Disclaimer Masashi Kishimoto

Story by Minazuki Miharu

Warning :

AU, OOC, Typo's, Gaje

Happy Reading!

and

RnR please?

Don't Like, Don't Read!

.

.

.

.

.

.

.

CAVALIER

.

.

.

Tak ada yang tahu darimana mereka berasal. Mereka tiba-tiba saja datang dan berbaur dengan manusia. Hidup menyebar diseluruh penjuru dunia dan menyebut diri mereka sendiri sebagai Mage, makhluk dengan kekuatan magis yang sama sekali tidak dapat dicerna oleh akal pikiran manusia.

Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh seluruh Mage adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan Naga.

Para Mage dipimpin oleh seorang Mage yang sangat kuat dan dikenal dengan nama Rikudou Sennin. Hanya Rikudou Sennin-lah yang mampu membuat para Mage takluk dengan kekuatannya. Akan tetapi ketika Rikudou Sennin menghilang, Mage mulai bersikap angkuh, sombong dan arogan. Dengan fisik yang menawan dan kekuatan yang hebat, pantaslah mereka bersikap seperti itu. Tak ada yang tahu alasan dibalik menghilangnya Rikudou Sennin yang membuat gempar seluruh dunia.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Sifat angkuh dan arogan para Mage itu pun perlahan menghilang saat Sannin -yang merupakan pemimpin baru para Mage- muncul. Sannin disebut-sebut sebagai Mage terkuat diantara Mage lainnya. Mereka yang berjumlah tiga orang terdiri dari Jiraiya, Tsunade, dan Orochimaru. Tak banyak yang tahu sebesar apakah kekuatan para Sannin itu sebenarnya. Yang pasti, mereka pastilah sangat kuat sampai-sampai Rikudou Sennin sendiri yang menunjuk mereka langsung untuk mengantikan posisinya.

Para Mage tidak bisa membantah perintah ataupun aturan yang dibuat oleh Sannin karena Sannin memiliki bukti yang kuat bahwa mereka memang benar-benar orang yang ditunjuk oleh Rikudou Sennin. Mereka pun menjadi pemimpin yang sah atas para Mage. Langkah awal yang dibuat oleh Sannin adalah perintah untuk menerima dan beradaptasi dengan Manusia yang merupakan non-Mage.

.

.

.

.

"Sasuke, Naruto, cepat bangun! Ayo bangun!" teriak seorang pemuda berambut hitam panjang yang ia ikat kebelakang. Ia mengguncangkan tubuh kedua pemuda lainnya yang tengah tertidur pulas didepannya dengan kasar. Raut wajahnya menampilkan ekspresi tegang, cemas, dan khawatir yang bercampur menjadi satu.

Tapi yang didapat oleh pemuda itu hanyalah dengkuran –yang semakin keras- dari seorang pemuda berambut pirang jabrik yang tadi dipanggilnya Naruto sebagai jawabannya.

Merasa tak mendapatkan respon yang berarti dari keduanya, pemuda tadi kembali mengguncangkan tubuh keduanya lebih keras sambil sesekali menepuk pipi keduanya.

"Astaga, ayo cepat bangun kalian berdua! Dasar pemalas!"

"Berisik! Ada apa sih, baka aniki!" bentak salah satu dari kedua pemuda yang tertidur tadi dengan bersungut-sungut. Terlihat matanya sedikit memerah dan rambut ravennya sedikit berantakan karena dipaksa bangun dengan tidak elite-nya.

"Otouto, cepat bangunkan Naruto!" pemuda berambut hitam tersebut tidak menghiraukan bentakan dari adik kesayangannya itu. Setelah memerintahkan Sasuke untuk membangunkan Naruto, dengan cepat pemuda tadi melesat keluar.

Sasuke, nama pemuda berambut raven tadi, hanya menatap punggung kakaknya dengan bingung. Lalu ia pun beralih pada mahluk disebelahnya yang kini masih tertidur dengan pulas.

"Dobe, cepat bangun." Sasuke mengguncangkan tubuh Naruto dengan malas.

"Kenapa, sih teme? Aku sebentar lagi akan menduduki singgahsana Sannin" gumam Naruto sedikit meracau.

"Cepatlah, Itachi-nii membeli banyak sekali ramen. Kau mau tidak kebagian, heh?" ujar Sasuke sambil menyeringai ketika dilihatnya Naruto langsung bangun dari tidurnya.

"APA?! Mana? Mana? Mana ramennya?" tanya Naruto sambil histeris. Mendengar kata 'ramen', Naruto segera membuka matanya selebar mungkin sambil menoleh kesana-kemari.

"Heh, dasar dobe. Sekali dobe tetap dobe" ujar Sasuke sarkastik sambil menutup telinganya. "Ayo keluar. Itachi-nii pasti ada diluar."

Masih dengan hakama tidurnya, Sasuke beranjak dari kasurnya tanpa mempedulikan Naruto yang kini memberengut kesal dan melayangkan beberapa sumpah serapah padanya. Tak lama kemudian Naruto pun bangkit dan mengikuti Sasuke sambil membenarkan hakama tidurnya.

"Hei, sepertinya aku mendengar suara-suara aneh dari luar." ujar Naruto tiba-tiba ketika dirinya sudah menyamai langkah Sasuke.

"Hn, aku juga. Ayo cepat." Sasuke semakin mempercepat langkahnya begitu juga dengan Naruto.

Sesampainya mereka berdua didepan, betapa kagetnya mereka saat mendapati pemandangan mengerikan yang terpampang jelas didepan mereka.

Hampir semua rumah penduduk desa sudah hancur lebur rata dengan tanah dan beberapa lagi dalam keadaan terbakar, termasuk rumah mereka yang sebentar lagi benar-benar akan rata dengan tanah. Mayat penduduk bergelimpangan dimana-mana dan darah berceceran sepanjang jalan. Jeritan-jeritan histeris tak henti-hentinya menusuk indera pendengaran keduanya.

Bagaimana mungkin mereka dapat tidur dengan begitu lelap sedangkan keadaan disekitar mereka sudah kacau balau begini?

Sasuke memandang horor pemandangan didepannya sedangkan Naruto sudah berteriak-teriak histeris sambil membelalakkan matanya. Beberapa kali ia menghampiri mayat-mayat yang bergelimpangan itu hanya untuk memastikan apakah mereka masih hidup atau tidak. Walaupun sebenarnya jawabannya sudah sangat jelas.

"Sasuke! Naruto!" terdengar teriakan yang sudah sangat familiar ditelinga keduanya.

"Itachi-nii!" balas keduanya bersamaan.

Itachi datang menghampiri keduanya sambil menggiring seekor naga putih keunguan. Setelah sampai didepan keduanya, Itachi segera mengarahkan Sasuke dan Naruto untuk menaiki naga tersebut.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini? Ada apa dengan desa kita? Lalu kau mau menyuruh kami kemana?" Naruto mengeluarkan pertanyaan yang bertubi-tubi dalam sekali tarikan nafas.

Itachi tidak menjawab. Ia kini masih sibuk keluar masuk ke dalam rumah mereka hanya untuk sekedar memasukkan barang-barang yang mungkin akan berguna bagi kedua adiknya kedalam tas yang ia ambil secara sembarangan. Rumah mereka benar-benar tampak berantakan dan hampir terbakar seluruhnya.

"Aniki, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Sasuke tenang, namun tak menutupi perasaan khawatir dan penasaran didalam dirinya.

"Holy Mage," Itachi menghentikan gerakannya lalu menatap satu-satunya keluarga yang ia miliki. "Mereka menyerang desa. Kalian harus cepat pergi dari sini sementara aku akan menahan mereka." jelas Itachi sambil menatap Sasuke dan Naruto bergantian.

"Tapi-"

"Percayalah padaku, otouto." Itachi memotong kata-kata Sasuke.

"Tidak bisa! Itachi-nii harus ikut dengan kami. Benar, kan, Sasuke?" tanya Naruto meminta persetujuan Sasuke.

Sasuke terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menjawab.

"Kita pergi, Naruto." jawab Sasuke pendek.

"APA?! Bagaimana dengan Itachi-nii?" bantah Naruto, kali ini ia menatap Itachi dengan tatapan khawatir.

"Aku percaya pada aniki. Ayo naruto, kita pergi sekarang." balas Sasuke mantap. Naruto yang melihat kesungguhan dari Sasuke hanya dapat terdiam.

"Kalian pergilah ke Amegakure. Temui Pein. Aku sudah mengirim pesan padanya tentang kedatangan kalian." terang Itachi pada keduanya.

"Lalu apa yang harus kami lakukan selanjutnya, aniki?" tanya Sasuke.

"Pein akan memberitahu kalian. Sekarang pergilah!" perintah Itachi.

"Tidak semudah itu kalian melarikan diri!" teriakan seorang wanita menggema tepat dibelakang Itachi, Sasuke dan Naruto.

Ketiganya dengan cepat menoleh kearah sumber suara. Disana, berdiri seorang wanita berambut merah pias panjang dan seorang laki-laki berambut perak panjang. Ekspresi yang mereka tunjukkan sangat bertolak belakang. Yang wanita menyeringai iblis sedangkan laki-laki disebelahnya berwajah datar tanpa ekspresi.

"Pergi setelah aku memberi aba-aba." bisik Itachi pada Naruto dan Sasuke sepelan mungkin.

Itachi berbalik dan memandang kedua musuh mereka dengan senyum mengejek.

"Sepertinya kalian sudah sangat bersenang-senang disini." ujar Itachi dengan nada mengejek.

"Jangan meremehkan kekuatan kami! Kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatanku!" teriak wanita berambut merah pias itu tersulut emosi.

"Tayuya, tetap konsentrasi terhadap musuh." laki-laki tersebut tampak memperingatkan partnernya.

"Tch, kau diam saja, Kimimaru!" balas Tayuya sengit. "Bersiap-siaplah pemuda keriput!"

Bersamaan dengan teriakan Tayuya tersebut, dengan cepat gadis berambut merah itu berlari untuk menyerang Itachi. Ia mengeluarkan seruling andalannya yang dalam sekejap telah berubah menjadi pisau belatih.

Namun Itachi tidak diam saja. Ia segera memasang posisi siaga sembari berbisik pada Naruto dan Sasuke untuk bersiap-siap.

"Blazing Meteor!" sebelum Tayuya benar-benar menyerangnya, Itachi sudah terlebih dahulu mengeluarkan sihir elementalnya.

Hujan bola-bola api raksasa yang jumlahnya dapat mencapai ratusan segera menghujami Tayuya serta Kimimaru yang sedikit lengah, mereka tampaknya menganggap Itachi sama lemahnya dengan penduduk desa yang lain. Hujan bola api raksasa itu kontan saja membuat Tayuya melompat kembali kebelakang dan menimbulkan asap yang cukup tebal.

"Sekarang Sasuke! Naruto!" Itachi memberi aba-aba kepada Naruto dan Sasuke.

"Baiklah, hati-hati, aniki" Sasuke mengangguk mantap, sedangkan naruto hanya memandang sendu pada Itachi sebelum akhirnya ia dapat tersenyum cerah.

"Yosh! Kalau begitu cepat susul kami Itachi-nii!" seru Naruto semangat. Tampaknya ia telah mendapatkan kembali semangatnya.

"Ayo, Vind-chan!" Naruto segera memerintahkan naga elemental miliknya untuk segera meninggalkan area pertarungan tersebut.

Vind -nama naga tersebut- segera mengepakkan sayap putih keunguannya dan segera melesat ke angkasa. Angin malam yang terasa begitu dingin tak menghalangi mereka sama sekali. Mereka terbang semakin tinggi dan segera menjauhi desa Iwagakure menuju ke desa Amegakure.

"Undercover !" teriak Naruto sesaat sesudah mereka membumbung ke angkasa.

Naruto menyelubungi naga miliknya beserta Ia dan Sasuke agar musuh tidak dapat melihat maupun mendeteksi keberadaan mereka. Sihir ini adalah salah satu sihir terkuat yang dipelajarinya bersama dengan Sasuke.

"Kita akan pergi kemana, Naruto ?" tanya Vind, naga elemental Naruto melalui mindlink mereka.

"Kita pergi ke Amegakure. Kau tahu jalan kesana, kan, Vind-chan ?" jawab dan tanya Naruto.

"Aku tahu, Naruto." jawab sang naga sambil mempercepat lajunya.

"Tidak." bantah Sasuke cepat.

Walaupun sangat jarang sekali terjadi, tetapi Sasuke juga dapat terhubung didalam mindlink antara Naruto dan Vind. Ini terjadi karena mereka berdualah yang sudah merawat serta membesarkan sang naga tersebut, sehingga tanpa mereka sadari midlink di antara mereka bertiga pun terjalin. Walaupun sebenarnya hanya Naruto saja yang memiliki elemental yang sama dengan naga berelemental Aero tersebut.

"Eh? Apa maksudmu, Sasuke? Bukankah Itachi-nii menyuruh kita untuk pergi kesana?" tanya Naruto bingung.

"Tentu kita akan kesana. Tetapi setelah kita membawa aniki dengan selamat." jawab Sasuke.

"Maksudmu kita akan kembali lagi kesana?" Naruto menunjuk kearah desa mereka yang telah berubah menjadi lautan api ditengah gelapnya malam.

"Tidak. Kalau kita kembali sekarang, ada kemungkinan aniki akan menyuruh kita pergi lagi." Terang Sasuke, mata onyxnya menerawang kedepan. Sepertinya ia sedang memikirkan saudara laki-lakinya tersebut.

"Lalu, apa rencanamu?" tanya Naruto lagi.

"Kita akan kembali saat fajar tiba. Aku yakin aniki akan bertahan." jawab Sasuke mantap. Mata onyxnya memancarkan keyakinan dan harapan yang kuat.

.

.

.

.

.

.

.

Apa yang akan terjadi pada Itachi? Apa benar ia akan dapat bertahan? Lalu siapa atau apa itu Holy Mage ? Mengapa mereka menyerang desa? Dan bagaimana pula Naruto serta Sasuke dapat berkomunikasi dengan naga?

TBC

Gimana ceritanya? maaf ya kalo gaje *pundung*

RnR please? karena kelanjutan cerita ini bergantung pada Review kalian, minna.

and one again, No Flame!

saya tahu kalau saya Newbie disini dan saya juga sadar pasti banyak kesalahan dalam penulisan kalimat-kalimatnya. jadi, jangan Flame ya? lagipula kita disini bebas mengapresiasikan imajinasi kita, bukan?

Arigatou...