A/N : Konnichiwa, Minna-san~ Lama nya saya hiatus membuat saya lupa dengan ide di fic lalu demi Tuhan tapi saya bersyukur karena saya dapat ilham untuk buat fic baru~ Hahaha~ Dasar rempong deh bok~ Let's read!
Rated :
T
saja untuk sementara ini~
Genre : Fantasy/Drama
Disclamer :
All Charater is mine? Bullshit!
Summary :
Pergi ke dimensi lain dan memutuskan untuk tinggal di dimensi itu? Itu bukan hanya sebuah bunga tidur belaka~ Pokoknya baca saja ya~ ^^
Warning :
Saya tidak menerima flamer ya~ Saya hanya menerima review~ ^^
Gaje, ooc, dan semacamnya ^^
Saya tak akan banyak bicara, hanya minta untuk baca ya~
Lisian Clyne – The Night Fairy Present
-Sebuah dimensi yang berbeda-
JDEEERRR
Kilatan petir menyambar-nyambar, langit yang terlihat begitu kelabu tak bersahabat dan tetes demi tetes air langit yang mengawali hujan yang begitu deras. Seorang gadis berlari sekuat tenaganya dengan nafas tersengal-sengal karena kelelahan lalu di belakangnya ada beberapa orang berjubah hitam yang terus mengikutinya seakan bayangan yang terus melekat dengan pemiliknya namun mereka bukan bayangan, mereka seakan-akan ingin menangkap gadis itu.
'Kapan mereka berhenti sih? Menyebalkan.'
Gadis itu masih berlari, gaun victorian yang dipakainya terlihat kotor dan basah karena lumpur dan air hujan serta sobek di beberapa bagian. Gadis itu makin kesal dan tidak sabar lagi, dia berhenti dan berbalik untuk menghadapi orang-orang yang mengejarnya.
"Apa mau kalian?"
Orang-orang itu mengelilingi gadis muda itu dengan jari-jari (?)yang sama (Reader : Kok ada Matematika sih? *sewot*, Author : *sujud-sujud minta ampun*).
Salah satu dari mereka (yang mungkin pemimpinnya) maju untuk menjawab.
"Wahai nyawa dari bulan dan sayap yang tersegel, kembalilah ketugas mu !"
Senyuman sinis terpampang dengan manis di bibir gadis itu.
"Sayangnya aku tidak mau."
Gadis itu menjawab dengan ekspersi ramah.
"Kalau begitu kami akan membawa anda dengan paksa, Yang Mulia." mereka mengeluarkan senjata mereka dan bersiap menyerang, mereka tau tak akan mudah menangkap gadis itu sekalipun menggunakan senjata.
"Sayangnya.. itu tidak bisa dan itu tak akan mudah." Gadis itu mengedipkan matanya seakan mengejek.
"APA?"
"Kalian tak akan mampu untuk mencengahku." Gadis itu menutup matanya, wajahnya terlihat biasa saja sama sekali tidak ada raut ketegangan yang terlintas walau hanya sedikit.
"Jangan bercanda!" Salah satunya mulai menyerang dan yang lainnya juga ikut menyerang. Tiba-tiba mata gadis itu terbuka bersamaan dengan angin yang berhembus dengan kuat dan berputar di sekelilingnya. "APA-APAAN ANGIN INI?"
"Tidak apa-apa, jangan khuwatir. Aku tidak akan menyakiti kalian." Gadis itu terlihat memasang senyum ramah lagi dan ditangannya sudah mulai terbentuk bola sihir dimensi, sedangkan tangan yang satunya diayunkannya dengan lembut "Cribs Night!" dengan seketika angin yang kuat itu berubah menjadi lembut dan membuat orang-orang tertidur.
Dilambungkannya bola dimensi itu menciptakan pilar cahaya berwarna biru kelangit dan memunculkan sebuah gerbang besar, gadis itu memasuki gerbang dengan percaya diri dan tanpa menoleh kebelakang.
"Adiós, elReino de los Cielos." Gerbang besar itu tertutup dan menghilang bersama piyon cahaya yang lenyap.
Yume no Usagi
+ Chapter 01 +
Meet with You
+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+
-Suatu sore di sebuah gerbong shinnkansen-
GREK GREK GREK
"Kyaa! Keren-nya!"
"Dia terlalu awesome~"
"Seandainya aku jadi pacarnya. Aku akan jadi gadis yang paling bahagia~"
"Ahh.. Aku juga mau kalau itu."
"Aku juga mau."
Para gadis yang menggunakan seragam itu mulai heboh sendiri. Orang yang sedari tadi di bicarakan terlihat mulai tidak nyaman (sekali pun dia menggunakan earphone) cowo berperawakkan tinggi rambut emo style hitam itu sedang bersandar disebuah tiyang besi dekat pintu keluar, sekalipun banyak bangku yang kosong. Kulitnya yang putih tersinari cahaya matahari senja, mata hitamnya terlihat makin menawan karena efek rona kemerahan matahari senja.
Uchiha Sasuke, 16 tahun.
Sasuke murid kelas 2 di Konoha High School dan dia merupakan murid terkeren (?), terpintar (?), lalu termasuk salah satu anak dari keluarga kaya di Konoha.
Raut muka si pangeran tampan a.k.a Sasuke berubah kesal sekalipun tak banyak yang bisa membaca ekspresinya karena terlalu sering pasang muka pantat panci *dihajar* maksud ku datar. Telinganya seperti serasa sudah panas karena gadis-gadis yang membicarakannya makin histeris dan tak terkendali, Sasuke sudah kehilangan kesabarannya ingin melemparkan aura membunuhnya. Tapi belum sempat memberi buah tangan kepada gadis-gadis itu, shinnkansen telah sampai ditujuannya. Dua kata untuk gadis-gadis tadi _sungguh beruntung_ yang pasti dengan tanda kutip yang berarti Tuhan masih menyayangi mereka.
Sasuke berjalan keluar gerbong dan berjalan pulang melewati jalan-jalan yang mulai dihiasi pernak-pernik natal dan para staf dari beberapa pusat perbelanjaan dan cafe yang sedang membagikan brosur-brosur produk mereka pada orang-orang yang lewat. Dari langit mulai turun butiran pertama salju putih, Sasuke mendongakkan kepalanya ke langit yang begitu cepat berganti dari sore yang cantik dengan matahari yang hangat berubah jadi malau bersalju yang cukup dingin. Lalu Sasuke mulai melanjutkan perjalanan pulangnya yang tak mau terganggu dengan jalanan yang ramai.
DEG
Sasuke memutar bola mata dan tubuhnya sedikit, dia merasakan ada sesuatu yang akan datang... ah.. JANGAN-JANGAN KAKEK SANTA? Sasuke-san hebat bisa mendeteksi Kakek Santa X'D *digebuk Sasuke*.
Back to story =
'Apa itu tadi? Perasaan apa?'
+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+ _+_+ _+Yume no Usagi +_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+
Sasuke's Inner : JANGAN-JANGAN HANTU? *shock*
Reader : APA-APAAN INNER NYA ITU? *ikutan shock*
+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+ _+_+ _+Yume no Usagi +_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+
-Lorong Dimensi-
Sebuah tubuh melayang mengikuti arus dimensi bagai air sungai yang membawa daun kering, tubuh seorang gadis yang sedang tertidur dan terlelap dalam mimpi, tubuh gadis itu tiba-tiba bercahaya seakan memanggil seseorang yang dapat merasakan keberadaannya.
[ "Siapa saja? Siapa saja yang mendengarku! Ku mohon, jawablah!" ]
-Kamar Sasuke-
01.45 a.m
Sasuke sudah tertidur lelap di ranjangnya yang bisa dibilang besar bahkan dimembuat pulau dibantalnya *di-chidori Sasuke*okay.. okay.. image-nya Sasuke jadi hancur sekalipun tingkat level manisnya makin tinggi karena fans girls-nya menyukai itu dengan alasan jarang-jarang ada pose tidur Sasuke yang sampai ngiler gitu *author ketawa gak ketulungan*.
[ "Siapa saja? Siapa saja yang mendengarku! Ku mohon, jawablah!" ]
Suara itu terngiyang di telinga dan pikiran Sasuke dan membawanya masuk ke dalam alam mimpinya.
[ "Tempat apa ini?" ]
Sasuke memasang tampang was-was.
[ "Siapa saja? Siapa saja yang mendengarku! Ku mohon, jawablah!" ]
DEG
[ '!.. Suara ini? Suara yang tadi!' ]
[ "Siapa kau? Apa mau mu?" ]
[ "Ah.. Ada yang mendengarku.. Syukurlah~" ]
Nada suara orang itu terdengar senang.
[ "Siapa kau? Tunjukkan sosokmu?" ]
Samar-samar muncul sebuah tubuh yang semula transparan dan lama-kelamaan sosoknya jadi utuh dan terlihat jelas. Sasuke dapat melihat pemilik suara itu, sesosok gadis berkulit putih bermata biru berambut panjang merah muda yang di ikat pony tail dengan ribbon hitam, gaun victorian yang dikenakannya terlihat sobek di sana-sini, wajahnya juga terlihat pucat tapi gadis itu masih saja memasang senyum ramah di tambah sebuah hiasaan sebuah hiasan (?) merah di salah satu sisi bibirnya a.k.a darah yang mengalir indah dari bibir kering yang luka karena senyumannya itu. Sasuke hanya bisa terpaku dengan sosok gadis di depannya tanpa bisa mengatakan apa pun.
[ "Ano.. Summimasen.. Anata wa daijoubou?" ]
Gadis itu melambai-lambaikan tangan di depan wajah Sasuke dan itu dapat menyadarkan Sasuke dari lamunannya.
[ "Hn.." ]
Okay. Kebiasaannya muncul lagi si tuan irit kata-kata.. ckckckck. Tapi..
[ "Yokkata~" ]
Sepertinya gadis itu dapat mengerti apa yang Sasuke katakan walau cuma 'Hn' yang keluar dari pita suara Sasuke *Sasuke sweatdrop *.
[ "Kau?" ]
[ "Ara.. Summimasen.. Watashi no namae wa Luka, Megurine Luka desu. Watashi wa honto ni anata no arigato te iteta." ]
[ "Hn?" ]
[ "Karena anda dapat mendengar telepati saya dan muncul disini." ]
Sekali lagi kita harus bangga karena Luka bisa mengerti apa yang di ucap si tuan irit kata-kata ini. Oh.. Poor Luka kenapa Sasuke harus pakai kata menyusah kan itu dan hanya kamu yang mengerti sih~ *author dilempari pisau dapur*.
[ "Memangnya kita di mana?" ]
Author : Ah! *shock* Akhirnya kau buka mulut juga! Kenapa sih~ baru sekarang kau bersuara~ Itu tidak adil! Tidak adil~ *author nangis gaje + guling-gulingan gak jelas*
Sasuke : Bawel kau! Yang penting aku bicarakan! Dan lagi.. *kesal* HENTIKAN TANGISANMU YANG CEMPERENG MU ITU! *ngamuk*
Author : Iaa daa~! *makin nangis gaje*
Back to Story
[ "Ah-haha.. Maaf belum memberi tau mu. Disini merupakan sekat, tapal batas sekaligus sebuah jalan menuju ke berbagai dimensi." ]
[ "Dengan kata lain.." ]
[ "Ya. Ini merupakan Lorong Dimensi." ]
Sasuke dan Luka saling menatap satu sama lain. Mata biru bagai langit siang yang cerah dan mata berwarna gelap yang begitu dalam dan kosong bagaikan black hole yang saling merasuk satu sama lain, seakan membaca maksud dan tujuan orang yang dihadapannya. Sekali pun Luka lebih pendek dari Sasuke *plak*.
[ "Tapi.. tempat ini terlalu berbahaya untuk mu bahkan saya sekalipun. Jadi aku sudah memang kekai di sekitar kita.. yah.. walau cuma bertahan selama 10 sampai 15 menit saja."]
Luka hanya tertawa renyah dan Sasuke hanya memperhatikan dengan heran lalu tersenyum tipis.
Author : *author sujud-sujud syukur*
Sasuke : Kenapa lagi kau?
Author : Soalnya kau bisa senyum begitu sama orang yang baru kau kenal Sasuke-san~ Ini mukjizad~ Saya sangat senang~ *sujud-sujud syukur lagi*
Sasuke : Dasar orang aneh *sweatdrop*
Back to Story
[ "Hn.." ]
[ "Saya akan datang ke tempatmu." ]
[ "Hah?"]
Sasuke hanya terkaget-kaget-ria *plakk*. Lalu 4 bola cahaya kecil mulai mengelilingi Sasuke membuat lingkaran yang begitu terang membuat intensitas cahaya yang masuk ke mata Sasuke terlalu berlebih dan menyebabkan Sasuke tidak dapat melihat apa-apa karena harus menutup matanya.
[ "Sundog! Bonam Nociem, Sasuke-san." ]
[ "Ka-kau..! Kenapa tau nama.. ku?" ]
Sasuke tiba-tiba menghilang bersama cahaya sebelum dia mendapat jawaban dari pertanyaannya. Luka tersenyum tapi raut mukanya langsung berubah begitu ada sesosok bayangan manusia yang muncul di belakangnya.
[ "Apa mau mu? Kenapa dari tadi kau terus memperhatikan ku?" ]
[ "Sasuga nee, Oujo-sama.. bukan.. nyawa dari bulan dan pemilik dari sayap yang tersegel, Megurine Luka. Dan yang ku inginkan adalah KEMATIANMU!" ]
[ "Heh~ jangan harap ya~ Itu tidak akan mudah~! Ice Circles!" ]
Piringan-piringan es mulai melesat kearah orang yang meminta kematian Luka. Orang itu berhasil menghindarinya dengan mudah.
[ "ITU TAK KAN BERHASIL!" ]
[ "Red Tides!"]
Sebuah gelombang besar berwarna merah menyala langsung menuju sasarannya.
[ "Uhk.." ]
Gelombang itu langsung menabraknya dan itu cukup membuat orang itu kuwalahan untuk bertahan.
[ "Cih! Sial! APA KAU TIDAK KIRA-KIRA KALAU BUAT GELOMBANG AIR SEBESAR I.. tu? Are.." ]
Orang itu langsung ber-cengong-cengong-ria karena dia marah-marah dengan orang sudah lenyap tak berbekas a.k.a kabur. Yah si Luka berhasil kabur dengan gemilang.
Secarik kertas terbang melanyang di kerta itu tertulis :
= ll = Hehehe... Anda payah ah~ Masa mau bunuh saya saja tidak bisa~ Kapan-kapan kita lanjukan permainan ini ya~ Kalau anda kalau kalah anda kan jadi puppy saya~ Bye-Bee My Little Puppy~ = ll =
Orang itu langsung suram begitu membaca itu.
Luka's POV
"Hehehe~ Senangnya bisa buat orang itu begitu shock~ Haha~"
Luka's End POV
+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+ _+_+ _+ Jaa Matta +_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+_+ _+_+ _+
Author : Minna-san, arigato gosaimasu. Sudah mau membaca fic saya ya~ ^^
Sasuke : Udah gak usah bermanis-manis =.=" eng tau!
Author : *mulai mewek* Sasuke-san, jahat!
Sasuke : *cuek*
Author : Minna-san, mohon review nya *langsung kabur*
