London, 7 Agustus 2009

London. Jika nama ibu kota Inggris itu muncul, apa yang akan kau pikirkan? Kota yang damai, penuh hiburan dan menyenangkan? Atau bisa jadi sebuah kota idaman bagi sebagian penduduk dunia?

Ya, kita boleh menyebutnya benar. Karena hampir 68% orang yang ditanyai bagaimana kota 'London' pasti membayangkan hal-hal indah disana. Tapi, perlu disampaikan bahwa ada sebuah tempat tersembunyi di kota ini. Tempat yang pasti akan membuat semua orang membuka mulutnya lebar-lebar saat melihatnya.

Sebut saja tempat itu Desa Ockland. Desa itu didedikasikan bagi orang-orang 'buangan' yang tidak diharapkan keberadaannya. Lokasinya tidak jauh dari London, hanya berjarak sekitar 19-23 km dari London. Hampir 60% penduduk aslinya adalah seorang cacat fisik, 20% cacat mental dan sisanya adalah psikopat mengerikan yang mempunyai 2 kepribadian. Suasananya suram, mencekam dan membuat siapa saja yang akan memasuki tempat ini akan merinding. Banyak bangunan rusak dan rumah-rumah tidak terpakai disana.

Awal tahun 2000-an, pemerintah kota London sudah berniat akan melenyapkan Desa Ockland dan mengubahnya menjadi tempat hiburan yang mungkin akan membantu pendapatan negara. Namun, masyarakat yang telah puluhan tahun tinggal disana menolaknya. Dan hal itu juga membuat para psikopat mengamuk dan melayangkan 34 nyawa orang-orang penting di kota London. Mereka melakukannya bukan karena alasan. Mereka marah dan takut jikalau sampai pemerintah berani menghancurkan desa itu, maka kenangan berarti disana akan hilang, lenyap tak bersisa.

Oleh karena itu, desa Ockland masih tetap berdiri sampai sekarang. Tak ada yang berubah. Sama sekali.

~ Flemming Street, 12.30 AM

"Huuh... Hari ini panas sekali. Mana bekal kita habis, dan kita tidak mengenal daerah ini pula, apa yang harus kita lakukan, Sasuke-kun?" seorang gadis blasteran berumur 7 tahun itu mengeluh sembari mengusap keringat yang menuruni pelipisnya.

Sedangkan laki-laki yang disebut Sasuke itu hanya mengangkat pundaknya dan menjawab dengan nada datar, "Kita harus mencari toko makanan, Miyochi."

"Haah? Mencari sendiri? Nanti kalau kita diculik, bagaimana? Siapa yang akan bertanggung jawab?" gadis kecil itu menatap lelaki di sampingnya dengan tatapan polos yang menyilaukan. Bahkan saking menyilaukannya, rona merah di pipi Sasuke mulai bersemu dan ia tidak berani memandang Miyochi sedetik pun.

"Kau kan bisa menguasai Taekwondo dan aku juga sudah menguasai Karate dan Judo, Miyochi. Apa yang harus kau khawatirkan?" jawab bocah berumur 9 tahun itu dengan sombongnya. Tak lama kemudian helaan nafas beratnya terdengar.

"Jangan mentang-mentang kau sudah meraih sabuk hitam dalam karate, lalu kau bisa meremehkan penculik sembarangan ya. Di film, banyak loh penculik yang membawa gergaji listrik, pisau, pedang, bahkan tombak. Hebat, kan?" Miyochi tersenyum lebar dan menaikkan kedua alisnya.

PLAK

Sasuke menampar dahinya sendiri setelah mendengar kalimat itu. Mulutnya sudah terlalu lelah menjawab berbagai pertanyaan yang sangat tidak penting sampai pertanyaaan aneh dari sahabatnya itu. Bisa-bisa waktunya habis hanya untuk meladeni teman sepermainannya itu daripada memikirkan bagaimana caranya mereka keluar dari tempat sepi ini.

"Sasuke... Aku tahu kau lelah denganku, tapi kenapa kau tidak telpon saja Otousan dan Okaasanmu saja?"

"Baterai ponselku habis, Miyochi. Sudah berapa kali aku mengatakannya?" dengan sedikit meninggikan nada bicaranya, Sasuke menajamkan tatapan matanya.

"Gomen, gomen. Mungkin karena aku terlalu banyak nonton film Thriller dan Horror, aku jadi banyak bertanya ya?"

"Sekali lagi kau bertanya, akan kutinggalkan kau disini."

Dan Miyochi pun terdiam melihat Sasuke mengerutkan kedua alisnya.

Tiba-tiba angin berhembus kencang. Langit menggelap, awan-awan kelabu berkumpul. Ratusan daun pohon yang mengering berjatuhan, mengelilingi kedua bocah ahli beladiri itu. Burung-burung yang tadinya bertengger di ranting pohon saling berterbangan dan membuat suara gaduh yang membisingkan.

"Apa-apaan ini? Tiba-tiba udaranya dingin..." Miyochi memeluk tubuhnya dan merapatkan cardigan biru polkadotnya.

Sasuke tetap diam. Alisnya tertekuk. Bingung dengan apa yang terjadi. Tadi udaranya panas, seperti di oven. Tapi sekarang suhu tiba-tiba berubah dalam beberapa menit. Juga, jangan lupakan lampu-lampu jalanan yang mati secara mendadak dan berurutan. Apa yang terjadi? Apa ini akibat dari pemanasan global yang menyebabkan perubahan suhu ekstrem? Atau ada alasan lain?

Saat masa-masa menakutkan datang, tiba-tiba siluet gadis kecil berambut panjang terlihat.

Miyochi spontan ketakutan dan hampir berteriak jika Sasuke tidak menggenggam dan memeluk tubuhnya erat.

"Sasuke... itu siapa?" lirih Miyochi lemah dan khawatir sekaligus panik. Bibirnya bergetar. Keringat dingin mengaliri pelipisnya. Matanya terpejam, tak berani terbuka sebelum Sasuke mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.

Akankah mereka terselamatkan? Atau malah bencana yang datang?

Siapa yang bisa menebak?