Disclaimer: Gundam Seed/Destiny sepenuhny milik Sunrise, Bandai dan kawan-kawan


AsuCaga: Coffe shop AU

Cagalli berlari menerobos lautan manusia, melawan arus di jam pulang kerja kantor adalah sebuah tindakan bunuh diri. Tapi Cagalli harus segera sampai di cafe itu sebelum terlambat. Napasnya nyaris hilang saat tiba di cafe tempat Lunamaria, teman kuliahnya bekerja. Cafe itu penuh, tapi dia belum menemukan sosok yang dia cari. Dengan perasaan kecewa, dia mengantri untuk membeli kopi. Mungkin setelah ini dia langsung pulang untuk mengejarkan tugas, sebab tidak mungkin menunggu cafe ini untuk kosong.

Dan tugasnya tidak bisa terjawab sendiri.

"Dia tidak datang?" tanya Cagalli setelah menyebutkan pesanannya.

Lunamaria menggeleng. "Mungkin dia telat."

Yang dimaksud adalah Athrun Zala. Dia adalah pelanggan tetap cafe ini. Awalnya Cagalli tidak ambil pusing, tapi setelah pria itu duduk di dekatnya, Cagalli jadi tertarik dengan pria itu. Dia jago menggambar, bahkan setiap kali Cagalli melihat Athrun, pria berambut biru tua itu selalu menggambar.

Seminggu kemarin Cagalli tidak ke cafe karena dia harus pulang ke Orb untuk sebuah acara. Baru kali itu Cagalli merindukan sosok Athrun, yang tidak dia kenal apa-apa selain pria itu jago menggambar, memiliki mata hijau dan rambut biru tua. Dan dia suka minum susu cokelat dengan krim di atasnya.

Cagalli hanya mengangguk lesu sebelum keluar dari barisan antrean dan menunggu namanya dipanggil. Sambil menunggu, Cagalli mengeluarkan buku yang dia pinjam dari salah satu dosennya. Terkadang perempuan kelahiran 18 Mei ini bingung kenapa dia mau mengambil jurusan ilmu politik. Ingin mengikuti jejak ayahnya, mungkin?

"Pesanan atas nama Cagalli." Akhrinya dipanggil juga.

Cagalli tidak melepaskan pandangannya dari buku hingga seseorang–rasanya si barista sebab suaranya sama–berkata. "Kalau kau tidak hati-hati, pesananmu bisa terjatuh lebih keras dibandingkan tumbangnya rezim pemerintahan Lord Jibril."

Cagalli mengangkat wajahnya dari buku. Buku tersebut langsung terjatuh, mulut Cagalli terbuka lebar, tapi barista di depannya hanya menyeringai. "Akhirnya aku tahu siapa namamu. Aku Athrun."

Cagalli ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak berhasil. Lunamaria yang melihat kejadian ini langsung meminta rekan kerjanya untuk mengambil alih sebentar. Sambil terkekeh dia memungut buku Cagalli. "Kapan kau akan memperkenalkan diri kepada Athrun, Cagalli?"

Tanpa menatap Athrun Cagalli mengambi pesananannya lalu menarik Lunamaria ke salah satu sudut yang lumayan sepi di dalam cafe yang penuh. "Kenapa dia ada di sini?" desis Cagalli. "Tadi katanya dia tidak datang! Dan sejak kapan dia bekerja di sini?!"

Lunamaria tertawa kencang melihat temannya panik, membuat beberapa pengunjung melirik ke arah mereka yang masih berdiri di pojokan. Setelah menghapus air mata dan mengacuhkan tatapan membunuh dari Cagalli, dia menjawab. "Athrun bekerja di sini, tapi dia shift malam. Setelah pulang dari kampus dia langsung ke sini, bersiap-siap di cafe soalnya apartemen dia jauh. Menghemat waktu katanya."

"Dan selama dua bulan ini kau tidak pernah bilang kepadaku?!" Cagalli masih mendesis seperti seekor ular yang sedang menghadapi mangsa, atau musuh. Tergantung jawaban Lunamaria berikutnya.

Yang ditanya tertawa. "Hei, kau tidak pernah bertanya."

Cagalli bersumpah dalam hati, ketika dia pulang ke unit apartemen yang ia tempati bersama Lunamaria, dia akan membakar koleksi majalah otomotif milik Lunamaria.


Oke, ide untuk membuat sekumpulan drabbles ini sudah terlintas dari kapan tahun, tapi baru sekarang sempat saia realisasikan

Silahkan bagi siapapun yang ingin mengirimkan prompts kepada saia, baik via review box atau PM langsung. ALL pairing and ALL genre and rating

Yup, saia sedang mencoba untuk keluar dari zona nyaman saia. So, feel free to drop by