I Dont Want Go Back
Author : Himeka a.k.a HYunJae.
Genre : Hurt, Romance.
Cast : Yunho, Jae Joong, Jin Young, Changmin, Junsu, Yoochun n Other.
~oo000oo~
Jae Joong memejamkan matanya sekali lagi, mencoba untuk mengukuhkan kembali hatinya, memantapkan tekadnya agar tak goyah, apapun yang akan terjadi nanti ia akan tetap maju, ia tak mungkin mundur, mungkin di sinilah kehidupan layaknya akan segera di mulai. Ia tak ingin melangkah mundur itulah tekadnya. Hanya di tempat inilah pilihannya.
Dan di sinilah ia berada sekarang, di depan sebuah bangunan yang berdiri dengan kokoh, indah dan mewah. Sebuah tempat di mana ia belum pernah bisa menginjaknya. Ia bahkan tak pernah tau bagaimana rasanya berada di bawah tempat seindah ini. Oh God! Inilah kesempatannya, ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Mau kemana lagi kamu?" teriakan lantang menyambut kedatangan Jae Joong, bersamaan dengan itu kepergian seorang pria lainnya juga tak terelakkan lagi. Dari dalam rumah mewah itu seorang wanita muda menyusul dengan tampang memerah, menyimpan kemarahan yang entahlah tak mungkin ada yang mengetahuinya kecuali mereka yang bersangkutan.
"Terserah kau saja, pergi dan tak usah kembali lagi!" wanita cantik itu mendengus kesal sambil memangku tangannya dan hanya bisa memandang kesal ke arah mobil yang sudah menghilang dari tatapan matanya.
Sementara pria lainnya hanya bisa memandang penuh pertanyaan di dalam hati.
Jujur saja ia baru datang dan tanpa di duga kedatangannya malah di sambut dengan sebuah teriakan. Walaupun itu tak di sengaja tapi tetap saja itu sudah memberikan kesan tak baik. Maksudnya apa ini? Mungkinkah kehidupan di dalamnya tidak bahagia dan sering di warnai oleh pertengkaran? Entahlah.
Setelah beberapa saat mereka terdiam wanita itu akhirnya menoleh dan memamerkan senyum manisnya.
"Kim Jae Joong ssi" panggilnya dengan nada suara yang lembut, berbeda sekali dengan kejadiaan beberapa saat yang lalu.
"Ne" jawab Jae Joong sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat. Wanita cantik itu hanya tersenyum dan segera menuntun Jae Joong ke dalam rumah mewahnya.
"Acara penyambutan yang kurang baik bagimu karna saat kau ke sini aku terlihat sedang marah-marah, mian~" wanita cantik itu membuka pembicaraan lagi setelah mempersilahkan Jae Joong untuk menyantap hidangan yang sudah di sediakan.
Jae Joong hanya tertawa simpul sambil mencicipi hidangan yang ada di hadapannya. Matanya sesekali meliar ke beberapa bingkai foto yang terpajang dengan rapih dan apik di permukaan dinding ruang tengah, dan tentu saja yang paling menggelitik hatinya adalah sebuah foto yang menampilkan sepasang pengantin, mereka tersenyum dengan sangat manis di sana. Jae Joong tentu saja tau jika sang pengantin wanita yang ada di foto itu adalah wanita yang kini ada di hadapannya, sementara pengantin prianya-. Pria itu pernah ia lihat, dan ia sama sekali tak menyangka kalau mereka ternyata -err- suami-istri. Owh how shit that!
"Foto pernikahan itu di ambil sekitar 3 tahun yang lalu"
Jae Joong hanya mengangguk saat mendengarkan penjelasan sang wanita dan segera menyimpan gelas yang entah sejak kapan sudah ia cengkram.
"Aku tak tahu kalau kau dan dia adalah sepasang suami-istri, sebelumnya aku minta maaf Jin Young ssi-"
"Kenapa kau harus meminta maaf Jae Joong ssi? Kau merasa tak enak padanya? Tenang saja, dia tidak tahu tentang rencana kita, lagi pula kau kemari karna memang sudah menyetujui semua perjanjian kita bukan? Kau tidak bermaksud untuk membatalkannya bukan?" tanya sang wanita sambil tersenyum - pahit. "Tunggu, jangan-jangan kau dan suamiku saling mengenal?" tanya wanita itu cepat. Seperti mengerti sendiri meskipun pada dasarnya ia sudah salah menebak. Jae Joong menautkan kedua alisnya bingung.
"Oh tidak, kami tidak saling mengenal, aku memang tau suamimu, dia itu pengusaha no. 1 jadi semua orang pasti mengenalnya. Bukan begitu Jin Young ssi?" jawab Jae Joong lengkap dengan pertanyaan lainnya.
Ah benar juga.
"Yang pasti suamimu tak mengenalku" lanjut Jae Joong lagi. Ia tersenyum lucu saja.
Sementara Jin Young hanya bisa menghela nafas lembut sambil ikut memperhatikan foto pernikahannya yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Jae Joong. Entah Jae Joong sadari atau tidak, tapi Jin Young tak mungkin salah, memang foto itulah yang tengah menjadi pusat perhatian pemuda tampan itu. Entah apa yang sedang Jae Joong pikirkan. Jin Young hanya bisa menebak-nebak saja dengan perasaan yang -err- entahlah ia sendiri tak bisa menebak.
"Banyak yang bilang kalau kami adalah pasangan yang serasi, dan aku rasa kami memang pasangan yang sangat serasi. Sama seperti yang orang katakan, aku cocok untuknya dan dia cocok untukku. Dia sangat menyayangiku dan akupun begitu, hanya saja-"
Jae Joong menghentikan kegiatan menatap foto dan menoleh ke sampingnya. Suara bergetar mulai mendominasi pembicaraan wanita itu.
"Dia mulai berubah karna aku tak bisa memberinya keturunan"
Well, sekarang pembicaraan mereka mulai menjurus pada bagian yang paling penting.
Mau tak mau sekarang Jae Joong mulai terlibat, kehadirannya di sini memang untuk membantu Jin Young agar bisa mewujudkan keinginan sepasang suami-istri ini. Ia terlibat semua ini.
"Kau mau menolongku kan Jae Joong ssi?" tanya Jin Young dengan nada rapuh yang terdengar sangat memprihatinkan. Jujur saja Jae Joong jadi tak tega, tapi dia harus bagaimana, kalau boleh jujur, sekarang Jae Joong malah ragu. Ia tak siap untuk berhadapan langsung dengan pria itu. Why?
"Hhh~" Jae Joong mendesah dengan gelisah, beberapa kali ia berjalan-jalan kecil mengelilingi kamar tempatnya menginap saat ini.
Meskipun semua rencana sudah tersusun dengan rapih tapi tetap saja Jae Joong merasa tak yakin. Apalagi jika harus berhadapan langsung dengan Jung Yunho. Oh My God!
Kenapa ia harus begini gugup? Padahal nanti ia akan di kenalkan sebagai sepupu Jin Young dan segala macam bentuk rencana yang sudah tersusun akan mereka jalani sedikit demi sedikit dan secara perlahan-lahan. Bukan sekarang.
Well, di bawa santai saja.
Santai? Masih bisa-bisanya kau membicarakan kata santai? Oh itu tidak mungkin, masalahnya sekarang Jae Joong harus berhadapan dengan seorang Jung Yunho, Jung Yunho lho!
Pria yang -err- pernah ia goda.
"Ampun Tuhan~ku..." lirih Jae Joong sambil membuang tubuhnya ke kasur.
Kasur lembut yang menyambut tubuhnya membuat dirinya merasa nyaman, berharap agar ia bisa menjernihkan pikirannya sejenak tapi yang ada malah bayangan tentang pertemuan mereka beberapa bulan yang lalu mulai memutar dengan jelas layaknya sebuah rol film.
~oo000oo~
"Tumben sekali malam ini bar kita terlihat penuh dan ramai!" gumam Junsu sambil berdiri di samping Jae Joong dan Yoochun. Ia memperhatikan setiap sudut bar dengan sangat teliti, benar saja, di setiap sudut terisi oleh sekumpulan muda-mudi. Ini benar-benar berbeda dari biasanya.
"Bagaimana gak ramai kalau yang datang ke sini adalah para petinggi-petingi Victory Enterprises beserta beberapa pemuja-pemuja orang Victory Enterprises, aku tak mengerti kenapa banyak sekali orang yang mengidolakan staf-staf tertinggi Enterprises, memangnya mereka artis?" jawab Yoochun sambil mengalihkan matanya ke depan, bermaksud untuk menunjukkan kebenarannya. Di akhir kalimat ia menambahinya lagi dengan kalimat pertanyaan yang terdengar seperti mengeluh dan keberatan.
"AP-P-UA?" teriak Jae Joong sambil menyemburkan minumannya. "Orang-orang Victory Enterprises? Berarti orang itu... orang itu... Jung Yunho, ia juga ada di sini? Benarkah?" tanya Jae Joong seperti mengorek sesuatu. Ia terlihat sangat bersemangat.
"Ya, tepat sekali! Dan itu orangnya!" tunjuk Junsu. Jae Joong mengikuti kemana arah tangan Junsu.
"Hei jangan bilang kalau kau juga salah satu dari para pecinta orang-orang berdasi itu" protes Yoochun seperti mencela.
"OH MY GOD!" teriak Jae Joong tak peduli dengan pertanyaan Yoochun ia meletakkan gelasnya dengan tergesa-gesa sambil membenarkan penampilannya. "Kalian tau, orang itu tipe-ku banget, kalau saja semua pelanggan di sini sekeren dia sih aku mau menemani mereka semalaman penuh!"
"Eh, Jae Joong hyung!" tegur Junsu sambil menarik kerah baju Jae Joong. "Sembarang aja kalau ngomong, memangnya itu lucu eoh..."
"Eh memangnya aku salah ya?" tanya Jae Joong penasaran dan terlihat bodoh sendiri.
"Pokoknya hyung gak cocok kerja seperti itu~ lagi pula, kau itu memang tak bisa melakukan hal aneh-aneh seperti yang kau bayangkan itu, memangnya kau mau membuat nenekmu mati mendadak? Kau mau membuat Changmin-"
"Oke cukup Junsu! Hentikan ocehan mu, aku tak akan melakukan itu jadi berhenti mengeluh, tapi kalau bersama Jung Yunho sih sepertinya aku takkan keberatan, sebenarnya aku cukup penasaran lho, bagaimana ya rasanya bercinta dengan dia? Uwah~ pasti keren sekali!" gumam Jae Joong sambil menggigit bibirnya.
"Dan jika itu benar-benar terjadi aku pasti akan mati di tangan Changmin, kau tau adikmu itu terlalu kejam!" Yoochun menimpali "Ah sudahlah, aku tak ingin berurusan dengan Shim Changmin! Mengetahui kau bekerja di sini saja dia sudah marah, apalagi kalau kau sampai bekerja seperti itu, aku yakin 100% dia akan membunuhku!"
"Lalu bagaimana dengan kau dan Junsu?"
"Kami berbeda denganmu, kami orang yang bebas dan tidak sepertimu!..." sambung Junsu gerah sendiri.
"Okelah terserah dia saja" timpal Yoochun semakin gemas dengan sikap keras kepalanya Jae Joong.
Jae Joong memutarkan kedua bola matanya sambil tertawa, merasa puas sendiri karna berhasil membuat kedua sahabatnya jengah setengah mati.
"Aku takkan melakukan itu, tapi kalian tak bisa melarangku untuk yang satu ini, Jung Yunho... ia harus ku dapatkan!" seru Jae Joong sambil berjalan ke depan, meninggalkan Junsu dan Yoochun dalam kebingungan.
"Hei, kau yang benar saja, dia sudah menikah!" teriak Yoochun sambil menghalangi langkah Jae Joong.
"Memangnya aku peduli?" tantang Jae Joong.
Yoochun membelalakkan matanya.
"Kau serius menyukai dia?" tanya Yoochun dengan nada berbisiknya.
"Jadi kau pikir aku sedang bermain-main"
"Oh come on, dia itu straight!" lanjut Junsu dari belakang.
Jae Joong memutarkan tubuhnya dan menatap Junsu dengan tatapan tajamnya.
"Kalian kenapa tidak mendukungku saja sih? Kalau aku sampai kencan dengannya, aku pasti akan keluar dari tempat ini, sesuai seperti apa yang kalian inginkan bukan?, lagipula kalian juga bisa mencicipi sedikit hartanya dan kalian juga mungkin bisa keluar dari tempat ini"
Junsu dan Yoochun saling memandang dengan tatapan tanpa ekspresi.
"Kau terlalu bermimpi~" ejek Junsu dan Yoochun kompak.
"Terserah, tapi aku akan mencoba peruntunganku" jawab Jae Joong acuh tak acuh. Dia pergi dari hadapan kedua sahabatnya dengan sangat percaya diri.
"Pria itu sudah menikah!" Junsu kembali mengingatkan.
"Aku mau jadi yang kedua" jawab Jae Joong tak mau kalah.
"Well, kalau itu memang mau mu good luck!" gumam Yoochun akhirnya. Mengalah memang pilihan terakhir yang tepat. Jae Joong terlalu keras kepala.
Ia dan Junsu saling bertatapan kemudian menggeleng tanpa ekspresi setelahnya. Jae Joong sama sekali tak peduli. Ia tetap melangkah maju dengan serentetan rencana yang baru saja tersusun dengan rapih dan memenuhi otak liciknya.
~oo000oo~
"AWW~ PANAS!" teriak Yunho sambil berdiri dan segera mengasingkan dirinya dari rekan-rekannya. Ia meringis perlahan sambil mencoba untuk membersihkan celananya yang terkena tumpahan minuman panas yang ia sendiri tak tahu itu minuman sejenis apa.
Sial sekali kenapa harus terkena di tempat yang paling pribadi sih?
Yunho menggerutu di dalam hati dengan kesal. Mengutuki pelayan ceroboh yang membuat dirinya harus menderita seperti ini.
Heh pelayan ceroboh? Maaf sekali tuduhannya sama sekali tak tepat. Tak tahukan ia bahwa ada seseorang yang sangat berpotensi ingin mendapatkannya dan menyusun rencana licik untuk memulai aksinya.
"Maaf aku sama sekali tak sengaja" gumam Jae Joong sambil membungkukkan tubuhnya. Sejak tadi ia terus mengikuti langkah pria tampan ini. Dan sekarang mereka berdua sudah berada di toilet. Jae Joong berdiri tepat di samping Yunho.
Apa? Tak sengaja dia bilang? Hei, padahal jelas-jelas semua ini adalah rencana liciknya untuk mengumpan pria ini dan...
Yes! Rencanaku berhasil!
Di dalam hati Jae Joong terus-terusan meneriakkan kata itu, sungguh ia sama sekali tak percaya kalau timingnya akan tepat dan tak salah, pria itu memang menjauh dari tempat berkumpul rekan-rekannya.
Kesempatan memang takkan pernah menjauh dari dirinya.
"Ah sudahlah aku tak apa-apa, tapi lain kali kau harus lebih berhati-hati lagi" jawab Yunho dingin.
Jae Joong melebarkan matanya. Hei baik sekali pria ini, dia tidak marah ataupun menuntut? Padahal tumpahan tadi terkena pada bagian yang sangat pribadi lho!
"PIK!" antena hijau seperti menyembul dari kepala Jae Joong. Hei, ada kesempatan lho! Ada kesempatan! Gak ada salahnya juga lho mendekati pria baik seperti ini. Pikir Jae Joong. Ia semakin merasa kalau kesempatan memang selalu ada dan akan memihak pada dirinya.
Dan tertawa penuh misteripun tersungging di bibirnya.
"Tapi tuan aku jadi merasa tak enak padamu, aku sangat-sangat meminta maaf" ia mulai berpikir keras dan mencari cara yang tepat untuk memulai percakapan mereka, karna di lihat dari segimanapun pria yang sudah menjadi incarannya ini ingin sekali mengakhiri percakapan mereka dan segera berlalu dari hadapan Jae Joong.
Enak sekali, Jae Joong takkan mungkin membiarkan semua itu terjadi, untuk mengumpan pria ini agar mau keluar dari kumpulan tadi saja Jae Joong harus memberikan service paling kurang ajar yang ia tahu itu sangat menyiksa.
Jae Joong jadi berpikir keras dan menoleh kebagian bawah tubuh Yunho. Seolah-olah berkata seperti ini. 'Uhh~ itu pasti sangat menyakitkan dan mungkin saja ada sedikit lecet di sana, air panas sih yang aku gunakan, oh aku sangat menyesal, sebagai permohonan maaf ku maka biarkan aku mengobatinya'
Jae Joong menghentikan pembicaraan tak berdasarnya di dalam hati dengan wajah yang -err- sudah memerah.
Ya Tuhan kalau ia di beri kesempatan untuk mengobatinya berarti ia bisa melihatnya. Eh? Benarkah ia bisa melihatnya dan menyentuhnya? Kyaaa~ feel good. Jae Joong menjerit-jerit di dalam hati merasa senang sekali. Ya Tuhan, otaknya... otaknya mulai tak beres? Duwh kok bisa-bisanya sih ia berpikir mesum dan kotor seperti ini. Oh tolong!
"Sudahlah, aku tak mau memperpanjang masalah ini, lebih baik kau kembali bekerja saja" jawab Yunho dengan nada sabarnya. Entah benar-benar sabar atau memang tengah berjuang keras melewati batas-batas masa kesabarannya.
Jae Joong mengangkat wajahnya untuk yang kesekian kalinya. Pria ini benar-benar dingin. Ah membuat frustasi saja. Jadi semua impian nakalnya itu tak bisa terwujud? Yang benar saja, ia bahkan sudah berpikir yang tidak-tidak dan pada kenyataannya pria ini ingin sekali menghindar darinya.
Jae Joong mendengus sebal di dalam hati. Kalau sudah begini rasanya ingin sekali ia menarik paksa celana pria tampan ini kemudian mengobatinya dan -err- ia mulai berpikiran kotor lagi. Duwh parah! Parah! Parah!
"Tapi-"
"SUDAH KU BILANG TAK APA-APA, KAU TULI?"
"PIK!" antena merah menyala menyembul dengan cepat dari kepala Jae Joong. Yunho membentaknya. Wah benar-benar di luar dugaan.
Dengan tatapan tak percaya Jae Joong langsung mendongakkan kepalanya, menatap langsung ke arah Yunho tepat di wajah tampannya.
"Kau marah padaku?" tanya Jae Joong pelan.
"JELAS SAJA! KAU PIKIR ORANG MANA YANG TAKKAN MARAH KALAU... KALAU... " Yunho menghentikan kalimatnya dan menghela nafas kesal.
"Aku kan sudah bilang kalau aku minta maaf" alasan, kalimat alasan mulai terlontar lagi dari bibir Jae Joong. Beginilah. Ia akan mencari cara untuk berbelit hihi.
"Oke, sekarang apa yang kau inginkan? Aku tahu kau hanya sedang mencoba untuk mencari perhatianku, sejak tadi aku mendapati kau sedang memperhatikan diriku, dan kurasa kau dan kedua temanmu itu memang sedang menyusun rencana agar kau bisa mendekatiku... dan masalah yang baru saja terjadi adalah satu dari rencanamu, oke aku hargai kau pintar berakting dan ku akui itu... tapi maaf sekali Kim Jae Joong ssi, aku tak tertarik!" jawab Yunho panjang lebar dan tanpa di duga pria ini ternyata bisa membaca gerak-geriknya. Dan semuanya memang tepat mengenai sasaran. Jae Joong tak bisa mengelak. Itu benar. Jadi pria ini sudah bisa membacanya? Ya Tuhan, jadi sekarang rencananya bagaimana? Jelas-jelas ia sudah di tolak dengan cara yang paling tepat dan cepat. Tapi bukan namanya Kim Jae Joong kalau sampai ia menghentikan semuanya sampai di sini.
Baiklah ia mulai menguras otak lagi.
"Hei, kau mengetahui namaku? Oh Tuhan~ selain tampan dan menarik, pria ini ternyata juga baik hati" seru Jae Joong sambil tersenyum. "Kau tau, selain baik kau juga bisa membaca pikiranku dengan benar.. kau juga tahu kalau aku mengincarmu? Oh tepat sekali!" seru Jae Joong di ikuti oleh tepukan tangan di akhir kalimatnya. Ia mulai menunjukkan sikap tertariknya secara terang-terangan, tidak ingin berkelit lagi.
Yunho menggedikkan tubuhnya merasa bosan sendiri.
"Kau membuang waktuku saja Kim Jae Joong ssi" gumam Yunho sambil menunjukkan tag name yang tertempel di baju Jae Joong. Mengisyaratkan bahwa ia mengetahui nama pria ini dari tag namenya. Oh poor Kim Jae Joong "Aku sudah menikah!" lanjut Yunho sambil melangkah dari hadapan Jae Joong.
Jae Joong memutarkan kedua bola matanya. Siapa yang memintanya untuk mengatakan apakah ia sudah menikah atau ia seorang duda atau ia seorang ayah beranak banyak atau -err- Jae Joong sama sekali tak peduli. Yang ia tahu, ia menginginkan pria ini. Masa bodo dengan istri atau anak-anaknya.
"Aku sudah menikah dan kau bisa merebutku kalau kau mau~" gumam Jae Joong sambil berjalan secara perlahan di belakang Yunho. Seperti tak pernah kehabisan ide Jae Joong masih saja menimpali kata-kata Yunho dengan mulai mengulangi kata Yunho dan menambahinya dengan kata-kata pilihannya di akhir kalimat.
Yunho mendengus kesal sambil membalikkan tubuhnya.
"Aku tak memintanya untuk menjelaskan padaku kalau ia sudah menikah, hmm... jelas sekali kalau dia memang sengaja mengatakan itu padaku agar aku mau menjadi selingkuhannya" lanjut Jae Joong dengan nada menggodanya. Ia tertawa licik dengan bangganya. "Padahal kalau dia memang mau sih tinggal berbicara dengan jujur saja, misalnya seperti ini 'Kim Jae Joong ssi... maukah kau menjadi kekasihku' atau boleh juga 'maukah kau menjadi istri kedua ku?' -err- istri hehe salah maksudnya pria-
Yunho yang sudah tak bisa menahan kesabarannya segera menarik kerah baju Jae Joong.
"Kau pikir aku pria murahan yang bisa dengan mudahnya terkena rayuanmu? Hei... aku baru tau kalau ada pria yang sangat menyedihkan seperti dirimu, dasar MURAHAN DAN MENJIJIKKAN!" maki Yunho tepat di wajah Jae Joong.
Jae Joong menghentikan kegiatan menggodanya dan berusaha untuk memasang tampang serius di wajahnya. Pria di hadapannya benar-benar marah lho! Wah benar-benar straighter sejati!
"KU INGATKAN KAU SATU HAL! SEBAIKNYA KAU CEPAT MENCARI PEKERJAAN YANG BARU KARNA AKU PASTI AKAN MEMINTA ATASANMU UNTUK MEMECATMU!" ancam Yunho sambil berbalik. Meninggalkan Jae Joong.
"Yang benar saja? Memecatku? Eh? Maksudnya ia serius mau memecatku sedangkan aku adalah BOSS-nya" jawab Jae Joong sengaja meninggikan suaranya.
Berhasil. Yunho menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Jae Joong lagi.
"KALAU BEGITU HARI INI ADALAH HARI TERAKHIRKU UNTUK BERKUNJUNG KE TEMPAT LAKNAT INI!" jawab Yunho mendesis.
Jae Joong melebarkan matanya. Hei dia percaya! Padahal, ia hanya berbohong, berbohong. Kalimat akal-akalannya dianggap serius oleh seorang Jung Yunho. Atau karna amarahnya sudah tak bisa terbendung lagi hingga membuat pria itu mempercayai semua kata-katanya dan segera menjauh dari hadapannya agar tak terlibat sebuah percakapan lagi. Ah sebesar itukah rasa bencinya. Jae Joong di lemma berat.
"Benar-benar susah ya kalau mempunyai KEKASIH yang bertemperamen tinggi seperti itu" keluh Jae Joong dengan nada yang di buat sesendu mungkin saat ada beberapa pria yang masuk ke dalam toilet.
Yunho yang sepertinya masih mendengar celotehan Jae Joong menoleh ke belakang dengan tatapan yang mematikan.
KEKASIH DIA BILANG?
Jae Joong tersenyum manis sambil melambaikan tangannya. Sengaja menunjukkan tampang penuh cinta karna ada beberapa orang yang sepertinya memperhatikan mereka dan menyimak setiap kata-katanya. Well, tak ada salahnya berakting mendramatisir seperti ini.
"KAU TAHU, MESKIPUN KAU BERISTRI AKU TETAP MENYAYANGIMU, TELPON AKU YA DARLING KALAU KAU SUDAH TAK MARAH PADAKU LAGI" teriak Jae Joong pada sosok Yunho yang berdiri mematung dengan tatapan frustasi. Oh God please!
Hebat sekali pria ini berakting. Apa maksudnya? Apa dia ingin semua orang tahu kalau mereka adalah sepasang kekasih? Yang benar saja! Mereka bahkan tak saling mengenal!
Masih dengan senyuman manisnya Jae Joong menghentakkan kakinya. Memandangi punggung Yunho yang sudah menghilang entah kemana.
"Dingin sekali dia, tapi manis sih~" gumam Jae Joong sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok. Ia mengacak rambutnya dengan frustasi.
"Tenang saja, kekasihmu itu takkan lama-lama marah padamu... mungkin sekarang dia marah padamu karna istrinya di rumah sedang tak baik padanya" suara asing yang datang dari sebelah Jae Joong kontan membuat Jae Joong membuka matanya. Ia menolehkan wajahnya untuk menatap siapa orang yang tengah mengajaknya berbicara itu.
Jika saja Jae Joong berani, rasanya ia ingin tertawa terbahak-bahak. Kekasih dia bilang? Jadi pria ini menganggap semua kata-katanya tadi serius?
"Ya walaupun aku tak mendengar semuanya dari awal karna aku datang di detik-detik terakhir saat ia akan pergi tapi aku yakin pria-mu itu sangat menyayangimu, itu terlihat dari bagaimana cara ia menahan amarah. Ia ingin marah tapi tak bisa karna orang itu kamu. Orang yang mungkin sangat dan sangat ia sayangi"
Jae Joong menanggapi perkataan pria itu dengan senyuman bodohnya. Ya Tuhan~ bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Yang benar saja. Apa mungkin aktingnya cukup meyakinkan?
Tapi Jae Joong merasa sedikit terhibur karna masih ada orang yang mau menilai dirinya adalah kekasih seorang Jung Yunho.
"Dia terlalu tampan dan keras kepala, aku tak tahu kenapa ia bisa begitu mencintai istrinya, apa aku kurang tampan dan menarik" keluh Jae Joong pada pria asing tersebut. Memulai pembicaraan aneh yang sepertinya tak penting.
"Bukan kau tidak tampan!, kau hanya perlu untuk meyakinkan dia saja. Buat ia hanya mau menatapmu saja dan yakinkan ia bahwa kau akan selalu ada untuknya. Menurutku rumah tangganya sama sekali tak bahagia. Kau bisa menggunakan itu untuk mengambil alih. Jadilah seseorang yang selalu siap di saat ia membutuhkanmu... kelak, ia hanya akan menatapmu saja. Hwaiting!" pria asing itu banyak memberikan masukan yang sama sekali tak ada sangkut pautnya pada kehidupan realnya. Ia tak pernah benar-benar tau tentang kehidupan Yunho. Ia tak pernah ada di dalam kehidupan Yunho. Ia tak pernah menjadi seseorang yang sangat spesial bagi Yunho. Ia tak mengenal Yunho. Ia sebenarnya tak mengetahui semua hal tentang Yunho...
Lalu bagaimana mungkin mereka bisa bersatu, bagaimana mungkin Yunho hanya mau menatapnya? Bagaimana caranya agar ia bisa menjadi bagian dari kehidupan Yunho? Bagaimana? Sepertinya tak mungkin.
Awalnya ia hanya menyukai pria itu, awalnya ia hanya mengagumi pria itu, tapi setelah pertengkaran tak berdasar tadi ia mulai mencintai pria itu. Pria dingin yang entah kenapa rasanya benar-benar ingin ia miliki.
Oh dia Jung Yunho.
Pria yang sepertinya akan ia korek kehidupannya mulai sekarang.
Cinta memang bodoh!
Tuhan tolong hentikan aku kalau langkahku ini salah.
Jangan biarkan cinta membutakan mataku jika ia memang bukan untukku.
Tuhan aku ingin memastikan bahwa Jung Yunho adalah benar-benar milikku
Aku ingin memastikan bahwa satu-satunya orang di dunia ini yang harus aku perhatikan adalah dirinya.
Jung Yunho.
Tuhan. Bisakah kau bersitkan sedikit saja perasaan cinta di dalam hatinya untukku?
~oo000oo~
Tok. Tok. Tok
"Jae Joong ssi..." ketukan di sertai panggilan dan pintu kamar Jae Joong yang di buka dengan perlahan cukup menghentikan Jae Joong dari pikiran resahnya. "Ah~ kau sedang istirahat rupanya. Mian sudah mengganggumu!" Jin Young yang baru saja akan melangkah masuk segera mengurungkan niatnya.
"Gwaenchana Jin Young ssi- masuklah" Jae Joong bangun dari posisi berbaringnya dan mempersilahkan Jin Young untuk duduk di tepi ranjangnya.
"Maaf sudah mengganggumu. Sebelumnya aku benar-benar ingin mengucapkan banyak-banyak kata terima kasih padamu karna kau mau membantuku. Jika tak bertemu denganmu waktu itu aku tak tahu harus bagaimana" desah Jin Young sambil menyentuh tangan Jae Joong. "Tanganmu dingin sekali Jae Joong ssi" Jin Young yang sepertinya mulai menyadari raut panik Jae Joong sedikitnya mulai merasa tegang juga. Ia menatap sekilas ke arah pemuda tampan itu lagi.
"Aku hanya sedikit merasa shock Jin Young ssi!, aku takut suamimu..."
"Dia pria yang baik, lagi pula bertingkah biasa-biasa saja di depannya, anggaplah kalau ia juga kakak laki-lakimu, hmm mulai sekarang belajarlah memanggilku dengan kata nuuna, biar dia takkan curiga!" jawab Jin Young sambil memukul pundak Jae Joong. Seperti ikut memberikan kekuatan. Jae Joong mengangguk saja tak tahu harus berkata apalagi. Namun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia takut sekali. Jin Young tak pernah tau tentang prihal pertemuan ini. Owh otteokhe?
Jin Young berdiri sambil melangkah kecil mengelilingi seluruh kamar Jae Joong.
"Kau menyukai kamar ini?" tanya Jin Young sambil menatap ke arah Jae Joong dengan tatapan penuh harapnya. Berharap agar Jae Joong memang menyukai kamarnya yang sekarang ini!
"Yea, aku sangat menyukainya! Ini malah terlihat jauh lebih baik di bandung kamarku yang di rumah. Jin Young ssi... kau tak perlu terlalu mengistimewakanku, bagaimanapun juga aku hanya orang asing..."
"Jae Joong ssi.." tegur Jin Young sambil menggelengkan kepalanya. Memberi isyarat pada Jae Joong bahwa ia benar-benar tak suka dengan kata-kata Jae Joong yang baru saja di lontarkan Jae Joong.
Jae Joong menghela nafas beratnya sambil memegang kepalanya seperti tengah memikirkan sesuatu hal yang sepertinya cukup mengganggu pikirannya.
"Apa kau masih ragu Jae Joong ssi?" tanya Jin Young dengan raut wajah yang berubah sendu.
Ia berjalan ke hadapan Jae Joong lalu tanpa permisi sebelumnya ia mendekap pria tampan itu. "Aku banyak berharap padamu... please, jangan patahkan hatiku. Kau adalah satu-satunya orang yang ku percaya dan entah kenapa hanya kau juga yang sudah membuatku yakin dan ingin membagi suamiku untukmu juga, kau boleh menganggapku sebagai wanita yang paling bodoh, murahan, menjijikkan atau apapun itu karna mau membagi~"
"Tidak! Bukan begitu maksudku, aku justru sedang berpikir bagaiman jika suamimu membenciku dan tak menyukaiku? Aku... aku takut!"
"Dia mungkin akan menyukaimu juga, tenanglah kita akan memikirkan bagaimana caranya itu nanti, yang penting sekarang kau bisa mencuri perhatiannya. Oh iya kau harus bisa menyesuaikan diri di sini. Kau juga harus bertingkah layaknya kau memang sepupuku yang sesungguhnya! Kau mengerti maksudku Jae Joong ssi~"
Jae Joong hanya bisa kembali mengangguk saja.
Jin Young tak pernah tau bagaimana berkecamuknya perasaan Jae Joong di dalam hati.
Bagaimana perasaan tak karuannya karna ternyata ia masih bisa di pertemukan lagi dengan pria itu? Pria yang pernah ia goda. Pria yang mungkin saja sangat membencinya. Pria yang sangat ingin ia lupakan tapi tak bisa. Pria yang tak pernah ia lihat lagi tapi justru bisa mencuri keseluruhan hatinya. Pria yang sepertinya sudah memberikan pengaruh yang berlebihan pada dirinya.
Oh Tuhan. Bagaimana jika suatu saat nanti ia akan semakin mencintai pria itu dan takkan rela membaginya dengan orang lain?.
Ia takut kehilangan kendali.
Pintu cinta seolah-olah sudah berdiri di hadapannya tapi sekarang ia justru merasa ragu.
"Jung Yunho... Han Jin Young..." gumam Jae Joong di dalam hati menyebuti nama kedua orang ini secara bergantian.
Ia ingin menghindari salah seorang di antaranya tapi ia juga harus menolong salah seorang di antaranya!
~ This is a Secret ~
To be Continued...
Ok... sebelumnya aku mau bilang makasih banyak buat semuanya yang sudah menyempatkan diri untuk membaca fict-ku. Sejujurnya, aku bahagia banget ama apresiasi kalian tentang fict-ku...
Mau di lanjut ato cukup hanya sampai di sini itu tergantung dari banyaknya review ya...
Semoga fict ini bisa menghibur ^^
