Harry potter bukan milik saya, karena kalau milik saya maka james tidak akan pernah mati dan akan menjadi pasangan severus

Harry potter milik J. K. Rowling

Harry Potter and the Secret Twin is mine

Summary: Apa yang terjadi jika sebenarnya harry memiliki 'saudara' kembar, dan mereka bukanlah anak dari pasangan James-Lily tetapi anak dari pasangan James-Severus, dan bagaimana jika ketika penyerangan voldemort hanya lily yang tewas? OOC garis keras!, OC!, typo, BxB! Slash!JamSev, DraRry, SBRl, m-preg, bad!manipulator!dumbledore, semi-cannon...

DLDR!

*

"Lily Run! It's him! Take Harry and Run! I'll hold him!" Ucap James dengan tongkat yang teracung kearah sosok berjubah yang dengan seenaknya masuk kekediaman mereka.

"Mau melawanku eh, Potter? How Gryffindor you are" ucap sosok itu dengan seringai di wajahnya.

"Kau menghianatiku Wormtail! Seharusnya aku tak pernah menerimamu sejak awal! Dasar pengecut!!" Teriak James pada sosok pendek yang mengikuti orang asing itu ke kediamannya.

"Get out of my sight Potter! Reducto!" Ucap Voldemort.

"Protego!! Incendio!!" Balas James.

"Kau! Stupefy!" James yang terkena mantra itu langsung tak sadarkan diri.

Voldemort pun melangkahkan kakinya menuju nursery. Well, mungkin seharusnya ia membunuh Gryffindor bodoh itu, tapi tak apa lah tujuannya kali ini adalah putra si traitor blood itu bukan si traitor blood itu sendiri. Dengan langkah yang menurut author cukup dramatis, Voldemort pun memasuki nursery.

"Harry, Mama love you. Don't forget this okey my baby boy. Mama and Daddy always love you. And remember this Harry, i'm not your real mother. And you have twin brother. Search them Harry and you'll be happy. Mama always love you" bisik Lily pada Harry yang sedang menangis di crib nya.

Pintu Nursery pun terbuka, Voldemort dengan senyum yang menjijikkan masuk dengan jubah yang berkibar di belakangnya.

"Stand aside you silly girl!" Perintah Voldemort.

"No! Not Harry!! Take me instead. Please not Harry!" Mohon Lily.

"Stand aside! Or i'm not be mercy anymore!" Paksa Voldemort.

"No, no Harry. Take me instead. Please not Harry. Don't kill Harry" mohon Lily lagi."Avada Kedavra!" Cahaya hijau meluncur dari tongkat Voldemort dan menuju dada Lily. Tubuh Lily langsung terjatuh menghantam lantai kayu kamar Harry.

"Mama! No mama!!" Tangis Harry pun pecah lagi tepat ketika tubuh Lily terjatuh.

"Dan sekarang kau bocah. Avada kedavra!" Cahaya hijau kembali muncul dari tongkat Voldemort dan kini menuju kepala Harry. Cahaya Putih bersinar melindungi Harry dan membalikkan the killing curse ke Voldemort. Voldemort pun menghilang, meninggalkan jubah dan tongkatnya yang kini tergeletak dilantai. Wormtail yang terlaku penakut mengambil tongkat tuannya lalu pergi menghilang. Dan lightning bolt scar kini berada di kepala Harry.

Severus datang ke Kediaman Potter dengan air mata yang mengalir di pipinya. Dia memasuki rumah yang sudah setengah hancur itu dengan perlahan. Di hallway ia melihat tubuh James terbaring, perlahan ia menunduk dan mengecek denyut nadi James. Sebuah senyum penuh kelegaan pun terpatri di wajahnya. James masih hidup. Dan perlahan ia pun beranjak menuju nursery. Dan ketika ia sampai, sebuah pemandangan yang paling dia tidak ingin lihat tersaji di hadapannya. Lily Potter, terbaring kaku di lantai dengan kedua bola mata yang masih terbuka. Dengan lembut Severus menutup kelopak mata Lily. Dan mengecup pipi serta keningnya. Ia mengalihkan perhatiannya ke baby Harry yang masih menangis, tampak darah mengalir dari keningnya. Severus pun menggendong Harry dan menyembuhkan lukanya. Namun, bekas luka di keningnya tak menunjukkan tanda-tanda akan pudar. Kedua bola mata hijau besar menatapnya sedih.

"Papa?" Bisik Harry.

"Yes Love, it's me" balas Severus lembut sambil mengecup kening Harry.

"Mama... Me want mama, papa" ucap Harry sambil menyandarkan kepalanya ke dada Severus.

"She's gone baby. She's not come back again" lirih Severus dengan air mata yang kembali mengalir.

"Bad man kill her, didn't he papa?" Tanya Harry yang dibalas anggukan pelan Severus.

"Papa why cry? Papa not cry" ucap Harry sambil menghapus air mata yang mengalir dipipi Severus.

"Yes, papa not cry baby. And do you know baby? Your Daddy still alive. And he'll take care of you" ucap Severus lembut sambil mengecup pucuk kepala Harry yang kembali bersandar didadanya.

"Dada? Me want dada, papa" tepat ketika Harry selesai mengucapkan wish nya, pintu nursery kembali terbuka dan menampilkan wajah kacau James Potter.

"Dada!!" Teriak Harry cerah, kedua tangannya di ulurkan kearah James.

"Harry! Oh Merlin! You're alive!" Ucap James sambil memeluk Harry erat.

"Dada!! Bad man kill mama!" Curhat Harry dengan pout dibibir mungilnya.

"I know baby. I know" bisik James sambil mengelus rambut Harry yang berantakan.

"J-james, you're awake?" Tanya Severus yang sedari tadi diam.

"Snape? What the hell are you doing in here?" Ucap James dengan glare ke arah Severus. Severus harus menahan sakit dihatinya ketika James memanggil nama belakangnya.

"A-aku hanya ingin mengecek keadaan kalian" lirih Severus.

"Ya.. Mengecek lalu memastikan apakah Harry sudah mati atau belum dan menertawakanku ia? Menertawakanku karena TUANmu berhasil menemukan keluargaku!" Desis James dengan menekan kata tuan.

"N-no James! I- i didn't..." Bisik Severus dengan air mata yang kembali mengalir dari kedua manik obsidian miliknya.

"Jangan berakting sok peduli Snape! Kau lah penyebab Voldemort memburu kami! Jadi, kau lah penyebab Lily meninggal! Pergi dari hadapanku Snape. Pergi sebelum aku berubah pikiran dan membunuhmu dengan tangaku" desis James berbahaya.

"But J-jam..." " Don't call my name again Snape! You didn't have a right to call my name again Snape" potong James dingin.

"Pergi Snape!" Dan dengan itu, Severus pun menghilang dengan bunyi crack kecil.

"Papa!!! Don't go Papa!! Dada! Me want papa!!" Isak Harry ketika Severus menghilang dari hadapannya.

"He's not your Papa, Harry. And he never be your Papa anymore" ucap James dingin lalu pergi meninggalkan nursery dengan Harry yang masih terisak digendongannya.

-Harry Potter and The Secret Twin-

31 Juli 1991, Prince Cottage, Irlandia.

Severus duduk termenung di Gazebo rumahnya. Pikirannya kembali melayang ke kejadian 10 tahun lalu. Dan selalu, setiap kali ia mengingat kejadian itu, air mata selalu turun membasahi pipinya. Hari ini ulang tahun kedua putranya yang ke-11. Dan itu berarti sebentar lagi ia bisa kembali melihat Harry. Harry kecilnya yang manja. Tunggu. Kedua? Ya, Harry dan Alexander Potter. Severus and James twin son. Tapi sayang, James tidak tahu apa-apa tentang Alex. Severus terpaksa menghapus memory James tentang putra kembar mereka dan juga putra Lily yang tewas saat persalinan. Ia tidak mau Dumbledore dan Dark Lord mengetahui hal ini. Namun, ia tak bisa menghapus memory Lily dari kejadian itu.

-Flashback-

31 Juli 1980, st. Mungo's Hospital.

Suara tangis terdengar dari salah satu ruang persalinan. Sebuah senyum terkembang dari bibir seorang James Potter. Akhirnya putranya lahir. Setelah persalinan yang memakan waktu 12 jam itu. Dengan cengiran yang masih lebar James pun memasuki ruang itu. Kedua istrinya tampak sedang menggendong bayi. Lily satu, namun dengan raut sedih dan Severus dua dengan sebuah senyum manis di bibirnya. Tunggu.. Dua? Itu artinya... James punya anak kembar! Dia melangkahkan kaki kearah tempat tidur Lily terlebih dahulu.

"Lils? Ada apa?" Tanya James hati-hati.

"James.. Our son... He's dead.. I'm sorry" bisik Lily sendu.

"It's alright Lils. Yang terpenting kau selamat. Mungkin ini bukan waktunya kita memiliki putra. Toh Sev punya dua" ucap James lembut.

"Thanks James" balas Lily.

"Hey, Sev. Bagaimana?" tanya James pada Severus yang ranjangnya berada disebelah kiri ranjang Lily.

"Their great James. I love them" bisik Severus, takut membangunkan kedua putranya."Sudah ada nama?" tanya James menggendong salah satu di antara keduanya.

"Ini Alex dan ini Harry" ucap Severus sambil menunjuk bayi yang ada di tangan James lalu yang ada di tangannya.

"Birth Certificate mereka sudah dibuat?" Tanya James.

"Ya, ini birth certificate mereka" ucap Severus sambil memberi James dua lembar kertas. Dan James mengembalikan Alex ke tangan Severus

Birth Certificate

Name : Alexander Severus Potter

Date of Birth : 31st Juli 1980 time: 23.55

Parents : James Charlus Potter (Father)

Severus Tobias Potter nee Snape (Carrier)

Sibling : Hadrian James Potter (younger twin)

God Parents : Remus John Black nee Lupin (Godfather)

Lilith Marie Potter nee Evans (Godmother)

Birth Certificate

Name : Hadrian James Potter

Date of birth : 31st Juli 1980 time: 23.59

Parents : James Charlus Potter (Father)

Severus Tobias Potter nee Snape (Carrier)

Sibling : Alexander Severus Potter (elder twin)

God Parents : Sirius Orion Black (Godfather)

Lilith Marie Potter nee Evans (Godmother)

"This beautiful Sev. I love their name. Alex and Harry. My precious sons" ucap James lembut.

"Hey prongs!" Sapa Sirius sambil menggandeng Remus yang tengah menggendong putra mereka, Damien Regulus Black.

"Padfoot! Moony! It's nice to see you mate!" Sapa James balik.

"So, which one my Godson?" Tanya Sirius penasaran.

"This one, and this one Remus's" ucap James sambil menunjuk bayi yang ada di tangan kiri Severus lalu yang ada ditangan kanannya.

"And he's name?" Tanya Sirius lagi.

"Harry, Harry Potter and Remus yours Alex, Alex Potter" ucap James bangga.

Severus yang lelah menggendong keduanya pun meletakkan kedua bayinya ke ranjang bayi di sebelahnya. Remus pun meletakkan putranya dan Sirius ke ranjang bayi milik Severus.

"Their so cute" bisik James.

"Yes Love, but i'm sorry. Stupefy!" Ucap Severus dan James, Sirius dan Remus langsung tidak sadarkan diri.

"Severus apa yang kau lakukan?" Tanya Lily khawatir.

"Aku tidak mau Dumbledore mengetahui hal ini Lils. Minky!" Jawab Severus.

Pop! Seorang peri rumah dengan Crest Prince family muncul di hadapan Severus dan Lily.

"Apa yang bisa Minky bantu Master Severus Prince sir?" Tanya Minky.

"Bawa dia dan ini ke Prince manor. Dan tunggu disana" perintah Severus sambil menyerahkan Alex dan juga birth certificate milik Alex. Dan dengan pop kecil Minky pun menghilang.

"Lils kemarikan jasad bayimu dan gendong Harry" perintah Severus dan Lily hanya bisa menurutinya.

"Glamorous" lirih Severus ke birth certificate milik Harry. Dan kini birth certificate milik Harry pun berubah.

"Itu bertahan berapa lama Sev?" Tanya Lily.

"13 tahun. Setidaknya itu cukup Lils" ucap Severus.

"Bantu aku mengobliviate mereka dan tambahkan beberapa memory. Hapus yang James melihat birth certificate" ucap Severus sekali lagi.

"Baiklah. Obliviate" bisik Lily kearah James dan Severus ke arah Remus dan juga Sirius.

"Enervate" ucap Severus.

"Ugh.. Kepalaku sakit" ucap James sambil memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sirius.

"I don't know. Kalian masuk makan cookies yang ada disana lalu pingsan" bohong Severus.

"Sudahlah. Lils, bisa aku melihat birth certificate putra kita?" Tanya James.

Lily melirik kearah Severus yang menganggukkan kepalanya pelan. Dan menyerahkan birth certificate yang sudah dimodifikasi Severus kepada James.

Birth Certificate

Name : Harry James Potter

Date of Birth : 31st Juli 1980 time: 23.59

Parents : James Charlus Potter (Father)

Lilith Marie Potter nee Evans (Mother)

Sibling : none

God Parents : Sirius Orion Black (Godfather)

Alice Diana Longbottom nee Carol (Godmother)

"He has your eye Lils" bisik James saat melihat putranya membuka mata. Dua buah emerald jernih menatapnya polos.

"Ya" balas Lily singkat. Remus entah mengapa merasa ada yang kurang, ia merasa seperti seseorang sudang mengobrak abrik memory nya. Tapi biarlah. Toh sekarang dia sedang bahagia dengan sahabatnya itu.

"Sev, maaf. Mungkin kita bisa melaksanakan pemakamanny besok" ucap James.

"Ya, kau punya nama untuknya?" Tanya Severus sambil menatap sedih bayi Lily yang sudah tak bernyawa di gendongannya.

"Daniel. Daniel Martin Potter" ucap James.

"Nama yang bagus James" balas Severus.

Lily menatap Severus dengan pandangan sedih dan kecewa. Severus balas memangdangnya dengan lembut dan bisikan aku jelaskan semuanya nanti.

-Present-

Severus menghelas nafas. Mengingat kejadian itu selalu membuatnya merasa bersalah. Ia merasa bersalah pada James karena telah menyembunyikan fakta dan pada putranya Alex karena ia telah menahannya bertemu sang Daddy.

"Papa! Here you are!" Seru seorang anak laki-laki dengan rambut berantakan dan iris deep forest yang selalu berkilat jahil.

"Yes son. Whats wrong?" Tanya Severus ketika sang putra menghampirinya.

"I got my letter Papa! Can we shopping now? Please Papa" bujuk Alex dengan puppy eyes.

"*sigh* baiklah. Tapi, Papa hanya mengantarmu ke Gringgots. Papa ada banyak urusan. Kau bisa meminta uncle Reggy dan Aries menemanimu" saran Severus.

"Aku sendiri saja. Kan aku sudah besar" jawab Alex bangga.

"Baiklah jangan lupa glamourmu Lex dan kau ingat jika ditanya siapa kau harus jawab apa?" Tanya Severus.

"Namaku Lucas, Lucas Alandrian Prince. Keponakanmu dan jika ada yang tanya kenapa aku keluar masuk vault mu bilang saja kau sudah menjadikan vault ini trust vault ku karena aku adalah keponakanmu. Orangtua ku meninggal karena sebuah wabah dan untungnya saat itu aku sedang dititipkan padamu. Ayahku Septimus Prince merupakan sepupumu dan ibuku Aleandra Wington merupakan seorang pureblood witch dari Amerika. Ya ya ya Pa, i know. Kau sudah menyuruhku menghapal dialog itu sejak berumur sembilan tahun" balas Alwx sedikit kesal dan membuat Severus terkekeh kecil.

"Good, hold my hand" ucap Severus. Dan ketika Alex menggenggam tangannya erat mereka pun menghilang dengan bunyi crack pelan.

-Harry Potter and The Secret Twin-

Harry melangkahkan kakinya riang di jalanan Diagon Ally. Tangannya menggenggam erat tangan sang ayah dan di depannya sahabatnya Damien dan kedua orangtua nya. Ibu Harry, Lily, sudah meninggal 10 tahun lalu karena dibunuh seorang penyihir megalomaniac. Hari ini mereka akan membeli perlengkapan sekolahnya. Ia akan masuk Hogwarts! Sekolah yang sama dimana kedua orangtuanya pernah bersekolah. Namun, ayahnya pernah berkata padanya untuk jangan mempercayai Headmaster nya. Ayahnya bilang Headmaster Hogwarts pernah berencana menyuliknya dan meninggalkannya di rumah bibinya yang annoying itu. Dan lagi ayahnya bilang kalau paman Sirius hampir masuk ke Azkaban karena pria tua itu.

Sesampainya di Gringgots Harry melihat seorang anak laki-laki seumurannya sedang berjalan sendirian menuju salah satu goblin. Anak laki-laki itu tampak berani. Tapi, sepertinya goblin penjaga yang melayani anak itu tidak mau anak itu pergi sendiri, sehingga ia harus pergi bersama Harry dan keluarganya.

"Hey" sapa Harry.

"Hello! What's your name? Mine Lucas, Lucas Alandrian Prince" balas Lucas aka Alex ramah. Alex tahu bahwa sosok yang menyapanya adalah adiknya. Terimakasih pada papanya yang sering menceritakan tentang asal usulnya.

"Harry, Harry Potter. This is my father James and that my best friend, Damien Black and his parents Sirius and Remus" balas Harry.

"Oh.. Jadi kau Harry Potter. Hogwarts tahun pertama juga kan?" Tanya Alex, iris deep forest nya berkilat jahil seoerti biasa. Ia tidak mau merubah warna matanya, karena warna matanya sangat cantik.

"Ya, menurutmu kau masuk asrama mana?" Tanya Harry.

"Slytherin! Pamanku Head House Slytherin" seru Alex girang.

"Kalau aku dan Damien Gryffindor!" Balas Harry tak kalah girang.

"Vault 724" ucap goblin yang mengantar mereka.

"Aku duluan" ucap Alex lalu masuk ke Vaultnya tak berselang lama ia pun keluar dengan sekantong penuh galleon. Lalu perjalanan pun dilanjutkan dan ketika semuanya sudah mendapat galleon mereka pun kembali.

"Bukannya tadi vault..." James menggantungkan ucapannya, tak sanggup mengucap nama pasangannya.

"Severus Snape, ya! Dia pamanku! Dia bilang mulai dari aku umur delapan tahun sampai aku dewasa nanti vault ini akan menjadi milikku!" Seru Alex bahagia, memulai skenario percakapannya.

"Apa hubunganmu dengan Snape?" Tanya Sirius.

"Father adalah sepupunya uncle Sev, namanya Septimus Prince. Mother seorang pureblood witch asal Amerika, Aleandra Wington. Mereka meninggal karena wabah penyakit yang menyebar di daerah tempat tinggalku. Aku masih berumur tiga tahun saat itu. Dan entah kebetulan atau tidak aku sedang dititip di tempat uncle Sev selama seminggu jadi aku tidak terkena wabah mematikan itu. Dan karena itu aku jadi seorang yatim piatu. Keluarga yang kupunya tinggal uncle Sev, makanya mulai dari situ aku tinggal bersama uncle Sev sampai sekarang" jelas Alex.

"Tapi kau bilang tadi Severus itu Head House Slytherin. Dia tidak mungkin bisa bersamamu setiap waktu" ungkap Remus.

"Memang. Jadi, selama uncle Sev kerja aku akan bersama house elf. Uncle Sev selalu pulang saat weekend dan Holiday" jelas Alex.

"Mau ikut belanja bersama kami Lucas?" Tanya James.

"Okey!" Sahut Alex ceria.

Mereka berenam pun memulai pencarian barang-barang untuk perlengkapan sekolah bersama-sama. Alex merasa beruntung karena ia bisa belanja bersama sang Daddy. Daddy yang selalu diceritakan papa sebagai sosok yang hebat. Dan memang benar, daddy adalah sosok ayah yang di idolai setiap anak. Sama seperti Alex mengidolai sang papa.

-TBC-

Well...

Hello.. I'm back i hope you like this...

Tapi Shie masih gak yakin kapan mau update...

Tunggu aja ya~

Sorry With Typo

Semoga secepatnyaaaa!!!!

With Love,

Shiera