Loveina CruelWorld Chap.1

Title : Love in a Cruel World

Author : Putri ChanBaek26

Casts :

- Byun Baekhyun - Park Chanyeol

- And All EXO members

Pairing : ChanBaek

Genre : Shounen-ai! Yaoi! BoyXBoy! Yang gak suka BoyxBoy mending kembali..

Summary : Baekhyun membuat iklan keperjakaannya disalah satu situs xxx karena ia harus membayar uang sekolah secepatnya. Apa jadinya jika ternyata ia menerima penawaran dari namja yang ia cintai sekaligus membenci dirinya? Apa yang akan terjadi?

Happy Reading!

Baekhyun mempercepat langkah kaki nya, ia hampir terlambat ke sekolah hari ini, dalam hati ia menyalahkan dirinya karena bisa – bisanya ia terlambat bangun. Kemudian ia berlari dengan kencang ketika melihat pintu gerbang hampir saja ditutup.

"Tunggu!" Teriaknya berusaha menghentikan gerakan satpam yang akan menutup gerbang.

Deru napasnya terdengar begitu keras setelah berhasil melewati pintu gerbang yang kini tepat berada dibelakangnya.

"Syukur tidak terlambat." Gumamnya sambil menepuk dadanya. Baekhyun pun berjalan dengan santai, terlihat ia masih berusaha mengatur napasnya. Sesampainya dikelas ia malah disoraki oleh teman - temannya.

Kenapa? Baekhyun tidak bertanya seperti itu lagi, karena ia sudah terbiasa diperlakukan tidak wajar. Mungkin karena ia orang miskin, atau ia memang tipe namja yang tidak disukai dan pantas dibully. Baekhyun berdecak kesal saat seseorang melemparkan gumpalan kertas kearahnya. Ia sebenarnya benci dengan situasi seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Sepertinya bully-membully sudah menjadi sebuah tradisi, yang kuat akan membully, dan lemah akan selalu menjadi yang dibully. Ia pun duduk dengan tenang tanpa menghiraukan cibiran dari teman - temannya.

"Selamat pagi seonsaengnim." Ucap murid - murid kelas itu serempak.

"Ya, selamat pagi. Baiklah anak –anak hari ini kalian kedatangan teman baru." Murid - murid terlihat mulai penasaran, penasaran apakah murid baru itu akan tampan atau malah cantik?

"Silahkan masuk, dan perkenalkan dirimu." Kata Seonsaengnim sambil tersenyum ramah.

Seorang namja tampan dengan tinggi diatas rata – rata muncul didepan kelas, rambutnya berwarna hitam, dan ia terlihat sangat keren ketika berdiri didepan kelas, seperti seorang idol. Suara decakan kagum mulai terdengar dari seluruh siswi didalam kelas itu, bahkan beberapa terlihat memperbaiki make up ataupun rambut mereka. Baekhyun termasuk salah satu yang terlihat kagum pada namja tampan itu.

"Selamat pagi, perkenalkan aku Park Chanyeol." Ucap laki - laki itu dengan wajah datar.

Beberapa siswi tampak memekik senang saat mendengar nama dan suara manly namja tampan itu.

"Baik, kau bisa duduk di—"

"Disini saja seonsaengnim!" Kata Baekhyun tiba – tiba keras, beberapa siswa memandang Baekhyun dengan kesal.

"Ya, kau boleh duduk disana." Ucap Seonsaengnim.

Chanyeol berjalan kearah Baekhyun dengan tatapan tajam nya, namun seakan terhipnotis Baekhyun malah menatap namja itu dengan tatapan memuja, ia tidak dapat mengalihkan pandangannya dari tatapan Chanyeol.

"Apa?" Tanya Chanyeol dingin.

Tersadar dari lamunannya Baekhyun langsung menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Hallo! Aku Byun Baekhyun, kau bisa memanggilku Baekhyun." Kata Baekhyun dengan ceria.

"Aku tidak peduli." Ucap Chanyeol sambil menepis tangan Baekhyun.

Baekhyun mempoutkan bibirnya karena kesal. Akan tetapi rasa tertariknya dengan Chanyeol benar – benar kuat, ia bahkan mengamati apa saja hal – hal yang Chanyeol lakukan selama pelajaran berlangsung.

"Kenapa kau terus menatapku?!" Ucap Chanyeol setengah berteriak setelah sadar bahwa Baekhyun terus memperhatikannya, membuat beberapa pasang mata menatap kearah mereka.

"Aku—"

"Byun Baekhyun jangan ganggu teman mu!" Bentak Seonsaengnim.

"Y-ya." Ujar Baekhyun lemah, padahal kan ia masih ingin memandangi Chanyeol lagi. Tanpa dikomando teman - temannya mulai menyorakinya.

"Huuuu..."

"Sudah - sudah! Jangan kekanakan!" Kata Seonsaengnim dengan kesal.

-oOo-

Baekhyun terlihat berjalan tepat dibelakang Chanyeol, sesekali ia tersenyum saat melihat kearah bahu tegap Chanyeol. Membayangkan bagaimana rasanya dipeluk oleh bahu kokoh itu, pasti sangat menyenangkan.

Tiba - tiba Chanyeol berhenti berjalan. Tentu saja Baekhyun yang berjalan tepat dibelakangnya menabrak punggung kokoh itu, wangi tubuh Chanyeol langsung menguar di indra penciumannya.

"Aw~ Sakit!" Kaget Baekhyun sambil mengelus jidatnya yang terbentur punggung Chanyeol.

"Siapa yang menyuruh kau mengikutiku?"

"Tidak ada, itu atas dasar inisiatifku sendiri. " Ucap Baekhyun dengan puppy eyesnya.

"Kau tidak punya kerjaan lain, hah?" Tanya Chanyeol keras. Beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Mereka memang sedang berada dikantin saat ini.

"Ayolah, aku tidak punya teman Yeollie. Kupikir kita bisa berteman." Ucap Baekhyun polos.

"Apa urusanku kalau kau tidak punya teman? Dan lagi, apa - apaan kau memanggil ku Yeollie?" Wajah Chanyeol terlihat memerah menahan emosi.

"Ayolah Chanyeol, tidak masalah kan kalau kita berteman? Kalau Yeollie itu panggilan sayangku padamu."

"APAA?!" Teriak Chanyeol menggema.

"Apa kau sudah gila? Pergi sana!" Usir Chanyeol, namja itu benar – benar berhasil membuatnya kesal.

"Tidak mau!"

"Kau—" Perkataan Chanyeol terputus ketika seseorang memegang tangannya.

"Chanyeol?" Kata seseorang dengan lembut.

Chanyeol membalikkan tubuhnya untuk melihat sosok yang memanggilnya itu, saat itu juga ia langsung terkejut sambil membelalakkan matanya.

"N-Noona?" Ucapnya dengan terbata.

"Ternyata benar kau Chanyeol! Kau sekolah disini ternyata? Aigoo~ Kau tampan dan tinggi sekali." Kata Yeoja itu membuat teman yang berada disampingnya mengangguk membenarkan.

"Ya, ah tidak Ahra noona." Kata Chanyeol sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Ia benar – benar salah tingkah.

"Tampannya!" Bisik teman Ahra ke arahnya.

"Jangan bilang kau suka pada nya Jieun~ah?" Ahra juga ikut berbisik. Teman Ahra yang bernama Jieun itu mengangguk malu - malu.

"Aish! Tidak boleh!" Bisik Ahra agak keras.

"N-Noona?" Ucap Chanyeol yang kebingungan melihat dua orang yeoja dihadapan nya saling berbisik.

"Ah! Ya! Maaf Chanyeol~ah! Mm.. Kalau begitu Noona pergi dulu. Jangan lupa telepon Noona ya?" Kata Ahra berjalan menjauh sambil menarik tangan teman nya. Sesekali ia melihat ke belakang untuk sekedar melambai dan mengedipkan mata dengan genitnya.

Chanyeol tersenyum kikuk saat melihat kedipan menggoda itu.

Selepas kepergian dua Yeoja itu, Baekhyun menatap tidak terima. Ia kemudian beralih kearah Chanyeol.

"Chanyeol lihat aku!" Kata Baekhyun tiba – tiba sambil menangkup wajah Chanyeol.

Kemudian ia mengedipkan matanya berkali - kali.

"Yak! Apa - apaan kau? Menjijikkan sekali!" Bentak Chanyeol seraya berlalu pergi.

Baekhyun menatap kepergian Chanyeol dengan perasaan sedih, walau bagaimanapun ia kan masih punya hati. Diperlakukan dengan kasar sekaligus kata – kata yang menyakitkan juga membuatnya sakit hati.

"Aku benar – benar tidak tau apa yang kurasakan sekarang. Tapi saat pertama kali melihatmu, debaran - debaran didada ini merasakan keanehan. Apakah ini yang dinamakan cinta?" Lirihnya pilu.

-oOo-

"Yeollie!"

"Yeollie!"

"Yeollie!"

Tak terasa sudah 3 bulan Chanyeol berada disekolah itu, selama itu pula Baekhyun terus berusaha mendekatinya. Padahal Chanyeol jelas – jelas selalu bersikap kasar padanya, namun Baekhyun tidak pernah menyerah.

"Yeollie!"

"Diamlah! Kau ingin membuat aku gila? Panggilan mu itu menjijikkan tau!" Teriak Chanyeol tanpa menghiraukan pandangan dari teman sekelasnya.

"Yeollie, tapi itu kan nama mu? Kenapa kau harus jijik? Aku suka kok namamu Yeollie." Kata Baekhyun dengan wajah polosnya.

"Arrgh.. Kau tau? Aku jadi membenci nama ku sendiri karena kau terus menerus memanggil ku seperti itu." Ucap Chanyeol dengan penuh emosi. Ia menatap tajam kearah Baekhyun, membuat nyali namja mungil itu menciut.

"Yeollie—"

"Huu! Dasar pecinta sesama jenis! Tidak tau diri!" Teriak seorang namja sambil menjulurkan lidahnya.

"Huuu!" Kemudian teman - temannya yang lain ikut menyorakinya.

"Apa benar seperti itu?" Tanya Chanyeol dengan datar. Walaupun selama ini ia tau bahwa Baekhyun selalu mendekatinya namun ia tidak tau bahwa namja mungil itu ternyata gay.

"Ya, kau percaya tidak cinta pada pandangan pertama? Aku merasakan itu saat pertama kali melihatmu." Jawab Baekhyun terlalu polos. Ia bahkan tersenyum saat mengatakan itu.

"Cih!" Chanyeol berdecih, ia memandang jijik kearah Baekhyun.

"Mulai sekarang jangan dekat - dekat denganku lagi!" Ancam Chanyeol.

"Tapi kenapa Yeollie? Apakah aku salah karena mencintaimu?"

"Diamlah! Kata - kata mu itu menjijikkan sekali! Sekali lagi aku katakan jangan coba untuk mendekatiku lagi! Lebih baik kau cari namja yang sama menjijikkannya denganmu!"

Baekhyun menunduk setelah mendengar perkataan Chanyeol yang menurutnya sangat kasar itu. Kemudian ia menggeleng lemah.

"Aku tidak menjijikkan Yeollie." Lirihnya sedih..

-oOo-

"Apa kau tau? Ternyata Baekhyun si kaum menjijikkan itu menyukai Chanyeol!" Kata seorang yeoja kepada temannya.

"Yang benar saja ia menyukai namja keren seperti Chanyeol! Benar - benar tidak tahu diri!" Teman yeoja tadi terlihat emosi.

Kemudian kedua yeoja itu kembali meluapkan kekesalan mereka tanpa tau bahwa namja yang sedang mereka ejek sedang berada dibelakang tembok tempat mereka berdiri.

"Hiks.. Apakah aku memang menjijikkan? Tapi aku tidak pernah tau kalau aku menjijikkan." Air mata Baekhyun pun berlomba - lomba untuk lolos dari mata indahnya.

"Kalau aku bisa,aku juga tidak ingin dilahirkan seperti ini.".

-oOo-

"Aku pulang!" Teriak Baekhyun setelah tiba dirumahnya, ia berusaha ceria saat berada didepan Eommanya.

"Anak eomma sudah pulang. Aigoo sini sayang, Eomma sudah memasakkan makanan kesukaan mu."

"Ya Eomma." Kata Baekhyun sembari mengikuti eommanya ke dapur, ia tidak mau repot – repot untuk mengganti pakaiannya karena tidak sabar ingin merasakan masakan Eommanya.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Eomma saat Baekhyun selesai memakan makanannya.

"Seperti biasa, masakan Eomma selalu enak!" Puji Baekhyun sambil mengacungkan jempolnya.

"Syukurlah! Mmm.. Baekhyun~ah, sebenarnya ada yang ingin eomma bicarakan padamu." Kata eomma tiba – tiba terlihat sedikit gugup.

"Ada apa eomma? Kenapa Eomma gugup seperti itu?" Tanya Baekhyun sedikit heran. Jarang – jarang Eommanya bersikap seperti itu.

"Baekhyun~ah, Eomma.." Eomma menggantungkan perkatannya, ia menatap Baekhyun untuk melihat respon anaknya itu.

Baekhyun menaikkan alisnya karena penasaran.

"Eomma kenapa?"

"Eomma.. Eomma tidak sanggup lagi menyekolahkanmu. Bahkan untuk makan saja pun eomma sudah tidak punya duit. Eomma akan pergi ke Busan untuk bekerja disana." Kata Eomma cepat, air mata tampak mengalir dari mata indahnya.

Baekhyun yang mendengar itu hanya bisa membelalakkan matanya karena kaget. Ini terlalu tiba – tiba.

"Tapi kenapa Eomma? Bagaimana dengan pekerjaan Eomma yang disini?"

"Eomma sudah dipecat." Ucap Eomma sambil mengusap airmatanya.

"Eomma.." Air mata Baekhyun pun ikut mengalir. Ia sangat sedih mengingat nasib nya yang demikian menyedihkan. Eomma dan Appanya telah berpisah 5 tahun yang lalu. Semenjak perpisahan itu, kehidupan Baekhyun sedikit demi sedikit menjadi lebih menyedihkan.

"Jangan menangis Baekhyun~ah, Eomma akan berusaha. Tapi kali ini Eomma belum mampu untuk membiayai sekolahmu. Lebih baik kau ikut Eomma ke Busan Baekhyun~ah."

Baekhyun membelalakkan matanya kaget.

"Tidak mau! Aku akan tetap bersekolah, aku yang akan mencari biaya ku sendiri!" Kata Baekhyun keras.

"Tapi Baekhyun~ah—"

"Eomma harus percaya pada ku! Aku pasti bisa membiayai diriku sendiri. Aku akan mencari pekerjaan Eomma."

"Baekhyun~ah—" Eomma tidak dapat membendung air matanya. Eomma hanya bisa menangisi betapa pedihnya hidup yang ia jalani, bahkan anak semata wayangnya harus ikut merasakan kepedihan ini.

"Maafkan eomma yang tidak bisa membahagiakanmu Baekhyun~ah."

"Tidak apa – apa Eomma, ada Eomma disisiku saja aku sudah bahagia." Ucap Baekhyun sambil memeluk eommanya.

"Ya, sayang." Tangis haru pun terdengar diseisi rumah mungil itu.

-oOo-

Baekhyun mematung memandangi komputernya, sudah setengah jam ia berada didepan benda itu. Walaupun sedang berada didepan komputer, tapi pikirannya jauh entah kemana.

"Bagaimana cara agar aku bisa mendapatkan uang dengan cepat? Apa yang harus ku lakukan?" Gumamnya pada dirinya sendiri setelah terdiam berapa lama.

Ia kembali terdiam. Setelah beberapa saat kemudian ia tampak begitu frustasi, dengan gusar ia mengacak - acak rambutnya.

"Kalau aku bekerja,sudah pasti aku akan menerima gajinya 1 bulan kemudian. Tapi aku harus membayar uang sekolah bulan ini." Katanya lagi berbicara pada dirinya sendiri.

"Apa aku harus—"

Tiba - tiba ia terdiam, matanya membesar karena pikirannya barusan. Ia segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak! Aku tidak harus melakukan itu! Tapi—"

Oke, fikirannya menang sekarang. Dengan gelisah ia pun membuka komputernya, tujuan nya hanya satu. Ia pun mengetikkan alamat situs XXX..

"Apa aku harus mencobanya? Tidak-Tidak! Ini tidak benar!" Setelah lama berkutat dengan pemikiran nya, ia pun menetapkan hatinya.

'Baekkie, 18th, masih perjaka. Yang berminat hubungi aku di no ini : 065xxxxx.'

Tulisnya sambil menyertakan foto nya.

Deg~

Jantungnya berdetak tidak beraturan, ia benar - benar takut. Ia pasti akan mengecewakan Eommanya.

"Maaf, maaf Eomma." Tangis nya tertahan.

-oOo-

Drrt~Drrt~

Sudah kesekian kalinya handphone Baekhyun bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia sudah tau pasti siapa yang menghubunginya. Ia pun menggigit bibir bawahnya cemas, raut wajahnya terlihat benar - benar gelisah. Chanyeol yang duduk disampingnya cuma menatap sinis. Namun saat merasa bahwa Chanyeol sedang menatapnya, ia pun memalingkan wajahnya ke arah namja tampan itu. Tapi ia harus menelan kekecewaan karena Chanyeol sedang menatapnya dengan tatapan sinis, tatapan sama yang ia dapatkan sejak pengakuannya beberapa waktu yang lalu. Baekhyun menunduk, ia kembali menggigit bibirnya.

'Yeollie.' Lirihnya dalam hati.

-oOo-

Baekhyun terlihat duduk menyendiri di sudut kelas, pandangannya terfokus ke arah handphone nya. Sesekali ia berdecak kesal.

"Murah sekali, tubuhku seperti tidak berarti. Aku mau yang lebih mahal daripada penawaran si brengsek ini!" Geramnya tertahan.

Ia kemudian menyandarkan kepalanya ke atas meja.

"Ku pikir aku bisa mendapat uang yang lebih banyak, tapi ternyata tidak semudah itu ya." Ucapnya sedih.

-oOo-

"Jadi kau benar - benar tidak mau mencobanya?" Tanya seorang namja berkulit tan yang tampak mabuk sambil meneguk minumannya. Sesekali ia terlihat mengikuti irama musik diruangan itu.

"Yang benar saja, aku tidak akan mau melakukannya." Jawab seorang namja dengan tinggi diatas rata - rata.

"Oh ayo lah! Ini hanya untuk bersenang - senang, kalau kau tidak mau aku akan mencarikan yang lebih baik untukmu." Ucap namja lain yang berkulit susu.

"Tentu saja aku tidak mau, aku tidak suka perempuan! Carikan aku namja yang masih perjaka kalau kau bisa Oh Sehun!" Ujar namja yang tinggi tadi pada namja yang berkulit susu.

"Perjaka? Itu gampang bodoh! Aku saja yang akan mencarikan." Kata namja yang mabuk itu sambil kembali meminum minuman nya. Ia terlihat sangat berantakan.

"Terserah kau saja Kai. Yang jelas kau tidak boleh mengecewakan ku!"

"Yeah! Percayakan pada Kai! Haha." Kata Kai—namja mabuk tadi sembari tertawa keras.

"Menyebalkan sekali kau! Aku tidak akan mau mengantarkanmu pulang." Ucap Sehun namja berkulit susu seraya berlalu dari hadapan kedua temannya.

"Yak! Sehun! Jangan tinggalkan aku!" Teriak Kai berteriak berusaha untuk mengimbangi suara musik diruangan itu. Sehun tetap berjalan tanpa menoleh lagi.

"Umm.. Kau! Antarkan aku pulang, aku janji akan mencarikan namja yang cocok untukmu!" Kata Kai memelas pada namja tinggi yang berada dihadapannya.

"Suruh saja yeoja - yeoja mu itu untuk mengantarkanmu pulang! Bye!" Kata namja itu sembari melangkah pergi.

"Akan ku bongkar rahasiamu Park Chanyeol! Cepat antar aku sekarang!" Ancam Kai yang sudah terjatuh dari kursi.

Namja tinggi yang bernama Chanyeol itu pergi tanpa menoleh. Ia membuat tanda jempol kebawah dengan tangannya.

"Dasar teman tak berguna!" Rutuk Kai. Yeoja - yeoja yang berada disekitarnya pun mulai menjauh karena ketakutan.

-oOo-

"Jadi kau akan tinggal bersama hyung sampai kau bisa menyewa rumah?" Tanya seorang namja berwajah malaikat tidak percaya, dihadapannya berdiri seorang namja mungil dengan tersenyum polos.

"Ya Suho hyung, aku mohon. Aku berjanji akan cepat mencari pekerjaan dan menyewa rumah." Ucap Baekhyun sambil menangkup kedua tangannya didepan dada.

"Dasar bodoh! Bahkan tinggal selama - lamanya dengan hyung pun tidak apa - apa!" Kata Suho sambil menjitak kepala Baekhyun.

"Tidak, aku tidak mau menyusahkan hyung."

"Siapa bilang kau menyusahkan hyung? Hyung malah senang kau berada disini."

"Terima kasih hyung! Hanya hyung yang ku miliki selain Eomma."

"Ya, Hyung juga sudah menganggapmu sebagai adik hyung sendiri." Kata Suho sambil memeluk tubuh mungil Baekhyun.

"Terima kasih hyung." Ucap Baekhyun lagi.

"Ya, Sama – sama."

-oOo-

Chanyeol melemparkan tasnya ke sembarang arah hingga membuat kamarnya yang telah berantakan malah semakin berantakan, benar – benar seperti kapal pecah.

"Jadi kau sudah menemukan namja untukku? Cepat sekali?" Tanya Chanyeol sambil mengganti bajunya.

"Ya! Aku jamin kau menyukai namja itu. Dia imut sekali." Jawab Kai seraya melempar bantal ke arah Chanyeol.

"Yak! Kau ini!"

"Kau tidak sopan bodoh!"

"Haha.. Sejak kapan seorang Kai menyukai tubuh seorang namja?" Ejek Chanyeol sambil cuek mengganti bajunya.

"Dasar bodoh! Tentu saja saat tidak ada lagi yeoja didunia ini." Kata Kai dengan kesal.

Chanyeol tertawa. Kemudian ia merebahkan diri ke tempat tidur.

"Jadi mana foto nya?" Tanya nya sambil menengadahkan tangan.

"Eits.. Kau tidak boleh melihat foto nya, nanti saja saat kalian bertemu."

Chanyeol memutar bola matanya malas.

"Kalau dia jelek bagaimana?"

"Apa kau meragukan penglihatan seorang Kai?"

"Yah! Yah! Pilihan mu memang tidak pernah salah." Ucap Chanyeol dengan tampang mengejek.

"Tentu saja, siapa yang bisa meragukan Kai." Kata Kai dengan bangga.

"Jadi berapa yang namja itu minta?"

"Mmm.. Permintaan nya cukup aneh, dia hanya bilang agar membiayai sekolahnya sampai ia lulus. Mungkin dia orang miskin, jadi tidak sanggup membiayai sekolahnya."

Chanyeol mengerutkan keningnya,ia merasa sedikit aneh dengan permintaan orang itu.

"Berapa usia orang itu?"

"19tahun, seumuran dengan kita."

"Ah, syukurlah. Aku juga tidak mungkin sanggup membiayai uang sekolahnya kalau dia masih harus bersekolah selama 3 tahun lagi. Baiklah katakan padanya aku terima."

"Oke." Kata Kai sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Telepon saja dia biar cepat! Dasar bodoh! Tidak bermodal!"

"Ya! Ya! Tidak sabaran sekali." Gerutu Kai.

Kemudian ia beranjak dari ranjang Chanyeol menuju kearah balkon.

"Kenapa kau kesana?!" Teriak Chanyeol heran.

"Kecilkan suaramu idiot! Ini rahasia." Ujar Kai sambil menaruh telunjuknya ke bibir.

"Ck." Chanyeol hanya mendengus kesal.

Setelah beberapa saat Kai muncul dengan wajah sumringah.

"Lihat, dia menyetujuinya. Padahal yang ku tau namja ini pemilih sekali. Karena hampir rata - rata namja di situs itu mendekatinya."

Chanyeol menggangguk. Tapi beberapa detik kemudian ia melirik curiga.

"Kai, sebenarnya siapa yang gay? Kau atau aku?" Tanya Chanyeol sambil menaikkan turunkan alis kiri nya.

"A-Aku.. Tentu saja aku normal dasar bodoh!" Jawab Kai sedikit gugup.

"Benarkah?" Selidik Chanyeol lagi.

"Mmm, itu.. Aish! Oke baik! Aku hanya penasaran dengan para gay seperti kalian!"

"Penasaran atau penasaran?" Goda Chanyeol lagi.

"Sama saja idiot!" Teriak Kai kesal.

Chanyeol menutup telinganya masih dengan tampang menggodanya.

"Mm.. Bagaimana hubungan mu dengan Ahra noona? Kau sudah berpacaran dengan nya?" Tanya Kai mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, kami belum berpacaran. Masih pendekatan saja. Memangnya kenapa?" Jawab Chanyeol yang malah balik bertanya.

"Dasar aneh! Kau bilang kau gay! Tapi kenapa kau malah menyukai Ahra noona?"

"Memangnya kenapa? Aku merasa nyaman dengan Ahra noona."

"Ya aku tau! Apalagi dari dulu kau sudah menyukainya. Tapi apa tidak lebih baik kau serius dengan Ahra noona? Kau tau kan gay itu salah, lebih baik kau kembali kejalan yang benar. Selagi kau masih punya kesempatan."

Chanyeol berdecak mendengar perkataan Kai barusan, Kai terdengar seperti sedang menasihatinya. Dan dia tidak suka itu.

"Aku tau apa yang aku lakukan. Dunia pelangi itu hanya sementara, nantinya juga aku akan menikah dengan yeoja." Kata Chanyeol dengan malas.

Kai mengelus dada sambil menghembuskan napas kelegaan.

"Syukurlah. Kau hanya biseks bukan gay. Jadi kau masih punya kesempatan untuk sembuh."

"Yeah! Aku harap juga begitu." Ucap Chanyeol sedikit tidak peduli.

"Oh ya, jadi kapan aku akan berjumpa dengan namja itu?" Lanjutnya.

"Besok malam. Kau sudah tidak sabar ya?" Kai berbalik menggoda Chanyeol.

"Ck, aku hanya ingin tau saja! Dasar bodoh!"

"Haha! Baiklah-Baiklah!"

-oOo-

Baekhyun berkali - kali meremas seprai tempat tidurnya, ia gelisah. Tubuhnya berkeringat banyak, detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bahkan ia dapat mendengar detak jantungnya sendiri. Ia mencoba memenjamkan matanya,tapi tetap tidak bisa.

"Aku harus kuat karena ini jalan yang ku pilih." Gumamnya pada dirinya sendiri.

"Apapun yang akan terjadi kemudian, aku siap menanggung resikonya." Tak lama setelah mengatakan itu ia pun jatuh tertidur.

-oOo-

Baekhyun mendudukkan dirinya diatas kursinya, sesekali ia melirik ke arah Chanyeol. Berharap namja itu juga melihat kearahnya, ia hanya ingin Chanyeol tersenyum kepadanya. Yah, walaupun mungkin itu keinginan yang tidak akan pernah terwujud.

Merasa diperhatikan, Chanyeol pun balik menatap Baekhyun.

"Apa yang kau lihat?" Tanya nya sinis.

"T-tidak, aku tidak melihat apa – apa." Bohong Baekhyun, pandangannya terlihat tidak fokus.

"Kau pikir aku tidak tau bahwa kau melihat ke arah ku? Dengar! Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik dengan orang seperti kau! Camkan itu!" Kata Chanyeol tajam.

Baekhyun sedikit bergetar, kata - kata Chanyeol barusan sukses membuatnya ingin menangis.

"Aku tau, dan aku cukup sadar diri untuk tidak mendekatimu lagi." Ucap Baekhyun akhirnya.

"Bagus kalau kau mengerti."

-oOo-

"Jadi dimana namja itu? Lama sekali, kita sudah menunggu 15 menit. Kau tau kan aku tidak suka menunggu." Kata Chanyeol protes, mereka tampak berdiri didepan sebuah hotel berbintang 5.

"Tunggu sebentar lagi, dia masih dijalan." Ucap Kai mencoba menenangkan, ia tahu benar bahwa Chanyeol memang tidak suka menunggu.

"Hah, menyebalkan sekali orang itu." Gerutu Chanyeol lagi.

Kai hanya berdecak kesal melihat tingkah Chanyeol. Kekanakan—pikirnya.

"Lebih baik kita masuk ke dalam." Kata Kai akhirnya setelah cukup lama mereka berdiam diri.

"Ya sudah, apa kau sudah memesan kamar?"

"Tentu saja! Ayo!" Ujar Kai sambil berjalan masuk ke dalam hotel.

-oOo-

"Dia sudah didepan." Kata Kai sambil beranjak menuju ke depan pintu kamar hotel.

"Kenapa tidak langsung masuk saja? Merepotkan sekali orang itu. Kesan pertama yang buruk." Ucap Chanyeol kesal, ia benar – benar badmood.

Beberapa saat kemudian Kai datang dengan seorang namja yang berperawakan sedikit mungil. Namja itu terus menunduk, menatap kearah ujung sepatunya.

"Ehem.. Chanyeol! Ini Baekkie!" Kata Kai sedikit keras. Ia menatap kearah Chanyeol yang sibuk menonton televisi.

Namja mungil itu sedikit tersentak saat mendengar namja Chanyeol diucapkan. Ia mengangkat kepalanya untuk melihat namja yang kini sudah berdiri dihadapan nya.

Dan keduanya pun bertemu pandang, rasanya bagai tersengat listrik saat melihat satu sama lain. Chanyeol membulatkan mata serta bibirnya. Sementara Baekhyun bergerak gelisah, matanya bergerak liar berusaha mencari objek lain untuk mengalihkan pandangan nya dari mata besar yang berada dihadapannya itu.

Deg~

Deg~

"Apa kalian sudah saling mengenal?" Tanya Kai yang heran melihat tingkah laku keduanya.

"Tidak! Tentu saja tidak." Jawab Chanyeol cepat, ia mengepalkan tangan kanannya.

Baekhyun menunduk dalam, ia benar - benar pusing sekarang. Rasanya ia ingin pingsan saja.

"Mm, ya sudah. Kalau begitu aku pergi dulu." Kata Kai sambil tersenyum menggoda.

"Tolong layani temanku dengan sebaik mungkin. Dia baru pertama kali melakukannya." Lanjutnya lagi kearah Baekhyun. Tentu saja Chanyeol yang mendengar itu langsung mendelik tajam.

"Dah ChanBaek! Selamat bersenang – senang."

BLAM!

Pintu tertutup seiring keluarnya namja berkulit tan dari kamar itu.

Hening~

Mereka masih berkutat dengan pikiran masing - masing.

"Jadi, kau seorang pelacur?" Tanya Chanyeol membuka pembicaraan, matanya menatap tajam tepat kedepan.

"T-tidak! Aku baru kali ini melakukannya." Jawab Baekhyun gugup.

"Yah, baru kali ini, tapi setelah ini pasti akan menjadi berkali - kali kan?" Tanya Chanyeol lagi sembari tersenyum mengejek.

"Tidak! Ini karena aku terpaksa." Bantah Baekhyun kesal.

"Benarkah?" Lagi - lagi Chanyeol terlihat mengejek.

"Dan kau? Bukankah kau bilang kau itu normal?"

Chanyeol terbatuk kecil saat mendengar perkataan Baekhyun barusan. Ia tidak percaya namja mungil itu berani mengatakan hal itu.

Setelah mencoba untuk bersikap santai Chanyeol langsung menatap Baekhyun tajam.

"Orang seperti kami bebas melakukan apapun, bahkan hal extream seperti ini. Kenapa? Kau pikir aku gay? Jangan harap!" Kata Chanyeol sambil mendekat dan menarik dagu Baekhyun.

"Ayo cepat kita selesaikan namja murahan. Bahkan tubuhmu cuma seharga uang sekolah selama beberapa bulan." Ucap Chanyeol merendahkan.

Beberapa detik kemudian kedua bibir itu menyatu. Setelahnya tentu saja penyatuan tubuh pun terjadi..

-oOo-

Baekhyun berjalan sedikit mengangkang pagi ini, beberapa kali ia tampak meringis kesakitan.

Ingin menangis rasanya saat ia mengingat kejadian tadi malam. Chanyeol sepertinya benar - benar ingin menghancurkan tubuh bagian bawahnya. Namja tampan itu bermain kasar padanya.

Plok!

"Aw!" Jerit Baekhyun kesakitan saat seseorang menepuk bagian belakangnya.

"Sudah ku duga, ck anak muda jaman sekarang memang bodoh! Dunia hampir kiamat." Ucap namja bermata bulat itu sambil berjalan pergi.

Baekhyun yang sempat ingin protes hanya bisa membelalakkan matanya. Ia terheran - heran dengan tingkah namja itu. Setelah beberapa saat melihat namja yang berjalan menjauh dari hadapan nya itu, tiba - tiba Baekhyun membulatkan mulutnya.

"Kyungsoo! Ketua osis!" Jeritnya panik.

-oOo-

Baekhyun menunduk saat menuju mejanya. Chanyeol sudah berada disana dengan seorang yeoja cantik disampingnya. Benar – benar mesra.

"Nanti malam pasti aku akan menjemputmu noona." Kata Chanyeol sambil tersenyum menggoda.

"Benarkah? Janji ya Channie?" Ucap yeoja itu manja.

"Tentu saja cantik."

Blush!

Yeoja itu sukses memerah, dengan terburu - buru yeoja itu pun berlari kecil menuju ke pintu kelas.

"Dah Channie!"

"Dah Ahra noona."

-oOo-

"Akh—" Namja bermata tajam yang berada disamping Baekhyun menatapnya aneh.

Baekhyun dari tadi bergerak gelisah. Ia seperti tidak tahan duduk berlama - lama.

"Kau kenapa?" Tanya namja disebelah Baekhyun dengan tajam.

Baekhyun dan Chanyeol refleks menoleh.

"A-Aku tidak apa – apa." Ucap Baekhyun panik, ia cepat menunduk.

"Benarkah?" Namja itu tiba - tiba menyeringai. Ia berlari ke arah pintu. Dengan sedikit kasar ia menutup pintu kelas mereka, kemudian ia melirik jam ditangannya.

"Masih ada waktu 10 menit lagi." Gumamnya.

Namja itu menuju ke arah Baekhyun dengan wajah penuh seringai. Setelah tepat berada disamping Baekhyun, ia kemudian mengangkat namja mungil itu ke atas meja tepat dihadapan Chanyeol. Namja itu juga ikut naik ke atas meja, tangannya memegang pinggul Baekhyun.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Teriak Baekhyun panik.

Chanyeol menatap aneh ke arah keduanya, apalagi kepala Baekhyun tepat di hadapannya.

"Teman - teman, aku ingin menjelaskan sesuatu!" Kata namja bermata tajam itu. Kemudian ia menekan, menarik dan memundurkan pinggul Baekhyun. Tentu saja Baekhyun berteriak kesakitan.

"Akh! Sakit! Lepaskan!" Teriaknya lagi hampir menangis.

Tiba - tiba keringat dingin mengalir dari dahi Chanyeol, bukan karena takut, tapi karena mendengar suara jeritan Baekhyun. Baginya itu terdengar seperti desahan Baekhyun malam itu. Ia pun menggigit bibir bawahnya keras.

Kemudian hal tak terduga terjadi dikelas itu.

BUGH!

Chanyeol meninju wajah namja bermata tajam itu, sampai membuat namja itu terjengkang kebelakang.

"Kau boleh melakukannya dimana pun, tapi jangan dikelas Huang ZiTao!" Kata Chanyeol penuh penekanan pada saat mengatakan nama namja itu.

Namja bermata tajam itu berdecak kesal, ia memegang bibirnya yang sedikit sobek.

"Aku hanya ingin membuktikan bahwa namja ini pelacur, ia baru saja bercinta!" Ucap Tao yang sukses membuat seluruh siswa yang berada didalam kelas menatap Baekhyun jijik.

Mendengar itu Baekhyun menunduk, bahunya tampak bergetar. Chanyeol kembali menyeka keringatnya. Kemudian ia berdehem sebelum keluar dari kelas.

-oOo-

Baekhyun mendudukkan dirinya tepat berada disamping Chanyeol. Sedari tadi keduanya hanya berdiam diri saja. Beberapa kali terdengar helaan nafas berat Chanyeol. Kemudian namja tampan itu membuka suara.

"Anggap saja kita tidak pernah melakukan apapun malam itu. Itu kesalahan terbesar yang pernah ku perbuat. Bahkan aku jijik dengan diriku sendiri." Mulai namja tampan itu.

Baekhyun hanya diam. Matanya tak berhenti memandang ke atas langit.

"Apa kau tidak merasa kau menjijikkan? Kau melakukan itu atas kemauanmu kan?" Tanya Chanyeol sambil mengangkat sebelah alisnya.

Baekhyun menatap Chanyeol sebentar, kemudian ia mengalihkan pandangannya.

"Aku tau aku memang menjijikkan. Tapi inilah aku, aku melakukannya untuk diriku sendiri. Aku bukan orang yang terlahir dari keluarga kaya. Tidak seperti kalian."

"Appa ku hanya seorang pemabuk berat, sementara eommaku bekerja ditoko. Dan sekarang ia sudah dipecat." Baekhyun lagi sambil menghela napas singkat, kemudian ia kembali melanjutkan.

"Semua orang menjauhiku, karena aku miskin, aku gay, dan aku pelacur menjijikkan.. Apa kau pikir aku mau hidup seperti itu?" Baekhyun mengusap air mata yang tanpa disadarinya telah jatuh dipipi lembutnya.

"Aku tidak mau melakukan itu! Tapi aku terpaksa. Kau tidak tau betapa miskin nya kami. Bahkan untuk makan pun kami tidak sanggup. Kau tau apa? Kau hanyalah anak orang kaya yang punya segala – galanya. Kau tidak pernah merasakan yang sedang ku alami." Ucap Baekhyun mulai terisak.

Chanyeol menghembuskan napasnya keras, ia menatap tajam kearah Baekhyun.

"Satu hal yang perlu kau ketahui. Aku tidak peduli kau siapa, bagaimana kehidupan mu, aku sama sekali tidak peduli! Jadi stop semua omong kosong mu! Dan tolong jauhi aku." Kata Chanyeol tak berperasaan.

Baekhyun memandang shock atas perkataan Chanyeol barusan. Ia tidak menyangka Chanyeol tidak punya perasaan seperti itu.

"Kau memang tidak punya perasaan!" Lirih Baekhyun masih menangis.

"Aku bukan tidak punya perasaan, tapi aku hanya mengatakan apa yang ada didalam dihatiku! Memangnya setelah kau bicara seperti itu apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus simpati padamu? Kemudian aku memeluk dan mengusap air matamu? Tentu saja tidak!" Kata Chanyeol tajam.

"Chanyeol, kau tau kan kalau aku mencintaimu! Walaupun kau tidak peduli dengan ku, tapi aku akan tetap peduli padamu. Aku mengkhawatirkanmu setiap hari. Aku tau aku salah, dan aku bodoh tapi asal kau tahu saja, malam itu adalah dosa terindah yang pernah ku perbuat. Dan aku tidak akan melupakannya!"

Chanyeol membelalakkan matanya, ia benar - benar terkejut mendengar perkataan namja mungil itu.

"Jangan bicara seperti itu! Itu salah! Apa kau bodoh? Aku bahkan tidak mau mengingat itu lagi?" Teriak Chanyeol keras.

Untung mereka sedang berada di belakang sekolah, kalau tidak mungkin semua orang sudah mendengar teriakannya.

Baekhyun terisak. Entah kenapa saat mendengar teriakan Chanyeol justru membuatnya semakin mencintai namja itu. Ia benar – benar sudah gila.

"A-aku mencintaimu." Ucapnya terbata.

"Aku bilang diam! Jangan katakan hal menjijikkan lagi!"

"Aku mencintaimu! Aku men—hmmph" Ucapan Baekhyun terhenti saat Chanyeol membungkam bibir namja mungil itu dengan sebuah ciuman. Keduanya terdiam dalam posisi seperti itu sampai Baekhyun menggerakkan bibirnya. Beberapa detik kemudian keduanya terlihat menikmati ciuman itu sampai sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka.

TBC

Ini juga salah satu FF yang aku repost, ceritanya masih sama. Cuma aku udah edit sana sini, karena bahasanya waktu itu belum terlalu bagus. Jadi banyak kata – katanya yang berbeda dengan FF versi lamanya . Dan juga ada cast yang namanya udah aku ganti.

Jangan lupa review ya~ Terima kasih!