When He come

Disclamer: SDK is not mine (kamijyo-senpai~ ngasih dong… ngarep neh)

Warning: OOC, OOT, typo, gaje, romance garing, etc,etc

Mia: Hi minna~ hari ini, Mia membawakan cerita luar biasa gaje dan garing(renyah-renyah gimana gitu) ini cerita selingan pas buat cerita ghost. Sorry, gak tau neh. Perasaan Mia kalo nulis cerita itu bikin merinding. Parno gara-gara takut ke jatuhan cicak kali ya~ (apa hubungannya coba?) tapi pasti di lanjutin kok. Tapi gak tau kapan. Oh ya, hampir lupa bilang… ini settingnya pas akhir manga. Itu loh… yang Yuya sama Kyo tinggal bareng terus temen-temennya pada dateng ketemu sama Yuya.

Well, dari pada buang waktu. Lets begin…

(bahasa inggris ku kacrut) Kalo gak suka jangan di baca, silahkan kembali ke halaman sebelumnya~

.

.

.

Yuya sedang berjalan dengan riang. Sambil membawa barang belanjaan ia bersenandung. Suasana hatinya memang sedang bagus.

"Hari ini dia pulang tidak, ya?" gumamnya sambil memikirkan Kyo. Hmm… betapa Yuya merindukan Kyo. Padahal baru di tinggal satu bulan. Tapi, rindunya seperti tidak bertemu selama satu tahun #Halal lebay. Ingin rasanya ia bertemu lagi dengan Kyo. Hanya untuk bertengkar dengannya. lucu kalau memikirkan jika mereka selalu bertengkar dengan hal-hal sepele, seperti..-

BRUK

"AW…!" Rintih Yuya sambil memegang pinggangnya yang sakit.

"Maaf, apa kau baik-baik saja?" Ucap seorang pria sambil mengulurkan tanganya.

'Suaranya kayak kenal deh…' Pikir Yuya. Ia pun melihat kearah pria itu. Pria itu terlihat masih muda. Dengan tubuh ramping dan wajah tampan. Rambut hitam legam yang senada dengan matanya.

"Tou-san?!" Ucap Yuya tidak percaya.

Pria tersenyum lembut menatap Yuya. Menarik tangan putrinya dan memandangnya lekat-lekat. Mulut Yuya terbuka saking terkejutnya melihat pria itu berdiri di hadapannya. Mereka berdua menatap satu sama lain tanpa mengaluarkan suara. Sampai akhirnya, pria itu meraih wajah Yuya dan mengatupkan bibir mungilnya.

"Sebegitukah kau terkejut melihatku, Yu?" Tanya pria itu dengan nada bercanda.

Mata Yuya berkaca-kaca. Ia sangat senag melihat ayahnya. Saking senangnya, ia melompat dan memeluknya sekuat tenaga.

"Wow, wow, wow, tenanglah, Yu. Kalau kau memlukku seerat itu, aku bisa kehabisan nafas." Ucap Pria itu sambil melepaskan pelukan Yuya dengan lembut.

"Aku kangen tou-san… huuh, kenapa tidak bilang mau kemari, tahu gitu aku pasti jemput ke pelabuhan. Apa Tou-san baik-baik saja? Apa sesuatu terjadi di Cina?" Tanya Yuya khawatir.

Pria itu hanya tersenyum lembut. Lega karena tidak ada perubahan selama ia dalam perjalan ke Cina selama 5 tahun.

OOO

"Jadi begitu ya? Kau berhenti seorang pemburu uang berhadian dan sekarang mengelola kedai?" Tanya tou-sannya.

"Begitulah, tou-san sendiri bagaimana? Bagaimana keadaan disana? Apa sudah mendapatkan istri baru?" Sindir Yuya

"Ah, kau ini. Mestinya tou-san yang tanya begitu. Tou-san kan sudah tua. Gak laku lagi… lagian buat apa nyari yang begituan. Ayo…kamu udah punya suami belum…?" Ucap Tou-san nya dengan nada mengejek.

"Iiih, tou-san dulu aja…kan supaya ada yang ngurusin."

"Yuya aja dulu. Tou-san kan bisa belakangan."

"Iiih, tou-san aja duluan…"

"Yuya aja."

"Tou-san aja."

"Yuya."

"Tou-san."

"Iiih, tou-san duluan!"

"Yuya duluan!"

"Yuya?" Ucap Kyoushiro di belakang mereka berdua. Rupanya Kyoushiro dan Sakuya kebetulan lewat dan melihat pertikaian mereka.

"Kyoushiro…. Sakuya…hi…" Sapa Yuya ramah.

"Hi…mmmm… ini siapa, Yuya?" Tanya Sakuya melihat kearah Tou-sannya Yuya.

"Ah, ini tou-san ku…Kazuya…tou-san, ini temanku…Kyoushiro dan istrinya Sakuya."

"Eh Yuya bukanya kau cuma punya Nozomu, ya?" Tanya Kyoushiro ragu-ragu.

"Iya… ceritanya panjang…. Tapi dia benar-benar ayahku."

"Senang bertemu dengan kalian. Dan Yuya, kapan kau bertemu dengan mereka? Tou-san gak pernah di kasih tau tuh soal mereka…"

"Hehehe…habis… tou-san jauh sih. Aku males ngirim suratnya."

"Dasar, kau ini…." Ucap Kazuya sambil mencubit pipi Yuya gemas. Membuat Yuya merah padam karena malu diperlakukan seperti anak kecil di hadapan teman-temannya. Kyoushiro dan Sakuya menatap keluarga itu dengan geli.

"Hauw…hahit, hou-han…(Maksudnya: Aw…sakit, tou-san)" Ucap Yuya tidak jelas karena cubitan dari Kazuya.

OOO

"Oh…Jadi begitu…" Ucap Kyoushiro mengerti penjelasan Kazuya.

"Yah, awalnya aku agak sedih. Kupikir Yuya akan membenciku dan menjauhiku. Tapi nyatanya ia tetap menyayangiku…"

"Mana mungkin aku membenci tou-san." Ucap Yuya.

"Tapi, kenapa kau baru memberi tahukan Yuya sekarang? Memangnya ada apa?" Tanya Sakuya penasaran.

"Ah…soal itu..-"

BRAK

"Yuya-han~ Benitoramu yang manis ini kangen padamu~" Jerit Benitora histeris. Ia langsung menerobos masuk rumah Yuya tanpa bilang permisi. Disampingnya, Mahiro hanya berbisik maaf pada Yuya, karena menerobos masuk ke rumahnya tanpa bilang permisi.

"Siapa kau?" Tanya Kazuya dengan nada yang tidak biasa.

'Duh… mulai nih. Overprotektif mode : on.' Pikir Yuya jengkel.

'Kenapa tiba-tiba perasaanku gak enak, ya?' Pikir Kyoushiro dan Sakuya.

"Ah, saya Benitora. Belahan jiwa dan cinta sejati Yuya-han tercinta…" Ucap Beitora gembira.

Muka Yuya pucat saat melihat gelas teh yang di pegang Kazuya retak. Aura pria itu memancar gelap. Matanya yang tadinya tak terbaca. Menjadi dingin seketika.

"Dia hanya teman kok, tou-san." Bela Yuya. Khawatir tou-sannya bersikap anarkis pada Benitora.

"Oh, tou-san, ya? Salam kenal tou-san~"

Aura Kazuya makin menggelap. Mahiro di paksa duduk, khawatir terkena amukan Kazuya.

"Siapa yang kau panggil, Tou-san hah?" Ucap Kazuya dingin. Matanya menyiratkan kebencian. Mebuat Beniora harus mundur sesaat.

'Pria ini overprotektifnya tinggi.' Pikir Kyoushiro, Sakuya, dan Mahiro. Sementara Benitora bersembunyi di belakang Mahiro saking ketakutan dengan tatapan maut dari Kazuya.

"Huuh, tou-san, terlalu over protektif nih. Kan aku sudah bilang, kalau Benitora itu cuma teman." Ucap Yuya kesal.

"Lah? Gak kok. Siapa bilang tou-san terlalu overprotektif. Kamu aja yang terlalu perasa…. Udah jangan cemberut gitu."

"Siapa yang cemberut? Tou-san sok tau…"

"Iya kok, tuh bibirnya dimanyun-manyunin."

"Enggak kok."

"Iya."

"Enggak. Ih, tou-san ada-ada aja."

"Emang kenyataan."

"Sudahlah kalian berdua…" Lerai Kyoushiro.

'Yu, yakin dia ayahmu? Perasaan mirip 'dia' deh…' Pikir Sakuya, Kyoushiro, Benitora, dan Mahiro.

"Tuh kan. Gara-gara berantem mulu. Jadi aja tou-san lupa."

"Hah? Lupa apaan?" Tanya Yuya bingung.

TBC