Death Note

.

[Sabaku Gaara, Haruno Sakura, Uchiha Sasuke]

.

.

Story by Aomine Sakura

.

.

Masashi Kishimoto

.

.

DILARANG COPAS DALAM BENTUK APAPUN! DLDR! (jika tidak suka dengan cerita author atau adegan di dalamnya silahkan klik tombol 'BACK')

Selamat Membaca!

oOo Death Note oOo

Seorang pemuda mengusap wajahnya yang terasa lelah dan masuk ke dalam rumahnya. Dia bisa mencium bau harum masakan yang dimasak oleh kakak perempuannya. Dengan langkah pelan, kakinya melangkah pulang.

"Tadaima."

"Okaerinasai Gaara."

Seorang wanita dengan apron membalut tubuhnya tersenyum. Rambut keemasan miliknya yang biasanya dikuncir dibiarkan tergerai. Gaara selalu mengagumi kecantikan yang dimiliki kakaknya. Kecantikan Sabaku Temari memang menurun dari mendiang ibunya.

"Mandilah dulu Gaara. Aku akan siapkan makan malam. Jangan lupa setelah itu panggil Kankurou juga."

Gaara mendenguskan wajahnya sebelum melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Dari dalam kakak laki-lakinya terdengar suara teriakan-teriakan aneh. Dasar maniak bola.

Gaara sudah tidak asing lagi dengan kegiatan kakaknya yang tidak bisa lepas dari bola. Kankurou memang selalu tergila-gila dengan apapun yang berbau bola. Sepulang kerja, kakaknya pasti akan mendekam di dalam kamar untuk memainkan game PES yang dibelinya.

Gaara memang kini menjadi direktur di perusahaan Sabaku corp. Perusahaan kecil yang harus dirintisnya. Sedangkan Kankurou memegang perusahaan pusat karena kakaknya itu ternyata bisa membuat Sabaku berada dibawah Uchiha corp yang dipegang oleh Itachi Uchiha.

Melangkahkan kakinya menuju kamarnya, Gaara segera membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam Bathup. Rasanya segar sekali setelah seharian berkutat dengan dokumen-dokumen menyebalkan yang membuat kepalanya terasa ingin pecah.

Dilahirkan sebagai putra bungsu keluarga Sabaku membuatnya dimanja seluruh anggota keluarganya. Sayangnya kesibukan orang tuanya harus membuat kedua orang tuanya tinggal di Amerika untuk mengurus perusahaan mereka yang sedang berkembang dengan pesat. Dia bersyukur memiliki kedua kakak yang sayang padanya.

Sabaku Temari, bekerja sebagai editor novel. Jadi, kakak perempuannya itu selalu menyempatkan waktu untuk pulang cepat kerumah dan membuatkan makan malam untuknya dan juga kakak laki-lakinya. Sedang Kankurou, meski perusahaan pusat membuatnya sibuk, tetapi Kankurou tidak mau lembur jika tidak ada hal yang mendesaknya. Karena bagi mereka berdua, keluarga adalah segalanya.

Ketika Gaara bertanya tentang alasan mengapa quality time bagi keluarga sangat penting. Mereka menjawab dengan kompak.

Karena aku tidak akan membiarkanmu kesepian.

Gaara tidak bisa menahan tangisannya kala itu. Jadi, itulah alasan mengapa kakak-kakaknya selalu pulang sebelum jam makan malam.

Selesai berendam dan membersihkan diri. Dengan pakaian tidurnya, Gaara menuju kamar kakak laki-lakinya untuk mengajaknya makan malam bersama. Dan ketika melihat senyuman kakak perempuannya, membuat sesuatu dalam hatinya menghangat.

.

.

"Jadi, kapan kamu akan menjadikannya pacarmu?" Temari bertanya.

Inilah rutinitas yang mereka lakukan setelah makan malam.

"Kamu bisa kehilangannya jika kamu tidak cepat-cepat mengikatnya."

Gaara menyeruput ocha hangatnya sebelum menerawang jauh. Gadis itu ya. Gadis yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta. Bahkan membuatnya ingin memiliki gadis itu selamanya.

"Dia sudah memiliki pacar."

"Sudah kuduga." Temari menyandarka punggungnya di kursinya. "Gadis secantiknya,memang pasti sudah memilik kekasih."

"Memang siapa pacarnya? Kau kurang mengejarnya." Kankurou menasihati Gaara.

"Mereka sudah berpacaran dari SMA. Nama pacarnya Uchiha Sasuke."

Temari tersedak ocha yang diminumnya. Membuatnya memandang kakaknya dengan pandangan bingung. Sedangkan Kankurou memandang dengan wajah 'bodoh'miliknya.

"Uchiha Sasuke? Polisi ganteng itu?! Adik dari Itachi?!" Temari memandang Gaara denga pandanga tidak percaya.

"Dari mana kamu mengenal Itachi?" Tanya Kankurou.

"Eh?" Temari bisa merasakan wajahnya memerah. "I-itu, mereka kan sedang hangat dibicarakan. Dua saudara yang tampan."

Kankurou dan Gaara refleks mendenguskan wajahnya.

"Kau terlihat aneh,"komentar Gaara.

"Aku yakin kau sedang menyembunyikan sesuatu sekarang." Kankurou ikut-ikutan menyudutkan kakak perempuannya itu.

"Kenapa jadi menginterogasiku?!" Temari mengerucutkan bibirnya. "Kita kan sedang menginterogasi Gaara!"

"Oh, benar juga." Kankurou memandang Gaara. "Jadi-"

Belum sempat Kankurou menyelesaikan perkataannya, Gaara sudah bangkit terlebih dahulu. Pemuda tanpa alis itu tersenyum tipis.

"Terimakasih atas makanannya, aku mau istirahat."

Kankurou memandang Gaara dengan pandangan aneh dan memandang kakak perempuannya.

"Kenapa dengannya?" Tanya Kankurou.

"Mungkin dia sedang patah hati." Temari menjawab sekenanya.

Kakurou mengernyitkan alisnya.

"Jadi seperti itu wajah Gaara saat patah hati ya."

"Baka!"

.

.

Gaara menutup pintu kamarnya dan merebahkan dirinya diatas ranjangnya. Matanya memandang langit-langit kamarnya dan menerawang jauh.

Menjadi putra bungsu keluarga Sabaku tidak membuatnya disukai banyak orang. Tidak jarang, banyak teman-teman semasa sekolah yang selalu mengejeknya. Entah karena ia banyak gagal di dalam mata pelajaran atau karena gayanya yang sangat culun waktu itu. Saking banyaknya orang-orang yang mengejeknya membuatnya begitu kesal. Namin, kedatangan gadis berambut merah muda membuat semuanya berubah.

Sabaku Gaara, pemuda yang selalu menjadi bahan olok-olokan kini mempunyai satu teman.

Haruno Sakura. Gadis dengan emerald yang cerah, dengan senyuman di wajahnya mengulurkan tangannya, membantunya keluar dari keterpurukan. Gaara pikir saat itu, Sakura adalah seorang malaikat penolong yang dikirimkan untuknya. Gadis itu tidak pernah mengolok-oloknya, tidak pernah membullynya dan gadis itu selalu membantunya.

Sakura juga yang merubah penampilannya dan membantunya dalam mata pelajaran yang menurutnya susah. Dan tanpa Gaara sadari, dia mulai jatuh cinta pada gadis itu.

Namun apa daya, Sakura sudah memiliki seorang pacar. Salah satu atlet basket dari sekolah menengah terbaik di Tokyo. Bukan rahasia umum lagi bagi siswa Konohagakuen saat itu. Dan hubungan mereka bertahan hingga saat ini.

Mendapatkan Sakura adalah hal yang sulit. Dia tahu, Sakura hanya menganggapnya sebagai sahabat dan cintanya telah dimiliki oleh orang lain.

Memejamkan matanya, Gaara mulai terlelap dalam alam mimpi.

.

.

"Teman yang jauh mendekatlah kemari. Aku akan menghilangkan kesedihanmu. Teman yang jauh mendekatlah kemari. Aku akan menghilangkan kesedihanmu."

"Kirei! Berhentilah menyanyikan lagu aneh itu."

"Aku sedang bosan. Sebagai Shinigami, aku sedang bosan sekali. Aku ingin sebuah pertunjukan."

"Buang saja bukumu ke dunia manusia."

"Hah? Memangnya bisa?"

"Tentu saja." Temanya yang lain menaggapi. "Manusia adalah orang yang serakah. Kamu akan mendapatkan pertunjukan yang menyenangkan jika membuangnya ke dunia manusia."

"Mungkin kamu benar. Aku akan mencobanya."

"Teman yang jauh mendekatlah kemari. Aku akan menghilangkan kesedihanmu. Teman yang jauh mendekatlah kemari. Aku akan menghilangkan kesedihanmu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Karena hari ini pelajaran matematika kosong dua jam.. akhirnya fict ini bisa selesai dalam waktu dua jam pelajaran :3 kalo ada typo atau kurang panjang, ini ngetiknya lewat hp dan ini masih prolog :3

Cerita ini terinspirasi dari Death Note tapi bakal dirubah biar gak sama kayak Deat Notenya Light :3

Sekian curhatan dari Saku. Sampai ketemu di chap selanjutnya!

-Aomine Sakura-