Fuah...akhirnya, setelah sekian lama cuma bisa baca dan coment-coment gaje fict athor lain, akhirnya bikin fict juga. Baiklah di fict pertama ini, saya memutuskan untuk menjadi 'pejuang NaruHina'.
Karena Saya Masih 'anak baru dalam dunia tulis-menulis', jd mohon bantuanya...

Mohon maaf jika ada kesamaan ide atau cerita. Tapi saya jamin, ide fict ini adalah hasil pemikiran saya sendiri.

Ok...cukup bacotannya, yang terakhir saya akan mempersembahkan kata-kata yang biasanya saya temukan di rumah-rumah makan...

"Selamat menikmati ^_^"

Warning: Typo, abal, gaje, pendek, OOC.

Disclimer: kalau Naruto punya saya... Saku nikah sama sasu, Hinata nikah sama saya. Biar aja naru patah hati...*plaak*


OUR DREAMS

CREATED BY RAY ICHIOZA

CHAPTER 1

MIMPI


Malam sepi di Konohagakure. Keheningan benar-benar menguasai malam Konoha saat ini. Tanpa orang-orang berlalu lalang dan jalan-jalan sepi yang hanya di terangi pencahayaan lampu jalan semata. Tidak ada satupun rumah yang masih menyalakan pencahayaan, bahkan sekedar untuk menerangi halaman depan.
Binatang malam pun seakan lenyap di telan sepinya malam. Tak satu pun diantara mereka mengeluarkan suara khas masing-masing.

Diantara gelap sepinya malam, seorang gadis nampak berjalan sendiri. Kaki jenjangnya terus melangkah dengan langkah-langkah kecil. Dengan pelan dia bergerak maju, menembus sunyi gelapnya Konoha.

Dia terus melangkah sendiri di kesunyian malam. Cahaya sang dewi malam yang terhalang oleh awan, semakin membuatnya terkurung dalam kegelapan. Suara langkah kakinya terdengar jelas, seakan hanya dialah satu-satunya orang yang ada disana.

Aneh...

Itulah yg ada di pikirannya. Keheningan Malam adalah hal biasa baginya, dia yang sudah sering pulang larut malam setelah menjalankan misi tentu sudah terbiasa dengan keheningan malam. Tapi Ini berbeda, keheningan ini entah kenapa membuatnya takut. Tak ayal, kegelisahan pun mulai menggrogotinya.

Terus melangkah, gadis itu semakin tertelan oleh kesunyian. Semakin jauh dia berjalan, semakin dia merasa takut. Kesunyian ini seperti akan menelannya bukat-bulat. Sibuk dengan pikirannya, gadis itu tak menyadari bahwa sesuatu melaju kearahnya.

SLASH...

Matanya terbuka lebar saat Sesuatu lewat tepat di sampingnya dengan kecepatan tinggi. Gerakannya terlalu cepat sampai tidak terlihat jelas. Tetapi meski cuma sesaat, dari siluet yang ia tangkap, dia bisa mengenali kalau sesuatu itu adalah manusia. Dan dari gerakannya yang cepat dan lincah, gadis itu menyimpulkan kalau orang misterius itu adalah seorang ninja.

Orang lain selain dirinya di malam aneh ini, dan orang itu adalah seorang ninja . apa yang sebenarnya terjadi ?.

AAKHH...!

Belum selesai menyimpulkan, dia sudah mendengar suara yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat, lagi. Suara itu benar-benar memecah keheningan malam. Dia terkejut, tapi dia sadar, dia adalah kunoichi tingkat chunin, jadi dia tidak boleh tenggelam lama dalam keterkejutannya. Dengan kedua tangannya dia membentuk segel, dia mulai memusatkan chakranya bersiap mengerahkan genkeinya.

"BYAKUGAN" suara nan halus dan lembut itu berbaur dengan keheningan malam untuk sesaat.

Dengan penglihatannya, dia menulusuri jalan-jalan
Konoha. Meski dalam kegelapan malam, dengan kemampuan Byakugan yang dimilikinya, diamasih bisa melihat targetnya dari kejauhan. Setelah mengetahui dimana posisi orang misterius itu, diapun melompat mengejarnya.

Tapi, ada satu hal yang membuatnya penasaran. Tempat yang dituju oleh orang misterius itu.

"Rumah Shikamaru kun?".

Tanpa pikir panjang lagi, diapun langsung menambah kecepatannya. Dia tentunya khawatir dengan temannya yang juga salah satu kandidat kuat calon Hokage itu.

Satu per satu bangunan ia leawati, berusaha secepat yang ia bisa. Entah kenapa perasaannya tidak enak, firasatnya mengatakan bahwa seuatu yang buruk akan tarjadi.

Akhirnya, setelah melompat dari satu bangunan ke bangunan lain, akhirnya dia sampai di depan rumah sang Nara. Byakugan masih aktif,dia menelusuri setiap bagian di sekitarnya dengan penuh kewaspadaan.
Ada satu hal aneh lain yang baru dia sadari. Semenjak dia tiba di depan kediaman klan Nara itu, dia tak menemukan seorangpun hampir di setiap ruangan. Ini membuatnya semakin tak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Setelah cukup lama menelusuri setiap bagian mansion Nara itu, gadis itu akhirnya menemukan satu ruangan yang di dalamnya dia bisa melihat secercah aliran chakra. Setelah memfokuskan Byakugannya pada ruangan itu, gadis Hyuga itu pun menemukan orang misterius yang tadi melewatinya.

"Ketemu!", batinnya saat dia melhat targetnya. Tapi saat berikutnya, matanya melebar. Selain targetnya, dia juga melihat seseorang terbaring tak berdaya di hadapan orang tersebut. Seandainya penglihatan Byakugannya bukan cuma hitam dan putih (pengecualian warna chakra) dia pasti akan
melihat warna merah darah yang sedikit demi sedikit merembes keluar membasahi lantai. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyimpulkan siapa orang yang sedang sekarat tersebut. Dan ia tahu ia tidak boleh membuang waktu.

.

.

.

BRUAKK…!

Pintu kamar hancur seketika hanya dengan sedikit gerakanlembut dari gadis indigo. Gadis itu agak terhenyak saat melihat pemandangan yang tertangkap oleh mata putihnya. Keadaan Shikamaru
ternyata lebih parah dari perkiraannya. Kaki Shikamaru tidak lagi terpijak, lehernya di cekik oleh tangan kiri sang ninja misterius dan tubuhnya terangkat dengan Punggung Shikamaru yang menempel di dinding. Sementara tangan kanan sang Ninja tak di kenal itu memegang sebuah kunai yang mungkin kalau Hinata sedikit terlambat, sudah menancap di jantung Shikamaru.

Shikamaru berusaha melepaskan cekikan dari Ninja misterius dengan kedua tangannya. Namun sia sia, tenaganya habis seketika saat menerima serangan dari lawannya.

"HENTIKAN!"

Sang ninja misterius menoleh kearah sang pemilik suara, begitu juga Shikamaru. Hinata samar-samar melihat wajah dan tubuh Shikamaru yang penuh luka. Sedangkan sang ninja misterius memakai sebuah topeng putih polos yang menutupi wajahnya.

"Hi...Hinata..." gadis yang di sebut namanya menoleh, menemukan kalau Shikamarulah sang pemilik suara. Dari cahaya mata Shikamaru yang tipis, Hinata tahu kalau Shikamaru hampir sampai pada batasnya.

"La...lari!" perkataan Shikamaru terdengar sangat pelan, tapi cukup jelas bagi Hinata.

"Tidak akan,aku akan menyelamatkanmu!" Kata Hinata mantap, meski ia tahu shinobi yang ada di hadapannya sekarang bukanlah shinobi biasa. Dia adalah shinobi yang bahkan Shikamaru dibuatnya tidak berdaya. Padahal dengan keadaan malam yang hampir di penuhi oleh kegelapan, Shikamaru seharusnya jauh lebih unggul. Tapi yang Hinata temukan sekarang adalah hal sebaliknya.

"Lari..." ucap Shikamaru lirih "Kau sa...saran beri...kutnya", Hinata agak tersentak saat mendengar kata-kata Shikamaru.

''Sasaran berikutnya?''

Ninja misterius itu menatap Shikamaru tajam. Saat berikutnya, Shikamaru telah melayang diudara sampai akhirnya menghantam dinding kayu rumahnya.

"SHIKAMART KUN" teriak Hinata.

SLASH...!

Hinata terhenyak ketika ninja misterius itu kini telah berada di belakangnya dalam sekejap.

"Hinata..."

Hinata di paksa mengalami keterkejutan lebih ketika Ninja misterius itu mengucapkan namanya. Bukan karena ninja mengenalnya, tapi sebaliknya, Hinata mengenal sang ninja misterius. Hinata mengenali suaranya, sangat kenal.

"Suara itu...," Hinata menoleh perlahan, melawan kekhawatiran akan perkiraannya. Sang ninja mulai bergerak, mengangkat lengan kanannya, bersiap melakukan sebuah hantaman telak pada Hinata. Sementara Hinata masih terpaku menatap topeng sang ninja, rasa tak percaya akan suara yang baru didengarnya membuat seluruh bagian tubuhnya terasa sulit digerakan.

"Maaf... Hinata..." lengan kekar itu pun terayun.

"Tidak mungkin..."

DEG...

.

.

.

.

"Hah..." mata lavender itu terbuka cepat. Gadis berambut indigo ite terpaku sejenak. Mulut dan matanya masih terbuka. Menandakan bahwa ia masih belum mampu menguasai dirinya.

"Mimpi..."

Mimpi. Yah... Hinata baru saja terbangun dari mimpi buruknya. Keadaanya sangat tidak baik sekarang. Wajah dan tubuhnya telah penuh oleh keringat. Tubuhnya gemetar hebat. Kedua tangannya terkatup rapat di depan dada. Dan wajahnya menunjukan ketakutan yang luar biasa.

Butuh waktu lama baginya untuk menguasai dirinya kembali. Sekujur tubuhnya masih gemetar. Dia diam tanpa kata. Kalaupun bersuara, hanya berupa suara gemetar pelan akibat rasa takutnya.

"Syukurlah... Hiks...," Ucap Hinata, suaranya bergetar yang sesekali di iringi sesegukannya, "Syukurlah... Hiks..." Hinata mencengkram dadanya, "Syukurlah itu cuma mimpi," Hinata tak mampu menahan agar air matanya tak keluar. Alhasil, lavendernya kini telah mengalirkan cairan beningnya.

Hinata memang pernah bermimpi buruk sebelumnya, dan tidak jarang sampai membuatnya menangis. Tapi mimpi buruknya barusan berbeda. Semua terasa begitu nyata. Hal yang menimpa Shikamaru, juga kata-katanya bahwa Hinata adalah sasaran berikutnya, mau tak mau membuat Hinata tak nyaman. Ditambah lagi, ninja misterius itu, dari suaranya, Hinata tahu siapa sebenarnya dia. Juga kemungkinan bahwa, ninja itu mengincar nyawa calon-calon Hokege.

Kekhawatiran Hinata semakin menjadi, dia takut kehilangan seseorang, seseorang yang sejak dulu ia kagumi, seseorang yang selalu berhasil membuat Hinata bangkit hanya dengan kata-katanya, seseorang yang bahkan membuat Hinata 'tak takut mati' untuk melindunginya.

Seseorang yang sangat Hinata cintai.

"Naruto-kun..."

Yah… Naruto Uzumaki dialah laki-laki yang telah mengubah Hinata. Naruto adalah inspirasi bagi Hinata. Darinya Hinata belajar banyak hal tentang arti hidup.

Tiba-tiba, seseorang mengetuk kamar Hinata cepat, seperti sedang tergesa-tergesa.

"Siapa...?"

"Ini aku Hinata..." suara khas yang terhalang oleh sesuatu itu langsung dapat Hinat kenali.

"Kakashi Sensei...?" ucap Hinata, dia heran ada apa sampai senseinya itu mendatanginya pagi-pagi buta begini.

"Iya... Sebentar..." Hinata menyeka air matanya, dia tidak ingin gurunya melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ujung-ujungnya, itu hanya akan membuat Kakashi khawatir.

Hinata beranjak dari tempat tidur kemudian membuka pintu. Setelah pintu terbuka sepenuhnya, nampaklah seorang shinobi dengan masker di wajahnya.

"Ada apa, Kakashi-sensei?" Hinata agak heran ketika memperhatikan pakaian yang Kakashi kenakan. Pakain ninja lengkap dengan rompi jounin dan ikat kepala berlambang Konoha telah terpakai rapi. Agak aneh untuk waktu yang masih dalam jam tidur seperti sekarang. Pasti ada sesuatu yang penting pikir Hinata.

"Hinata, kita harus kembali ke Konoha sekarang juga" Kata Kakashi, Hinata bisa melihat keseriusan di mata sang copy ninja dari Konoha itu. Dan kata-kata yang diucapkan Kakashi selanjutnya sama sekali tidak Hinata duga.

"Shikamaru Nara, ditemukan tewas di kediamannya"

Untuk kesekian kalinya, Hinata di paksa terkejut luar biasa.

"Mimpi itu...?"

"Tidak... Mungkin..."

Mimpi itu, adalah awal dari sesuatu yang sama sekali tidak Hinata harapkan.

TBC...


Gimana...?

Bagus ga...?
Kurang panjangkah...?
Atau malah hancur lebur...?

Ckck...

Oh ya... Soal itu Kakashi bukannya Kurenai, akan di jelaskan chapter2 berikutnya.

Yang terakhir...
Mohon kritik dan saran lewat review...