Annyeoooongghaseyooo! Minrin Imnida.. Ok-ok! Now, I will share Fanfiction. Dan masih bergenre Hurt/Comfort. Tapi happy ending kok wkwk.
Cast:
Ryeowook
Yesung
Kibum
Sungmin
Dan pemain lain sesuai jalan cerita^^
Pair:
Yewook
Yemin
WARNING!
Typo(s), and Genderswitch. Masih nggak tega bikin cerita yang YAOI soalnya hehe-_-v
DON'T LIKE DON'T READ, ok?
Summary:
Aku begitu terpuruk, sehingga kau datang membantuku terbangun / Apakah cinta menuntut kesempurnaan? Tidak. Semua orang bilang, cinta itu apa adanya. Dan itu yang aku rasakan / Dengarlah, bagaimanapun keadaanmu, aku tetap setia. / Yesung, Ryeowook, Kibum, Sungmin, dan pemain Super Junior lain sesuai jalan cerita^^ / Yewook, Yemin. / Reviews=TBC. Noreviews=DEL. Maap agak maksa-_-v
Note:
Judul sama Summary nggak nyambung sama cerita. Abis nggak jago bikin Summary sama Title. Wkwk.
.
Let's Read!
.
.
.
-Author POV-
Seorang namja sedang terduduk lemas di depan bangku kelasnya. Ia menghirup oksigen dalam diam. Mencoba mengingat-ingat hal yang telah terjadi.
"Yesung oppa.. Mianhae.. Aku tidak bisa menjaga Sungmin noona dengan baik. Mianhae, Yesung oppa.." kata-kata itu terus dan selalu terngiang di fikiran Yesung. 'Sungmin, Mian, aku datang terlambat' penyesalan Yesung dalam hati. 'Lalu kalau sudah tidak ada Sungmin, untuk apa aku di dunia? Bukannya semua orang bilang kalau aku dengan Sungmin pasangan sejati? Seharusnya kalau Sungmin pergi, aku juga harus pergi!' sesal Yesung masih dalam hati. Dan masih dengan nada putus asa.
Ne, Sungmin adalah kekasih Yesung—dulu—. Ya, dulu! Sebelum kecelakaan yang dialami Sungmin, dan mau tak mau kecelakaan itu merenggut nyawa Sungmin.
"Apakah kau masih ternobatkan sebagai kekasihku, meski kau sudah tiada?"
Tanya Yesung masih dalam hati. Ia cukup depresi dengan kepergian Sungmin. 5 tahun sudah mereka bersama. Meskipun baru 1 tahun lamanya mereka menjadi sepasang kekasih. Namun pastinya rasa sayang dan rasa takut kehilangan, sudah lebih dari satu tahun Yesung rasakan. Dan sepertinya Sungmin juga merasakan sebaliknya.
Jam terus berdetak, jantung terus berdegup, darah terus mengalir. Entah ini keputusan yang baik atau buruk. Namun menurut Yesung, ini keputusan terbaiknya. Ia berdiri di atas atap sekolah. Tidak-tidak, sudah di pinggir atap, lebih tepatnya. Baginya, hari ini adalah hari terakhirnya sebelum ia bertemu Sungmin, di alam yang berbeda.
"JANGAN!" teriak seorang yeoja seraya menarik tubuh Yesung. Lalu mereka terjatuh dengan posisi Yesung menindihi yeoja tersebut. Yesung melamun menatap yeoja manis nan mungil yang sedang ada di hadapannya itu. "Yak! Kau! Bangunlah! Aku benar-benar keberatan!" protes yeoja itu seraya mendorong Yesung jauh-jauh.
Lalu Yesung segera tersadarkan diri. Dan ia terbangun dari atas tubuh yeoja itu. "Apakah aku masih hidup?" tanya Yesung. Lalu ia kembali melamun.
"Tentu saja kau masih hidup! Kan aku yang menyelamatkanmu!" jawab yeoja itu dengan sombong. Ia merasa dirinya telah menyelamatkan nyawa seseorang yang sangat berharga. Namun Yesung membiarkan kesombongan yeoja itu meleleh dengan hal yang ia lakukan, yaitu kembali melamun. "Yak! Kau jangan terus melamun! Cepat katakan terimakasih padaku!" kata yeoja itu malu. Sepertinya yeoja itu mulai merasa tidak dianggap oleh Yesung.
"Huft.. Jadi aku belum mati? Fiuh, sudah ku duga! Awalnya aku berfikir, orang bilang ketika kita mati, kita akan bertemu bidadari cantik. Namun kenapa aku tidak mengalaminya? Dan aku malah bertemu kau!" kata Yesung sok polos.
Yeoja itu benar-benar marah pada Yesung, tak lama kemudian ia memukul kepala Yesung dengan tangannya sendiri. "Yak! Terserah kau sajalah! Aku malas berbicara padamu!" kata sang yeoja. Lalu meninggalan Yesung. Yesung hanya terkekeh dan membiarkan yeoja itu pergi.
Baru kali ini ia tertawa lepas, semenjak Sungmin pergi.
-Author POV end-
-Yesung POV-
Kenapa tadi yeoja itu menarikku? Padahal jika saat itu yeoja itu tak menolongku, pasti saat ini aku sedang bertemu Sungmin. Arrghhh! Yeoja babbo!
.
.
.
Aku berjalan mengelilingi koridor sekolah. Seperti biasa, aku berjalan dengan rohani yang berputus asa. Aku sangat ingin Sungmin kembali. Tapi bukankah itu mustahil? Sekarang Kibum—adik Sungmin—saja sudah jarang sekali menghubungiku. Sepertinya memang hubunganku dengan Sungmin sudah berakhir.
Aku memutuskan berjalan memasuki perpustakaan. Aku melihat banyak yeoja dan namja yang sedang membaca buku. Tidak, mereka tidak salah membaca buku disaat jam pelajaran. Karena jam kali ini kosong. Semua guru sedang mengadakan rapat, jadi para guru membiarkan muridnya bermain sesuka hati—asal tidak pulang saja.
Berjalanlah aku diantara banyaknya buku. Aku mulai tertarik dengan satu buku. Buku ini tentang detektif. Ketika aku menyentuhnya, ternyata terdapat seseorang yang menarik buku itu juga dari arah yang berlawanan. Argh, kami menyukai buku yang sama. "Yak! Itu punyaku! Aku yang mengambilnya lebih dulu, eoh?" protes yeoja itu dengan menarik buku itu. Aku mengetahui kalau seseorang itu yeoja, karena suaranya yang cempreng.
Sebenarnya kalau yeoja itu tidak protes, pasti aku akan memberikan buku itu. Namun, sepertinya yeoja ini mengajak ribut. Aku tak mau kalah, aku menarik buku itu. "Yak! Ini milikku! Lepaskan!" kataku. Aku menarik buku itu.
"Ehm! Kalian tak sadar, kalian sedang di perpustakaan, eoh?" tanya seorang guru yang mendekati kami.
"Eee, mian… Yeoja ini merebut bukuku.." kataku. Sekali-kali mencari masalah dengan yeoja tak salah kan?
"Ryeowook! Cepat kembalikan buku itu!" kata guru itu lembut pada yeoja yang merebut bukuku. Oh, jadi yeoja yang menyebalkan ini bernama Ryeowook. Aku belum pernah mendengar namanya. Dan mukanya yang samar-samar ku lihat, sepertinya aku juga tidak pernah bertemu dengannya. Namun, mengapa aku begitu familiar dengan suaranya, eoh?
Lalu tak lama kemudian ia memunculkan wajahnya di depanku. Ia terkejut, dan aku pun juga terkejut. Pantas saja aku mengenal suaranya, yeoja ini kan yang menggagalkan rencanaku untuk bertemu dengan Sungmin, kemarin.
"Yak! Mengapa kau lagi?" bentak yeoja itu.
"Seharusnya aku yang tanya seperti itu padamu!" balasku tak mau kalah.
"Bicara ap—?"
"Cukup! Kalian ini, sudah ku sabari malah bertengkar lagi! Cepat keluar!" sela guru penjaga perpustakaan ini. "A, ne.. Jangan lupa kalian tanda tangan di buku perpustakaan. Karena kalian telah mengacaukan perpustakaan!" perintah guru itu.
Lalu aku berjalan lemas menuju meja perpustakaan. Aku menatap Ryeowook sebentar. Ia menatapku juga. Sepertinya kami mempunyai fikiran yang sama. Aku mengangkatkan salah satu alisku. Lalu kami bergandengan dan berlari keluar dari perpustakaan ini.
"Yak! Kalian! Kembalilaaah! Tanda tangan!" teriak guru perpustakaan. Namun aku dan Ryeowook tak peduli dengan teriakan guru itu. Kami justru tertawa meninggalkan guru itu.
Aku dan Ryeowook terengah-engah seraya duduk di depan ruang laboratorium Kimia. Aku tidak tahu, kenapa setiap orang yang lewat di depan aku dan Ryeowook, mereka melihat kami aneh. Ada apa sih sebenarnya?
Aku dan Ryeowook menatap apa yang ditatap setiap orang yang lewat di depanku. Ternyata tangan kami masih bergandengan. Aku segera melepas gandengan itu. "Eerr, Mian.." kataku dengan segera.
Ryeowook mengangguk malu. Aduh, kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini?
Lalu selama beberapa menit kami dalam keadaan hening. Aku mulai bosan dengan keheningan ini. "Ee, Kau.." kataku dengan Ryeowook bersamaan. Duh, jadi membuatku semakin salah tingkah.
"Kau dulu saja.." kata kami bersamaan lagi. Lalu kami tertawa.
"Kau dulu saja, Ryeowook.." kataku dengan cepat. Aku tidak mau keduluan Ryeowook lagi.
Lalu Ryeowook tersenyum. "Kau, eeerrr.. Kenapa kemarin kau mencoba untuk bunuh diri, eoh?" tanyanya padaku. Cukup membuat jantungku berdegup lebih kencang satu kali.
Aku menghembuskan nafasku. "Aku sedang ada masalah pada rohaniku.."
"Kau tak mau cerita? Baiklah… Aku hanya ingin katakan padamu, hidup itu susah, jangan semakin di buat susah, dan jangan sia-siakan juga, ne? Life must go on! Ketika orang yang kau sayang meninggalkanmu, untuk selamanya, jangan pernah bersedih. Itu sudah kehendak Tuhan, bukan?" kata yeoja itu. Yeoja itu tau darimana, kalau aku baru saja kehilangan orang yang ku sayang?
"Eerr, kau.. Kau tau darimana kalau aku baru saja kehilangan seseorang?"
"Kau fikir aku bodoh, eoh? Aku sering melihat drama Korea. Biasanya, kalau seorang namja mencoba bunuh diri, biasanya karena ia ditinggalkan orang yang ia sayang.." jawaban yeoja ini sangat lucu sekali.
Aku tertawa. Tak tersadarkan aku mencubit pelan hidung kecilnya itu. "Aw.. Sakit!" keluh yeoja itu.
"Ah, Mian.. Ryeowook. Aku hanya tak tahan melihat wajahmu dan kelakuanmu yang sangat lucu sekali.." jawabku. Aish, lagi-lagi aku salah tingkah.
Ryeowook tersenyum. "Gwaenchana. A, ne.. omong-omong, kau tau darimana, namaku?"
"Tuh kan, aku tak salah jika memanggilmu yeoja babbo. Tadi kan guru perpustakaan, memanggilmu, Ryeowook?" tanyaku dengan tertawa dan mengusap rambut halusnya itu. Lebih tepatnya aku mengacak-acak rambutnya sih, hehe. Ah, aku semakin ingin mengadopsi yeoja ini sebagai adikku. Ia terlihat sangat manis dan lucu sekali.
Ia merapikan rambutnya lagi. "Ah, nanti rambutku berantakan!" protes yeoja itu dengan sok sebal dan mempoutkan bibirnya. Omo, ia sangat terlihat imut sekali. Tak lama kemudian raut wajahnya kembali seperti biasa, "A, ne.. Lalu namamu siapa? Dan kau.. Kelas berapa kau?"
Aku hanya bisa tertawa menatap yeoja ini. "Kim Jong Woon imnida. Namun kau bisa memanggilku Yesung. Semua penduduk sekolah ini memanggilku Yesung. Kelas dua, kau?"
"Oooh, aku kelas dua juga." Jawab yeoja itu pelan.
"Kelas dua juga? Bagaimana bisa aku jarang melihatmu, eoh? Bahkan aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, kecuali saat kau menolongku ketika aku akan bunuh diri itu… Padahal sudah hampir dua tahun, aku disini…"
"Eerr, tidak apa-apa. Aku hanya malas menampakkan diriku di sekolah.. Hheu.." jawab yeoja itu. Sepertinya ia menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi, aku mencoba positive thinking sajalah.
Aku membentukkan bibirku dengan berbentuk 'o'. Lalu Ryeowook membalas dengan senyum. "Err, ya sudah.. aku kembali ke kelas dulu, ne? Sampai berjumpa lagi, Yesung!" katanya seraya meninggalkanku tanpa persetujuanku. Padahal aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya. Huft.
-Yesung POV end-
~TBC~
.
.
.
Kedikitan ya? Iya, ini disini baru perkenalan aja. Semoga kalian puas sama ceritaku!
Reviews bisa kali ya?
TBC or DELETE?!
Eh maap, agak maksa nih. Kalo nggak ada reviews nggak ada semangat buat terus nulis soalnya weheheh….
