Exclusive Terror

Disclaimer: Naruto bukan punya saya, tapi latar, plot dan beberapa OC di sini punya saya. Genocide punya saya.

Pairing: SasuNaru, ShikaKiba

Rating: M bukan buat lemon atau gore.

Genre: Crime, romance, drama, humor, friendship

Warnings: Homophobes, OOC, no girly man

Author's note: Dulu saya pernah buat plot cerita yaoi yang serius dan jadilah Genocide, dimana terjadi pembunuhan/perburuan kaum gay di Jepang oleh satu kelompok misterius. Ceritanya berfokus ke seorang guru yang gay dan harus melindungi satu muridnya yang mengaku kalau dia juga gay dari para pembunuh tersebut. Genocide sendiri berarti pembunuhan dari keseluruhan kelompok, terutama kelompok sebangsa, seras, atau seagama. (Kamus Cambridge, diterjemahkan oleh author). Inget yang Hitler lakuin ke bangsa Yahudi? Itu genocide.

Dan inilah side-storynya, berfokus ke keadaan Jepang saat terror kelompok genocide sedang jadi-jadinya. Saya belum pernah tinggal di Jepang dan saya nggak terlalu tau tentang Jepang (Heck, tentang Indo aja saya cuek) jadi maaf kalau ada hal yang nggak tepat/salah.

Tambahan: Saya ngakak waktu denger lagunya SiM yang Who's Next. Gila, gila, nggak pernah saya denger band rock yang seberani ini ngekritik pemerintah Jepang! Sekaligus juga ngekritik para kritikus yang cuman kritik aja. Liriknya juga pinter banget! Seriuslah, kita butuh lebih banyak band kayak gini, yang nggak nyanyi soal cinta pasaran aja. R-shitei, Merry, Mejibray, the GazettE, dan UVERworld nggak seberani ini, tapi tetep top lah! Buat para readers, saya mau nanya. Jepang sistem pemilihan anggota Diet (MPR DPR klo di kita) lewat pemilu ato apa?

Cerita ini fiktif. Bila ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan kejadian, semuanya semata-mata kebetulan saja.

You are dead already

SiM – Who's Next

27 Agustus

Naruto selesai mandi sekitar jam 7an sementara Sasuke duduk di sofa, menonton TV sambil minum bir. Malam itu Naruto akan perform di klub Wild'N'Rock sekitar jam 10an. Sasuke tidak pernah mendengarkan live Naruto jadi dia pasti akan duduk di sofa, menonton TV dan akhirnya tidur sekitar jam 9an. Naruto sudah biasa dengan sikap Sasuke yang seperti itu, walau sejujurnya dia ingin sesekali Sasuke datang ke konsernya.

"Sasuke, aku akan berangkat sebentar lagi, kau yakin tidak mau ikut?" seru Naruto dari pintu kamar.

"Aku harus kerja besok, aku bukan remaja ababil yang bisa menonton band rock sampai tengah malam." Jawab Sasuke sambil memindahkan saluran olahraga ke berita.

Sambil bersusah payah memakai bajunya sekaligus mencari stik drumnya Naruto berteriak, "Jangan ejek fansku teme! Kami adalah gerakan perubahan yang akan membebaskan Jepang suatu hari nanti!"

"Bebas dari apa, dobe?"

"Dari stereotype orang harus kerja jadi karyawan dan dari ketergantungan orang dari TV! Dari pembodohan dari fanservice dan sex, juga dari teori bodoh kalau tujuan hidup utama wanita adalah untuk melahirkan anak! Menyadarkan masyarakat yang cuek akan perbuatan pemerintah!" Naruto masih mencari-cari stik drumnya, "Teme! Kau lihat stik drumku?"

"Terakhir aku lihat kau bawa-bawa ke dapur. Coba cek kulkas."

"Brengsek, kau pikir aku apa?!" sepat Naruto yang berjalan cepat ke dapur. Dia lihat-lihat dulu di counter dapur yang bersihnya keterlaluan berkat OCDnya Sasuke, tidak ada. Kemudian dia lihat di laci-laci garpu sendok, tidak ada. Akhirnya sambil menghela nafas dia membuka kulkas.

Ada.

Sial, sebodoh apa dia?

Naruto menghela nafas panjang sambil menyumpahi dirinya lewat hati dan berteriak dengan nada masam, "Sasuke! Sudah ketemu!"

"Dimana?"

Naruto ingin sekali menjedotkan kepalanya ke tembok dapur, "Di kulkas…"

"Hm, sudah kubilang fokus, jangan suka melamun. Besok-besok kau taruh cup ramen ke kotak P3K."

"Berisik!" sepat Naruto sambil menghentakan kakinya kembali ke kamar.

Sementara dia memasukan stik drumnya ke tas punggungnya dia mencari benda-benda lain seperti kaus cadangan, make-up dan cas an HP. Udara juga sedikit dingin jadi Naruto langsung mengubek lemari baju untuk mencari jaket bulunya. Sudah mau musim gugur. Suara TV yang sedang menyiarkan berita pembunuhan dikeraskan Sasuke sampai suaranya terdengar jelas ke kamar.

"-korban ditemukan pagi hari jam 5 pagi oleh pegawai bar yang sedang beres-beres setelah menutup bar. Korban ditusuk di bagian punggung dan alat kelamin korban ditemukan terpisah dari tubuhnya. Polisi belum yakin motif pembunuh apa karena penyelidikan baru saja dimulai. Menurut keterangan saksi korban adalah pelanggan tetap bar tersebut dan korban tidak pernah terlibat perselisihan di bar. Korban baru meninggalkan bar setelah mabuk dan tidur semalaman sekitar jam setegah 4 setelah korban dibangunkan bartender untuk pulang. Setelah itu tidak ada yang mendengar teriakan atau suara pertengkaran.

"Diduga kasus pembunuhan yang semakin marak ini merupakan pembunuhan berantai meskipun pola dan cara pebunuhannya beragam. Hal ini diduga karena para korban selalu berjenis kelamin pria yang dicurigai memiliki penyimpangan seksual oleh teman, orang terdekat, keluarga dan orang-orang di lingkungan kerja atau sekolahnya. Polisi masih terus menyelidiki kasus ini. Tenten melaporkan dari tempat kejadian.

"Baik. Terima kasih Tenten. Kami kembali mengingatkan anda akan kejadian pembakaran bar homoseksual di dekat stasiun oleh seorang pria paruh baya yang telah terbukti bersalah, Higurashi Endo. Polisi masih mencari keberadaan pelaku namun pelaku ditemukan hilang dari kediaman dan pekerjaannya. Berikut beritanya-"

Naruto yang sudah berpakaian dan memanggul tas berjalan ke arah Sasuke. Matanya terpaku pada layar televisi. Gambar seorang polisi terlihat sedang diwawancarai oleh sekumpulan mic dengan beragam nama saluran.

"-Saya tegaskan kembali. Higurashi Endo-san telah dinyatakan hilang dari kediamannya berikut dengan keluarganya yang terdiri dari istri dan 2 anak perempuan. Kami sudah menyelidiki dan menemukan bahwa Higurashi-san sudah keluar dari pekerjaannya. Orangtuanya juga tidak diberi kabar dan masih mempertanyakan keadaan anaknya."

Naruto kemudian menengok ke Sasuke. Tangannya yang pucat menggenggam erat kaleng birnya dan alisnya mengerut. Sekilas Naruto pikir Sasuke sedang marah akan penyelidikan polisi yang tidak beres-beres atau apa. Namun begitu dia lihat mata hitam Sasuke, tercerminkan kekhawatiran serta ketakutan.

"Hei, Sasuke…" kata Naruto pelan.

"Hn?"

"Lihat aku."

Sasuke langsung memalingkan wajahnya tanpa kecurigaan dan dalam sekejap bibirnya dikecup lembut Naruto. Wajahnya terlihat sedikit kaget akan tetapi pipinya memerah sedikit. Naruto tersenyum lembut padanya.

"Aku mencintaimu, Sasuke."

Sasuke hanya tersenyum kecil dan mengganti saluran TV ke olahraga kembali,

"Hati-hati di jalan, dobe."

Naruto kembali meluruskan badannya dan tertawa kecil.

"Oke, kalau konsernya sudah selesai akan kukabari." Katanya sambil berjalan ke pintu keluar.

My baby, sweet baby
I see you smiling when I close my eyes

ONE OK ROCK – My Sweet Baby

Wild'N'Rock adalah sebuah klub yang tidak terlalu terkenal, tapi pelanggan tetapnya membanjir karena klub ini sudah terkenal di kalangan anak muda dan para debuter rock. Kadang ada beberapa band rock yang sudah lumayan terkenal kembali manggung di klub ini sehingga banyak fans setianya yang sering menampakan diri mereka di sini. Belum lagi para band rock pemula yang ingin belajar.

Ketika Naruto sampai di Wild'N'Rock, dia menemukan Shikamaru sedang memainkan HP di depan pintu masuk belakang. Pintu masuk depan dijaga oleh security karena belum open gate, para personil band yang akan tampil malam itu masuk lewat pintu belakang. Penampilan Shikamaru sama seperti biasa; kaus hitam ketat dengan tangan panjang yang menunjukan bentuk badannya, celana jeans putih dengan motif camo abu yang longgar dan sepatu boot tentara hitam pekat dengan kerlingan besi di solnya, menutupi ujung celana Shikamaru. Tangan Shikamaru yang mengenakan jam tangan putih besar sehingga menjadi terlihat semakin berotot dan Naruto bisa melihat Shikamaru mengganti anting-antingnya yang hanya cincin logam biasa menjadi seperti pin berbentuk kepala serigala hitam. Tas selimpang hitam menghiasi tampilannya yang macho.

Naruto sendiri mengenakan kaus oblong oranye tua dengan 2 kalung menggantung di lehernya. Satu kalung rantai perak polos, satu kalung pendant hitam dengan mata kalung huruf N gaya gothic, lebih panjang dari kalung rantainya. Dia memakai celana baggy hitam yang menggantung, memperlihatkan setengah betisnya dan sepatu oranye-hitam yang menutupi mata kakinya. Tangannya yang berotot dihiasi 2 handband oranye gelap.

"Hoi, Leader! Ngebokep di HP?" serunya sambil menepuk keras bahu pemuda yang sedang sibuk main HP. Shikamaru sama sekali tidak mengalihkan pandangannya ketika dia membalas salam Naruto.

"Ngebokep pantatmu. Aku sedang sibuk menenangkan Kiba yang tidak bisa nonton konser kita."

Naruto melirik HP Shikamaru dan melihat pesan KIba yang penuh dengan tanda seru dan tanda tanya berkali lipat dan pesan Shikamaru yang pendek tapi tegas. Sambil terus membaca lautan pesan dia bertanya, "Kenapa anak satu ini?"

Shikamaru terlihat ingin sekali melempar HPnya, "Dia sedang mengurusi persiapan pesta pernikahan kakak perempuannya. Kakaknya tidak mengijinkan dia pergi ke sini karena si bodoh ini ketiduran waktu mengatur daftar undangan. Sekarang dia masih mengatur daftar undangan ditambah menghitung jumlah anggaran. Hah~ Lihatlah dia, merengek-rengek seperti anak kecil karena harus bekerja jadi Event Organizer kakaknya sendiri yang ditaktornya setengah edan. Sudah kubilang kalau dia tidak suka bekerja jadi EO sebaiknya dia berhenti dan cari pekerjaan lain. Tapi tidak! Si bodoh ini bilang uangnya besar dan dia tidak bisa berhenti sekarang. Brengsek, ketika kita meneriakkan kalau suatu saat nanti kita pasti akan mati dan kita harus memerdekakan diri kita dari gaji, pacarku sendiri hedonis. Akamaru sendiri kemarin dia berikan sweater mahal, padahal bajuku gitu-gitu aja!"

Naruto langsung menahan tawa, "Heh, kau benar-benar cinta sama anak satu ini ya?"

Shikamaru seketika itu juga melemparkan wajahnya ke belakang, hampir menampar wajah Naruto dengan rambutnya yang kaku, "Hah?"

"Ya, kau kan orangnya pemalas setengah mati. Kau mau capek-capek menenangkan Kiba sudah membuktikan kalau kau rela berkorban buatnya. Pacarmu yang dulu malah sampai marah besar gara-gara kau cuman hubungi dia sekali seminggu. Itu juga kalau kamu tidak lupa."

Shikamaru memandangi Naruto sejenak lalu menghela nafas, "Hah~ Sepertinya aku memang benar-benar jatuh cinta kali ini…"

Naruto tersenyum semakin lebar dan menepuk-nepuk pundak Shikamaru keras, "Kau tidak masuk?"

Shikamaru tidak mengalihkan padangannya dari HP, "Nanti, aku leader kalian. Kalau aku masuk dan langsung sibuk dengan Kiba kalian nggak bakal keurus. Sebentar lagi aku masuk."

Naruto hanya mengangkat pundaknya tanda menyerah, "Oke lah. Ingat, jangan kelamaan pacarannya~"

"Berisik sialan."

Naruto kembali tertawa sambil masuk ke klub. Gadis yang mengurusi loket tiket baru datang dengan tas selempang mungilnya, tersenyum pada Naruto. Di sebrang loket pintu masuk aula tempat mereka akan konser masih tertutup namun tidak dikunci. Aula itu tidak begitu besar, paling-paling hanya 90an penonton yang bisa masuk. Di ujung ruangan terdapat panggung luas dan Naruto bisa melihat Sai sedang latihan bass dan Neji sedang melap gitarnya.

"Hoi! Sai! Neji!" seru Naruto sambil melambaikan tangannya keras.

"Hoi." Jawab Naji kalem. Pemuda itu membiarkan rambut panjangnya terurai kali ini. Dia memakai dress shirt abu tua dengan kancing perak dan lengan pendek, celananya celana jeans pensil hitam yang menunjukkan kakinya yang panjang. Jari manis dan tengahnya dihiasi cincin bermata tengkorak hitam. Sepatunya sneakers hitam putih dengan motif catur.

"Hoi, Naruto." Jawab Sai sambil membalas lambaian tangan rekan bandnya. Dia memakai turtleneck hitam dengan tulisan "I'M FUCKING AMAZING AT AMAZING FUCKING" berwarna putih. Bahunya yang lebar kelihatan lebih menonjol dengan bajunya itu. Celananya celana jeans ketat dan menggantung dengan hiasan rantai perak di sekitar pinggang kirinya. Sepatunya sepatu casual yang menyerupai sepatu formal tapi terbuat dari kain, bukan kulit. Warnanya abu-abu dengan jahitan putih. Di telinga kirinya menempel anting kecil berbentuk pin bulat merah.

"Sai, sejak kapan kau ditindik?" tanya Naruto sambil mendekati pemuda itu.

"Seminggu yang lalu. Aku tindik telinga kiriku karena aku menyadari kalau aku biseksual."

EH?

WHAT THE FUCK.

Itu yang dipikirkan Naruto sementara dia melongo seperti orang bodoh, "Ap-apa maksudmu? Sai sudah kubilang jangan terlalu blak-blakan kalau ngomong kau dasar sialan!"

"Kan Naruto sendiri yang bilang kalau kita rekan band adalah sahabat dekat. Sahabat dekat selalu membicarakan rahasianya ke sahabat yang lain." Jawab Sai dengan senyumnya yang abnormal.

"Ya- Itu kan- Eugh- Tapi nggak segitunya bodoh! Aku sendiri tidak langsung bilang kalau aku gay ke kalian begitu saja kan?! Kalau ngomong hal yang mengagetkan begitu kasih pemanasan dulu dong!" Naruto berteriak-teriak sambil melambaikan tangannya kemana-mana.

"Pemanasan? Seperti seks saja, foreplay?" tanya Sai dengan senyumnya yang semakin lama semakin horror.

"Kalau kita bukan rekan satu band kalimatmu tadi bisa jadi picking line buat menggoda orang, tolol! Ampun, kenapa juga kau bilang antingmu ini ada hubungannya dengan biseksual?! Dan kenapa kau bisa bilang kau biseksual?!" Naruto menjauh selangkah dari senyum Sai yang benar-benar tidak pada tempatnya.

"Kaum gay kan biasanya pakai anting di telinga kirinya untuk menandakan ke gay yang lain kalau dia gay. Masa kau tidak tau? Kau dan Shikamaru gay kan?"

"Dengar darimana kau? Aku malah tidak tahu soal anting atau telinga kiri-"

"Rabu 2 minggu yang lalu aku tidur dengan seorang lelaki. Aku pikir aku jatuh cinta padanya."

WHAT THE FUCK WHAT THE HELL WHAT THE WHAT. Sekarang bahkan Neji menepok wajahnya dengan kedua telapak tangannya sementara Naruto mematung.

"Kau-kau-! Bagaimana ceritanya kau bisa tidur dengan seorang lelaki?! Kau kan hetero!" seru Naruto panik.

Mata Sai seperti mengawang-awang, "Malam itu aku pergi ke klub khusus gay yang kau dan Shikamaru sering datangi karena aku penasaran apa bedanya klun gay dengan klub biasa. Ternyata bedanya hanya hampir semua yang datang ke sana adalah gay dan perempuan yang ada di sana hampir dicuekan begitu saja. Mungkin karena itu gadis-gadis itu pergi ke klub gay, agar bisa benar-benar menikmati musik tanpa takut digoda. Kemudian aku bertemu dengan dia…"

"Dia?" Tanya Naruto

"Dia… Yuuki… Dia pria dengan rambut hitam bergelombang yang panjang. Rambutnya dibelah samping dan menutupi satu matanya. Pertama aku melihatnya aku teringat salah satu vocalist a crowd of rebellion jadi aku datangi dia untuk mencari tahu apa dia juga seorang rocker. Dia sedang bersender di bar minuman dan aku traktir dia bir ringan. Matanya hitam, penuh dengan kabut karena dia sedikit mabuk. Lengannya kurus dan jarinya panjang. Dia hanya mengenakan rompi kain longgar yang berkancing hingga aku bisa melihat dada telanjangnya sedikit. Celananya sebatas lutut, menunjukan kakinya yang putih dan panjang. Saat itu aku tertarik untuk coba menggodanya."

"Kau, kau tertarik untuk menggodanya?" Tanya Naruto lagi.

"Cara berbicaranya sangat terpelajar, dia bilang kalau dia adalah seorang guru dari salah satu sekolah swasta di sekitar sini. Aku tidak tahu yang mana, dia tidak mau bilang. Sulit dipercaya. Pertamanya aku kaget mendengar seorang gay menjadi seorang guru yang mengajari calon penerus bangsa kita, tapi dia hanya tertawa. Dia bilang tidak usah takut, dia sendiri mengajarkan secara ketat agar semua muridnya tidak menjadi homoseksual seperti dia. Dia sendiri tidak mau jadi gay, tapi mau apa lagi. Kemudian dia bilang kalau dia datang ke klub ini juga hanya untuk mencari one-night stand karena dia tidak mau punya hubungan apapun dengan lelaki lagi. Kemudian dia menawarkanku untuk coba tidur dengannya."

"Hah?!" ucap Naruto dan Neji sekaligus.

"Iya. Kami pergi ke satu love hotel dan aku tidur dengannya. Pertamanya aku bingung apa yang harus aku lakukan dengan tubuh seorang lelaki, jadi dia yang menuntunku foreplay. Malah, dia kemudian menunggangiku karena aku tidak mengerti ke mana aku harus memasukan penisku. Naruto, kau tahu? Lubangnya sangat erat, lebih erat dari perempuan manapun. Setiap aku menusukka-"

"Sudah-sudah! Berhenti! Kita tidak pernah membicarakan seks secara eksplisit pada sahabat terdekat sekalipun! Sekarang berhentilah berbicara dan ayo kita latihan sekarang karena Shikamaru sudah ada di bawah tapi dia sedang-"

"Aku sedang apa? Kalian sendiri sedang membicarakan apa?" Shikamaru tiba-tiba muncul dan memotong teriakan histeris Naruto. Naruto mematung di tempat dan mulai berkeringat dingin membayangkan kelakuan Sai yang tidak terduga. Shikamaru sendiri hanya berdiri dengan wajah penuh tanda tanya. Kalau Sai sampai bilang hal yang tidak terduga…

"Shikamaru, aku biseksual dan aku jatuh cinta pada lelaki yang tidur denganku rabu 2 minggu yang lalu." Ucap Sai dengan gampangnya.

Benar kan? Orang gila satu ini…!

So get in so get out So get in so get out So get in so get out So get in so get out So get in so get out So get in so get out So get in so get out!

[Alexandros] – Stimulator

28 Agustus

"Baiklah, ini lagu terakhir dari kami. Lagu ini menyimbolkan misi kami selama ini, untuk membangunkan jiwa pemberontak kalian!" sahut Shikamaru lewat mic. Aula malam itu sangat penuh dan para pendengar bersorak membalas seruan Shikamaru. Pria itu sendiri dibanjiri keringat, bahkan rambutnya yang biasanya kaku seperti diberi spray rambut berlebihan menempel di dahinya. Suasana ruangan penuh dan panas, tapi tak ada seorangpun yang ingin keluar maupun merasa tertekan. Bahkan tak ada seorangpun yang sibuk dengan smartphonenya. Para rocker sejati akan selalu ikut rocking bersama nada liar, bukan menjadi satu dengan dunia ini yang telah dijajah oleh gadget dan tren.

"Seberapa banyak dari kalian yang selalu dicekokan orang tua kalian untuk mencari kerja di kantor dan mengenakan dasi sebagai kalung anjing yang memenjarakan kalian?! Yang berkata kalau uang dan jabatan lebih baik daripada memenuhi tujuan hidup kalian?! Yang berkata kalau tujuan hidup kalian hanya untuk mencari uang sebanyak-banyaknya?!"

Para penonton langsung bersorak liar penuh kemarahan. Beberapa mengacungkan tonjokannya ke langit.

"Seberapa banyak dari kalian yang capek pada hidup yang begitu-begitu saja?! Pada teman-teman kalian yang memaksa kalian untuk mengikuti standar mereka untuk tetap bertahan dalam hubungan?! Pada pacar kalian yang menuntut kesempurnaan dalam hubungan?!"

Teriakan para penonton semakin menggila.

Naruto yang berada di belakang drum set hanya memandangi betapa hebatnya gambaran konser tersebut. Para penonton bergerak bersamaan seperti kumpulan semut dalam mangkuk. Sai dan Neji melepaskan tali kekang mereka dan memainkan instrumen mereka, bergerak menjadi stimulator bagi lautan manusia di hadapan mereka. Shikamaru melepaskan teriakan-teriakan screamo yang selaras dengan nada berat gitar melodic Neji, menuntun semua pendengar untuk ikut melepaskan amarah dan semangat mereka. Kini hampir tiba saatnya penutupan dan lagu terakhir dari band mereka, band yang telah mereka bentuk dari semenjak mereka masih SMA. Setelah mereka semua lulus, Victims Tryin' To Kill akhirnya debut sebagai band hark-rock indie.

"Teriakan kemarahan kalian pada ketidak adilan dunia ini dan biarkan lagu ini mengalir menjadi bagian dari darah kalian!" teriak Shikamaru yang sudah seperti kerasukan. Tangannya mengepal keras hingga uratnya bisa terlihat jelas oleh Naruto. Langsung Naruto memainkan opening lagu terakhir mereka malam ini. Tak lama kemudian teriakan melodic scream Shikamaru menemani amukan irama drumnya. Anthem of the rebels dimulai,

Tryin' to kill the prejudice but the prejudice killed me instead!

Sai dan Neji kemudian mengekor dengan permainan instrumen petik mereka, memainkan nada secepat yang mereka bisa. Naruto memperlambat drumnya dan menabuh lebih keras. Para penonton berteriak dan memulai head banging dan menonjok udara mengikuti irama mereka. Shikamaru mengikuti head banging mereka dan akhirnya menyanyikan verse pertama,

Tonight I can't sleep, not when they crawling then leap

Slowly they sneak into my feet, I know that soon they're gonna feed

They have the face of those dearest that I've ever meet

Oh God Oh God Oh God!

They said it will save me but I feel like I'm being ripped

Shikamaru meneriakan scream dari akhir verse 1,

I will live long but I've died already tonight!

But no!

Not if I kill them tonight!

Gitar melodic Neji menguasai panggung, menemani vokal Shikamaru yang kembali normal, menyanyikan reff,

On this long road I rampage through to see if I can catch them and smash them into nomore

Yet they call my loved ones and they catch me instead

On this long road I was caught and death sentences will be throwed into me if I rebel some more

Yeah but I won't surrender until I'm dead

Gitar dan bass Neji dan Sai berhenti, meninggalkan ketukan drum Naruto mengusai panggung. Setiap kepala melakukan head bang dan Shikamaru berhenti bergerak liar di tengah panggung.

Today I feel like its still night, I want to escape and fight

Turns out they captured all my might, oh God I can't even bite

Bass mulai mengiringi lirik berikutnya

My loved ones come to me and said that I have to recover right

Gitar melengkapi alunan lagu kembali

Oh God Oh God Oh God!

These choices tied my neck tight

Alunan gitar solo Neji memukau para penonton dengan nada keras dan beratnya. Kemudian Shikamaru kembali mengambil alih,

On this long road I became a hypocrite just so that I could survived but I still makin' plans to fight

I tried to search for at least one ally

On this long road I hated myself and my life and my hypocrite self but I hang on because of the light

Surely they won't betray me right?

Teriakan Shikamaru menutup lagu mereka,

Now it's only me and the prejudice!

Now it's one on one bitch!

Yet I wonder if I take the right risk!

Drum solo Naruto menutup lagu mereka. Mereka semua diselimuti keringat dan nafas mereka terengah-engah. Degup jantung mereka bersaing dengan applause para penonton. Naruto tersenyum, puas akan konser malam ini. Satu persatu dari mereka keluar dari jalan belakang panggung setelah mengucapkan salam perpisahan serta ucapan terima kasih. Naruto yang paling lama mengobrol dengan fans mereka.

Di backstage Naruto langsung mengambil HPnya dan mengambil snapshot ketiga rekan bandnya yang hampir teler di kursi mereka. Mereka semua sedang meneguk air mineral mereka seperti lubang hitam dan handuk kecil bertengger di pundak mereka. Sai sendiri masih mengelap keringatnya dengan handuk abu kecilnya. Naruto tersenyum-senyum ketika dia mengirim foto-foto live mereka kepada Sasuke. Dia tahu Sasuke pasti sudah lama tidur dan tidak akan melihat semua pesan Naruto malam itu. Tapi Naruto tahu Sasuke senang saat mengetahui bagaimana atmosfir konser mereka pada pagi harinya.

Teriakan fans yang masih belum reda dari gejolak pemberontakan masih menggetarkan aula tadi. Naruto sangat puas dengan konser malam ini, sayang sekali Sasuke tidak ikut menontonnya. Adrenalin masih mengalir deras dan memicu degup jantungnya berdetak sekencang mungkin. Dia ambil botol air minumnya untuk menenangkan degupan di dadanya. Sambil meminum air mineralnya dia melirik ke Shikamaru yang sedang bergumul dengan HPnya. Heh, Naruto jadi ingin sekali mengerjai rekannya itu.

"Hoi, Shika-chan! Bagaimana Kiba? Masih merengek-rengek seperti anak anjing?"

Shikamaru menjawab tanpa mengangkat pandangannya dari layar, "Tidak, dia sudah selesai dengan tugasnya 1 jam yang lalu. Saat ini dia sudah ngantuk berat tapi tetap bela-belain tetap bangun untuk menemaniku manggung katanya. Hah~ Aku tidak perlu ditemani seperti ini. Sekarang setelah konser berakhir akhirnya si bodoh ini bisa tidur juga. Aku pikir hanya cewek yang selebay ini."

Neji tertawa keras, hampir tersedak air minumnya sendiri, "Hahahahahahaha! Astaga! Ternyata stereotype kaum gay seperti perempuan itu benar ya? Selama ini kalian masih brengsek seperti cowok pada umumnya dasar sialan!"

Shikamaru tersenyum menahan tawa, "Kalau kau lihat Kiba di kehidupan nyatanya dia cowok banget. Malah harga dirinya lebih tinggi dariku kalau di kesehariannya. Hanya kalau dia ingin romantis-romantisan tidak jelas seperti inilah dia jadi abnormal."

Neji melempar botol air kosongnya ke Shikamaru, "Kau sendiri suka pada sikap abnormalnya kan? Heh, pacaran terus!"

Shikamaru melempar handuknya ke Neji sambil tertawa, Naruto bisa melihat sekilas rasa bahagia di matanya, "Kalau kau iri cepat cari gadis manis yang mau bersikap menyusahkan seperti ini bangsat!"

Neji menepis handuk Shikamaru dengan gampangnya, "Dan kita menyanyikan lagu kalau cinta tidak boleh mengekang kekuatan pemberontakan kita? Bah! Untuk apa pacaran kalau hanya untuk senang-senang? Pacaran itu tidak akan menyelesaikan masalah kita, malah menambah tugas dan masalah! Aku masih senang single daripada harus bersikap bodoh seperti kau! Pacaran itu persiapan untuk menikah dan aku belum mau menikah!"

"Kalau kau bilang begitu, Neji. Mungkin aku akan menarik rencanaku untuk memacari Yuuki dan meminangnya langsung." Sambung Sai tiba-tiba.

Shikamaru langsung mengubah wajahnya menjadi wajah setengah serius, "Aku harap kau hanya bercanda saja, Sai. Cinta bukan hal yang kau sadari tiba-tiba ketika bangun tidur. Dan berhentilah mengagetkan kami dengan kalimat-kalimat sialanmu itu!"

Sai tertawa, "Baik-baik… Aku berhenti. Tapi kalian benar-benar harus bertemu dengan Yuuki. Kalian akan mengerti."

Naruto langsung merasa bersemangat mendengar ajakan Sai. Sejujurnya dia sendiri penasaran dengan sosok Yuuki ini. Seseorang yang bisa mengubah pria hetero menjadi gay, itu bukan hal yang mudah. Semua film-film yang mereka tonton umumnya sangat berlebihan. Tidak mungkin seorang gay tidur denganmu dan kau langsung berubah jadi gay. Memangnya gay itu penyakit? Seorang gadis yang tiba-tiba dicium oleh teman cowoknya juga tidak akan tiba-tiba suka pada cowok yang menciumnya. Yah, tapi kalau menurut Naruto, kalau gadis itu putus asa sih mungkin… Mungkin Sai juga sedang putus asa?

"Kau baru bertemu dengannya sekali, jangan anggap kau sudah mencintainya, Sai." Ejek Neji.

"Entahlah, Neji. Ada banyak definisi tentang cinta, kita sendiri tidak tahu cinta itu apa kan? Menurut kalian bagaimana?" tanya Sai, dengan senyumnya yang khas. Kadang Naruto berpikir kalau senyum Sai itu, walaupun selalu sama, ketika dipakai di situasi yang berbeda-beda pasti akan berefek beda.

Shikamaru langsung menyenderkan badannya serta mengangkat kakinya ke kursi, membuat dirinya nyaman, "Cinta itu ketika kau mau berkorban untuk seseorang."

Naruto yang mendengar pembicaraan cinta langsung semangat, "Ah, cinta itu ketika kita mementingkan kepentingan orang yang kita cintai melebihi kepentingan kita sendiri. Ketika kita mau mengorbankan segalanya untuk orang itu bahkan nyawa kita sendiri, atau sesuatu yang setara itu. Ketika kita menyadari kalau kita tidak bisa hidup tanpa orang itu."

Neji berdiri dari kursinya dan berjalan ke tasnya untuk mengambil baju ganti, "Lebay, sebelum kau bertemu Sasuke kau masih bisa hidup, kalau kau berpisah dengannya masa kau tidak bisa hidup lagi? Sebelumnya kau bahkan tidak tahu kalau pacarmu itu ada di dunia ini."

"Hah! Itulah yang diucapkan orang yang belum pernah jatuh cinta!" balas Naruto dengan mata yang menyipit dan bibir yang dimonyongkan. Mungkin karena ini Sasuke selalu memanggilnya rubah. Mata segaris dan moncong panjang. Masih untung Naruto tidak dibilang bebek sipit.

"Hah! Itu juga yang diucapkan orang yang belum pernah menikah dan berpikiran terlalu ideal!" balas Neji, menyibakkan rambutnya yang basah oleh keringat.

"Memang kau pernah menikah heh?!" balas Naruto.

"Belum, tapi aku tidak secengeng itu! Kau ini seperti cewek saja! Berseru kalau aku putus dari mereka maka mereka akan bunuh diri! Persetan, memangnya ikan di laut hanya aku saja?" balas Neji lagi.

Shikamaru hanya menarik nafas panjang, "Dengar, cowok juga boleh bersikap 'cengeng' seperti ini. Kita tidak boleh sexist, walau aku akui kau benar juga. Ikan di laut masih banyak, tapi untuk pasangan hidup sangat sulit dicari, Neji. Dan jangan pikirkan Yume-chan lagi. Gadis itu sudah mati, melompat ke hadapan shinkansen. Itu bukan salahmu dan bukan salahnya, mungkin memang takdir."

Naruto yang tadinya lumayan marah pada Neji langsung kembali dingin. Dia ingat perempuan kecil yang selalu mengikuti Neji kemanapun, yang kemudian menjadi pacar Neji bulan lalu, yang baru meninggal kemarin-kemarin ini. Dia ingat sinar di mata gadis itu, tipe obsesif, menganggap Neji segalanya. Degup jantungnya sudah kembali normal dan dia memandang Neji dengan pandangan kasihan. Mungkin Neji masih merasa bersalah atas kejadian bunuh diri Yume-chan.

Neji sendiri hanya mengangguk kecil pada leader mereka, mata abunya memandang Shikamaru dengan penuh rasa hormat. Setahu Naruto, Shikamaru bagaikan sosok ayah bagi mereka semua. Neji sendiri yang paling dingin dan sombong diantara mereka sering datang ke Shikamaru untuk meminta saran. Sai yang paling sering salah paham selalu dibetulkan oleh leader mereka ini. Naruto sendiri yang paling sering mencari masalah (atau masalah yang mencari dia) selalu dilindungi dan dibantu Shikamaru. Tapi kini Naruto sudah punya Sasuke yang menuntunnya agar tidak kena masalah lagi.

"Hei Neji." Sahut Naruto

Neji berpaling ke Naruto, matanya masih memancarkan perlawanan padanya. Namun perseteruan dalam pola pikir dan opini bukan hal yang aneh dalam pertemanan mereka. Pada dasarnya mereka semua laki-laki, yang kalau ada masalah bahas saat itu juga sampai 'berkelahi' tapi akhirnya selalu baikan lagi. Pertemanan perempuan selalu menjadi misteri bagi Naruto, pertemanan yang masalah selalu diredam dan dibocorkan di belakang.

Naruto tersenyum main-main namun dalam hatinya dia serius, "Maafkan aku. Opini boleh beda, tapi rock akan selalu menyatukan kita." Sahut Naruto sambil mengacungkan gestur rock di tangannya. Dia yakin Neji mengerti kalau dia benar-benar minta maaf dan ingin sahabatnya itu berhenti menyalahkan dirinya lagi. Sepertinya Neji juga mengerti maksud Naruto karena dia kembali tersenyum.

"Sudahlah, memang cinta sesuatu yang tidak bisa didefinisikan. Untuk apa bertengkar soal ini? Kita masih punya milyaran masalah yang harus disampaikan kepada dunia. Aku mau ganti baju dulu, jangan saling bunuh selagi aku tidak ada!" ucap Neji bercanda.

Setelah neji meninggalkan mereka untuk pergi ke kamar mandi, mereka bertiga kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Naruto melakukan selfie untuk diterbitkan di facebook dan situs band mereka. Shikamaru sepertinya kembali sibuk dengan Kiba karena siapa lagi yang akan dia hubungi? Sai terlihat termenung sedikit.

"Menurutku kalian harus ikut denganku ke klub untuk bertemu Yuuki." Ajak Sai

Naruto langsung melupakan HPnya, "Ayo! Kapan? Hari apa? Jam berapa?"

Shikamaru menyelesaikan pesannya sebentar dan menaruh HPnya di meja rias di belakangnya, "Ayo saja."

"Hari Sabtu ini. Aku dengar dia hanya datang Sabtu malam saja. Yuuki lumayan populer di klub. Kalian biasa datang ke klub itu kan? Datang saja jam 8an dan duduk di bar dekat meja bilyar."

You don't know yet that your vision is narrow
Someone tries to shoot you with a bow and arrow

SiM – Who's Next

Tokyo tidak pernah tidur bahkan sampai subuh sekalipun. Jalanan kawasan pertokoan masih penuh dengan lalu lalang orang, tapi begitu Naruto sampai di kawasan apartemennya dan Sasuke, suasana menjadi sangat hening. Hanya security di pos depan yang masih menyetel TV yang masih menyumbangkan suara di malam hening itu. Naruto kurang suka suasana yang terlalu hening jadi setelah turun dari motornya dia langsung memakai handsfree. Alunan lagu Aquarium dari a crowd of rebellion mengisi telinganya.

Tempat parkir selalu gelap dan sedikit mengerikan, tapi Naruto tidak pernah takut. Langkahnya tegas dan badannya tegap. Dia terus melangkah menikmati lagu di telinganya sementara kakinya terus menuntunnya ke lantai 7. Lorong apartemen juga sepi, tapi volume di telinga Naruto disetel maksimum. Sasuke sering memarahinya karena Naruto bisa saja tuli karena lagu. Hah, tapi mereka juga bermain konser langsung, hal itu lebih berbahaya dari headset.

Ruang 703, ruang paling akhir dari lantai 7. Apartemen yang mereka tinggali ini sebenarnya milik Sasuke, Naruto baru pindah dan tinggal bersama Sasuke 8 bulan yang lalu, setelah mereka pacaran 2 tahun. Karena itulah apartemen ini sangat luas dan elit, Sasuke yang seorang CEO tentunya bisa membayar sewa apartemen semahal ini. Sebenarnya Naruto kurang suka apartemen ini, kurang hangat suasananya. Desain interiornya bertema putih-hitam yang modern dan semuannya rapi. Namun di mata Naruto semua ini seperti istana kaca yang rapuh.

Naruto tidak menyalakan lampu ketika dia masuk karena dia tahu dia akan langsung ganti baju dan langsung tidur. Sasuke sedang terlelap di ranjang mereka yang berseprai biru elegan. Kayu fondasi ranjang mereka juga terbuat dari kayu berukir dengan warna coklat gelap, menambah keeleganan kamar mereka. Naruto kadang rindu ranjangnya yang biasa-biasa saja, malah hanya futon di lantai di apartemen kecilnya dulu. Namun kini dia tinggal bersama Sasuke, dia harus menerima dan beradaptasi dalam kehidupan baru ini. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, mungkin seperti inilah pernikahan; kehidupan dengan rantai saling beradaptasi yang tidak ada hentinya sampai mereka menjadi satu. Dua jiwa bersatu menjadi satu, itulah pernikahan.

Sasuke hanya mendesah pelan ketika Naruto naik ke ranjang untuk tidur. Tas Naruto sudah ditinggal begitu saja di dekat lemari dan baju kotor Naruto sudah di lempar ke keranjang cucian. Naruto sudah memakai kaus bekasnya untuk tidur, kaus kesayangannya yang sudah belel. Mata pemuda rocker itu melembut ketika dia melihat sosok Sasuke bernafas pelan di kegelapan malam. Naik, turun. Orang yang sangat dia cintai masih hidup.

Naruto menyusup ke dalam selimut dan memeluk Sasuke dari belakang. Hidungnya langsung mencium wangi shampoo khas dari rambut gelap pasangannya. Detak jantungnya berdegup mengiringi detak jantung Sasuke. Tiba-tiba Sasuke membalikan badannya sehingga wajahnya menghadap Naruto. Matanya masih tertutup tapi tangannya meraih punggung Naruto, menarik pemuda yang sedikit kaget itu ke dalam pelukannya. Jantung mereka kini berdetak bersama.

Naruto tersenyum selebar-lebarnya. Dia merasa sangat bahagia sekaligus sangat nyaman. Dia kecup ringan bibir Sasuke, bibirnya yang kering menggosok bibir Sasuke yang lembab ketika dia berbisik, "Aku mencintaimu."

Sasuke hanya bergumam "Hn…" dalam igauannya, tapi Naruto sudah puas dengan jawaban itu.

Saat itu jam 2:49, suasana Tokyo mendadak menjadi surga di pikiran Naruto.

To be continued

Hai halo hey. Di sini saya. Sepertinya saya nggak bisa nulis sesuatu yang bener-bener puitis kalau dalam bahasa Indonesia, cuman di bahasa Inggris aja saya bisanya. Sedih. So yeah, ada beberapa poin di sini:

1. Untuk yang nggak bisa ngebayangin suasana konser mereka, nonton Doukyuusei (Classmates), anime shounen-ai. Di sana ada adegan konser rock dari salah satu karakter utama. But please, saya nggak mengakui lagu mereka rock, entah kenapa.

2. Lagu yang Naruto denger, Aquarium dari a crowd of rebellion itu salah satu simbol dalam cerita di sini. "There was a lot of rain, we went to the aquarium. The big fish swallowed a fish, swallowed a fish. It was as if nothing had been happened." (intro 1) "There was a lot of rain, we went to the aquarium. The big fish swallowed a fish, swallowed a fish. It was fearful and fright I said to you." (intro 2) dan ini merupakan puzzle buat spoiler cerita kedepannya. Saya main foreshadowing (Pertanda) di cerita ini (Akhirnya saya bisa!) dan cerita ini sudah selesai kalau dibaca ulang simbol-simbol itu (semoga) jadi bumbu yang memperkuat cerita ini. Coba nonton Puella Magi Madoka Magica, foreshadowingnya bikin greget pas nonton ulang…

3. Lagu Anthem of the Rebels saya sendiri yang tulis, makanya kalau kedengeran aneh sebagai sebuah lagu maafkan saya. Saya sendiri nggak ngerti gimana proses dan aturan penulisan lirik lagu. Satu hal yang pasti saya main rima. Karakter band Naruto dkk juga belum saya tentuin kayak gimana. Mungkin Coldrain campur SiM campur ONE OK ROCK (dalam vocal dan lirik), Coldrain campur THE ORAL CIGARETTES (dalam instrument) dan UVERworld campur the GazettE (dalam penampilan).

4. Saya lagi kegilaan rock, maafkan saya. Tapi saya juga masih dengerin Arashi dan NEWS kok, tenang saja.

5. Ada beberapa fanfic yang saya hapus karena menurut saya kurang memuaskan, berikut judul-judulnya: Hari ini libur panjang, kosan sepi; The legends of dragon: Between human and dragon; 1 sentence of sentences of a novel. Terima kasih~

Sekian, oh ya. Sekedar penasaran, menurut readers saya cowok atau cewek? ;)

Thank you for reading and God bless~ Kalau ada kritik, sampaikan saja, beloeh lewat review dan PM. Saya benar-benar menunggu kritik anda sekalian~