Karena Kami Bersaudara
Disclaimer Masashi Kishimoto
Genre : Romance, Family
Rate : T
Main cast : Sasuke, Sakura, OC
Cast lain menyusul . . . .
Pair : Sasusaku
Warning : AU, OOC, abal, bahasa non formal, ngebingungin, gaje, Typo(s), jelek, alur pasaran, dll
Summary :: Dia kakakku, Dia penopang hidupku, dan Dia cinta pertama ku. Sebuah cinta terlarang yang ku rasa dan selalu ku pendam. Terhalang oleh 'dia' yang nyatanya selalu di cintai kakakku. Menangis tiap malam hanya demi mereka. Hingga di akhir hidupnya, aku masih tak sanggup mengungkapkannya. [Bad Summary]
.
.
~DON'T LIKE, DON'T READ~
~NO BASHING, NO FLAME~
~AND DON'T COPY THIS FF WITHOUT MY PERMISSION~
.
.
Happy Reading~
.
.
*_**KKB**_*
Italic : Flashback
Bold : Inner
[Satsuki POV]
Rembulan malam ini terlihat begitu pucat. Angin malam yang dingin menusuk hingga ke tulang. Jam di dinding kamarku sebenarnya telah sampai di angka 2. Yah.. gadis gila macam apa yang berani keluar di pagi buta jam segini? Takut? Tentu lah. Tapi aku ini keturunan Uchiha, pantang dong untuk takut hanya karena malam. Sedikit-sedikit aku merasakan tubuhku menggigil kedinginan. Tapi enggan sekali untuk beranjak dari balkon kamarku. Di hatiku sedikit berharap 'dia' akan datang kesini mengingat lampu kamar belum ku matikan.
Tak sampai 5 menit aku berharap, 'dia' seenaknya masuk bahkan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dasar manusia anggur kurang ajar.
"Ngapain malam-malam begini masih disini hm?" yang ku rasa ia sedang menyelimuti tubuhku dengan selimut bermotif mobil. Kau tau kartun Cars? Nah itu dia.
"Ralat. Ini pagi buta bukan malam Sasuke-nii" aku merapatkan selimut di tubuhku. Ku lirik laki-laki di sampingku yang juga sedang menatap malam.
"Kau sendiri kenapa belum tidur? Memikirkan dia eh?" aku menebak dengan menekankan kata dia di kalimatku.
"Kamu itu masih kecil sudah memikirkan cinta-cintaan saja. Sana tidur." Dia mengganti topik pembicaraan (Jika tidak mau disebut mengalihkan pembicaraan).
"Aku akan tidur asal Sasuke-nii disampingku. Deal?" aku menaikkan alis ku dan menunggu responnya. Senyumku terkembang ketika tanpa banyak kata ia menarik pergelangan tanganku menuju ranjang. Kami berdua berbaring bersama dan saling menghadap. Ia menggenggam lembut tangan kananku dan meletakkannya di depan dadanya sebagai pembatas antara kita. Ia begitu tampan bahkan ketika tidur dan oh jantung sialan ini berdetak begitu kencang.
Akhir-akhir ini memang selalu seperti ini. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa. Yang ku takutkan, aku memiliki penyakit jantung serius dan semua tau bahwa penyakit itu mematikan. Lama sekali aku memandang wajah kakakku hingga akhirnya aku menyusulnya ke alam mimpi.
.
.
.
Umurku kini sudah genap 15 tahun. Pertama kalinya aku merasakan cinta adalah malam itu. Malam dimana untuk pertama kali kami tidur di ranjang yang sama. Jantung ini berdetak makin cepat meski hanya berdiri berdampingan dengannya. Butuh waktu 3 bulan bagiku untuk menyadari perasaanku padanya. Pada saudara kandungku. Miris? Tentu saja!.
"Sasuke-nii kita menunggu siapa lagi sih? Nanti kita terlambat." Aku merengek sambil sesekali melirik arloji di tanganku. Upacara penerimaan murid baru dilaksanakan jam 8 dan sekarang sudah jam 7.30. waktu yang dibutuhkan untuk sampai di sekolah sekitar 20 menit. Hahh~
"Aku sedang menunggu Libels(1) Satsuki. Aa.. itu mereka" aku mengikuti arah pandang kakakku. Terlihat di ujung jalan ada gadis Barbie berambut pirang, si klimis dengan senyum palsu, ada si pirang kekasihnya ramen dan terakhir gadis gulali berwajah bayi. Dia adalah Haruno Sakura, gadis yang di cintai kakakku jauh ketika mereka duduk di bangku SD.
"Ohayou Satsuki-chan.." Sakura menyapaku dengan wajah datar dan senyum tipis di bibirnya. Bisa bayangkan itu? Oke setidaknya jangan lakukan itu.
"Aku tersenyum ramah. Ohayou Sakura, Ino-nee, dan yang lainnya." Semua masuk ke mobil kakakku dan kami berangkat menuju tempat yang sama.
Biar ku perkenalkan mereka satu per satu. Haruno Sakura adalah gadis berambut pink yang cerdas, ia seumuran denganku namun ia ikut kelas Aksel jadi sekarang ia merupakan murid tingkat 2 di KIS (Konoha International School)
Yamanaka Ino, gadis pirang dengan wajah bak Barbie. Tubuhnya indah seperti model papan atas. Merupakan kekasih dari Shimura Sai. Berada di tingkat 2.
Shimura Sai, kekasih dari Ino-nee. Berambut klimis dan sering di bilang kembaran Sasuke-nii. Pintar melukis. Dan hanya itu kelebihannya (Setidaknya menurutku).
Uzumaki Naruto, kekasih dari Hinata Hyuuga. Kalian akan mengenalnya nanti. Berambut duren dengan 3 kumis di pipinya. Mirip sekali dengan kucing. (kalau tidak ingin disebut rubah). Satu-satunya penggila ramen akut yang pernah ku kenal.
Mereka adalah The Libels. Sebutan murid-murid tingkat atas di sekolah. Memiliki tingkat kecerdasan dan kelebihan di atas rata-rata. Masih ada beberapa anggota lagi sebenarnya. Nara Shikamaru, Uzumaki Karin, Hyuuga Neji dan Hyuuga Hinata.
.
.
"Satsuki-chan, nanti istirahat datanglah ke ruangan kami ya. Sekarang kau adalah bagian dari The Libels. Jadi jangan sungkan untuk main kesana. Dan.. selamat datang di KIS" Ino-nee memelukku dengan erat. Ugh.. aku sulit bernafas.
"Kamu bisa saja membunuhnya Ino. Ayo kita ke kelas" Big Thanks for you Sakura. Akhirnya aku terbebas dari jeratan maut Ino. Setelah ber-ojigi, aku berbalik menuju kelas 1 Gold.
[Author POV]
Ruang kelas KIS terbagi menjadi 3 type. Ada Gold, Silver, dan Bronze. 1 type utama dan yang paling unggul adalah huni oleh 6 orang tiap tingkatan. Sasuke, Sakura, dan Shikamaru merupakan salah satunya. Gold, Silver, dan Bronze merupakan sebutan untuk mengganti A, B, dan C. Sedangkan Platinum sama dengan E atau Excellent
"Haruno, mana PR mu" Orochimaru sensei menagih tugas rumah minggu kemarin.
"A-aku.. lupa membawanya, S-sensei" Orochimau tersenyum sinis. Yang lain hanya bisa berdoa untuk kebaikan Sakura. Sedangkan Sasuke hanya menatap prihatin.
"Kau memang murid kesayanganku Haruno-san tapi bukan berarti kau bisa lolos begitu saja. Sekarang keluar dari kelasku dan datanglah ke ruanganku selepas sekolah berakhir nanti."
BRAK!
Setelah menggebrak meja Sakura dengan tongkatnya, Orochimaru kembali ke tempat duduknya dan memulai pelajaran.
Di luar kelas, Sakura mati-matian menahan tangisnya. Wajah dan tatapannya memang memandang biasa tapi jauh di lubuk hati nya, ia merutuki sikap teledornya yang tidak membawa tugas Matematikanya.
Sesampainya di atap sekolah, Sakura berkali-kali menghapus air matanya. Sakura dikenal dengan pribadi yang tenang dan pendiam. Meskipun banyak laki-laki yang memujanya termasuk Sasuke, ia tetap terlihat biasa dalam menanggapi perasaan mereka. Jika di kalangan laki-laki ada Sasuke yang sulit di gapai, di kalangan gadis ada Sakura si ice princess. Tak ada yang benar-benar bisa memahami dirinya sekalipun itu Sasuke. Sakura terlalu sulit di tebak dan pandai menyembunyikan emosinya.
Ddrrtt..
From : Gaara .S.
"Kenapa sampai lupa membawa tugasmu? Maaf tidak bisa menyusulmu tadi. Kau dimana, anata?"
Sakura sedikit tersenyum membaca isi pesan dari Gaara –kekasihnya- .
To : Gaara .S.
Reply: Aku di atap sekolah. Tidak masalah Gaara-kun. Selamat belajar, semoga kau tetap konsen meski tidak ada kekasihmu yang kawaii ini :p
Sakura memasukkan kembali handphone nya ke saku rok nya. Ya.. Sakura akan berubah menjadi sosok yang lebih fresh ketika berdampingan dengan Gaara. Tak ada yang tau hubungan percintaan mereka kecuali The Libels. GaaSaku bagai pasangan aneh yang lebih terlihat seperti teman biasa dibandingkan kekasih.
30 menit berlalu dengan amat membosankan. Sakura lebih memilih berkutat dengan Matematika yang sebenarnya ia benci dibanding harus sendirian di atap. Setidaknya untuk saat ini.
Di bawah sana, Satsuki melihat Sakura berada di atap sekolah.
'Sedang apa Sakura disana? Bukankah dia ada kelas pagi ini? Aa.. aku temani saja dia.' Sudah 5 langkah terhitung dari tempat Satsuki berdiri menatap Sakura di atas sana. Sambil memeluk tas nya, Satsuki hendak berjalan menghampiri Sakura hingga langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang begitu ia kenal datang menepuk pundak Sakura. Adegan selanjutnya, dada nya serasa di tikam ribuan jarum beracun ketika Sasuke memeluk lembut tubuh Sakura bahkan sesekali mencium kepalanya. Satsuki mencengkram kuat seragamnya.
'Ittai.. Kokoro ga Ittai. Nande?' dan kini untuk pertama kalinya, Adik dari Sasuke itu menangis melihat kedekatan sang kakak.
#NB
The Libels : Genks Sasuke cs
Anggur : Disini saya membuat Sasuke menjadi maniak buah anggur bukan tomat
.
.
.
Hollaaaa!
Balik lagi sama saya si author newbie yang masih abal. Pendek ya? Yups.. ini masih prolog jadi sengaja pendek. Oyaa.. author butuh saran dan pendapat kalian tentang fic ini. Kira-kira kelanjutan mereka gimana? Disini belum jelas ya perasaan Saku ke Gaara, dan Saku ke Sasu.. nanti akan dijelaskan pelan2 dan ya aku tau sih alurnya agak membingungkan.
Mohon riview nya yaaa! Please..
-Ouka-
