Suara Dentingan Jam

Rst: Ugh… Kok nggak nyambung banget judulnya -3-'' Ditambah lagi ini judul Gaje bgt...

Tenma: Kfufufu~ Tak apa-apa master~

Rst: Tapi... Beneran tuh yang dibawah *Bisik2 ke Tenma*

Tenma: Tenang aja Master Ow! Kyo sudah saya tangani~*Bisik2 ke Rst*

Kyo: Kalian ngomongin apa sih?

Rst&Tenma: N-NGGAK!

Kyo: ? Ya udah kita mulai aja...

Disclaimer : KHR belong to Amano Akira

Pairing: XS

Rating: T

Warning: OOC, Gaje, Typonya berserakan kemana-mana, Maksa banget, Hancur

Tik…tik…tik…

Suara jam menghiasi suasana sepi yang kini melanda ruangan sang Bos Varia. Di kursi singasana terlihat sang 'Boss' sedang duduk dengan angkuh bak seorang raja. Ditangannya tergenggam gelas berisikan minuman berwarna merah kesukaannya; Tequila.

"Che, Lama banget sampah sialan itu mandi" Kalimat yang tidak biasa keluar dari mulut Xanxus. Kedua alisnya sedikit mengkerut; menandakan bahwa moodnya sekarang sedang buruk. Sudah sangat lama ia menunggu sang second command Varia'nya (Tersayang~) yang kini mandi di kamar mandi ruangannya. Xanxus kini melirik kearah jam dinding yang terpasang tak jauh dari tempat dimana dia duduk sekarang. Kalau dihitung-hitung sudah tiga jam sejak Squalo memutuskan meminjam kamar mandi pribadinya untuk dipakainya membasuh badan. Entah apa alasannya, Xanxus tak terlalu mengingatnya.

Dalam waktu 3 jam tersebut, Xanxus sempat memakan jatah makam malamnya, mengerjakan beberapa lembar pekerjaannya dan tidur singkat selama kurang lebih 1 jam. Tapi pemuda yang memiliki rambut panjang seperti perempuan itu tak selesai-selesai dari acara mandinya yang super lama itu.

"Sampah sialan itu…" Geramnya lalu bangkit dari kursi singasananya dan melangkah'kan kakinya menuju kamar mandi.

Cukup kaget, ternyata pintu geser tempat penghubung antara ruangannya dengan kamar mandi ternyata tidak terkunci. Dengan seenaknya Xanxus menggeser pintu tersebut dan masuk kedalam tentu dengan cara yang 'khusus'. Setelah Xanxus berada di dalam kamar mandi, matanya yang merah menangkap beberapa lembar baju milik Squalo yang terlipat rapi di lemari kamar mandi dan sebuah handuk tergantung tepat di samping lemari tersebut. Xanxus kini berjalan lagi mendekati tirai; yang membatasi antara kloset dengan bak mandi.

Tanpa menghiraukan aturan norma-norma, Xanxus main masuk saja. Saat tirai terbuka dengan kasarnya, pertama kali yang dilihatnya adalah segumpalam uap air yang mengelilingi ruang tersebut. Butuh beberapa menit sampai uap hangat yang mengelilingi bak mandi yang awalnya mempersulit penglihatannya, menghilang. Setelah uap mulai menipis, samar-samar ia melihat pemuda dengan rambut panjangnya yang kini sedang berendam di bak mandi, sedang menggerak-gerakkan kedua tangannya sehingga membuat percikan kecil di air. Sedetik setelahnya; Uap air telah menghilang secara keseluruhan. Xanxus dapat melihat jelas apa yang sekarang ada didepannya.

"Xanxus~" Panggil Squalo dengan nadanya yang tek biasa. Nadanya terdengar sangat err…. Menggoda di kedua telinga Xanxus sekarang. Tapi untung, sang boss Varia sekarang masih dapat mengendalikan imannya untuk tidak langsung meloncat kedalam bak mandi dan melakukan you-know-what pada seorang pemuda yang tadi memanggil namanya.

Ada sesuatu yang baru Xanxus sadari. Pertama yaitu di kedua pipi Squalo terhiasi seburat kemerahan, padahal suhu air seharusnya sudah turun dari tadi, ditambah lagi rambut Squalo bagian atasnya sedikit lembab; menandakan Squalo yang tak lagi membasuh rambut bagian atas melainkan hanya berendam sambil memainkan air seperti pertama yang ia lihat tadi. Dan lagi… sepertinya pandangan kedua mata abu-abu milik Squalo agak sedikit memelas?.

"Haruskah kau berendam sampai 3 jam ini, Stronzo?" Tanya Xanxus kesal.

"Hihihi~ Kamu mau berendam bersama Xanxus?" Balas Squalo dengan tawa kecil, sepertinya ia tak terlalu mempedulikan expresi Xanxus.

Sedangkan Xanxus hanya terdiam setelah ditanyai pertanyaan yang menurutnya sangat aneh. Setelah lama terdiam ia kemudian menjawab "Tidak" dengan sangat tegas.

"Voi~ Padahal airnya nyaman sekali lho~" Seru Squalo agak cemberut, tangannya kemudian memainkan lagi air dan membuat kecipakan kecil di atas genangan air tersebut.

Setelah Xanxus memikirkan jawaban dari pertanyaan 'Ada apa dengan Squalo sekarang?' kini ia menjawab adalah…

Pemuda berambut keperakan itu sedang mabuk

Itu terbukti karena tak sengaja setelah Squalo mengatakan bahwa air yang kini dipakainya untuk berendamnya terasa 'nyaman', Xanxus melihat deretan botol sampo, sabun cair kemudian disamping selanjutnya adalah botol yang ukurannya cukup besar dalam posisi terjatuh ke dalam bak mandi dan sukses menumpahkan isi dari botol tersebut; yaitu Wine.

"Haaah" Xanxus tak bisa menahan dengan tidak melakukan hela'an nafas panjang karena matanya habis melihat sekaligus membaca tulisan dari botol tersebut yaitu 'Sabun rendam dengan extra sake dan bubuk wine". Agak heran. Seharusnya sabun rendam itu tidak berpengaruh teradap air dingin….

Ting!

Xanxus baru ingat tentang uap air yang mengumpal sesaat ia masuk kedalam ruang bak mandi ini. Ternyata air yang dipakai Squalo adalah air hangat. Pantas saja, pasti panas dari air panas membuat alkohol menguap.

"Ayolah Xanxus~ Air ini benar-benar nyaman sekali~" Pinta Squalo sekali lagi.

"Che! Kalau kau tak keluar…" Xanxus menggantung kalimatnya, ia kemudian berjalan mendekat kearah shower. Tangannya menyetel suhu air kemudian memutarnya hingga shower menyemburkan air yang sangat sangat dingin.

"HYAAA! Apa yang kau lakukan!" Teriak Squalo. Kali ini dengan nada yang biasanya.

"Heh! Cepat kau keluar Sampah!" Bentak Xanxus kemudian keluar dari ruang bak mandi. Ia kemudian mengambil handuk yang tergantung di samping lemari dan melemparnya hingga mendarat dengan lancar diwajah Squalo. Xanxus tak mau lagi mendengar makian Squalo (yang kini telah sadar kerena efek dari perbuatan Xanxus tadi) dengan suara 'Indah'nya.

~~~OWARI(?)~~~


Tenma: Muu…. Kok Xanxus-san nggak ngasik Squalo 'bonus' sih Master~

Rst: Err… Klo gitu kamu ikutin petunjukku ya!

Tenma: *Mata berminar-binar* OKE! *Lari kearah Rst*

Rst: *Bisik-bisik di telinga Tenma* Begitu! Agar aku lebih bebas!

Tenma: Kfufufu~ Baiklah~ *Ngelirik Kyo* Kyo-kun~ Aku punya sesuatu untukmu~ *Ngeluarin sesuatu*

Kyo: AH! I-ITU…

Tenma: Kfufufu~ Kalau kau tidak ingin aku menyebarkan foto memalukan'mu ini waktu SD, belikan kami berdua Ice-crèame~

Kyo: Ugh… *Pasarah**Pergi beli Ice-crème ke toko yang jaraknya jauh banget*

Tenma: Baiklah~ Misiku sudah selesai~

Rts: Hahaha… I-Iya… 'Te-chan kok kayaknya tadi berubah kayak Hiruma-sama OAO'''


BONUS! (Beri tahu Rst kalau misalkan ini sudah kelewatan ya =w=")

BRAAAAK

Suara bantingan pintu terdengar keras dan kini menjadi latar belakang dari suara di ruangan Xanxus setelah menggantikan peran detikan jarum jam sebelumnya. Sesosok pemuda berambut panjang keperakan dengan matanya yang bulat berbentuk tajam dengan bola mata berwarna abu-abu, keluar dari arah pintu yang tadi dibantingnya. Rambutnya sedikit basah karena tadi ia habis berendam. Beberapa tetes air turun dan membasahi lantai setiap ia melangkahkan kakinya. Yap! Dialah Superbia Squalo yang sering dipanggil Squalo oleh orang-orang sekitar (Dan sebutan khusus lainnya).

"VOI!" Teriaknya kemudian, tentu dengan kata khasnya ditambah nadanya yang sangat 'Indah'

"Tak bisakah kau tenang sedikit brengsek!" Balas pemuda berambut hitam kelam dengan matanya yang merah. Saat bentakannya tadi, matanya menatap tajam kearah Squalo. Xanxus –Pemuda berambut hitam tadi- kemudian bangkit dan berjalan kearah pemuda yang habis keluar dari pintu kamar mandi tentu masih dengan tatapannya yang menusuk.

Squalo hanya bisa mematung ditempat. Tatapan tajam Xanxus seperti menghipnotisnya; kesannya seperti dimabukan oleh pandangan yang dimiliki Xanxus. Entah mengapa, setiap Xanxus melangkah maju; Squalo akan berjalan mudur. Tapi tepat setelah langkah kelima dari langkah mundur Squalo, ia sudah dipojokkan oleh dinding yang ada dibelakangnya dan lemari besar yang berisi ribuan lembar kertas yang ada di sisi kanannya.

"Heh, kenapa kau mundur begitu, Stronzo?" Kata Xanxus sedikit menyunggahi seringan.

"Vo-voi! Itu karena kau maju kearahku, Brengsek!" Squalo yang kini terpojok mulai gagap sendiri dalam mengucapkan kalimatnya tadi.

"Hmm…" Kini posisi Xanxus sudah tepat dihadapan Squalo. Wajahnya tetap menyunggahi seutas senyuman atau lebih tepatnya seringan licik. Wajah Xanxus kemudian mendekat kearah wajah Squalo. Poninya yang panjang menyentuh bagian dari lekukan wajah Squalo yang kini berubah merah. Tapi bibirnya malah tertuju pada kuping bagian kiri Squalo.

"Kau harus bertanggung jawab atas kelakuanmu tadi, Stronzo" Bisik Xanxus dengan suara beratnya yang khas. Hembusan nafas yang keluar dari hidungnya mengenai bagian dari Squalo sebelah kiri; yaitu kuping kirinya, wajah Squalo dan tak lupa perpotongan antara bahu dan leher Squalo sebelah kiri.

"Ah…Ke-kelakuan?" Desahan Squalo mulai keluar setelah merasakan hembusan lembut dari nafas Xanxus.

Xanxus tidak menjawab pertanyaan Squalo. Kini lidah Xanxus menjilati seluruh bagian dari telinga kiri milik Squalo yang sedikit basah karena belum kering sempurna setelah acara berendamnya tadi.

"Ah…Eng…" Squalo yang tiba-tiba merasakan suatu benda hangat yang basah menjilati telinga kirinya, mendesah pelan. Kulit pucat di wajahnya yang semula berwarna kemeraan tipis berubah setingkat lebih merah karena perlakuan dari Xanxus. Sedangkan Xanxus yang masih sibuk berkutat dengan telinga kiri Squalo, menggerakkan tangannya sebelah kanan untuk melepas kancing-kancing baju yang dipakai Squalo.

"Xa-xanxus! A-apa yang-" Kalimat Squalo terputus karena telunjuk jari kiri Xanxus memegang bibir mungilnya yang semula mau mengeluarkan kaliamat protes. Xanxus berhenti melakukan kegiatannya menjilat telinga kiri Squalo. Wajahnya sekarang menghadap dan mambuat empat mata yang memiliki pasangan warna merah dan abu-abu saling bertatapan. Tangan besar Xanxus membingkai wajah mungil Squalo, membuat tangan yang awalnya ditugaskan untuk membuka kancing baju Squalo berhenti.

"Kau diam atau kuperlakukan dengan kasar, Sampah!" Ancam Xanxus dengan meninggikan suaranya. Squalo yang mendengar kalimat ancaman-tak-main-main-dari-seorang-Xanxus; kini hanya pasrah. Lagi pula dia juga menginginkannya, sudah sejak lama pula.

"Heh, Bagus" Tangan Xanxus yang sempat berhenti mengerjakan tugasnya kini melanjutkannya lagi. Tapi kali ini berbeda, awalnya ia melepas satu-persatu kancing baju Squalo dengan rapi. Tapi kali ini, beberapa buah kancing dibukannya secara paksa dengan menariknya hingga sukses terlepas dari tempatnya.

Bibir Xanxus juga meninggalkan tempat dimana ia melakukan kegiatannya. Lidahnya kemudian beralih ke dahi Squalo kemudian menjilatinya. Samar-samar terasa Wine sebagai akibat air rendaman yang dipakai Squalo tadi yang membuat gerakan lidah Xanxus semakin liar.

"Ehn! Xan-sus…"

Kedua tangan Squalo yang semula hanya menggenggam erat kemeja Xanxus, kini mulai melakukan perlawanan. Tangannya mulai mendorong lemah tubuh Xanxus untuk menjauh, tapi orang yang didorong malah sama sekali tak bergeming. Tentu saja, dilihat dari perbandingan fisik saja Squalo sudah kalah telak apalagi dengan tenaga?.

'Bo-bos sialan ini…' Geram Squalo sambil setengah mengumpat dalam hatinya. Memang dia ingin diperlakukan seperti ini pada Xanxus tapi dia juga mau gantian sebagai Seme(?) bukan hanya sebagai Uke(?)

Eh? Tadi ada kata-kata yang kurang berkenan ya? Sudahlah~ Lanjut aja~

Tapi sepertinya mustahil, jika khayalannya tadi menjadi kenyataan. Dan lagi ngeri juga kalau Xanxus yang memiliki wajah ganteng plus sangar seperti ini tiba-tiba berubah menjadi imut moe moe seperti wajahnya atau wajah sang bos Vongola X. Jenis seperti itulah yang pastinya cocok menjadi Uke(?). *(Rst): Kok makin ngelantur =v=''*

Xanxus memperhatikan Squalo, entah mengapa walau ia menjilati lekukan wajahnya tapi ia malah mengeluarkan desahan pelan. Xanxus yang kini sedang turn on menginginkan lebih. Kebetulan sekali, pekerjaan yang dilakukan oleh tangannya sudah selesai dikerjakannya dengan baik. Tangan Xanxus kemudian terangkat dan mengelus halus wajah Squalo. Ia menarik diri dan berhenti menjilati wajah Squalo yang kini sedikit basah karena Saliva miliknya menempel.

Jari telunjuk kemudian bergerak yang kemudian memaksa mulut Squalo untuk terbuka agar bisa memasukkannya kedalam. Squalo sih nurut-nurut saja~

"Hnn… Kahuus?" (baca: Hnn…Xanxus?) Kata Squalo tak terlalu jelas karena terhalang oleh telunjuk Xanxus yang membuat bahasanya sedikit kacau dalam pengucapan nama Xanxus.

Sensasi yang dirasakan oleh jari telunjuk Xanxus; sangat membuatnya nyaman. Rongga mulut yang hangat milik Squalo membuatnya ingin cepat-cepat merasakaannya. Tapi ia masih ingin menikmati kehangatan mulut Squalo dan beberapa tetes Saliva transparan yang terlihat dimatanya sekarang seperti madu cair yang pastinya sangat manis. Tapi itu hanya telunjuk tangan kanan, sedangkan tangan kiri Xanxus meraih apa yang bisa didapatnya di bagian leher hingga diatas pusar.

"Sakai kahan thelujukmu aha dhi muhutku Kahuus?" (baca: Sampai kapan telunjukmu ada di mulutku, Xanxus?) Protes Squalo. Sepertinya ia mulai tidak nyaman dengan keberadaan telunjuk Xanxus yang hanya diam tanpa bergerak –ralat- hanya melakuakan gerakan-gerakan yang sama sekali tak jelas itu. Mulut Squalo yang terus terbuka mengeluarkan Saliva dari sela-sela bibirnya.

"Che! Jangan memerintahku, Sampah sialan!" Balas Xanxus.

"Khahu gegitu jahan dhiam aha Boho!" (baca: Kalau begitu jangan diam saja, Bodoh!" Protes Squalo lagi.

Dengan kasar, Xanxus mengeluarkan telunjuknya dari dalam mulut Squalo. Basah akibat terlalu lama didalam mulut Squalo, Xanxus menjilatinya perlahan dengan pose seduktif. Gerakannya sunggu perlahan; Squalo yang memperhatikan gerakan Xanxus entah mengapa membuat wajahnya agak terlihat kaget ditambah malu yang sangat sangat malu. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

"Kau tidak sabar ya?" Ledek Xanxus.

"Voi! Bu-bukan-" Squalo yang hendak membalas ledekan Xanxus, ditahan oleh bibir Xanxus yang sekarang menciumnya. Kaget dan mematung di tempat itulah gambaran Squalo karena permainan Xanxus yang selalu tancap gas.

"Hnn!" Squalo berontak dengan menggerak-gerakkan badannya. Ciuman dadakan itu membuatnya lebih cepat kehabisan nafas. Tapi Xanxus yang menganggap 93 detik ciuman itu hanyalah seperti angin lewat saja; Bentar banget~ *Nggak bisa menentukan kata yang cocok*

Jadi dengan jahatnya ia membiarkan Squalo yang kini dalam keadaan sesak nafas.

"Umm!" Squalo sudah tidak tahan lagi. Tangannya lagi-lagi berusaha mendorong tubuh Xanxus menjauh, walau ia sendiri tahu bahwa perlawanan yang dilakukannya sebenarnya sia-sia. Tapi ternyata Xanxus sudah mau berbaik hati melepaskan ciumannya agar memberikan kesempatan bagi Squalo untuk menghirup oksigen agar paru-parunya kembali pulih.

"Sudah?" Pertanyaan tadi membuat Squalo sedikit kaget. Tumben-tumbennya Xanxus mau bersabar menunggunya memulihkan pernafasaannya aga kembali stabil. Ckckck… Squalo~ Kau sudah diberi kesempatan lho~ Kok malah jadi kaget gitu~. Tapi pemikirannya ternyata harus sedikit diralat. Sepertinya pada bagian bersabar itu tidak cocok dipasang dalam kalimat diatas. Tentu saja seorang Xanxus bisa bersabar jika kalau ada 'mainan' penggati yang menggantikan fungsi 'mainan' yang pertama. Kini leher putih milik Squalo yang menggantikan bibir mungilnya.

"Ah….hnn…Xan...sus"

Dominasi Xanxus sudah hampir menyeluruh menguasai Squalo. Padahal Xanxus hanya dapat merasakan lekukan wajah dan leher sekitar milik Squalo. Tapi kesungguan dari perlakuan yang dilakukan Xanxus saja sudah sangat Extream~ Oke ini baru sepertiga dari tubuh Squalo yang baru saja dijamah oleh Xanxus.

Kalau misalkan semuanya? Hmm… Entahlah~ Rst nggak bisa membayangkannya =w='' /PLAK

Ehem… Baiklah maaf nyelonong masuk… Kita lan-


BRAAAAAAKK

Rst: HIEEE!

Kyo: Hoo… Ternyata selama aku tak ada, kau mulai berbuat seenaknya ya, BAKA! *Masuk sambil bawa Es krim yg bentuknya udah abstrak*

Rst: Hie? Go-gomen Kyo! Ini salahnya Te-chan! *Nunjuk Tenma*

Kyo: *Death Glare kearah Tenma**Ngelempar ntu es krim sembarangan*

Tenma: *Cuek* Cih! Padahal sedikit lagi! *Dark mode*

Kyo: Haaa… Si Chibi itu versi 'Dark'nya kambuh lagi

Rst: 'Dark?' Ano… Ini ceritanya nggak dilanjutin? Na-nanggung banget lho Kyo-kun~

Kyo: NGGAK! Pokoknya ini udah Owari!

Rst: I-iya!*Ngadep kearah Redhers* Gomen Minna-sama o! Rst nggak bisa ngelanjutin ini fic! Gomen Gomen! 'Untung Rst udah sadar' *Nangis dalam hati*

Tenma: Kfufufu~ Kalau Kyo-kun tidak ada mungkin sudah sampai akhir ya *Smirk*~

Rst: Ugh… Mi-minna-sama… Mo-mohon reviewnya… Flame juga nggak apa-apa, habis ini nanggung banget ==''

Kyo&Tenma: Mohon Reviewnya!