Desclaimer Masashi Kishimoto

But

Story by Me.

Sakura Of The Sun

Sakura Haruno

Uciha Sasuke.

WARNING!

Don't Like? just don't read!

.

.

.

Chapter 1

is

Begin

Belaian lembut angin musim semi menerpa wajah cantik sang dara yang berdiri lemas serta kedua tangan menyangga pada tembok pembatas ruang atap gedung sekolah. Baru saja, dia mengalami semacam 'penglihatan' aneh yang terjadi baru-baru ini, dan seperti inilah kondisi pasca penglihatan itu berakhir. Lemas serta degup jantung yang memburu ditambah dengan keringat dingin yang keluar tanpa diundang. Walaupun penglihatan itu terjadi hanya sekelebat atau hanya beberapa detik, tetap saja membuat kondisinya seperti itu.

Sakura Haruno, seorang siswi tingkat akhir Konoha High School memang memiliki keistimewaan yang berhubungan dengan dunia supranatural yang entah sejak kapan dirinya mulai bisa melihat, merasakan hingga mengalami yang namanya 'penglihatan' tentang semua hal-hal yang gaib. Tak semua orang mempercayai akan hal istimewa yang dimiliki gadis berhelaian soft pink ini, mereka hanya berpikir jika ia hanya mengada-ngada dan sedang mencari perhatian. Tidak semua orang, terkecuali kedua sahabatnya Yamanaka Ino dan juga Hyuuga Hinata serta kedua orang tuanya Kizashi dan Mebuki Haruno.

Tidak serta merta Sakura memiliki hal istimewa seperti itu. Menurut sang Ibu Mebuki Haruno, Sakura memiliki keturunan spiritual yang dimiliki sang buyut yang sejak puluhan tahun lalu telah meninggal dunia. Beliau juga pernah mengatakan kepada Kizashi semasa hidupnya jika ia akan memiliki seorang cicit layaknya seperti dirinya, memiliki kemampuan serta daya intelek terhadap dunia supranatural bahkan melebihi dirinya dan sang buyut tersenyum ketika mengatakan hal itu kepada Kizashi Haruno.

Sakura P. O. V

"Hhhh.. Apalagi sekarang. Selalu seorang arwah gadis yang sama, apa yang sebenarnya dia inginkan? " tanyaku kepada diriku sendiri.

Aku mulai mengingat kapan hal itu mulai terjadi, saat tanpa merasakan apapun tiba-tiba aku yang sedang berjalan dikoridor sekolah melihat sesuatu yang aneh seperti cuplikan kilasan kehidupan dengan seorang gadis yang berada disana. Gadis itu hanya merenung dan aku yakin dia sedang menangis tepat dikoridor tempatku berdiri saat itu. Aku mencoba menyimpulkan jika gadis itu bersekolah disini dan yang pasti sejak bertahun-tahun yang lalu, terlihat dari seragam yang ia kenakan hampir sama seperti seragam dari senpai yang sudah lulus bertahun-tahun yang lalu. Tapi kenapa?

Apa yang sebenarnya dia inginkan dengan muncul di penglihatanku. Dan baru beberapa menit yang lalu, hal serupa juga telah aku alami tetapi kali ini gadis itu mencoba menatapku penuh harapan dan tersenyum kepadaku. Wajah sendu yang sama seperti beberapa hari yang lalu juga menghiasi wajah manisnya. Aku melihat name-tag yang bertengger di almamater seragamnya, dan dia bernama Haruki Sara. Aku merasakan jika ada sesuatu dibalik penglihatanku kali ini, dan aku akan menyelidikinya. Terdengar seperti seorang detektif tapi aku tidak keberatan aku malah senang itu adalah cita-citaku.

Oke karena sekarang bel tanda masuk sudah berbunyi aku harus segera berada dikelas sebelum Anko Sensei berada disana terlebih dahulu bisa- bisa aku dijadikan udang panggang dilapangan nanti jika sampai itu terjadi. Ck!

Sakura P. O. V End.

.

.

.

Uciha Sasuke. Pemuda tampan berdarah biru, cerdas, memiliki insting setajam serigala. Seorang Agent Devisi ANBU Level A. Menyelidiki dan memecahkan kasus-kasus tersohor dunia bahkan yang paling sulit sekalipun. Diusianya yang menginjak 25 tahun ia berhasil menduduki kursi paling bergengsi, menjadi ketua Devisi ANBU. Kepribadiannya yang dingin serta tegas ia kerap kali tak memberi ampun kepada mangsa yang sudah berhasil diincarnya. Dia adalah orang yang sangat disegani. Kasus-kasus besar yang terkuak adalah contoh dari segelintir prestasi nyata dirinya. Bandar narkoba, pembunuh berantai sampai para koruptor negara telah ia eksekusi.

"Teme.. bagaimana jika malam ini kita beristirahat saja. Kepalaku hampir meledak, kita butuh hiburan" usul pemuda berambut kuning jabrik yang sedari tadi berusaha 'merayu' Sasuke agar kiranya dia berhenti bekerja keras barang sejenak. Terkadang Naruto pemuda berambut kuning jabrik itu heran dengan atasan yang merangkap sebagai sahabatnya juga sangat tidak kenal lelah. Sasuke adalah seseorang yang mempunyai intelegent tinggi tidak heran jika ia menjadi ketua Devisi ANBU saat ini. Tetapi Sasuke juga manusia, dia bekerja di pusat markas ANBU dan ia juga sering turun kelapangan langsung. Naruto hanya menggelengkan kepala memikirkan sahabat berambut dark bluenya tersebut.

"Hn.. Kau saja, aku masih banyak urusan" jawabnya singkat membuat Naruto merasa jengkel karena tidak berhasil membujuk si teme, begitu naruto memanggilnya. Seperti mendapatkan berlian ditengah batu krikil, Naruto mendapatkan ide yang cukup cerdas untuk membuat Sasuke ikut bersantai sejenak bersamanya.

"Hei teme, bagaimana jika kita bersantai dan juga bekerja secara bersamaan. Kita pergi ke club malam ini? "

Sasuke hanya mengernyit mendengar penuturan dari sahabat blondenya tersebut.

"Hn."

Naruto hanya sweetdrop mendengarnya.

"Hn apa teme. Iya atau tidak. Kau tau kan maksudku, kasus bandar narkoba dua bulan yang lalu belum berhasil kita ungkap. Di club malam biasanya para kurir sering beraksi.. dan bla bla bla.. " Sasuke merengut, Naruto tidak akan berhenti berbicara jika ia belum menuruti kemauannya. Menerima tawaran Naruto juga tidak ada salahnya, memang sudah sangat lama sekali ia tidak bersantai seperti yang Naruto tuturkan. Baiklah, kali ini ia akan menerima ajakan Naruto dobe.

"... nah ketika sikurir tertangkap kit..

"Hn.. baiklah aku ikut denganmu dobe " mata Naruto berbingar mendengarnya membuat Sasuke ingin melemparkan kursi yang ia duduki kepada Naruto.

"Woaa.. teme ini kesempatan yang bagus, malam ini kita akan bersenang-senang"

"dan juga bekerja" tambah Sasuke.

"baiklah.. baiklah.. " Naruto mendengus kecil karenanya. Sasuke membereskan barang-barangnya dan memasukan Laptop pada tas yang membuat Naruto keheranan melihatnya.

"Eh, teme. Acaranya kan nanti malam kenapa kau sudah membereskan barangmu? " Sasuke mendengus kesal.

"Aku akan pulang kemudian tidur, kau terlalu berisik" Sasuke bangkit kemudian meninggalkan Naruto yang masih bersungut-sungut karena tidak terima jika Sasuke mengatai dirinya berisik walaupun kenyataannya memang seperti itu.

"Baiklah teme, nanti malam aku jemput. Sampai jumpa"

sayup-sayup terdengar suara Naruto dibalik pintu ruangan kekuasaannya tersebut, Sasuke memilih untuk mengacuhkannya.

.

.

.

"Forhead! Kau yakin tidak ikut denganku? inikan sudah sore " suara cempreng Yamanaka Ino memenuhi ruang kelas. Kelas baru saja berakhir pukul empat lebih duapuluh satu menit yang lalu. Ini adalah kelas tambahan wajib bagi seluruh kelas tiga karena hanya beberapa bulan lagi mereka akan segera menjalani ujian kelulusan. Sakura hanya menghela nafas pendek, Ino memang tipikal orang yang tidak mudah menyerah. Sakura bukannya tidak mau menumpang kepada Ino, tapi dia tidak ingin merepotkan Ino. Arah rumah mereka berlawanan arah dan Sakura juga sudah terbiasa menggunakan bus sebagai alternatif kendaraannya.

"Sudahlan Ino tidak apa-apa sungguh. Sanah cepatlah pulang, ibumu akan sangat menghkawatirkanmu! " Sakura sekali lagi menegaskan kepada Ino bahwa ia baik-baik saja, ia mendorong kecil tubuh Ino untuk masuk kedalam mobil mini coover miliknya.

"Hah.. dasar forhead, baiklah hati-hati kalo begitu" Ino masuk dan segera menstarter mobilnya. Sakura hanya mengangguk dan tertawa kecil.

"huum kau juga hati-hati pig! Jaa! "

Sakura berjalan menuju halte bus yang dekat dengan gedung sekolahnya, sudah hampir pukul lima sore bus belum juga datang. Dari arah kejauhan ia melihat mobil dengan warna hitam metalik yang sepertinya sangat mahal melaju dengan kecepatan tinggi. Kemudian bolamata emeraldnya melebar melihat adanya seorang wanita yang hendak menyebrang berdiri ditengah zebra cross.

Sakura melompat kemudian berteriak agar wanita tadi menyingkir dari sanah. Sekuat tenaga Sakura berlari mencoba untuk menggapai tubuh wanita ini, mobil hitam itu sudah sangat dekat dengannya ketika ia menoleh untuk menyelamatkan wanita penyebrang tadi sudah tidak ada ditempat. Sakura berjongkok kedua tangannya ia gunakan untuk menjaga kepalanya, ia sudah pasrah.

'Kami-Sama.. apakah ini akhir dari hidupku? '

detik itu juga suara decitan ban dengan aspal memenuhi gendang telinganya.

'BRAKK! '

"Apa-apaan kau ini. Kau ingin mati bunuh diri dengan sengaja menabrakkan dirimu? " bentak sang supir yang mengendarai mobil hitam tersebut. Sakura masih shock, ia hanya berdiri mematung setelah apa yang ia alami beberapa detik yang lalu. Perlahan kesadarannya pun pulih, bukannya mendengar sang pemilik mobil yang sedang marah-marah kepadanya, ia malah menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. Demi Kami-Sama. Kemana wanita yang menyebrang tadi?

"Hei kau dengar aku. Aku akan membawamu kepsikiater..

"Memangnya siapa yang mau binuh diri! " Sakura tak kalah berteriak dengan pria dihadapannya ini.

"Apa kau tidak melihat ada wanita yang mau menyebrang tadi? Aku mencoba menyelamatkannya! " geram Sakura karena sedari tadi ia dituduh ingin melakukan tindak bunuh diri. Si pria yang diketahui Sakura mempunyai paras rupawan serta tubuh tinggi atletis itupun mengernyit bingung.

"Tentu saja satu-satunya wanita disini hanya kau! dan kau mencoba untuk bunuh diri! " Sasuke, si pria pengendara mobil hitam tersebut mendapatkan delikan tajam dari gadis SMA dihadapannya.

"Sudah aku bilang aku tidak mencoba untuk bunuh diri. Aku hanya ingin menyelamatkan seorang wanita! "

DEGH! Kemudian Sakura tersadar, bahwa wanita yang coba dia selamatkan tadi bukanlah seorang manusia. Pria dihadapannya berkata jika ia tidak melihat wanita lain selain dirinya. Tidak salah lagi. Tapi ini tidak mudah. Lelaki yang menurutnya sangat menyebalkan namun sialnya sangat tampan ini tidak akan percaya akan hal yang dilihatnya tadi. Bagaimana ia akan menjelaskannya?.

"Sungguh.. Aku tadi melihat wanita yang akan menyebrang" kini suara Sakura melemah dia tidak berteriak seperti tadi membuat Sasuke menaikkan satu alisnya heran. Apa katanya tadi? seorang wanita? jelas-jelas hanya dia seorang wanita disini apa dia sedang mengajakku bercanda? atau jangan-jangan gadis ini adalah satu dari beribu fansnya yang mencoba untuk menarik perhatiannya dengan melakukan aksi gila seperti barusan? tetapi dari cara dia memandang kearahku itu bukanlah sebuah pandangan memuja yang sering aku lihat dari segerombolan gadis yang mengaku fans beratku. Begitulah yang Sasuke pikirkan.

"Benarkan, kau tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Aku juga baru menyadari jika wanita yang aku bicarakan bukanlah seorang manusia" Sakura menunduk, ia tidak peduli jika ia dianggap orang gila dan sebagainya yang terpenting ia sudah mengatakan yang sejujurnya.

"Bukan seorang manusia? " batin Sasuke menatap Sakura konyol. Angin berhembus, membawa suasana dingin yang menusuk tulang.

"Kau tidak melihatnya, tetapi aku melihatnya. Apa kau akan diam saja jika ada seseorang yang tengah dilanda bahaya berada didepan wajahmu? " Sasuke terdiam menunggu kelanjutan dari gadis yang berada dihadapannya ini. Insting seorang ANBU ia gunakan disini, gadis ini tidak berbohong jika ia tidak ingin bunuh diri. Jika ia ingin bunuh diri, ia akan melompat ketengah setelah mobil berada dekat dengannya tetapi gadis ini berlari terlebih dahulu kedepan setelah sampai di zebra cross baru ia berlari ketengah seperti hendak menggapai sesuatu.

"Kalau begitu maafkan aku. Aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku, tidak ada yang menjadi korban disini. Aku baik-baik saja dan kau juga baik-baik saja. Sudahlah lupakan, sekali lagi aku minta maaf aku harus pulang" Sakura membungkuk kepada Sasuke dan berjalan untuk pulang sebelum tangan kekar milik si pria tampan pengendara mobil mewah ini menahan tangan mungilnya.

Gadis ini bukan salah satu dari fansnya.

"Tunggu! Masuklah, aku akan mengantarmu" tentu saja Sasuke tidak ingin kejadian yang berada dipikirannya akan terjadi seperti bisa saja gadis ini berbohong soal 'wanita penyebrang' dan ia akan bunuh diri ditempat lain dengan cara yang berbeda kan? Siapa yang tahu.

"Huh.. Tidak perlu. Aku tidak mengalami luka apapun dan..

"Diam dan masukklah. Tunjukan jalan menuju rumahmu" potong Sasuke cepat dengan nada perintah dan juga tatapan tegasnya.

"Apa-apaan dia itu? " batin Sakura kesal. Dengan hentakan kakinya Sakura masuk kedalam mobil Sasuke. Sasuke hanya bingung dengan tingkah gadis ini, gadis lain akan berpura-pura pingsan terlebih dahulu supaya Sasuke mengantarkannya pulang itupun jika beruntung. Tetapi gadis gulali ini kenapa marah jika Sasuke ingin mengantarkannya pulang. Apa benar rencana bunuh dirinya akan gagal sehingga dia marah? yang jelas tanpa sadar bibir Sasuke terangkat sedikit karenanya.

.

.

Ditengah perjalan tidak ada yang berniat untuk memecahkan keheningan ini jika saja Sasuke tidak ingat akan tujuan utamanya akan mengantar gadis disebelahnya yang tengah cemberut ini. Sasuke sedikit terhibur dengan aksi gadis pink disampingnya ini.

Bagaimana tidak? ia seorang pimpinan ANBU sebuah organisasi pemerintah yang disegani akan segala kekuatan fisik otak dll. Selalu dihormati dan dipuja banyak kaum hawa karena parasnya yang dibilang sangat rupawan itu. Kini disampingnya gadis cantik (Sasuke mengakuinya didalam hati)yang masih mengenakan seragam SMA ini berani cemberut kepadanya sepanjang perjalanan. Memangnya apa salahnya?

"Setelah ini belok kiri! " ujar Sakura ketus dengan wajah yang masih ditekuk. Sasuke terkekeh kecil mendengarnya, Sakura menoleh kepada Sasuke.

"Apa? kenapa kau tertawa? Sudah aku bilang kau mau percaya atau tidak dengan yang aku lihat, aku tidak peduli" kedua tangan Sakura bersidekap didepan dan menolehkan wajahnya berlawanan kesamping.

"Hn.. " balas sasuke singkat.

"Uciha Sasuke" lanjut Sasuke setelah jeda beberapa saat. Membuat kepala pink Sakura menoleh kembali kearah Sasuke yang sedang menyetir dengan kecepatan sedang ini.

"Hn.. " balas Sakura singkat. Sakura tertawa didalam hati. Rasakan! ini pembalasanku dasar tuan ayam es. Sasuke mendengus mendengar jawaban yang menjadi trademarknya dicuri oleh gadis berambut pink ini.

"Itu disana, di restaurant itu rumahku" Sasuke menurutinya. Dia menepikan mobilnya didepan halaman restauran bergaya tradisional dan turun ketika gadis pinky itu juga sudah turun.

"Jadi ini rumahmu? " Sakura hanya menganggukkan kepalanya.

"Ini restauran ayahku, dan rumahku dibelakangnya"

"Saki, kau pulang petang hari ini" seorang wanita paruh baya menghampiri Sasuke dan Sakura yang masih berdiri di halaman restaurant.

"Nee Kaa-san tadi pelajarannya ditambah dari yang biasanya jadi aku pulang hampir malam" ketika Sakura berusaha menjelaskan kepada Kaa-sannya. Perhatian Mebuki kini jatuh kepada pria yang sangat tampan dibelakang anak gadisnya.

"Halo Kaa-san dengar aku tidak sih! " Sakura cemberut sedangkan Sasuke hanya memperhatikan interaksi yang terjadi antara anak dan ibu dihadapannya ini. Tentu saja. Sakura tidak terlihat seperti seorang gadis yang depresi kemudian ingin mengakhiri hidupnya. Batinnya lega.

"Sakura.. siapa dia? pacaramu? " tanya Mebuki yang membuat wajah Sakura menjadi merah saat ini. 'Jadi namanya Sakura? '

"Bu-bukan. Ibu ini, sudahlah dia mau pergi.. Iyakan, terimakasi sudah mengantarku " Sakura hanya mendorong-dorong tubuh kekar Sasuke yang yang tenaganya tidak seberapa menurut Sasuke.

"Eh.. kenapa terburu-buru. Ayo kau harus makan terlebih dahulu, ini ucapan terimakasih sudah mau mengantarkan anak gadisku satu-satunya. Ayo" Mebuki menarik tangan Sasuke dan sang korbanpun hanya menurut kepada wanita berambut coklat pudar ini. Sakura hanya sweetdrop ditempat. Kebiasaan.

.

.

Entahlah apa yang ada dipikiran Sasuke kali ini. Dia bisa saja menolak ini karena rencana awalnya untuk mendatangi kasur empuknya kemudian seseorang yang sangat berisik akan membangunkannya nanti malam. Sasuke hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal karena memikirkannya.

.

.

.

Sasuke P. O. V

Wanita yang aku yakini Ibu dari gadis berambut pink ini membawaku kedalam dan mendudukanku disalah satu meja rendah karena memang tak ada kursi disini.

"Nah.. kau tunggu disini sebentar lagi hidangan paling spesial akan datang" aku melihat Sakura hanya memutar matanya bosan, kemudian duduk menyila dihadapanku.

"Mm.. Uciha-san maafkan ibuku, jika kau tidak ingin berada disini aku bisa membantumu keluar sementara aku mengalihkan perhatian ibuku dan kau menyelinap..

"Tidak. Aku sedang kelaparan saat ini" ucapku yang membuat Sakura terdiam menatapku penuh kejut dengan mata bulat emeraldnya yang entah kenapa membuatku ingin terus menatapnya.

"Kau kelaparan karena tadi kau marah-marah kepadaku" seraya berucap Sakura juga tertawa dia mentertawakanku.

"Hn.. "

Dan malam ini aku habiskan waktu bersantaiku bersama gadis yang menurutku aneh tanpa memikirkan rencana awal yang telah aku sepakati bersama Naruto-dobe.

Satu hal yang membuat menarik perhatianku adalah tentang peristiwa petang yang hampir saja merenggut nyawa gadis pink ini. Tentang seorang wanita. Aku masih belum percaya jika ia berbohong atau tidak.

"Sakura"

Dia menoleh dengan mulut penuh dengan makanan. Badannya memang kecil tapi porsi makannya melebihi diriku, aku hanya menggelengkan kepala.

"Apfha(apa? )" jawabnya masih dengan mulut penuh makanan.

"Aww.. " pekiknya kemudian setelah aku menyentil dahi lebarnya.

"Telan terlebih dahulu"

Aku menunggunya untuk menelan makanannya terlebih dahulu. Tidak bisakah dia sedikit anggun saat sedang berhadapan denganku yang notabene nya seorang pria? Memang apa yang aku harapkan, eh?

"Wanita yang kau sebut tadi, ini tidak masuk akal" sekarang aku melihatnya mengernyit serta mata yang menatapku tajam, hn ini sesuatu hiburan baru.

"Aku memiliki penglihatan bagus terhadap makhluk gaib" raut wajahnya serius, apa dia mempunyai kepribadian ganda dan berusaha membohongiku lagi?

"Maksudmu kau memiliki sixth sense? " dia menganggukkan kepalanya pelan dengan kedua tangan yang berada diatas meja.

"Aku perlu bukti" ucapku yang mendapatkan hadiah pelototan tajam darinya. Sungguh ini sangat menyenangkan.

"Bagaimana caranya aku membuktikannya kepadamu sedangkan kau tidak bisa melihat apa yang aku lihat! " aku mengendikkan bahu menanggapinya. Dia benar, bagaimana cara membuktikannya dan kenapa aku ingin tahu? Aku adalah seorang pimpinan ANBU yang bekerja berdasarkan hasil nyata dengan tindakkan nyata dan untuk kasus gaib aku memang tidak tertarik terhadap yang sebagian orang memanggap hal itu mitos termasuk aku.

"Baiklah.. aku harus segera pulang. Dan ingat jangan coba-coba melakukan tindakkan yang aneh atau aku akan menghantuimu sepanjang hidupmu" pipinya menggembung lucu mendengar penuturanku.

"Memangnya siapa yang bertindak aneh dasar tuan ayam" aku menaikkan alisku, apa katanya tadi 'tuan ayam?'.

Dia berlari masuk kedalam rumahnya sebelum aku menyentil dahi lebarnya. Bisa-bisanya dia mengatai style rambut kerenku dengan sebutan ayam. Aku segera pulang setelah sebelumnya aku berpamitan pulang kepada ibu dari makhluk pink tadi.

Hari baru akan segera dimulai batinku menyeringai.