JEJU AFFAIR - CHAPTER 1.

Author: gachihae.

Genre: Drama, Romance, Crime.

Cast: Park Chanyeol, Oh Sehun, Kim Jongin, Do Kyungsoo, Wu Yifan, Yoon Ahra(OC), all member Red Velvet.

Rated: M.

Warning: boyslove, boy x boy, yaoi, mature content, little criminal content, tidak untuk ditiru, alur kecepetan, typo(s).

Disclaimer: cast punya sment dan keluarganya, cerita punya saya, jika ada kesamaan adegan itu merupakan ketidaksengajaan, saya hanya pinjam nama.

Summary: "Park Chanyeol memanfaatkan Sehun yang merupakan sekretaris Wu Corp untuk menjatuhkan Wu Yifan dan Oh Sehun yang sudah muak dengan semua ini, akankah ia berkhianat? atau memihak?"

.

.

.

.

.

.

.

.

DONT LIKE DONT READ

.

.

.

.

.

.

.

.

DONT COPAS DONT PLAGIAT

.

.

.

.

.

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

.

.

.

.

.

Park Corporation. Terlihat lebih sibuk daripada biasanya, semua orang bekerja seakan besok adalah akhir pekan, jadi mereka tidak harus membawa pekerjaan mereka kerumah. Tapi lain halnya dengan sang presdir, walaupun besok akhir pekan nyatanya ia tetap disibukkan dengan jadwal penerbangan ke Jeju untuk membuka saham baru dan bekerja sama dengan sebuah perusahaan dengan lapangan kerja sejenis yang berada dipulau Jeju tersebut.

Park Corp. adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan dan pariwisata, mereka menyediakan hotel dibeberapa lokasi strategis yang bisa dijadikan sebagai destinasi liburan dengan penyewaan seorang tour guide yang bisa digunakan dalam rangkaian paket pemesanannya. Tujuan utamanya adalah memudahkan pelanggan dan mewujudkan kenyamanannya.

"Jongin kau sudah siapkan berkas untuk besok?" ujar Chanyeol -presdir Park Corp kepada sekretaris sekaligus sahabatnya itu, ia masih mengotak-atik laptop dihadapannya mengecek materi presentasi mereka apakah masih kurang atau sudah cukup.

"Semua sudah beres dan asal kau tahu kita tidak akan menginap dihotel, tapi kita akan menyewa villa untuk bermalam. Seperti yang sudah aku cari tahu, Wu Yifan dan sekretarisnya itu akan mengadakan rapat di Cafe Vegas yang lokasinya dekat dengan villa keluarga Kyungsoo, jadi kurasa itu akan memudahkan kita." ujar Jongin menjelaskan apa saja yang sudah ia siapkan untuk keberangkatan dan kelangsungan kerja presdirnya nanti disana, ia berjalan kearah meja Chanyeol dan meletakkan berkas yang tadi diminta Chanyeol disana.

Villa keluarga Do itu adalah villa calon mertuanya Jongin, iya dia memiliki hubungan dengan anak pertama keluarga Do yaitu Do Kyungsoo. Kyungsoo sendiri pun pernah berada di Seoul karena ia harus melanjutkan kuliahnya yang tinggal semester akhir, tapi dua bulan lalu ia baru saja lulus dan kembali ke Jeju untuk membantu orangtuanya mengurus villa tersebut.

"Kau memang yang terbaik, aku tak salah memilihmu." ujar Chanyeol mengambil berkas yang diserahkan Jongin tadi. Ia baru saja selesai mengedit ulang materi presentasi mereka.

Jongin menarik kursi dan duduk dihadapan meja Chanyeol, sedangkan Chanyeol sedang membaca dan melihat kembali presentasinya agar tidak ada data yang berbeda atau salah tulis. Tiba-tiba Jongin bersuara mengajukan pertanyaannya.

"Istrimu bagaimana? Dia tidak tahu rencanamu kan?" tanya Jongin masih memperhatikan Chanyeol.

"Kau tahu, aku bahkan menikah dengannya karena perjodohan. Dia juga sedang dekat dengan seorang aktor, aku dengannya sudah membuat perjanjian agar tidak mencampuri urusan satu sama lain, jadi kau tenang saja." ujar Chanyeol seraya menutup berkasnya dan mematikan laptopnya, ya dia memang sudah menikah dengan seorang model bernama Yoon Ahra. Tetapi atas dasar perjodohan orangtua, keduanya tidak ada yang mencintai satu sama lain, kenapa?

Pertama Yoon Ahra itu tidak suka lelaki yang terlalu pekerja keras seperti Chanyeol, kriterianya ada seorang aktor atau sutradara. Kedua lain halnya dengan Chanyeol, mereka bisa bertemu karena kedua orangtua mereka yang bersahabat, tetapi pada dasarnya ayah Chanyeol hanya ingin menutupi keburukan seorang Park Chanyeol didepan media masa agar mereka tidak mengetahui yang sebenarnya.

Chanyeol itu gay, dia tidak suka perempuan karenanya pernikahan ini hanya tameng untuk mengelabui media masa tentang orientasi seorang Park Chanyeol, pasalnya siapa yang tidak mengenalnya? pembisnis yang terkenal sangat sukses, tampan, kaya, tubuhnya atletis, benar-benar menjadi sorotan bahkan ia lebih terlihat seperti model daripada pembisnis. Tapi sayang ia menyukai laki-laki.

Sejujurnya orangtua Chanyeol tidak masalah dengan itu, mereka hanya ingin nama anaknya baik di media masa. Jika suatu saat Chanyeol menemukan lelaki yang ia suka, maka orangtuanya akan merestuinya dengan syarat tidak boleh sampai bocor kemulut media masa.

"Ah aku hampir lupa, ada berkas yang belum kau lihat." ujar Jongin tiba-tiba, ia ingat kalau Chanyeol menyuruhnya untuk menyelidiki orang itu. Jongin beranjak dari kursinya, ia keluar ruangan untuk mengambil berkas yang ada dimeja kerjanya kemudian masuk lagi kedalam ruangan Chanyeol dan menyerahkan berkas itu.

"Ini sesuai pesananmu aku sudah mencari tahu sampai ke detailnya." ujar Jongin memberikan berkas itu dan duduk kembali dihadapan Chanyeol, ia mengambilnya dan membuka berkas yang berisi sebuah biodata seseorang.

Chanyeol membacanya dengan seksama, seketika senyum miring terlihat diwajahnya. Chanyeol mulai membuka lembar kedua yang berisi foto dari orang tersebut.

"Dia itu seperti Aphrodith sialnya. Aku jadi tidak sabar." ujar Chanyeol setelah selesai membaca biodata orang itu, Jongin hanya bisa tertawa melihatnya. Setelah sekian lama akhirnya ada juga yang menarik minat Chanyeol.

"Walaupun Oh Sehun itu good looking sialnya Kyungsoo tetap lebih sempurna dimataku." ujar Jongin mengutarakan pendapatnya. Chanyeol melihat kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sial! Baru kali ini aku melihat ada seorang pria dengan bokong yang menggoda. Kapan kita take off ke Jeju?" ujar Chanyeol jadi menggebu-gebu. Kalau ada penerbangan malam ini ia akan berangkat sekarang juga, sayangnya tiket mereka sudah dipesan.

"Besok pagi jam 8 bung, santailah sedikit." ujar Jongin mengambil kembali berkas itu dan menyimpannya. Ia beranjak dari kursi tersebut dan keluar dari ruangan Chanyeol, ini sudah jam 11 dan ia harus pulang untuk mengistirahatkan dirinya dan mengemas barangnya untuk besok.

"Kurasa harusnya aku tidak usah minta biodatanya kepadamu. Sial." kesal Chanyeol yang langsung membereskan berkas dan laptopnya, mengambil jas yang disampirkan dikursinya membawanya keluar bersamaan dengan Jongin yang juga sudah membereskan barang-barang dimejanya.

Mereka memasuki lift, Jongin menekan tombol disisi pintu lift yang akan membawa mereka langsung kelantai dasar basement dimana mobil mereka terparkir disana. "Jangan lupa aku tidak akan mampir kerumahmu, kita bertemu dibandara." ujar Chanyeol kepada Jongin.

'Ting...'

"Siap boss." ujar Jongin bersamaan dengan pintu lift yang terbuka, mereka berjalan keluar lift menuju mobil masing-masing yang terparkir bersebelahan.

"Jangan mengeluarkannya malam ini. Haha" lanjut Jongin ketika membuka pintu mobilnya dan masuk kedalamnya. Chanyeol yang masih bisa mendengar suaranya, ia hanya bisa mengumpat dalam hati.

Chanyeol membuka pintu mobilnya dan masuk kedalamnya setelah mobil Jongin melewatinya keluar basement lebih dulu. Ia menyalakan mesinnya dan melaju keluar basement, jalanan Seoul cukup lenggang tapi ia hanya melajukan mobilnya dengan kecepatan biasa. Chanyeol memakai earphonenya ketelinga, memedial nomor Pak Jung. salah satu karyawan yang bekerja dirumahnya.

"Halo Pak Jung?" ujar Chanyeol saat panggilan itu tersambung.

"Tolong kemasi barang dan pakaianku, aku akan take off ke Jeju besok pagi untuk seminggu... Ne... Terimakasih." ujar Chanyeol memerintahkan pegawainya. Pak Jung juga termasuk orang kepercayaannya selain Jongin.

Chanyeol makin tersenyum karenanya, ia mulai menekan gasnya lebih kencang agar cepat sampai dirumah dan cepat pula berangkat ke Jeju, tidak sabar tiba disana antara untuk urusan bisnis atau ada hal lain yang lebih penting dari bisnis hanya Chanyeol yang tahu.

.

.

.

.

.

.

.

.

'Kringgg...'

Suara alarm terdengar nyaring disebuah kamar apartemen yang tidak terlalu besar untuk ditempati sendiri tapi terlihat mewah karena pemilikinya menata setiap barang dengan baik dan rapih.

Terlihat seorang namja menggeliat diatas kasurnya, matanya masih terpejam tetapi tangannya berusaha menggapai alarm dimeja nakas samping kasurnya dan mematikannya.

Ia mengusak matanya seperti anak kecil, membuka sepenuhnya mata sipit yang indah itu dan melihat jam dimeja nakasnya menunjukkan pukul 5.30 KST. Ia mendudukan badannya diatas kasur dan merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

"Semangat Sehun~ tinggal satu tahun lagi penderitaanmu akan berakhir." ujar namja itu -Oh Sehun. beranjak turun dari kasurnya dan berjalan kearah kamar mandi.

Ia masuk kedalam kamar mandi, menutup pintunya dan berjalan kearah washtable, menyikat giginya dan mencuci wajahnya dengan facial wash.

"Mari kita lihat apakah ia akan tertarik denganku atau tidak." ujar Sehun seraya membuka kemeja piyamanya dan celana dalamnya, dengan kebiasannya tidur tidak pernah memakai celana. Kurasa itu akan jadi masalah buruk.

Sehun memperhatikan tubuhnya didepan cermin 'kau itu terlalu tampan Sehun, dan terlalu menggoda untuk laki-laki seperti dia' batin Sehun. Ia berjalan membuka pintu kaca yang membatasi area basah dengan area kering. Menutup pintu kaca itu dan berjalan kebawah shower memulai acara mandinya membuat pintu kaca itu jadi terlihat buram karena embun air.

Sehun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya, ia berjalan kearah lemari dan membukanya. Memperhatikan deretan baju yang ada disana.

"Bukannya hari ini dia sampai di Jeju... apakah harus ada sebuah penyambutan? Aku yakin pasti ia akan datang kekantor." gumam Sehun pada dirinya sendiri, pilihannya jatuh pada celana hitam, kemeja putih dan jas darkblue yang terlihat sangat pas dibadannya, entah sengaja ingin menunjukkan lekuk tubuhnya mungkin.

Ia berjalan menuju dapur, hanya untuk makan sepotong roti dan meminum segelas susu stroberi, sekarang jam menunjukkan pukul 6.15 KST. Sehun mengambil kunci mobilnya, keluar apartemen dan menguncinya.

Memasuki lift yang membawanya ke basement, memasuki mobilnya dan melajukannya ketempat dimana dia bekerja yaitu Wu Corp.

.

.

.

.

.

.

.

.

11.15 KST

Chanyeol dan Jongin baru saja selesai mengurus barang-barang mereka yang diturunkan dari pesawat, mereka baru saja tiba di Jeju. Bahkan tidak sedikit gadis yang memperhatikan mereka, lihat saja penampilan mereka sudah seperti seorang idol yang akan mengadakan acara konferensi pers.

Chanyeol menyeret kopernya ketika mobil yang mereka pesan sudah sampai, seorang kurir membantu mereka memasukkan barang-barang mereka kedalam bagasi mobil, Chanyeol hanya mengambil dompet dan ponselnya yang dimasukkan kedalam blazer panjang selutut yang dikenakannya.

"Bagaimana jika kita buat kejutan?" ujar Chanyeol tiba-tiba.

"Maksudmu?" ujar Jongin seraya memasukkan dompet dan ponselnya juga kedalam saku jaket kulitnya, agak tidak mengerti dengan maksud bossnya ini.

"Kita tidak usah ikut mereka membawa barang-barang menuju villa Kyungsoo, aku sudah menyiapkan mobil yang akan kita pakai untuk mengunjungi Wu Corp." ujar Chanyeol menjelaskan maksudnya, seorang kurir menghampiri Chanyeol dan memberikan dua buah kunci mobil kepadanya.

"Apa? Kau mau kita sekarang kesana?" ujar Jongin tak habis pikir, Chanyeol itu mau meruntuhkan Wu Corp atau hanya tertarik dengan mainannya saja? Kenapa harus terburu-buru seperti ini padahal mereka baru saja sampai.

"Kita kesana untuk makan siang, ya sekalian perkenalan dengan Wu Yifan agar menjalin hubungan yang baik dengan kita dan dia tidak akan curiga." ujar Chanyeol lagi seraya melemparkan satu kunci mobil untuk Jongin kearah sang empunya dan berlalu mencari mobil mereka yang sudah diparkir oleh kurirnya.

Jongin menangkap kunci itu dan berjalan mengikuti Chanyeol. "Kau ingin menjalin hubungan yang baik dengan Wu Yifan sebagai alibi sebenarnya kau sudah tidak sabar ingin melihat Oh Sehun kan?" ujar Jongin tepat sasaran.

Chanyeol hanya tersenyum miring melihatnya, ternyata Jongin memang sangat sangat mengenal dirinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kau revisi ulang laporan keuangan tahun lalu dengan yang sekarang, aku harus memasukkan datanya kedalam presentasi kita nanti." ujar Wu Yifan -presdir Wu Corp. menyerahkan berkas keuangan kepada sekretarisnya -Oh Sehun.

"Ne sajangnim." ujar Sehun mengambil berkas itu, membungkukkan badannya dan berlalu keluar ruangan menuju mejanya yang berada disebelah kanan pintu masuk ruangan Yifan, dan meja disebelah kiri diisi oleh resepsionis khusus untuk presdir.

Sehun menaruh berkas itu diatas mejanya, membuka jasnya dan menyampirkannya dikursi tempat duduknya. Ia mendudukkan kursi itu dan memulai pekerjaannya.

"Lebih cepat bekerja agar lebih cepat berakhir." ujar Sehun menyemangati dirinya sendiri.

Tiba-tiba bunyi telepon dimeja resepsionis didepan meja Sehun berbunyi, tetapi Tiffany sedang turun kebawah untuk mengambil berkas dan Sehun berinisiatif untuk mengangkat teleponnya.

"Halo?" ujar Sehun setelah mengangkat telepon tersebut.

"Sehun? Dimana Tiffany kenapa kau yang angkat?" ujar Seulgi, resepsionis lantai utama.

Seseorang yang mendengar nama Sehun disebut oleh Seulgi langsung menoleh kearah resepsionis itu dan menatapnya dengan intens. Jongin hanya bisa memperhatikan reaksi Chanyeol yang seakan sedang taruhan nyawa sekarang.

"Tiffany nunna sedang turun kelantai tiga, presdir menyuruhnya mengambil berkas karena aku sedang menyelesaikan laporan, ada apa?" jelas Sehun dari seberang telepon.

"Beri tahu presdir kalau Tuan Park Chanyeol dan sekretarisnya ada disini untuk bertemu dengannya." ujar Seulgi menyampaikan maksudnya.

"Baiklah akan aku sampaikan. Suruh saja mereka kelantai presdir." ujar Sehun menutup sambungan telepon itu dan berjalan menuju pintu ruang presdir lalu mengetuknya.

'Tok.. Tok.. Tok..'

"Masuk." ujar Yifan mengalihkan pandangan dari laptopnya sejenak. "Ada apa?" lanjut Yifan kembali fokus dengan laptopnya. Sehun memasuki ruangan itu dan membungkukkan sedikit badannya.

"Tuan Park Chanyeol dan sekretarisnya ada dibawah untuk menemui presdir sekarang." ujar Sehun sambil memperhatikan perubahan raut wajah presdirnya.

"Suruh mereka kesini." ujar Yifan masih dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Sehun hanya membungkukkan badannya dan berlalu keluar ruangan, ia jadi penasaran kenapa dengan raut wajah presdirnya itu? Seperti ada yang disembunyikan.

Ketika Sehun baru saja duduk dan memeriksa kembali pekerjaannya, bersamaan dengan itu pintu lift terbuka dan keluarlah Tiffany diikuti Park Chanyeol dan Kim Jongin.

Sehun mengalihkan pandangannya dari layar monitornya hanya ingin melihat sejenak bagaimana rupa seorang Park Chanyeol yang asli.

Chanyeol yang baru saja keluar dari lift sontak mengedarkan pandangannya mencari dimana keberadaan Oh Sehun dan seketika matanya langsung bertemu pandang dengan mata sipit itu.

Baik Sehun maupun Chanyeol keduanya sama-sama merasakan desiran yang berbeda ditubuh mereka, Chanyeol memberikan smirknya sebelum masuk kedalam ruangan Yifan.

Sehun yang melihat itu hanya tersenyum. Ini baru awal dari permainan, masih banyak hal yang akan terjadi dan lebih dari itu. Sialnya kenapa Park Chanyeol harus setampan dan semenggoda itu? 'aku tidak tahan untuk mengerjainya' batin Sehun.

"Lama tidak berjumpa." ujar Yifan menghampiri Chanyeol, menyalami tangannya dan menepuk bahunya.

"Sudah 7 tahun kurasa, dan sekarang kita dipertemukan karena kerjasama ini." ujar Chanyeol mengikuti Yifan yang membawanya duduk dikursi tamu dalam ruangannya, Jongin hanya mengikuti saja kemana permainan Chanyeol sekarang.

Dulu, Chanyeol dan Yifan memang pernah berada dalam suatu keadaan yang sangat dekat, bahkan dulu Chanyeol mengira jika Yifan itu adalah kakaknya, tapi semua berubah semenjak 7 tahun lalu ketika Yifan mulai bekerja sama dengan Tuan Lu dan meninggalkan keluarga Chanyeol tanpa terimakasih sekalipun. Entah apa yang ada diotaknya saat itu, mungkin harta, tahta dan wanita. Tapi bukan cuma keluarga Chanyeol yang dikhianati tetapi Tuan Lu juga merasakan hal yang sama, dan sekarang entah dimana keberadaan Tuan Lu semua orang bahkan media masa tidak ada yang tahu kemana perginya orang itu.

Mereka bertiga duduk melingkar dalam satu meja, Yifan dikursi single sebelah kanan Chanyeol dan Jongin yang duduk dikursi panjang.

"Bukan kah kita rapat baru lusa? Kenapa kau sudah disini? Apa ada hal lain yang ingin kau bicarakan?" tanya Yifan, ia heran dengan kedatangan Chanyeol yang lebih cepat diluar dugaan.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang sekaligus memperbaiki hubungan kita, ya kau tahu? Kita akan bekerja sama dan harus menjalin hubungan yang baik." ujar Chanyeol dengan senyum yang sama sekali tidak terlihat seperti orang jahat.

"Ah, baiklah kalau begitu." Yifan melihat jam tangannya memastikan sekarang sudah pukul 12.30 KST yang sebenarnya jam makan siang masih 30 menit lagi.

"Aku tahu tempat makan yang bagus, dan kurasa lusa juga kita akan rapat disana. Ayo." ujar Yifan menyetujui ajakan Chanyeol tanpa berpikir ada hal lain dibalik ajakan tersebut.

Mereka bertiga beranjak dari kursi diruangan Yifan dan berjalan keluar, Yifan menghampiri Tifanny dan berkata jika ia akan makan siang dan beritahu siapapun yang akan mencarinya nanti jika dia sedang keluar ruangan.

Yifan berjalan menghampiri meja Sehun, sang empunya meja sedang sangat serius dengan laporannya sehingga tidak menyadari keadaan presdirnya itu.

"Oh Sehun." panggil Yifan menyadarkan sekretarisnya itu akan kehadirannya.

Sehun langsung terkesiap, ia terkejut pasalnya ia sedang dalam mode fokus yang sangat sangat fokus. "Ne?" jawab Sehun langsung berdiri dari kursinya.

Wajahnya seperti orang kehilangan pikirannya -polos. Dan itu membuat seseorang gemas melihatnya, tapi ia hanya bisa memasang tampang datarnya. Siapa dia? Kalian pasti tahu orangnya.

"Aku akan makan siang dengan Tuan Park dan sekretarisnya, sebaiknya kau ikut?" ujar Yifan mengajak Sehun untuk ikut dalam acara makan siang mereka, Chanyeol sangat menantikan jawaban Sehun. Bagaimana pun caranya ia harus ikut.

Sehun melihat layar monitornya dengan jam diponselnya bergantian. "Bukannya makan siang masih 30 menit lagi? Dan laporan keuanganku belum selesai sajangnim?" ujar Sehun ragu.

"Rapat kita masih lusa Sehun, kau bisa melanjutkannya nanti. Jadi sekarang ikut aku makan siang dengan Tuan Park." ujar Yifan dengan nada final dan tentu saja Chanyeol akan sangat senang dengan ini.

Saat mendengar Sehun memanggil Yifan dengan sebutan sajangnim membuat Chanyeol semakin gemas dan tidak sabar menantikan nada bicara lembut itu ditujukan untuk dirinya.

Sehun mengambil jasnya dan menaruh ponselnya didalam kantung jasnya, ia tidak mengenakan jas itu ia hanya menentengnya ditangan. Mengatur monitornya dalam mode tidur dan berjalan dibelakang Yifan disebelah Jongin.

Mereka berempat memasuki lift dan Yifan menekan tombol 1 yang membawa mereka ke lantai dasar, ketika lift tersebut sudah berjalan Sehun teringat akan sesuatu.

"Sajangnim?" panggil Sehun kepada Yifan yang berada didepannya, tapi bukan hanya Yifan yang menoleh. Chanyeol juga ikut melirik kearah Sehun.

"Aku lupa membawa kunci mobil." lanjut Sehun seraya menundukkan kepalanya, tidak mungkin juga kan dia numpang dimobilnya Yifan, gak enak lah.

"Kita akan makan di Vegas Sehun, tenang saja kita tidak akan menggunakan mobil." ujar Yifan menyebutkan nama tempat makan mereka nanti, memang benar Cafe Vegas itu ada disebelah kanan perusahaan mereka sehingga hanya perlu berjalan kaki dan menyeberang jalan.

"Ah... ne.." ujar Sehun, dalam hati ia lega tidak harus satu mobil dengan Yifan, dia tidak sudi itu terjadi karena selama perjalanan rapat atau bisnis keluar kota pun Sehun akan selalu menggunakan mobilnya sendiri.

Sekali lagi Chanyeol dibuat gemas oleh tingkah Sehun, menurutnya tadi itu imut sekali. Jika didalam lift ini tidak ada Yifan dan Jongin mungkin sudah habis Sehun ditangannya.

'Ting...'

Pintu lift terbuka, membuat mereka berempat keluar dari sana. Tidak lupa Sehun langsung berjalan menghampiri Seulgi untuk memberitahu bahwa presdir akan keluar untuk makan siang dan jika ada yang mencarinya maka presdir sedang keluar ruangan.

Sehun sedikit berlari menghampiri Yifan yang sudah keluar dari pintu masuk. "Aku sudah memberitahunya." ujar Sehun ketika sampai dibelakang Yifan.

"Kau itu terlalu pekerja keras Sehun, sekali-kali sepertinya aku harus memberimu cuti panjang atau paket liburan keluar negeri." ujar Yifan mengapresiasi kerja Sehun yang memang bisa dibilang dia itu sangat teliti dan cekatan. Hasil kerjanya benar-benar memuaskan.

"Kurasa sepertinya tidak perlu. Hmm aku sedang tidak membutuhkan itu dan cuti akhir tahun sudah cukup untuk berlibur, dan kurasa sudah seharusnya aku seperti itu agar bisa memuaskanmu." ujar Sehun dengan senyumnya, dia memang tidak butuh libur, ia hanya butuh bekerja keras untuk melancarkan rencananya.

Yifan hanya tertawa mendengar ucapan Sehun, lain halnya dengan Chanyeol. Ia sedikit terganggu dengan kalimat 'agar bisa memuaskanmu' kalimat memuaskan yang ada diotak Yifan itu adalah hasil kerja Sehun yang bahkan tidak perlu dicek dua kali sudah pasti itu benar, sedangkan yang diotak Chanyeol adalah memuaskan dalam hal seksual.

Mereka sedang menunggu lampu penyeberang jalan berubah menjadi hijau agar mereka bisa menyeberang, Sehun yang berdiri disebelah Chanyeol merasa kalau dirinya sedang ditatap dengan intens.

'ternyata pemilihan kalimatku ada gunanya juga.' -batin Sehun, ia senang Chanyeol terpancing oleh kalimatnya. Saking seriusnya memperhatikan Sehun, Chanyeol sampai tidak sadar kalau lampu sudah berubah menjadi hijau bahkan Yifan dan Jongin sudah menyeberang setengah jalan.

Sehun yang menyadari itu langsung menarik tangan Chanyeol dan membawanya menyeberang jalan. "Lampunya sudah hijau." ujar Sehun masih menggenggam tangan Chanyeol dengan senyumnya ia pamerkan kearah Chanyeol.

Chanyeol hanya memasang wajah datar, melepaskan tangannya pelan dari genggaman Sehun dan memasukkannya kedalam saku blazernya. "Terimakasih." ujar Chanyeol datar.

Kejadian tadi benar-benar merusak segalanya, merusak detak jantung Chanyeol dan saraf yang bekerja diotaknya, bahkan kelenjar yang dibawah sana pun merespon dengan sangat cepat hanya dengan sentuhan seperti itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

Cafe Vegas. awalnya hanya cafe kecil dipinggir jalan tetapi sekarang sudah berubah menjadi dua tingkat bahkan halaman depan dan belakangnya juga menjadi tempat makan outdoor. Cafe bernuansa Las Vegas dengan banyak lampu tumblr sebagai dekorasi dari cafe tersebut yang akan sangat indah jika malam hari, walaupun bernuansa western tetapi makanan yang disediakan adalah Korean Style, Japanese Style dan Italian Style. Benar-benar cafe yang unik.

Mereka berempat duduk dimeja pojok dekat meja kasir dan jendela, dengan posisi berhadapan Yifan berhadapan dengan Jongin dan Chanyeol berhadapan dengan Sehun. Mereka sedang menunggu pesanan yang akan datang.

"Pantas saja kau betah di Jeju, kalau tahu ternyata tempatnya seperti ini aku juga akan membuat cabang disini." ujar Chanyeol memulai percakapan, ia memperhatikan sekitar dengan semua pemandangan yang menyejukkan mata dan fasilitas yang tak kalah bagus dengan di Seoul membuat Chanyeol ingin merasakan suasana baru.

"Iya kau benar, suasana disini memang bagus. Tapi sebenarnya aku hanya kesini dua bulan sekali dan kebetulan aku sedang berada disini ketika kau mengajak untuk bekerja sama." ujar Yifan membenarkan kalimat Chanyeol sekaligus menjelaskan keadaan yang sebenarnya.

"Kantor pusat Wu Corp sebenarnya ada di China atau Kanada?" tanya Jongin penasaran, mulai terbawa suasana pembicaraan mereka. Chanyeol benar-benar memilih kalimat yang bagus tanpa dicurigai sekalipun.

"Kantor pusatku ada di China, dan aku lebih lama bekerja disana daripada disini." ujar Yifan menjawab pertanyaan Jongin dengan enteng.

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya. "Kau tahu? Sangat susah bagi kami untuk menembus pemasaran di China, makanya aku tidak membuka cabang di China." ujar Chanyeol menjelaskan.

Hanya Sehun yang diam, tapi ia tahu apa maksud Chanyeol yang sebenarnya memancing Yifan dengan pertanyaan sederhana seperti itu yang bahkan Yifan saja tidak merasa Curiga sedikit pun.

Seorang pelayan datang kehadapan mereka mengintrupsi acara perbincangan para pembisnis itu. Sehun yang melihat pelayan itu kesulitan menaruh pesanan mereka diatas meja berinisiatif untuk membantunya sekaligus melancarkan aksi pertamanya.

Sehun berdiri dari kursinya. "Biar ku bantu." ujar Sehun seraya mengambil mangkuk berisi mie udon dan menaruhnya diatas meja, membantu pelayan itu mengerjakan tugasnya.

Sang pelayan hanya bisa berterima kasih kepada Sehun, ketika Sehun hendak menaruh minuman pesanan Chanyeol dihadapan sang empunya tanpa sengaja tangannya bersenggolan dengan tangan pelayan itu membuat Sehun menumpahkan minum itu kecelana Chanyeol.

'Byur...'

"Astaga! Aku tidak sengaja, aku minta maaf Tuan Park." ujar Sehun dengan nada bersalah, pelayan itu juga ikut meminta maaf dan berusaha membantu Chanyeol membersihkan celananya.

Chanyeol bangkit dari kursinya. "Aku tidak apa-apa, kalian tidak perlu minta maaf." ujar Chanyeol seraya menepuk-nepuk celananya agar air kopi itu tidak meresap terlalu dalam.

"Kau, bantu aku membersihkan ini ditoilet." ujar Chanyeol menunjuk Sehun dan celananya secara bergantian. "Dan kau, lebih baik meja ini dibersihkan saja agar tidak mengganggu acara makan." ujar Chanyeol menunjuk pelayan itu dan mejanya bergantian.

Ia berlalu begitu saja, berjalan menuju toilet cafe itu. Sepeninggal Chanyeol sang pelayan membersihkan meja mereka dan menata ulang makanan yang mereka pesan.

"Apa Chanyeol benar-benar tidak akan marah?" tanya Yifan kepada Jongin.

"Tenang saja, ia tidak akan marah hanya dengan hal seperti itu." ujar Jongin meredakan kekhawatiran Yifan, bersamaan dengan itu ponsel Jongin berdering.

"Ah, aku izin keluar sebentar." ujar Jongin beranjak dari kursinya yang mendapat anggukan kepala dari Yifan. Ia berjalan keluar cafe itu untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Yeoboseyo?" ujar Jongin saat panggilan itu tersambung.

"Nini~~ kau sudah tiba di Jeju kenapa tidak langsung menghubungiku? Kenapa hanya kurirnya saja yang sampai divillaku? Apa kau tidak merindukanku? Apa kau sudah bosan denganku? Kenapa tidak langsung menemuiku?" itu suara Kyungsoo dengan rentetan pertanyaannya. Jongin hanya menghela nafas, ia benar-benar lupa untuk memberi kabar kepada kekasihnya itu.

"Sayang, maafkan aku tidak mengabarimu, Chanyeol langsung menyeretku menuju Wu Corp dan sekarang aku terjebak dengan skenario makan siang yang dibuatnya. Aku sangat sangat merindukanmu babysoo~ aku janji sehabis makan siang ini selesai aku akan langsung ke villa mu." ujar Jongin panjang lebar agar kekasih imutnya itu tidak marah dengannya, bisa gawat kalau sampai Jongin tidak dapat jatah mingguan.

"Hngg~ arraseo~ jangan lupa bawakan aku eskrim! Yasudah aku tutup ya, saranghae nini~" ujar Kyungsoo dengan aksen imutnya yang hanya akan keluar jika didepan Jongin. Jika dikehidupan biasa ia akan menjadi satan yang benar-benar jutek dan mengerikan. Jongin juga heran kenapa kekasihnya itu alterego akut.

"Nado baby." ujar Jongin mengakhiri panggilan tersebut dan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jaketnya, kembali masuk kedalam cafe tersebut. Dalam hati ia hanya bisa mengumpat setelah mendengar suara Kyungsoo yang sialnya Jongin ingin cepat-cepat pulang dan menghukum anak itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chanyeol memasuki toilet diikuti Sehun dibelakangnya. Tanpa diduga setelah Sehun masuk Chanyeol malah mengunci pintu tersebut. Sehun yang melihat itu hanya pura-pura tidak tahu, ia memasang tampang bersalahnya.

"Maaf Tuan.. aku benar-benar tidak sengaja." ujar Sehun sambil menunduk dan memainkan jarinya. Chanyeol geram melihat itu, ia hanya memasang tampang datar untuk menutupi kekesalannya.

Chanyeol berjalan kearah Sehun, ia menyalakan keran air dari washtable didepannya. Ia melirik Sehun dari kaca didepannya.

"Tak apa, aku tidak marah denganmu." ujar Chanyeol sambil mencuci tangannya, ia mematikan kerannya dan mengelap tangannya dengan tissue hingga kering.

Diluar dugaan, ia mendekati Sehun dan merangkul pinggulnya, diangkatnya Sehun dan didudukinya diatas washtable. Sehun bisa merasakan dinginnya marmer yang dia duduki. Chanyeol membuka blazer panjangnya, menaruhnya disebelah Sehun.

Terlihat ia mengenakan kemeja putih dengan celana levis warna hitam, kemeja itu benar-benar memperlihatkan dengan jelas bagaimana otot lengan Chanyeol yang terbentuk dengan sempurna.

Sehun memalingkan wajahnya yang sedikit memerah, ia geram melihat itu. Ia mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya, menahan diri agar tidak menggerayangi otot-otot Chanyeol itu dengan jari-jari lentiknya.

Dipegangnya dagu Sehun dan diarahkan wajahnya untuk menatap Chanyeol. Untuk sesaat mereka berdua tenggelam dalam iris kelam masing-masing.

"Sekarang, bersihkan air kopi yang ada dicelanaku dan ku anggap kesalahanmu sudah ditebus." ujar Chanyeol masih menatap Sehun tepat dimatanya. Sehun memajukan bibirnya sedikit bertingkah imut didepan Chanyeol. Ia hanya ingin tahu apa reaksinya.

"Tapi... bagaimana cara ku membersihkannya?" tanya Sehun dengan suara yang sengaja dibuat-buat. Ia menundukkan kepala dan memainkan jarinya.

Chanyeol sudah tidak tahan dengan semua ini, ia menumpukan tangannya pada marmer yang diduduki Sehun disebelah kanan dan kirinya. Memenjara Sehun dengan tangannya, mendekatkan wajahnya dengan wajah Sehun yang masih tertunduk.

Hembusan nafas Chanyeol yang mengenai wajahnya membuat Sehun mendongakkan kepalanya dan menatap Chanyeol. Dalam hati sebenarnya Sehun ingin sekali menarik telinga caplang itu mendekatkan wajah Chanyeol dengan wajahnya dan menciumnya. Tapi sebisa mungkin Sehun menahan itu.

Ia hanya memasang tampang polosnya dengan bibirnya yang masih dimajukan sedikit seperti anak kecil yang sedang merajuk kepada Ibunya ketika tidak diperbolehkan makan permen.

"Kau tidak tahu caranya?" tanya Chanyeol makin mendekatkan wajahnya, bahkan hidung mereka sekarang bersentuhan.

"Hngg~ aku tidak tahu... memang, seperti apa caranya?" tanya Sehun balik, ia menatap mata Chanyeol yang sejujurnya ia bisa merasakan aura berbahaya disekitar sini. Tapi memang dasarnya Sehun suka menggoda jadi ia akan tetap melanjutkan aksinya.

"Seperti ini caranya."

'Chup...'

Chanyeol menempelkan bibirnya diatas bibir Sehun, ia menciumnya. Chanyeol mulai memejamkan matanya dan Sehun hanya bisa membelalakan matanya, ia kaget karena Chanyeol benar-benar menciumnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

yhaaaa wkwkwk lanjut gak nih?

jangan lupa review, favorite, follow dll.

kalo sampe tembus 20 review gua lanjut wkwk /ketawa jahat /digaplok readers.

pokoknya disini bayangin chanyeol sama jongin era monster, terus kalo sehun sama kyungsoo itu era love me right.

makasih yang udah sempetin baca sama review.

CHANHUN SARANGHAJA.

pyong.