Disclamer: J. K. Rowling

By: LovelyMina

Warning: AU/OC/OOC/Typo(s)/Dan lain-lain...

.

.

TEATER


PROLOG

.

.

.

.

Suara para malam hari di London saat ini ramai, mengingat baru saja selesai sebuah pertunjukan yang dibintangi oleh beberapa artis terkenal saat itu, para pengunjung mulai berjalan keluar dari sebuah gedung putih besar tempat mereka menonton drama musikal tadi banyak pengunjung yang menampilkan raut puas dan senang, begitu juga seorang anak berambut coklat ikal yang tengah digandeng oleh ayahnya sendiri.

"Kau suka pertunjukan tadi sayang?" Tanya sang Ayah kepada anaknya sedang sang istri yang berada di sebelah kiri sang anak hanya tersenyum melihat anak semata wayangnya mengangguk penuh antusias

"Bagus sekali pertunjukan tadi," komentar wanita yang biasa di panggil 'Mum' oleh anak berambut coklat tersebut

"Biar Daddy gendong kau," ucap Ayah segera melakukan apa yang tadi ia ucapkan, dengan terkikik kecil anak bergender perempuan tersebut tersenyum senang

"Jika sudah besar nanti kau mau tampil di panggung seperti orang-orang tadi, tidak?" Tanya sang Ayah,

"Aa, aku tidak suka diperhatikan seperti orang banyak tadi Daddy," ujar anak kecil tersebut sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat

"Tapi aku suka pangunggnya," ucap anak kecil itu lagi, suami istri tersebut saling berpandangan sejenak

"Jika kau tidak mau tampil, kau bisa menjadi sutradara, dia yang mengatur jalan cerita dan semua tampilan, bagaimana?" Tanya Ayahnya yang kali ini di setujui oleh anak kecil yang berada di gendongan tersebut

Mereka berjalan menuju tempat mobil mereka di parkirkan, "Sepertinya Sebastian baru saja mengeluarkan mobilnya," ucap wanita tersebut kepada suaminya, Sebastian adalah bagian dari keluarga Granger walaupun ia bukan anak kandung, keluarga Granger pula yang merawat Sebastian sejak kecil membuat pemuda berasal dari Cornwall tersebut sangat sayang kepada keluarga Granger dan menjaganya hingga saat ini, mereka sudah menganggap Sebastian sebagai anak mereka sendiri begitupula dengan Hermione yang menyayangi Sebastian seperti kakaknya sendiri.

"Kau benar, nah Hermione sepertinya kita harus menunggu sebentar," ucap sang Ayah, seorang pria berkacamata separuh bulan mengampiri keluarga Granger yang sedang menunggu Sebastian dan mobilnya

"Mr. Granger!" panggil pria berkacamata tersebut, "Professor, Dumbledore, anda datang ikut menontong pertunjukan tadi?" Tanya William Granger, tak menunrunkan Hermione dari gendonganya

"Begitulah, dan ini putrimu Hermione?" Tanya Dumbledore, William mengangguk antusias

"Kau datang sendirian?" Tanya Jean Granger, Ibunda Hermione Dumbledore mengangguk

"Minerva terlalu kaku soal seni," ucap Dumbledore dengan nada jenaka, Albus Dumbledore seorang kepala sekolah, Albus Dumbledore begitu mencintai yang namanya seni dan dia bertemu dengan keluarga Granger saat ada pameran lukisan di salah satu museum.

"Kami sedang menunggu Sebastian, dan kau sedang apa Professor?" Tanya William Granger

"Aku seperti biasa, mencari angin dan sesekali suka tersesat di jalan yang bernama kehidupan," ujarnya, dia menepuk kepala Hermione pelan lalu mengusap-usap sebentar dan tersenyum kepada Hermione yang memandang kacamata separoh bulan yang dipakai oleh Professor, ia lalu pamit pergi meneruskan perjalanannya yang sempat tertunda.

Tak lama kemudian semua mobil berwarna hitam berhenti, seorang pemuda turun "Maaf terlambat, lambung ku sedikit bermasalah," ucap seorang pemuda berambut orange cerah mengenakan celana jeans dan baju putih polos dengan kemeja merah tak terkancing.

"Kau yakin? Apa sudah minum obat?" Tanya Jean memandang Sebastian dengan pandangan khawatir, Sebastian mengangguk lalu William memberikan Hermione kepada Sebastian

"Kali ini biarkan aku yang menyetir," ucap William, William Granger duduk di bangku pengemudi di sebelahnya ada Jean dan di jok belakang Sebastian yang duduk sambil memangku Hermione yang tidak bisa diam untuk berceloteh menceritakan apa yang baru saja ia tonton di pertunjukan tadi.

Mobil tersebut melaju pulang ke kediama keluarga Granger, jalanan tersebut sangat sepi, hanya ada lampu-lampu jalan yang menemani sebagai salah satu sumber cahaya pada malam ini, William dan Jean saling bertatapan sebentar lalu mengangguk, dengan segera William menambah kecepatan dia takut perasaan buruk menghantuinya saat ini dan benar saja tak lama kemudian suara desingan terdengar dan mobil yang ditumpangi oleh keluarga Granger jatuh terperosok melewati salah satu pembatas jalan,

William Granger tertebak entah siapa yang menembak tidak ada orang yang lewat, tidak ada mobil yang melintas di daerah tersebut, Sebastian dengan gerakan yang cekatan segera menggendong Hermione menjauh dari Mobil yang sudah terbalik hampir menindih mereka, William dan Jean terjebak di dalam namun tak lama kemudian mobil tersebut hancur terbakar begitu saja, membuat Sebastian dan Hermione saling berpandangan lirih dan heran.

.

.

.

Suara sirine mobil polisi mengaung di jalanan malam mendapat telfon dari Sebastian yang menjadi salah satu korban yang selamat pada malam itu, para polisi segera turun dan beberapa diantaranya membawa Hermione dan Sebastian ke rumah sakit terdekat dari tempat kejadian.

Beruntung Hermione dan Sebastian tidak mengalami luka yang serius hanya beberapa memar akibat benturan yang terjadi, tapi batin Sebastian kembali bergejolak melihat orang yang begitu berarti, orang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, Hermione tidak menangis sama sekali saat kejadian itu berlangsung tapi Sebastian tau gadis kecil itu mengeluarkan air mata saat Sebastian memeluknya dalam perjalanan pulang.

Mereka berdua pulang tidak ke rumah tapi Sebastian yang secara langsung meminta sang polisi mengantar mereka berdua ke rumah saudari dari pihak sang ibu, Jean.

Rumah bertingkat yang berada agak jauh dari kota London sendiri, seorang wanita berambut coklat lurus duduk di teras depan rumahnya raut kekhawatiran tampak jelas di wajahnya, di sampingnya ada seorang pria berambut hitam yang merangkul wanita tersebut, mencoba menenangkan.

Kedua orang tersebut segera berdiri begitu sebuah mobil polisi berhenti tepat di depan rumah mereka, dengan agak tergesa-gesa mereka berjalan, Viona, nama wanita tersebut segera meraih Hermione dari gendongan Sebastian, meninggalkan sang suami dengan para polisi tersebut.

Viona menggendong Hermione menuju sofa ruang keluarga mencoba menenangkan Hermione yang masih terisak, "Mum, apa yang terjadi?" Tanya seorang anak kecil berumur 2 tahun lebih tua dari Hermione yang kini mengenakan piyama berwarna biru dengan bintang-bintang kuning, sang Ibu hanya memberi kode kepada anak pertamanya untuk duduk di sebelah dirinya, membantu sang Ibu menenangkan Hermione.

Sementara Tom adik ipar dari Jean membawa para polisi dan Sebastian tentunya menuju ruang tamu, membahas semua yang terjadi, 15 menit berlalu dengan pembicaraan alot dari pihak Tom dan polisi sementara Sebastian sudah angkat tangan dia terlalu lelah untuk ikut andil dalam pembicaraan, ia lebih memikirkan Hermione saat ini.

"Baiklah kami permisi dulu," ucap kedua polisi tersebut segera pulang, Tom menutup pintunya, menepuk pelan bahu tegap milik Sebastian dan berkata "Kalian selalu diterima di rumah ini, ayo secangkir kopi panas mungkin dapat membuatmu tenang," ujar Tom, disambut anggukan dari pemuda berambut oranger tersebut.

Tom berjalan mendahului menuju dapur untuk membuat kopi, Sebastian menoleh mendapati Viona berjalan menuruni tangga "Dimana Hermione?" pertanyaan singkat yang membuat Viona tersebut simpul

"Dia sudah ada di kamar, tertidur mungkin kelelahan, sebaiknya kau juga tidur atau mau makan dulu?" tawar Viona dengan nada tenang, Kepala Tom menyembul dari pintu dapur

"Hey kopinya sudah jadi, ayo!" ucap Tom, mereka berdua segera menuju dapur dan terjadilah obrolan antar orang dewasa, itupun jika Sebastian bisa di sebut pria dewasa, ia baru saja berusia 17 tahun dari beberapa bulan belakangan ini,

Pembicaraan cukup singkat ditemani secangkir kopi hangat yang menyeruak dari cangkir masing-masing, mencoba menenangkan pikiran dan tubuh yang sudah mulai lelah bagaimanapun pikiran mereka tertuju pada satu orang, Hermione Granger.

.

.

.

Ini baru sebuah awal

Jadi jangan heran jika banyak yang belum dimengerti

Kita akan sama-sama membahasnya dalam cerita ini

Sekali lagi…

Ini baru sebuah prolog

.

.

.

TBC...


Note:

Seperti yang diatas, ini baru sebuah prolog jadi jangan heran banyak OC nya dan mengenai cerita ini dah pasti AU

Review kalian berarti untukku :)

.

.

LovelyMina