Kebahagiaanmu.
Hanya itulah yang kuharapkan.
Will you let me make you happy... for now... and forever?
.
.
Presented By : Ela-Kyuhyunnie
Pairing : GengKyu / HanKyu / Tan Hangeng X Cho Kyuhyun
slight : Zhoury
Genre : Romance and Drama
Rated : T to M
Warning : YAOI! Boys Love! Typo's
.
.
.
"Ayolah gege, kau pasti akan menemukan sesuatu yang menarik disini." Suara seorang pria bersurai merah menyala memecah keheningan ruangan kantor milik lelaki lain yang lebih tua. Pria bersurai merah itu berdiri dari kursinya, dan sekarang berjalan menuju meja yang berisi begitu banyak berkas-uh-so-important-for-him-but-I-don't-care, dan mengambil berkas-berkas itu, membuat sang pemilik berkas itu menatapnya tajam.
"Zhou Mi, kembalikan itu. Seminggu lagi aku harus mengumpulkan itu untuk bahan rapat dengan perusahaan lain, kau tahu."
Pria bersurai merah yang ternyata bernama Zhou Mi itu malah menduduki meja, dan tak berniat sedikitpun untuk mengembalikan kertas-kertas yang tak dia anggap penting itu. "Oh, ayolah gege. Rapatnya seminggu lagi, dan tanpa kau bersusah payahpun, aku akan menyetujui proyek kerjasama antara kedua perusahaan kita." sahut Zhou Mi santai.
"Tapi Zhou Mi, aku tetap harus mempresentasikan mengenai proyek kerjasama ini ke petinggi lain di perusahaanmu itu kan?" bantah sang gege.
"Oh, ayolah Hangeng-ge, soal bahan presentasi, harusnya kau minta salah satu anak buahmu untuk membuatnya, setelah itu kau tinggal mengecek dan mempresentasikan waktu rapat seminggu lagi itu. Kau kan pimpinan perusahaan ini, kenapa kau malah bersusah payah sendiri sih. Lalu buat apa anak buahmu di gaji?" tanya Zhou Mi panjang lebar.
Sungguh Zhou Mi heran dengan salah satu sahabat semenjak kecilnya ini. Padahal setelah kedua orang tua Hangeng meninggal dan Hangeng mengambil alih perusahaan ini, perusahaan ini berkembang dengan sangat pesat. Harusnya dengan begitu, Hangeng bisa bersantai-santai dan menyerahkan semua pekerjaan kepada anak buahnya dan ia tinggal mengontrol saja dengan santai. Tapi entah memang sifat dasarnya atau bagaimana, hampir setiap hari Zhou Mi lihat Hangeng selalu lembur.
Dan jujur, itu cukup membuat Zhou Mi terganggu. Bagaimanapun, Zhou Mi ingin agar gegenya itu bersenang-senang juga. Buat apa punya uang banyak, tapi tak pernah bersenang-senang? Itulah sebabnya mengapa Zhou Mi hampir setiap malam datang ke lantai tertinggi dari gedung ini.
"Aku tak bisa mempertaruhkan nasib perusahaan ini di tangan anak buahku, Zhou Mi. Proyek kerjasama dengan perusahaanmu itu sangat penting, dan aku tak mau sampai melewatkannya." bantah Hangeng dengan tenang. Jujur saja, ia cukup terganggu dengan kedatangan Zhou Mi yang hampir setiap hari, hanya untuk mengajaknya keluar, entah ke bar atau pub yang terkenal di kota ini.
"Oh, ayolah gege. Kali ini saja, aku akan mengajakmu ke tempat menakjubkan dan menarik. Kau tak akan kecewa datang ke tempat ini." bujuk Zhou Mi sekali lagi. "Ah, dan kalau gege menolak, aku pastikan proyek kerjasama kita tak akan terlaksana karena aku, pimpinan tertinggi perusahaan Zhou, tak menyetujuinya." Lanjut Zhou Mi dengan ancaman yang membuat Hangeng menekuk wajahnya. Ini bukan pertama kalinya Zhou Mi menggunakan ancaman untuk membuatnya mau menuruti ajakan Zhou Mi. Dan seperti yang dulu-dulu, Hangeng selalu tak bisa menolak kalau Zhou Mi mengancamnya. Bukan karena takut, tapi karena kalau Zhou Mi sudah menggunakan ancaman, tandanya ini benar-benar sesuatu yang penting. Entah hanya penting untuk Zhou Mi, untuk Hangeng, atau untuk kepentingan keduanya.
"Kau sungguh curang Mi." Ucap Hangeng kalah.
"Hehehe. Biar saja. Kalau tak begini, mana mau gege keluar bersamaku." kekeh Zhou Mi saat melihat gelagat gegenya yang akan mengalah.
"Huufth. Baiklah, kali ini mau mengajakku kemana lagi?" tanya Hangeng sambil mulai membereskan mejanya.
"Pokoknya ke tempat yang sangat menarik, Han-gege." ucap Zhou Mi misterius.
"Terserah kau sajalah."
.
.
.
Sebuah mobil yang berlambang kuda jingkrak berwarna merah metalik berhenti di sebuah pub kecil yang bernama Perfection. Zhou Mi keluar dari mobilnya, diikuti oleh Hangeng yang menatap pub ini dengan pandangan heran.
"Kau yakin mau kesini Mi? Bukankah kau biasanya datang ke pub yang lebih dari ini?" tanya Hangeng sangsi.
"Lihat saja nanti Han-gege. Ada sesuatu yang lain di pub ini yang membuatku tertarik." sahut Zhou Mi yang mulai melangkah masuk ke dalam pub. Hangeng hanya mengangkat bahu dan mengkuti langkah Zhou Mi. Dalam hati ia ia bertekad untuk minum sedikit dan setelah itu mengajak pulang Zhou Mi secepatnya.
Suasana hingar bingar pub menyambut kedatangan mereka berdua begitu memasuki pub kecil itu. Hangeng mengernyit heran ketika mendapati betapa penuhnya bar kecil ini. Haaaaah, tapi buat apa Hangeng peduli? Toh itu bukan hal penting. Hangeng sudah akan berjalan ke meja bar saat Zhou Mi menarik lengannya. Hangeng menatap penuh tanya ke Zhou Mi.
"Ikut aku dulu Han-gege. Bukan minum yang akan kita cari di sini." Ucap Zhou Mi sambul menarik lengan Hangeng untuk mengikutinya.
Hangeng yang bingung akhirnya hanya diam dan mengikuti apa maunya Zhou Mi. Hangeng yakin, meski terkadang sahabatnya itu bertingkah macam-macam, Zhou Mi tak akan pernah melakukan sesuatu atau mengajak ia ke tempat yang penuh masalah.
Hangeng terus mengikuti Zhou Mi yang masuk semakin dalam ke pub ini. Zhou Mi menuju pintu khusus yang berada di pojok tersembungi pub ini.
"Maaf tuan, tolong ID card anda." Cegah 2 orang bodyguard berbadan sangat kekar dan memakai jas hitam. Zhou Mi segera mengambil dompetnya dan mengeluarkan ID card yang dimaksud, dan menunjukkannya pada pria itu.
"Aku membawa satu temanku." Kata Zhou Mi sambil menunjuk Hangeng dengan dagunya. Bodyguard itu menatap Hangeng kemudian ia mengangguk dan mengembalikan ID card milik Zhou Mi. Bodyguard satunya membukakan pintu itu untuk Zhou Mi dan Hangeng.
Mereka berdua memasuki sebuah lorong yang remang-remang dan panjang. Saat akhirnya mereka sampai di depan pintu yang ada di ujung lorong, Zhou Mi langsung membuka pintu tersebut, dan seorang wanita muda cantik menyambut kedatangan mereka.
"Silakan nomornya tuan." Wanita itu memberikan sebuah tongkat kecil dengan sebuah bulatan yang bertuliskan angka kepada Zhou Mi yang langsung menerimanya. "Dan ini topengnya tuan." Wanita itu kembali menyerahkan sebuah topeng kecil, dan Zhou Mi memakainya hingga menutupi separuh wajahnya. Wanita itu memberikan topeng yang sama kepada Hangeng yang menerimanya dengan bingung.
"Ayo cepat pakai topengnya, gege. Sebentar lagi dimulai nih acaranya." Suruh Zhou Mi sambil kembali berjalan di lorong itu. Hangeng segera menuruti Zhou Mi karena sungguh, ia tak mengerti dengan ini semua, dan karena Zhou Mi yang tahu akan kemana mereka ini, Hangeng mengikuti Zhou Mi meskipun sebagian hatinya menyuarakan kecurigaan.
Setelah melalui lorong yang lebih terang ini, mereka kembali sampai ke sebuah pintu. Zhou Mi tanpa ragu segera membuka pintu itu, dan terlihatlah pemandangan berupa sebuah panggung kecil dan didepannya terdapat puluhan kursi dan meja –tiap meja hanya berisikan 2 buah kursi- yang sudah hampir terisi penuh dengan pria dan wanita yang bertopeng seperti mereka. Zhou Mi mengedarkan pandangan ke semua arah, dan menemukan satu meja yang masih kosong. Zhou Mi segera melangkah, dan Hangeng mengikutinya dari belakang.
"Ini tempat ama Mi?" bisik Hangeng pada Zhou Mi yang sekarang sedang menempatkan tongkat bertuliskan nomor mereka di sebuah tatakan dengan lubang kecil di tengah meja mereka.
TENG! TENG! TENG!
Belum sempat Zhou Mi menawab, suara bel yang berbunyi nyaring di ruangan kedap suara ini terdengar, dan tak lama kemudian, nampaklah seorang pria berjalan ke bagian kanan panggung yang disana terdapat sebuah mimbar dengan mic.
"Welcome, Ladies and Gentleman. Selamat datang di acara pelelangan yang hanya kami adakan setiap tiga bulan sekali ini." Pria itu mulai berbicara dengan nada yang sangat manis, namun perkataannya membuat Hangeng terbelalak kaget. "Pastikan anda semua selalu bisa menjaga kerahasiaan lelang ini kalau tak ingin mendapat celaka, setuju tuan dan nyonya sekalian?" Pria itu kembali bersuara, dan tersenyum singkat setelah mendapatkan jawaban yang ia inginkan. "Nah, tak perlu lama menunggu, mari kita mulai pelelangan yang pertama. Barang pertama yang kami lelang adalah sebuah Kalung Mutiara yang pernah dipakai oleh Ratu Elisabeth di waktu mudahnya. Kalung yang kami lelang ini asli 100%. Bawa kemari barangnya." Hangeng terkesima saat seorang wanita muda berpakaian sexy membawa sebuah kotak kaca di atas meja dorong, dan di dalam kotak kaca itu ada sebuah kalung mutiara yang sangat mewah.
"Kenapa kau mengajakku kemari, Zhou Mi?" tanya Hangeng tak percaya pada apa yang ia lihat. "Ini black market kan?"
"Ya. Ini black market." Zhou Mi mengangguk mengiyakan kata-kata Hangeng. "Dan menurut info yang kudapat, sesuatu yang kucari akan dilelang pada hari ini. Dan aku ingin gege menemaniku." Lanjut Zhou Mi serius.
"Apa yang kau inginkan di tempat ini Mi?" tanya Hangeng lagi.
"Henry." Jawab Zhou Mi kalem. Hangeng terperanjat saat mendengar penuturan Zhou Mi. "Ya, gege. Aku mencari Henry selama ini, dan akhirnya kudapatkan info terpercaya kalau Henry akan dilelang hari ini."
"Apa kau yakin, Zhou Mi? Bagaimana mungkin Henry bisa sampai di lelang?" tanya Hangeng tak yakin.
"Ya, aku yakin gege. Aku sudah mencari Henry sejak setahun yang lalu, dan kata informanku selama ini, Henry dijual ke tempat pelelangan ini." Jawab Zhou Mi dengan muka datar. Namun meskipun Zhou Mi memunculkan poker face-nya, Hangeng tahu kalau Zhou Mi sangat geram. Lagipula, bagaimana mungkin kau tak geram saat tahu kalau orang tua dari orang yang kau cintai telah menjual anaknya –orang kau cintai- itu ke tempat pelelangan?
"Sekarang kita akan memasuki pelelangan manusia." Perhatian Hangeng dan Zhou Mi kembali ke arah panggung saat pria penyelenggara pelelangan ini menyebutkan topik yang mereka cari. "Hari ini kami hanya akan melelang 2 manusia yang bergender pria. Yang pertama adalah Liu Xian Hua atau Henry Lau. Pria mungil cantik peranakan Cina-Kanada." Setelah pria itu berkata, mucullah gambar wajah Henry di layar di panggung itu. Zhou Mi menggeram pelan saat gambar-gambar yang muncul berubah menjadi foto Henry dalam keadaan diikat dan yang paling parah adalah Henry dalam keadaan telanjang!
"Zhou Mi, tenangkan dirimu." Bisik Hangeng ketika melihat tangan Zhou Mi yang terkepal erat. Buku-buku jarinya memutih karena ia mengepalkan tangannya begitu erat. Hampir saja Zhou Mi berdiri dan berlari ke panggung saat akhirnya Henry -pemuda yang dicintai Zhou Mi- dibawa ke atas panggung dalam keadaan diikat di kursi roda. Untung saja saat itu Henry berpakaian lengkap, jadi kemarahan Zhou Mi dapat sedikit teredam.
"Bagaimana? Imut dan sangat menarik bukan? Dan lagi pemuda yang kami tawarkan masih 'virgin' depan-belakang. Belum pernah memasuki maupun dimasuki orang lain. Bagi yang menginginkan pemuda ini menjadi miliknya selamanya, anda semua dapat mulai menawar. Kami memulai dengan mematok harga 100.000 yuan." Pria itu mulai membuka acara-mari-kita-lelang-Henry.
"200.000 yuan." Seru seorang pria gendut dengan wajah mesumnya.
"250.000 yuan." Sahut seorang wanita bertopeng.
Zhou Mi terus menahan diri hingga akhirnya muncul penawaran tertinggi.
"Ya, kita dapatkan 750.000 yuan dari meja 45. Adakah yang menawar lebih tinggi?"tanya penyelenggara. "750.000 yuan satu kali. 750.000 yuan dua kali—"
"Satu juta yuan." tawar Zhou Mi akhirnya.
"Satu juta yuan dari meja 20. Adakah yang menawarkan lebih?"
"Satu juta seratus yuan." Tawar pria gendut bertampang mesum dari meja 45. Zhou Mi yang membayangkan apa saja yang akan menimpa Henry kalau saja ia kalah dan pria mesum itulah yang mendapatkan Henry, segera mengajukan penawaran yang paling tinggi.
"Dua juta yuan." Ucap Zhou Mi tenang. Zhou Mi melirik pria gendut dari meja 45 itu dan menyeringai.
"Wah, wah, wah, penawaran yang sangat tinggi. Adakah yang bisa menawar lebih? Dua juta yuan satu kali. Dua juta yuan dua kali. Dua juta yuan tiga kali. Baiklah, pelelangan Liu Xian Hua kita tutup dengan pemenangnya dari meja 20."
"Selamat, Zhou Mi." Ucap Hangeng tulus.
"Xie xie, gege." Jawab Zhou Mi yang sudah kembali rileks. Bagaimanapun, setelah satu tahunmencari dalam kegelapan informasi, akhirnya sekarang ia sudah mendapatkan Henrynya kembali.
"Kalau begitu, ayo pergi." Ajak Hangeng
"Tidak bisa gege. Kita harus menunggu sampai pelelangan ini selesai, baru boleh pergi." Jawab Zhou Mi yang membuat Hangeng kembali menatap panggung dengan malas.
"Nah, sekarang saatnya kita memasuki pelelangan terakhir." Hangeng langsung menegakkan diri. Bagaimanapun, tujuan utama sudah tercapai dan dia malas berlama-lama di tempat yang tak jelas begini. Dan yang pasti, dia tak tertarik dengan barang-barang aneh yang dilelang di tempat ini.
"Baiklah, pelelangan terakhir dimulai. Kami akan kembali melelang seorang pemuda yang bernama Cho KuiXian. Pemuda sexy yang berasal dari korea."
.
Deg!
.
Degg!
.
DEGG!
.
'Apa ini?' batin Hangeng saat debaran halus mulai menyemarakkan relung dadanya.
Hangeng tak mendengarkan kelanjutan ucapan sang penyelenggara karena saat foto pertama Cho KuiXian itu ditampilkan, entah kenapa tatapan Hangeng tak berpindah sedikitpun darinya. Entah bagaimana saat pertama kali melihat wajah itu, Hangeng seperti terperangkap tak kuasa mengalihkan pandang bahkan untuk satu detikpun. Dan perasaan itu semakin menjadi saat akhirnya sosok pemuda bersurai coklat ikal itu dibawa keluar dan dipamerkan di atas panggung.
Hangeng terkesima menyadari bagaimana sepasang mata indah itu memerangkap dirinya dengan kuat hingga tak sanggup baginya untuk mengalihkan perhatian. Pipi yang membulat sempurna. Begitu chubby dan terlihat kenyal hingga membuat seorang Tan Hangeng tak tahan untuk tak mencubit dan mengecupinya di saat yang bersamaan. Dan yang terakhir bibirnya... Bibir yang penuh dengan warna semerah cherry dan terlihat oh-so-kissable. Hangeng sampai harus menahan dirinya sekuat mungkin untuk tidak beranjak dari tempatnya dan langsung meraup bibir itu melumatnya dengan penuh gairah.
'Apa ini? Perasaan apa ini? Tak mungkin aku jatuh cinta pada pemuda itu kan?' batin Hangeng sambil meraba dada kirinya, tempat pusat kehidupannya yang sekarang ini berdetak dengan begitu kencang saat pandangannya menelusuri pemuda itu.
Hangeng menggeram kesal saat kembali gambar di belakang pemuda itu menunjukkan pemuda itu dalam keadaan terikat dengan tubuh yang tanpa sehelai benangpun menutupinya.
Tak suka
Hangeng sangat tak suka begitu banyak orang yang melihat gambar naked pemuda bernama cina Cho KuiXian itu. Ia sangat tak suka saat tubuh yang berbalut kulit putih itu dan terlihat begitu menggoda iman itu dilihat orang lain. Dan detik itu juga, tanpa ia tahu pasti mengapa, Hangeng memutuskan bahwa hanya dia yang boleh melihat tubuh pemuda korea itu dalam keadan telanjang. Hanya dia. Dan itu artinya, berapapun uang yang harus ia keluarkan, Ia bersumpah akan mendapatkan pemuda itu.
"Zhou Mi, aku menginginkannya. Tawarkan dia untukku." Desis Hangeng pada Zhou Mi yang langsung menatapnya tak percaya.
"Hangeng-ge?" tanya Zhou Mi yang merasa tak yakin dengan apa yang barusan ia dengar. Pasalnya, selama ia mengenal Hangeng, belum pernah Zhou Mi mendengar kalau Hangeng menginginkan seseorang, baik itu perempuan, maupun laki-laki. Sampai-sampai Zhou Mi mengira kalau hati Hangeng itu sudah mati kalau untuk urusan cinta
"Aku menginginkannya Mi. Karena aku tak tahu aturannya, tawarkan ia untuku." Jawab Hangeng tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari KuiXian.
"Ah,memang disini yang boleh menawar hanya pemegang ID card, jadi gege tak bisa menawar. Baiklah, aku akan membantu menawar, tapi gege berani mengeluarkan uang sampai berapa banyak?" sahut Zhou Mi
"Berapapun juga tak masalah." Jawab Hangeng singkat. Zhou Mi tersenyum melihat gegenya yang masih terus saja menatap ke arah panggung.
"Penawaran dibuka. Kami mulai dengan harga 1 juta yuan."
"Tawar langsung dengan harga 10 juta yuan." Bisik Hangeng -yang lagi-lagi masih tak bisa mengalihkan tatapannya dari Kuixian- dan membuat Zhou Mi kaget. Ia dikejutkan –lagi- oleh tingkah gegenya yang diluar kebiasaannya itu. Bagaimanapun juga, gegenya itu tak akan mengeluarkan uang banyak hanya untuk hal yang tak penting. Yang bisa diartikan juga bahwa pemuda yang baru pertama kali mereka lihat itu sudah melesat naik ke dan menempati puncak tangga hal penting dalam kamus seorang Tan Hangeng.
"Aku mengerti." Zhou Mi mengangguk dan memfokuskan diri pada jalannya pelelangan. "10 juta." Ucap Zhou Mi sedikit keras. Semua mata kembali memandang Zhou Mi yang langsung mengajukan tawaran yang setinggi itu.
"11 juta." Tawar pria gendut bertampang mesum yang sama dengan pria yang tadi menawar Henry. Pria mesum itu tersenyum meremehkan pada Zhou Mi.
"Berapa ge?" tanya Zhou Mi tak yakin.
"Langsung 20 juta." Sahut Hangeng yang masih belum juga bisa lepas dari pesona seorang Cho Kuixian.
"Oke. 20 juta." Kembali Zhou Mi bersuara.
"21 juta." Pria gendut yang sama masih saja bertingkah. Pria itu memandang tajam Zhou Mi, seolah ingin berkata kalau ia tak mau kalah oleh Zhou Mi untuk kedua kalinya.
"Berapa lagi ge? 30juta?" tanya Zhou Mi.
"Langsung tawar 50juta." Sahut Hangeng yang lagi-lagi masih saja menatapi Kuixian tanpa rasa bosan. Zhou Mi hanya geleng-geleng tak percaya melihat gegenya yang bertingkah abnormal itu. Bagaimanapun juga, 50 juta yuan itu bukan nominal yang sedikit. Bahkan kalau di negara Indonesia, negara asia yang terdiri dari beribu pulau itu, 50juta yuan itu sama dengan 75 Milyar!
What the-!
"Aku tak peduli Zhou Mi, berapapun akan kukeluarkan asal aku bisa mendapatkan dia." Ucap Hangeng yang seakan mengerti jalan pikiran teman sepermainannya itu.
"Oke, oke. Aku mengerti Han-gege." Zhou Mi berjanji dalam hatinya kalau proyek kerjasama antara perusahaannya dengan perusahaan gegenya itu harus terlaksana, setidaknya dengan begitu keuntungan dari proyek itu bisa mengembalikan uang yang digunakan untuk pelelangan kali ini.
"50 juta yuan." Ucap Zhou Mi tepat waktu karena saat itu sang penyelenggara sudah dua kali menyebutkan batas deal 21juta itu.
Pria gendut mesum itu menatap Zhou Mi tak percaya dan terlihat kalau raut wajahnya begitu keruh mendengar nominal yang Zhou Mi sebutkan.
"Baiklah, kita dapakan penawar tertinggi. 50juta yuan satu kali. 50juta Yuan dua kali." Pria gendut mesum itu seakan ingin kembali berucap, tapi mulutnya kembali terkatup pasrah. Sepertinya ia tak memiliki uang lebih dari 50juta yuan. "50juta yuan tiga kali. Dan pemenangnya adalah tuan dari meja 20." Ucap sang penyelenggara.
.
.
.
.
.
Hangeng's Apartment
"Masuklah." Ajak Hangeng saat akhirnya ia dan Kuixian sudah sampai di apartement milik Hangeng. Ya, apartement. Bukan sebuah rumah, karena bagi Hangeng, rumah adalah tempat keluarganya tinggal. Dan karena Hangeng sebatang kara, jadi ia lebih memilih untuk hidup di apartemen mewah di tengah kota Beijing.
KyuHyun –nama korea KuiXian, dan jujur, ia lebih suka dipanggil KyuHyun daripada KuiXian kalau kalian mau tahu- berjalan masuk dengan wajah datarnya, dan untuk sesaat, ia terpana melihat bagian dalam apartement mewah milik Hangeng, namun cepat-cepat ia kembali memasang wajah datarnya. Ia merasa bodoh karena sempat mengagumi interior apartement ini.
"Karena ini sudah larut malam, akan langsung kutunjukkan kamarmu agar kau bisa langsung beristirahat." Ucap Hangeng sambil berjalan lebih dulu menuju kamar yang akan di tempati Kyuhyun. Sambil berjalan, Hangeng menujukkan tempat-tempat yang ada di apartementnya ini, sedangkan Kyuhyun hanya diam mendengarkan sambil terus memasang wajah datarnya.
"Ini adalah kamarmu mulai sekarang." Ucap Hangeng sambil membuka sebuah pintu, dan terlihatlah sebuah kamar yang besar dan juga berinterior mewah. "Kamar ini cukup bagus karena dari jendela sana, kau bisa melihat pemadangan kota Beijing dengan view yang sangat sempurna." Hangeng mulai menjelaskan detail kamar yang akan dipakai oleh Kyuhyun ini. "Dan yang terakhir, kamar ini punya kamar mandi pribadi. Kau lihat pintu metalik itu? Itulah pintu kamar mandinya." Tutup Hangeng mengenai penjelasan kamar ini.
Kyuhyun hanya menganggukkan kepala sebagai respon atas ucapan Hangeng. Baginya, ia sangat tak peduli mau diberi kamar yang seperti apa. Toh, ia hanya slave, atau bahasa kasarnya adalah budak bagi pria kaya ini.
"Omong-omong soal kamar mandi, aku jadi bertanya-tanya, mana barang-barangmu? Apa kau tak punya baju ganti ataupun piyama?" tanya Hangeng yang heran melihat kalau hanya Kyuhyun saja yang diberikan saat selesai melakukan semua transaksi di pelelangan tadi. Bagaimana dengan barang-barang Kyuhyun?
"Aku tak punya." Sahut Kyuhyun singkat.
"Eh? Tak punya?" Hangeng mengulang ucapan Kyuhyun dengan bingung.
"Ya, aku tak punya barang-barang, baju ganti, atau piyama yang kau maksud itu. Aku hanya punya baju yang sekarang melekat di badanku. Ini saja." Jawab Kyuhyun ketus dengan logat mandarin yang terdengar aneh. Dalam hati ia sedikit merutuki pemiliknya itu. Bagaimana mungkin pemiliknya itu berpikir kalau seorang barang pelelangan sepertinya punya barang-barang yang dia tanyakan tadi?
"Lalu selama ini—" Hangeng menghentikan ucapannya dan langsung pergi dari kamar itu sambil bergumam sendiri. Meninggalkan Kyuhyun yang menatap heran kepergian pemiliknya tadi.
Tak mau ambil pusing dengan kepergian Hangeng, Kyuhyun berjalan pelan mengelilingi kamar itu, dan karena memang tubuhnya kecapekan, Ia akhirnya memilih duduk di atas tempat tidurnya.
Belum lama ia duduk diam seperti itu, pintu kamarnya kembali terbuka, dan nampaklah Hangeng yang masuk sambil membawa beberapa pasang pakaian dan menyerahkannya pada Kyuhyun.
"Untukmu. Ini beberapa bajuku yang sudah jarang kupakai lagi. Mungkin terkesan sangat tak sopan, tapi setidaknya kau bisa memakai ini sebagai baju gantimu sementara ini." Ucap Hangeng ramah. Besok, setelah ia pulang kerja, ia berjanji akan mengajak KuiXian pergi ke pusat perbelanjaan dan membelikan pemuda itu beberapa pasang baju dan juga perlengkapan lain seperti sepatu atau yang lainnya. "Ah, dan untuk sikat dan pasta gigi, di kamar mandi selalu tersedia pasta gigi dan juga sikat gigi yang masih baru."
Hangeng hanya tersenyum maklum ketika hanya mendapat respon berupa anggukan kepala dari Kuixiannya itu. Ia mengerti, Kuixian tengah beradaptasi dengan dirinya dan semua hal baru ini. Bagaimanapun juga, berbeda dengan Henry yang memang mengenal Zhou Mi, bagi Kuixian, dirinya adalah pria asing yang masih pemuda itu curigai. Dan Hangeng tak ingin kalau sampai pemuda itu berpikiran buruk padanya.
Sound so cheesy,eoh? Hangeng tak peduli tuh. Lagipula, mana ada seseorang yang mau kalau sampai dirinya dianggap sebagai orang jahat oleh orang yang disukainya?
.
Suka?
.
Ya. Suka. Hangeng sadar kalau yang ia rasakan pada KuiXian itu adalah perasaan suka. Meskipun Hangeng tak yakin perasaan sukanya ini akan berkembang menjadi apa, tapi ia sadar kalau ia tak ingin membuat KuiXian merasa tak nyaman. Ia merasa tak suka melihat wajah KuiXian yang selalu datar dan dingin seperti yang ia lihat selama ini. Ia ingin melihat pemuda itu tersenyum, atau bahkan tertawa bahagia. Dan Hangeng tahu bahwa ini semua tak akan mudah. Jadi sebagai langkah pertama, ia akan membuat KuiXian merasa senyaman mungkin di apartemennya.
"Apakah ada hal lain yang kaubutuhkan, KuiXian?" tanya Hangeng ramah.
KyuHyun hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan meninggalkanmu agar kau bisa istirahat. Kamarku ada tepat di depan kamarmu, jadi kalau ada apa-apa, kau bisa mencariku disana." Hangeng mulai berjalan keluar dari kamar KuiXian. "Selamat malam." Ucapnya sambil menutup pintu kamar KuiXian.
Hangeng keluar dari kamar KuiXian dan langsung masuk ke kamarnya. Ia segera membersihkan diri, mengganti bajunya dengan piyama dan langsung berbaring di atas tempat tidurnya. Ia cukup lelah hari ini. Dan karena besok ia masih harus berangkat kerja, jadi lebih baik kalau ia tidur sekarang juga kan?
TOK! TOK! TOK!
Suara ketukan pada pintu kamarnya menginterupsi Hangeng yang sudah akan memejamkan matanya. Otaknya langsung memunculkan nama KuiXian, karena memang hanya pemuda itulah yang tinggal di apartemen ni selain ia tentunya.
"Masuklah, pintunya tidak ku kunci," sahut Hangeng agak keras. Ia sedikit enggan beranjak dari tempat tidurnya karena tubuhnya sudah memprotes kelelahan yang ditanggungnya. Pintu terbuka dan nampaklah kepala KuiXian menyembul dari pintu.
"Ya KuiXian. Ada ap—" ucapan Hangeng terhenti seketika saat akhirnya KuiXian memasuki kamarnya seutuhnya. "Ap-apa yang kau lakukan?" Hangeng berseru keras melihat KuiXian yang berjalan kearahnya. Bukan. Bukan KuiXian yang berjalan kearahnya yang Hangeng permasalahkan. Tapi karena penampilan pemuda itu!
Ya, saat ini Hangeng menatap tak percaya pada KuiXian yang berjalan pelan ke arahnya, dan pemuda itu hanya memakai atasan kemeja saja! Hangeng mengenali kemeja itu sebagai kemeja miliknya yang ia berikan pada pemuda itu tadi. Hanya saja, pemuda itu sekarang memakainya tanpa menyertakan celana!
Jadi dalam pandangan Hangeng sekarang, Kyuhyun terlihat begitu menggoda dengan kemeja miliknya yang kebesaran. Leher putih nan jenjang milik Kyuhyun, dan juga sebagian bahunnya terlihat karena kerah yang sangat kebesaran itu. Kain dari kemeja yang cukup tipis itu membuat Hangeng bisa melihat kalau Kyuhyun tak mengenakan kaus dalam, hingga dari jarak segini, ia bisa melihat dua buah tonjolan kecoklatan di bagian dada pemuda itu.
Hangeng menelan salivanya dengan susah payah saat pandangannya turun ke bawah, dan mendapati kaki putih jenjang yang tak berbalut apapun. Paha pemuda itu terekspos separuh karena kemeja kebesaran itu menutupi sebagian paha atasnya. Meskipun demikian, seperti yang sudah kita tahu, kemeja itu berbahan tipis, jadi meskipun kemeja itu menutupi sebagian paha atas Kyuhyun, tetap saja Hangeng dapat melihat apa yang ada di balik kemeja itu.
Dan demi semua Tuhan dan Dewa-Dewi yang ada di muka bumi, Hangeng bersyukur karena saat itu, Kyuhyun masih memakai underwearnya -menutupi bagian paling vital dari tubuh seorang lelaki- karena Hangeng tak yakin kalau ia bisa menahan dirinya kalau saja Kyuhyun sepenuhnya tak memakai apa-apa dibalik kemeja tipis kebesaran miliknya. Bagaimanapun juga, Hangeng sadar kalau ia menyukai pemuda didepannya ini, dan sungguh ia tak yakin bisa menahan nafsunya kalau ia terus disuguhi pemandangan yang membangkitkan hasrat begini terus-menerus.
Hangeng berdehem keras untuk menemukan suaranya kembali. "Apa yang kau lakukan, KuiXian?" tanya Hangeng tajam.
"Aku? Aku hanya melakukan tugas untuk melayanimu saja," jawab Kyuhyun sembari naik ke atas tempat tidur Hangeng.
.
.
.
.
.
-TBC-
Annyyeeeeoooooonggg~~
Author kembali bawa fict GengKyu nih~! Gimana? Johahae? Ada yang suka pairing ini kah? #author H2C
Oke, author tahu kalo masih punya hutang nyelesein fict YeWook yang chapter 9 itu, tapi author mau nurutin hasrat author dulu bikin fict GengKyu, mumpung idenya lagi keluar, oke?
Eh? Nggak oke? Nggak masalah juga sih, kan fictnya udah jadi..heheheh...#dihajar readers
Uh, oke, oke... karena fict yang ini bakal jadi threeshot, jadi sebelum part dua fict ini keluar, author akan apdet yang YeWook, jadinya apdetan Perfect Life sama make You Happy ini selang-seling, Oke?
Dan akhir kata, RIPIUW pleeaasseeeee~
