diri sendiri?! Hahaha, salam kenal aku Hanazono Karin!" serunya berbicara sendiri pada saat merekam dirinya sendiri.
Aku tertawa kecil melihatnya yang seperti anak kecil. Namun aku tidak bisa membiarkannya merekam dengan kameraku. Lantas aku mulai mengejarnya.
"Hey sudah! Kembalikan kameraku, bodoh! Jangan mengambil barang orang sembarangan!" bentakku padanya. Aku mengejar Karin yang masih berlari kecil di depanku.
Karin hanya meledekku dan tertawa sembari masih merekam. Sampai akhirnya ia terkejar dan aku mengambil kameraku kembali dengan paksa. "Kembalikan bodoh!" bentakku padanya dan menarik tangannya dengan agak keras.
"Hahaha iyaiyaa, aku kembali— Kyaa!"
BRUGH! Trak
Karin tersandung sesuatu dan jatuh bersama kameraku. Terdengar suara TRAK! Setelah Karin terjatuh. Karin meringis kesakitan dan menggerutu padaku karena memang salahku tadi menariknya secara tiba-tiba. Aku berniat untuk menolongnya dan menyodorkan tanganku untuk membantunya berdiri, namun dengan suatu alasan, mata emaraldnya tiba-tiba membulat terkejut.
Aku masih diam bingung ada apa dengannya, dan masih menunggu raihan tangannya. Namun ia mengacuhkan tanganku ini dan segera berdiri dengan cepat sembari menyembunyikan kedua tangannya di belakangnya.
Dengan sedikit kesal karena ia tidak menerima raihan tanganku, aku mendengus kesal dan menatapnya tajam. Ia terlihat sangat ketakutan, aku tidak tahu mengapa tapi seperti ada yang disembunyikan olehnya. Kau penasaran dengan tangannya yang ia sembunyikan ke belakang. Lantas aku berjalan kebelakangnya, namun ia pun berputar agar aku tidak melihat ke belakangnya. Wajahnya pun semakin ketakutan, keringat dingin bercucuran.
"Ada apa sebenarnya denganmu?" tanyaku ketus. Ia hanya terdiam, melihat ke bawah sembari tertawa kecil paksa dan menggerak-gerakkan kakinya seperti anak kecil. Lama ia tidak menjawab dan hanya kata "ahh.. ehh... itu.." yang keluar dari mulutnya. Aku semakin menatapnya tajam dan itu berhasil membuatnya berbicara.
.
"E-eh Kujyo-kun, M-maafkan aku.. K-Kameramu..."
.
~To be continue~
Keep or Delete?
Need review pleasee~^^~
a/n : Bagaimana-bagaimana? Apakah edit-annya sudah terlihat? Ohiya, saya lupa memberitahu sebelumnya. Judul "ma dernière volonté" ini adalah bahasa perancis yang mempunyai arti "My last wish" dalam bahasa inggirs atau "Keinginan terakhirku/ Harapan terakhirku", tapi sebenernya saya juga tidak tahu apakah penulisannya benar atau tidak^^. Okee~ Bisa minta Review lagi untuk memastikan? ^^
