Disclaimer:

Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafka, Harukawa35

Saat DaChu menjadi orang tua © Riren18 & AkaiYuuki27

Rate: T

Main Character: Dazai Osamu, Chuya Nakahara, and Atsushi Nakajima

Genre : little romance, family, and humor

Warning: humor garing rasa kerupuk, typo, OOC, tidak sesuai EYD, and many more. DLDR.

.

.

.

Abandoned boy

Dazai dan Chuya, dua orang anggota elit mafia pelabuhan baru saja pulang menyelesaikan misi mereka. Pandangan mereka terpaku pada sesosok manusia di depan gerbang apato.

"Chuya, apa itu anak kecil ?"

"Ku rasa itu memang anak kecil."

"Kenapa ada di sini?" Dazai memiringkan kepalanya.

"Mungkin itu anak mu dazai. Dari perempuan yg kau tinggalkan." Chuya tersenyum penuh kemenangan saat melihat dazai memasang wajah shock.

" Tidak mungkin, Chuya. Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu."

Kini ekspresinya berubah menjadi takut. Bagaimana jika anak itu ternyata memang anaknya? Tapi dia tidak pernah melakukan hal itu pada perempuan mana pun. Tidak, kecuali dengan Chuya. -ah, yang barusan itu rahasia, seharusnya.-

"Ayo kita bawa dia masuk."

"Jangan macam- macam dazai. Lebih baik lapor atau bawa saja langsung ke kantor polisi."

"Tapi kan kasihan dia di luar sendirian seperti itu Chuya. Dia kedinginan. Kalau dia mati bagaimana?"

.

.

.

Setelah hampir setengah jam berdebat diselingi rengekan Dazai- yang takut jika itu benar-benar anaknya- akhirnya Chuya mengalah. Mereka membawa masuk balita itu ke dalam apato mereka.

.

.

.

.

.

.

.

Mama

Setelah membawa masuk anak itu, Chuya menidurkannya di sofa.

" Kau yang membawanya ke sini, jadi kamu yang bertanggung jawab merawatnya. Aku tidak mau terlibat."

"Kok cuma aku sih Chuya. Apato ini kan milik bersama. Jadi kita rawat dia juga sama-sama dong."

" Enak saja. Yang merengek minta membawanya masuk kan kamu. Jadi ya kamu yang urus."

" Gak bisa gitu. Pokoknya rawat dia sama-sama."

"Gak mau. Yang bawa dia kesini kamu. Jadi kamu aja yang urus."

" Tapi kan tadi kamu yang gendong."

Chuya terdiam karena apa yang dikatakan Dazai barusan memang benar.

"Itu kan gara-gara kamu. Masa' bawa anak manusia kayak bawa anak anjing."

"Ugh tapi kan, Chuya.."

Mereka tanpa sadar meninggikan suara saat berdebat dan lupa kalau anak yang mereka bawa sedang tertidur. Karena itu si anak pun terbangun kemudian menangis.

Chuya yang pertama kali menghampiri anak dengan rambut abu-abu muda itu. Menepuk-nepuk tangannya pelan untuk membuatnya kembali tidur. Sayang, tangisannya malah semakin kencang. Anak tersebut membuka mata, menampilkan kelereng berwarna ungu dan kuning yang indah.

"Maamaa" masih sambil menangis, anak itu memeluk leher Chuya yang berada di sampingnya dan Chuya hanya bisa mematung.

"Sudah diputuskan. Kamu yang jadi mamanya Chuya. Artinya kamu juga ikut merawatnya. Hahaha." Dazai tertawa mengejek. Senyum penuh kemenangan terpampang jelas di wajahnya nya..

"SHINU!"

.

.

.

.

.

.

.

Nama

Dazai sedang asik berkutat dengan ponselnya. Layar menampilkan sebuah situs dengan judul artikel "Nama yang baik untuk anak laki-laki." Satu tangan menopang dagu dan yang lainnya sibuk menjelajah diatas layar sentuh sambil sesekali menggumamkan nama yang kira-kira cocok untuk diberikan pada balita yang baru mereka temukan.

"Hmmm. Akashi? Asahi? Yang mana yang bagus ya?"

Chuya yang baru saja keluar dari kamar setelah meletakkan anak tersebut di kasurnya, menatap heran pada Dazai.

"Kamu ngapain sih perban sialan? Bukannya bantuin ngurusin anak itu malah asik-asik tiduran main handphone."

"Aku sedang cari nama yang bagus untuknya. Tidak enak kan terus-terusan panggil dia anak itu."

"Kamu ngapain sibuk-sibuk cari nama. Dia sudah punya nama. Nih!" Chuya memberikan selembar kertas yang ditemukannya di dalam tas usang berisi perlengkapan bayi.

Di kertas itu bertuliskan kalimat pemintaan maaf dari orang tuanya dan permohonan untuk merawat anak mereka, ATSUSHI.

"Heh? Astuti? Nama yang aneh untuk laki- laki."

"ATSUSHI, oy !. Itu dibacanya ATSUSHI bukan ASTUTI!. Dasar bodoh!."

"Aku tahu kok Chuuya. Aku cuma ngetes kamu aja. Kamu kan bodoh."

"KUBUNUH KAU!."

.

.

.

.

.

.

.

Belanja

'Tahan Chuuya.. tahan. kau harus tahan emosi mu.'

Itu 'lah isi kepala seorang Nakahara Chuya saat ini. kalian bisa lihat asap imajiner itu mengepul dari kepalanya? dia seperti ketel air yang sudah mendidih. atau mungkin gunung berapi yang siap meletus.

Jika saja dia tidak sedang berada di tempat umum dan juga membawa Atsushi dalam gendongannya, sudah bisa dipastikan tempat ini akan diporak porandakan olehnya.

"Chuya, beli popok yang ini saja." Dazai menunjukkan satu bungkus popok dengan wajah ceria.

"Terserah." Chuuya menjawab dengan dingin.

Sebenarnya dia tidak ingin bicara sama sekali, takut kelepasan mengeluarkan emosinya dan membuat Atsushi takut. Tapi seperti biasa, orang bernama Dazai Osamu itu tidak akan pernah berhenti membuatnya kesal.

"Chuya, bisa berhenti pakai wajah seperti itu? kamu jadi terlihat menyeramkan loh. padahal kau sudah pakai baju yang cantik ."

"BRENGSEK, DAZAI!. INI SEMUA SALAHMU. GARA-GARA IDE BODOHMU ITU, AKU JADI HARUS PAKAI BAJU MEMALUKAN SEPERTI INI!" Chuya berteriak kesal lalu meninju wajah Dazai.

Atsushi yang mendengar Chuya berteriak langsung menangis karena kaget. Beberapa anak kecil disana pun ikut menangis mendengar teriakan dan tangisan. Seketika bagian supermarket tersebut menjadi ramai dengan suara tangis.

Pada akhirnya mereka harus meninggalkan supermarket tersebut dengan tidak terhormat, karena diusir oleh para ibu dan diseret keluar oleh petugas hingga belum sempat membeli popok untuk Atsushi kecil.

.

.

.

.

" Aku tidak akan pernah pergi belanja dengan mu lagi, Dazai."

"Kenapa ? "

"Karena kau kita jadi di usir dari supermarket tahu!"

"Tapi yang buat Atsushi nangis kan kau, bukan aku."

"Tapi, kau duluan yang mulai dan aku tidak mau lagi memakai dandanan seperti ini lagi."

Ya….. kini Chuya memakai sebuah simple dress berwarna baby pink dengan sebuah pita berwarna ptih di bagian pinggangnya. Rambutnya yang biasa di gerai dan terlihat berantakan kini di ikat oleh sebuah pita berwarna senada dengan gaunnya serta tak lupa sepasang wedges berwarna putih gading yang kini di pakai oleh Chuya. Make up natural tampak membuat Chuya terlihat semakin cantik. Bahkan Atsushi sempat memujinya sebelum mereka bertiga pergi ke supermarket. Semua itu berawal dari permainan konyol yang di lakukan oleh Dazai dan juga dirinya yang di mana orang yang kalah harus memakai penampilan tersebut selama seharian penuh dan alhasil Chuya kalah hingga dia harus memakai baju seperti itu hingga mereka tidur nanti.

.

.

.

.

.

.

.

Matsuri

Musim panas telah tiba dan pastinya di musim yang satu ini akan ada banyak matsuri atau biasa di sebut festival. Semua orang pasti menantikan matsuri karena di sana semua orang akan merasa senang karena ada banyak hiburan dan makanan. Pergi ke matsuri bersama dengan keluarga, sahabat, atau dengan seseorang yang spesial akan menjadi hal yang menyenangkan dan tak terlupakan.

Semua bermula dari si kecil Atsushi yang sedang menonton tv bersama dengan kedua orang tuanya. Mata bulatnya berbinar saat melihat hanabi yang berada dalam tv tersebut. Chuya dan Dazai yang melihat Atsushi yang terlihat excited saat melihat hanabi di tv hanya bisa tersenyum. Tak lama si kecil Atsushi menoleh ke arah sang mama.

"Mama….. itu apa namanya apa yang belwalna walni yang ada di tv ? "

"Itu namanya hanabi. Atsushi suka dengan hanabi ? "

"Atcuhi cuka cama hanabi, ma."

"Bagaimana kalau nanti malam kita ke matsuri sekalian nanti lihat hanabi di sana ? "

"Aku ….."

"Ayo kita ke cana cama-cama, pa, ma."

Chuya sukses di buat terdiam oleh si kecil Atsushi yang terlihat semangat ingin ke matsuri dan Chuya mau tak mau harus menuruti permintaannya karena dia tak tega membuat Atsushi menangis. Tanpa Chuya sadari, Dazai memunculkan seringaian mencurigakan di wajahnya dan pastinya dia memiliki rencana baru untuk mengerjai partner sekaligus sahabatnya sejak kecil itu.

.

.

.

.

Beberapa jam kemudian, mereka bertiga pun pergi ke matsuri yang di maksud oleh Dazai. Atsushi tampak lucu dan tampan dalam yukata berwarna putih dengan aksen garis-garis hitam yang di padu dengan obi berwarna biru tua serta sepasang geta menghiasi kaki mungilnya. Dazai juga tak mau kalah dengan Atsushi, dia mengenakan sebuah yukata bergaris dengan paduan warna biru muda dan biru tua dengan aksen garis berwarna putih di bagian biru tua yang di padu dengan obi berwarna putih gading dengan aksen garis hitam membuatnya tampak keren dan juga tampan. Dazai juga memakai geta seperti Atsushi.

Keduanya tampak senang saat berjalan ke sana tapi tidak dengan sang mama a.k.a Chuya yang kini memasang wajah cemberut karena apa yang di pakainya sangatlah memalukan. Ya….. dia memakai yukata untuk perempuan. Yukata berwarna dark cyan dengan motif bunga dan dedaunan kecil berwarna soft pink. Sebuah obi berwarna dark cerulean yang kini melingkar dengan pas di pinggang ramping Chuya. Sepasang geta dan tas kecil serta make up natural membuat Chuya tampak cantik. Rambut light brown di biarkan tergerai seperti biasa.

"Mama…"

"Kenapa Atsushi ? "

"Mama cantik….."

"Terima kasih. Kamu juga tampak tampan dan lucu, sayang."

"Kalau aku bagaimana, Chuya ? "

Chuya berjalan mendekati Dazai dan dia pun menarik bahu Dazai lalu membisikan sesuatu yang membuat Dazai hanya bisa membatu mendegarnya.

"Seperti biasa kau tetap jelek dan juga menyebalkan. Tapi, aku suka penampilanmu malam ini."

Setelah itu Chuya memberikan sebuah tiupan kecil ke telinga Dazai dan alhasil Dazai merasa merinding disko. Sepertinya Dazai merasa tak sanggup untuk pergi ke matsuri karena jantngnya mulai berdegup dengan aneh dan tak terkendali.

.

.

.

.

.

.

.

Author Note :

Doumo minna san ^_^ ogenki desuka ?

Riren kini berkolaborasi dengan sahabat Riren yaitu AkaiYuuki ^_^

Kalau boleh cerita sedikit fanfic ini bermula dari Yuuki yang mengajukan sebuah ide ketika Riren dan Yuuki sedang dalam perjalanan menuju suatu event. Pada akhirnya Riren dan Yuuki mencoba membuat ceritanya dan alhasil jadilah cerita ini hohoho XD. Buat fanfic kayak gini ternyata tak semudah yang Riren bayangkan karena Riren harus mencari bahan-bahan untuk membuat ceritanya supaya tidak salah informasi dan belum lagi mood Riren yang naik-turun serta kena wb yang berkelanjutan T^T

Riren berharap fanfic ini bisa menghibur siapapun yang membacanya dan maafkan Riren yang belum bisa melanjutkan fanfic Riren yang lain tapi Riren usahakan untuk melanjutkannya kembali T^T

Domou-ssu.. Yuuki desu.

etto.. maafkan ide abal-abal saya *ojigi*

Riren, apa yg harus saya tulis disini?

Ah, sudahlah.. *menghilang*

Riren dan Yuuki mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam fanfic kami dan kami menantikan review dari para reader baik berupa saran atau kritikan. Oh, ya, fanfic ini masih ada lanjutannya. Chapter selanjutnya sudah dalam tahap pengerjaan hohoho XD

Sampai bertemu di chapter berikutnya *wink* Jaa matta ne….