Disclaimer: Bungou Stray Dogs Asagiri Kafka, Harukawa35

Nacchan pinjem Chuuya dan Dazai juga beberapa chara lain ya Asa senpai, Haru senpai

Kalo ada yang sama itu ketidaksengajaan yang murni atau kebetulan. Selamat menikmati...

Warning: Cerita ini ada unsur Boyslove. Yang tidak suka lebih baik diteruskan :v Tidak sesuai EYD, ada typo, OOC banget

Flashback :

Dazai tak menghiraukan bogem-an Chuuya, ia pun kembali duduk disamping Chuuya "Mau memulai segalanya dari awal denganku?" tanya Dazai.

"Tentu saja" ucapnya.

Tiba - tiba Chuuya menarik dasi yang dikenakan Dazai hingga kepala Dazai tertempel dipundak Chuuya "Dazai, Aishiteru yo" bisik Chuuya lalu meniup telinga Dazai.

Flashback End

Dengan ini secara resmi, Nacchan menerbitkan mahakarya :v kedua season kedua dari story sebelumnya, dengan judul :

New Day With You : After Story

Chpt1

Tragedi (2)

Setelah malam itu, hubungan Dazai dan Chuuya membaik, tidak, bahkan sangat baik! Layak nya pita yang menghubungkan keduanya, lalu di putuskan oleh Chuuya. Kemudian diikat lagi dengan cara yang berbeda. Begitu pula mereka (ah so sweet thor :v)

Sore ini mereka sedang jalan - jalan bersama Osamu Junior. Mereka melepas Osamu Junior yang sudah bisa berlari kesana kemari layaknya anak sebaya dirinya. Ia terlihat ceria.

"Mama lihat Aku seperti pesawa~t ahahahaha" seru nya sambil berlari dengan merentangkan kedua tangannya.

"Ahahahahahaha, pesawat mungilku" balas Chuuya sambil terkekeh. Chuuya dan Dazai jalan beriringan. Kali ini, mereka mengenakan pakaian normal mereka, maksud normal disini ialah pakaian sehari - hari mereka dipekerjaan masing - masing.

Makin lama Osamu Junior berlari makin ketengah jalan, sudah ratusan kali Chuuya menyuruhnya untuk ketepi agar tidak tertabrak. Tapi, ya taulah anak kecil tu kek mana :v makin dilarang makin menjadi. Sampai ada sebuah truk barang yang melintas laju dari belokan yang tak jauh didepan. Disaat yang sama Osamu Junior berlari ketengah jalan.

Melihat itu Chuuya reflek berlari kearah Osamu Junior selagi masih sempat lalu menggendong dan melempar Osamu Junior ke arah Dazai yang lalu ditangkap oleh Dazai. Mata Dazai terbuka lebar. Darah berceceran di jalan, bahkan sampai terciprat ke wajahnya. Tanpa sempat mengeluarkan kemampuannya, Chuuya di tabrak oleh truk berkecepatan tinggi tersebut. Tubuhnya tergeletak di jalan, sopir truk tersebut memberhentikan kendaraannya dan segera turun menghampiri tubuh Chuuya yang mendingin.

"Tuan, anda bisa dengar saya? Tuan?" panggil sopir tersebut.

Sementara Dazai masih membatu tak percaya. Di usapnya pipi dengan jari telunjuknya. Darah Chuuya yang terciprat ke arahnya.

"Chuu... ya" panggil Dazai putus asa dengan nada tak percaya. Lalu ia menghampiri tubuh Chuuya yang mendingin karena pendarahan hebat yang ia alami.

"Tuan, bantu saya untuk mengangkatnya. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, atau..." sopir tersebut tak berani melanjutkan kata - katanya melihat seorang anak kecil yang berlumuran darah disamping Dazai.

Mereka pun segera ke rumah sakit. Chuuya dimasukkan keruang UGD, lalu di rontgen (sinar-X). Detak jantungnya melemah. Dazai makin panik. Mendadak suhu ruangan jadi dingin.

Tiba - tiba turun salju. Aneh, padahal dalam ruangan. Tapi tiba- tiba aja turun salju.

"Tubuh yang mendingin, darah yang membeku, jantung selembut salju, rasa sakit yang menusuk, Noryoku : itami no jitsugen (ability : realize of pain, kemampuan : menyadari rasa sakit)" lafal Osamu Junior.

Mendadak ruangan rumah sakit ditempat mereka menunggu terjadi badai salju yang tanpa Dazai sadari, ternyata Osamu Junior pengguna kemampuan juga. Dazai panik sekaligus kaget bukan kepalang. Bukan karena badai saljunya, tapi karena suara datar nan tajam menusuk jantungnya yang keluar dari monitor didalam UGD.

"Chuu... ya... uso darou?" tanya Dazai. Seketika dunianya menjadi gelap gulita, lalu secercah cahaya terang muncul didepannya. Ya, suasana badai dirumah sakit tempatnya menunggu Chuuya.

Tapi anehnya dokter yang menangani Chuuya keluar dengan wajah yang sangat bahagia, cerah, ceria disertai badai salju dari kekhawatiran Osamu Junior menghilang melihat dokter yang terlihat bahagia.

"Dia selamat dari masa kritisnya" tutur dokter tersebut lalu menjelaskan hasil diagnosa.

Osamu Junior berlari ke arah orang yang ia panggil Mama, yang masih tergeletak tak sadar, badan penuh perban "Aku sudah duga kalau Mama pasti gak akan ninggalin Osamu Junior" ucapnya sambil tidur disebelah Chuuya.

Dazai kembali tenang, ia merasa semangat hidupnya dikembalikan padanya. Ia pun masuk ke ruangan UGD, dokter masih tak ingin memindahkan Chuuya yang masih dalam kondisi seperti itu ke ruangan lain.

"Baka chibi, kalau mau bunuh diri, ajaklah Aku" gumam Dazai sambil mengelus kepala mantan aibou nya itu. Ia memutuskan untuk menunggu Chuuya selama dalam perawatan dokter.

Setelah sadar Chuuya pun dipindahkan keruangan lain. Kamar kelas 1 dengan fasilitas mantap. Dazai terus menemani Chuuya.

Keesokan paginya...

"Chuu... ya..." goda Dazai sambil melayangkan sendok untuk disuapkan kemulut Chuuya.

"Kalau mau kasih orang makan itu yang bener, ntar Aku mogok makan trus mati" ketus Chuuya. Dazai tertawa renyah. Tch, apa yang lucu dari perkataanku barusan?-tanya Chuuya dalam hati.

"Kalau kau mati, Aku akan membuat pesta dirumah atas kegagalanmu membunuhku" ledek Dazai.

"Papa! Mama gak boleh mati, dan gak ada pesta!" bentak Osamu Junior yang merangkak naik ke atas kursi disamping Dazai.

"Bercanda kok"

"Kalau gitu, biar Tsukioka yang suapin ya" kata Osamu Junior menawarkan jasanya. Hati Chuuya berhasil luluh dibuatnya.

"Baiklah, Mama bakal makan kok"

Kedamaian yang dialami Dazai saat ini sangatlah langka, karena biasanya ia dan Chuuya selalu perang mulut. Ia berharap agar semua ini takkan berakhir. Ia menyukai pemandangan didepannya.

"Chuuya, ada satu hal yang ingin Aku bicarakan denganmu"

"Hm?"

"Kenapa kau malah ingin mendahului ku?" tanya Dazai serius.

"Bukan urusanmu, hanya reflek saja. ditambah truk nya terlampau kencang untuk senggang pengaktifan kemampuan, ya mau gimana lagi" jawab Chuuya santai sambil tersenyum.

Dazai menghela nafas panjang "Sekarang kau mulai banyak belajar soal kasih sayang ya?" tanya Dazai dengan maksud menyindir si tuan mafia yang sadis itu.

Chuuya pun mengangguk "Hm, dengan kasih sayang kita bisa mengerti kehidupan. Tapi, harus mengorban kan sesuatu" jawabnya.

"Chuuya, kau tau? Tsukioka juga memiliki kemampuan, aktif disaat ia cemas, sedih, ketakutan, khawatir dan marah. Mengendalikan es dan salju, mirip dengan kemampuan Tanizaki, bedanya, ia bisa membuat salju menjadi es yang tajam dan berbahaya juga badai salju" jelas Dazai.

"Sepertinya dia akan jadi lelaki yang hebat, ya?" Chuuya bergumam sambil tersenyum tipis dengan sedikit keputusasaan.

"Ini seperti bukan kau, Chuuya" ujar Dazai.

"Kau... tidak lupakan" Chuuya menarik kata - katanya.

Mereka mengobrol dan menghabiskan waktu bersama, sampai waktu makan siang tiba. Seperti tadi pagi, Dazai bergurau dengan Chuuya dengan menyuapnya seperti anak kecil.

Karena sudah siang, Chuuya disuruh istirahat. Melihat Chuuya yang tertidur, membuat Dazai jadi ingin tidur juga.

Dazai, sayonara

Secercah suara tertangkap oleh telinga Dazai yang membuatnya terbangun. Tetapi ketika ia melihat sekelilingnya, yang ia dapati hanya Chuuya tertidur pulasnya bersama Osamu Junior disampingnya.

"Suara, apa itu tadi?"

TBC (to be continue)

Pojok Author

Nacchan desu yo! Kali ini Nacchan bikin ceritanya kayak... ah lupakan *gaya Chuuya menarik kata - katanya* #digaplok pake sendal Chuuya

Ahaha, gimana chpt1 nya? Bagus gak? Terlalu sadis ya? Ehehe maklum, pengaruh bosen romance :v abis masi jomblo, gak dapet inspirasi :'v

Jangan lupa tinggalkan review ya!!