Strky, mereka memilihnya bukan tanpa alasan, tapi mereka memilihnya untuk mengingat.
.
.
.
Kuroko's basketball © tadatoshi fujimaki
.
Strky © kapten pelangi
.
S(hutoku)T(ouou)R(akuzan)K(aijou)Y(osen)
.
Warning :
Typo(s), gaje, ooc, miss typo, dan hal-hal lainnya yang tidak bisa disebutkan.
.
.
.
Menjadi seorang mahasiswa itu menyenangkan sekaligus repotnya minta ampun. Imayoshi Shouichi berpikir, apa didunia ini ada yang namanya kebetulan? Kebetulan dimana ia satu universitas dengan mantan musuhnya.
Iya, musuh bernama; Rakuzan, Shutoku, Kaijou, dan Yosen.
Gila, tapi hal tersebut membuatnya tersenyum terus —oh, oke, dia sering senyum sih.
Apalagi, saat mengajak keempat pemain —minus Higuchi Shota yang dulu merupakan manager Rakuzan— tersebut untuk ikut street basketball.
Nah, jelas, siapa bukan yang punya ide gila. Siapa lagi kalau bukan si monster dari Touou tersebut. Hah.
.
.
.
Kasamatsu Yukio meringis saat sosok yang dikenalnya, yang dicapnya sebagi rival itu menggebrak mejanya dengan sangat semangat —serta senyuman yang amat sangan lebar jelas membuatnya jijik.
Oh, ya, dateng menggebrak meja, maksa ikut street basketball bareng dengan tampang oh-god-i-am-so-handsome itu. Gimana nggak jijik, coba?!
"Oi—" Imayoshi menyadarkan sosok —mantan— kapten Kaijou tersebut dengan sebuah buku tulis.
Kasamatsu mendesis kesal saat buku yang penuh sketsa milik Imayoshi mencium wajahnya, "Ya, ya, ya. Aku ikut. Tapi kau yang jadi kapten!"
.
.
.
Miyaji Kiyoshi sumpah pengen melempar bola basket hingga kacamata Imayoshi Shouichi pecah berkeping-keping.
"Mau apa kau?" Desisnya to the point.
Imayoshi terkekeh, "Street basketball. You, me, and the others. One team."
Permintaan —bukan, Miyaji yakin tadi itu perintah. Tanggannya meraih barang terdekatnya dan melemparnya.
Memparnya pada sosok berkacamata itu.
.
.
.
Okamura Kenichi mengangga lebar saat mantan kapten Touou itu memberitahu perihal street basketball.
Oh tunggu, ia disamperin mantan musuhnya? Disamperin?! Serius loh?! Demi apa?!
Oke, abaikan.
Okamura menatap Imayoshi yang sedang memutar-mutar pensilnya dengan santai.
Tolong, ada yang bisa nyubit dia, nggak?
"Jadi—" Imayoshi mengambil jeda, "bagaimana?"
Okamura tersadar dan hanya mengangguk mengiyakan.
.
.
.
Higuchi Shota dulu hanyalah manager Rakuzan. Ya, artinya, dia hanya bantu-membantu mengambil minum, serta urusan menu latihan dan hal-hal kurang penting.
Tapi, kenapa pemuda bernama Imayoshi Shouichi mau merekrutnya sebagai anggota tim itu... hal yang... mustahil.
Oke, jika sebagai manager, dia bisa. Tapi kalau jadi pemain... entahlah. Ia belum pernah menjadi seorang pemain sebelumnya.
"Tapi," Higuchi meminum minuman kalengnya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku tidak pernah menjadi pemain."
Imayoshi mengibas-ngibaskan tangannya di udara dan tersenyum lebar, "Tidak apa, tidak apa!"
.
.
.
Dan... disinilah Imayoshi Shouichi berserta empat orang lainnya. Membicarakan perihal strategi —oh, ada dua point guard, seorang small forward dan power porward, juga seorang manager.
Dulunya.
"Kita akan latihan tiga kali seminggu. Selama tiga jam penuh, diminus dengan istirahat dua hingga tiga kali dengan waktu sekitar... 15 menit. Setuju?" Higuchi menatap para pemain dari sekolah menengah atas yang berbeda-beda itu.
Imayoshi menaikkan kacamatanya yang rada melorot, "setuju."
Higuchi menghela nafas. Berat rasanya mengkoordinir orang-orang yang nyaris tidak akrab itu.
"Lalu... untuk posisi small forward akan diisi oleh Miyaji Kiyoshi-san. Centernya Okamura Kenichi-san, lalu point guard—"Higuchi menatap dua orang yang merupakan mantam kapten bernama Imayoshi shouichi dan Kasamatsu Yukio, "adakah diantara kalian yang bisa three point shoot dengan baik?"
"Lebih baik aku menjadi power forward," gumaman Kasamatsu membuaf kelima orang disana melongo hebat.
"Itu artinya Higuchi akan menjadi shooting guard." Imayoshi menimpali, membuat Higuchi tersentak.
Pemuda berkacamata itu memutar-mutar pensilnya, berpikir sejenak di balik wajah kalemnya.
"Ah, ya. Ada yang punya usul dengan nama tim kita?"
Okamura mengangkat tangan besarnya, "Ikomah?"
Mendengar usulan sang gorilla dari Yosen itu membuat yang lain sweatdrop. Nama apaan itu, coba?!
Miyaji yang membawa sebatang coklat itu melempar makanannya hingga kena muka sang mantan kapten Yosen.
"Ouch—!"
"Wah, entahlah... naman itu terdengar... menarik." Ujar Higuchi.
"Bagai—"
"Tidak, Okamura. Hentikan, namanya aneh jika kau yang memilih."
Oh tahukan engkau, kata-katanya sungguh nge-jleb.
Imayoshi masih memutar-mutar alat tulisnya, sesekali menggambar-gambar tidak jelas.
"Oi, kapten!" Kasamatau berteriak di dekat Imayoshi, "daripada kau menggambar trus, lebih baik pilih nama untuk tim ini! Kau yang meminta kami ikut!"
Imayoshi mendongak, menatap Kasamatsu.
"Hmm? Aku sedang berpikir. Strky." Ujarnya.
"Strky?" ujar Miyaji binggung. Mata sang mantan pemain Shutoku itu membulat saat berpikir, "Shutoku, Touou, Rakuzan, Kaijou, dan... Yosen?"
Imaayoshi hanya menggumbar senyum lebarnya. Menunggu persetujuan dari orang-orang tersebut.
Okamura bertanya, "Kenapa mesti itu?"
"Untuk mengingat akan tim kita sebelumnya, tentu saja." Ujar Imayoshi, "bagaimana?"
"Kami setuju."
.
.
.
A/N :
Dengan sangat bangganya, gua bilang ini udah selesai, MUAHAHAHHAHHAHAHHA—! Cuma kepikiran, kenapa mereka pake Strky? Bagaimana awal mulanya? Dan... voila! Tercetuslah ide seperti ini!
Iya, setelah berfangirling bareng temen dan ngomongin nih team ketjeh, eeh, malah kepikiran.
Higuchi Shota itu... mantan manager Rakuzan, kan? Kenapa coba mereka pake Higuchi?! Kenapa bukan Mayuyuuuu?! Why?!
Soalnya saya takut salah, hohoho. Dan soal posisi masing-masing, saya ngasal. Cuma, ya... Untuk urusan small forward udh jelas, sih... tapi yang lain, idk, coz di Strky ada dua PG
Dari pada kebanyakan curhat, review?
[07/03/2015, 08.43 a.m]
