TO TELL A LIE...OOOAAA
Summary:
"SASUKEEE AWASSS!" | "AKU SUDAH MEMPERINGATKANMU, LEE!" |Mata kebohongan selalu menimbulkan kebohongan baru, bahkan untuk mata seorang Uchiha. |Di sini, kami memutar kehidupan seseorang. | No yaoi|firstfic|collab
DISCLAIMER: All of Naruto characters belongs to Masashi Kishimoto©. Banggalah kita sebagai anak bangsa! MERDEKA! MERDEKA! MERRRRRDEEEKKKAAAAA!
WARNING: OOC, AU, TYPO, YANG DI ATAS 50 TAHUN JANGAN BACA! DOSA DITANGGUNG SENDIRI! KAMI SUDAH MEMPERINGATKAN! Dan apalah terserah Anda. Kami tidak peduli.
Harap baca penjelasan bertanda (*) di akhir fic ini. Terima kasih, kawan.
"Sampah."
"Apa itu sampah?"
"Sampah itu kamu."
"Siapa itu kamu?"
"Kamu itu sampah."
"Apa itu?"
"Sampah."
Di sebuah lingkungan persampahan* di pinggiran kota Konoha ada seorang pemuda yang terlihat sedang mengais-ngais tumpukan sampah. Sepertinya pemuda itu sedang mencari sesuatu. Sesuatu yang mungkin berharga untuknya. Sudah satu jam ia mencari, namun benda yang dimaksud tak kunjung ditemukan. Dengan sebuah tatapan misterius, ia menatap ke ufuk Timur dan melihat wujud sang surya mulai menampakkan cahayanya. Diliriknya arloji Casio yang ada di tangan kirinya.
"Sudah waktunya untuk berangkat," gumamnya.
Dia beranjak dari tempat itu lalu mengambil ranselnya yang bermerk ternama yang sedari tadi tergeletak di dekat sebuah karung berwarna putih. Ia lalu memakai ranselnya dengan santai. Dengan langkah yang tidak tergesa, dia segera keluar dari lingkungan persampahan kumuh itu menuju mobil berwarna magenta yang sedari tadi menantinya. Sang driver* tersenyum dan mempersilahkannya masuk, yang hanya dibalas dengan anggukan kecil dari sang pemuda. Sebelum pemuda itu masuk, ia membisikkan sesuatu kepada sang driver. Sang driver pun menggangguk dengan pasti.
Di dalam mobil itu sudah duduk seorang wanita yang pakaiannya sedikit terbuka. Pemuda berambut raven* itu mendengus melihat pakaian wanita itu yang hanya memakai kemeja kotak-kotak berwarna hijau dan rok senada 20cm di atas lutut. Sasuke selalu risih melihat pakaian yang dikenakan wanita di sampingnya itu. Dan lagi, Sasuke sangat membenci warna hijau.
"Kalau ingin berangkat sekolah, rapikan dulu pakaianmu,"perintah wanita tersebut kepada Sasuke. Wanita itu menatap Sasuke dengan perhatian layaknya seorang Ibu.
"Cih, tak usah menasehatiku. Aku hanya kebetulan terjebak dalam satu mobil denganmu, kau bukan orangtuaku maupun saudaraku, Tsunade," jawab Sasuke datar.
PLAK!
Satu tamparan telak mendarat di pipi kiri Sasuke. Mobil pun melaju, sang driver seolah tak mempedulikan perang dingin yang terjadi di antara kedua orang itu.
"Lee, ohok-ohok, cepatlah berangkat sekolah, ohok-uhuk-iihik..ihiiiikk…N-nanti kau terlambat, uhuook, hueeekkkk, cuih! CUUIIH! Kkekrr…cuih," Sahut seorang lelaki yang sudah tua renta kepada seorang anak berpakaian ketat serba hijau.
"Kek, jangan mati kek…! Ini minum air jernih dari mata air sungai seberang sana Kek!" sahut Rock Lee panik kepada kakeknya yang terbaring di bale-bale*.
"Kemarikan airnya, Cunak*. Kakek belum mati dasar anak bodoh. Kau pikir apa itu mati? Mudah sekali kau bicara! Ohoeeekkk. Cuih," amarah sang kakek pun meledak laksana bokong* terong.
"Kalau kakek mati, ya kakek tidak ada di sini,"jawab Rock Lee jujur.
"Kau pikir kalau kakek keluar dan tidak ada di sini, berarti kakek mati?"
"Ya mungkin saja. Mati saja sana."
PLAKKKKKKKKKKKKKKKK!
"KYAAAAA SASUKEEEEEHH!"
"GYAAAA! DIA TAMPAN SEKALI!"
"PERSETAN KAU SASUKEH!"
"LIHAT ! LIHAT ITU! SASUKE MELIRIK KE ARAHKU! KYAAAAA!"
"DASAR CODOT*! CODOT KAU SASUKE!"
"SAKURA, JAUHI SASUKE! DIA MILIKKU! SASUKE SELAMAT PAGI!"
"Cih, "dengus Sasuke kesal. Dia benci kebisingan yang dibuat oleh para Fansgirlnya.
Itu adalah beberapa teriakan dan jeritan euphoria bila seorang Uchiha Sasuke memasuki lingkungan sekolah. Ya, siapa yang tidak kenal seorang Uchiha? Dia tampan, sedikit bodoh, dan stoic*. Dia terkenal di antara para fujoshi di Konoha Gakuen.
Saat Sasuke memasuki kelasnya, berpasang-pasang mata menatap kagum kepadanya. Semua siswa menghentikan aktivitasnya. Yang tadinya mengobrol dengan suara keras, kini berbisik-bisik,yang tadinya sedang menulis kini menatap Sasuke dalam diam, yang tadinya mengupil kini hanya bisa menempelkan upil*nya di bawah meja.Kiba muak dengan semua sikap teman-temannya yang selalu takut dan mengagung-agungkan seorang Uchiha. Kiba muak dan merasa direndahkan oleh kehadiran Uchiha. Kiba pun keluar menuju toilet untuk muntah.
BRUUK!
Kiba tak sengaja menabrak Lee yang berdiri tepat di depan pintu. Kiba pun mendorong Lee agar menjauh dari tubuhnya. Cepat-cepat Kiba mengambil sapu tangan dari saku seragamnya, dan membersihkan seragamnya dengan cara dikibas-kibaskan ke arah Lee.
"Menjauh dariku, Lee!," teriak Kiba marah.
"Mengapa Kiba?," tanya Lee polos. Dia cepat-cepat bangkit dan tidak ada sedikit pun rasa marah atau tersinggung di wajahnya karena telah didorong Kiba dengan kasar.
"Tidak tahukah kau? Aku ini sentitif! Kau itu bau! Bau! CUIH!," seru Kiba sambil meludah ke arah Lee.
Lee menatap Kiba dengan wajah datar, dan berkata, "Aku bau apa?"
"KAU ITU BAU SAMPAH! DASAR BUSUK! LIHAT BAJU HIJAUMU ITU! SEPERTI LUMUT! KAU TAHU? LUMUT! ITU MENJIJIKKAN! PERGI KAU! BUSUK!,"seru Kiba menggelegar hingga membuat semua orang yang berada di sana menutup telinga.
Kiba pun pergi dari hadapan Lee yang memasang wajah datar. Lee sudah terbiasa diperlakukan seperti sampah oleh teman-temannya di sekolah. Kiba bahkan hampir setiap hari meludah kepadanya. Saat Lee tiba di kelas, cemooh dan hinaan dari teman-teman sekelasnya langung menyerbunya.
"Benar kata Kiba, saat makhluk hijau ini masuk, bau sampah di mana-mana,"sindir Sakura sambil menutup hidungnya. Tentu saja cercaan Sakura itu ditujukan kepada Lee. Lee sengaja mengabaikan dan menulikan telinganya, namun hinaan-hinaan itu semakin lama semakin pedas di telinga Lee.
"Sst, kudengar kakeknya selalu BEOL* 2 kali sehari, "kata Sai setengah berbisik.
"Benarkah?,"sahut Ino terperangah kaget.
"Kalian tahu? Rock Lee anak sebatang kara yang mencari ibunya, di malam yang sangat dingin dia selalu teringat mamanya dan bernyanyi,'Mama…Mama…di..mana kau berada?..' seperti itu, guys!," seru Choji sambil melambai-lambaikan kedua tangannya layaknya seekor lebah.
"Bukankah itu sangat aneh?"
"Hei, lirik itu tak asing bagiku!"
"Bukankah kakeknya itu-"
"CUKUP TEMAN-TEMAN! Aku tidak tahan mendengar kalian mengolok-olokku seperti itu! Kalian boleh menghinaku sehina mungkin, tapi jangan pernah menghina dan memfitnah kakekku! Jangan pernah!," akhirnya amarah yang telah dipendam Lee sejak pagi tadi meluap.
Semua siswa yang ada di kelas saling tatap satu sama lain, tak menyangka kalau seorang Rock Lee dapat membalas perkataan seperti itu. Kemudian suasana di kelas itu pun hening. Sasuke menyeringai. Ia jarang mendapat pertunjukkan seru di pagi hari. Apalagi itu datangnya dari seorang yang menurutnya level rendah seperti Rock Lee. Membandingkan klan Uchiha dengannya? Hah, kau bercanda!, pikir Sasuke dalam hati.
"Heh, siapa yang memfitnah kakekmu, bocah?, " kata Shikamaru dengan nada menantang.
"Ya kalian ini! Kakekku tidak pernah beol 2 kali sehari! Dengar semua!," teriak Lee lantang. Teriakan Lee bahkan melebihi teriakan yang dibuat Kiba tadi.
BRAAK!
Rock Lee memukul mejanya dengan keras seraya berdiri. Mengagetkan berpasang-pasang mata yang menatapnya. Hinata bahkan sudah bersembunyi di belakang punggung Neji, sepupunya. Neji menatap Lee dengan pandangan kosong. Andai saja Hinata tahu perasaannya saat ini saat punggungnya bersentuhan dengan tangan milik Hinata, batin Neji.
"Dengar semua! Kakekku beol 3 kali dalam sehari! Dengar? Dia buang 3! Perlu kueja? TIGA! BUKAN DUA! Dan teksturnya pun bagus! Berwarna cerah keemasan dan baunya pun wa-,"
"STOP! Cukup, Lee. Keluar dari kelas saya. Kau diskors selama 2 jam. Silahkan keluar," kata Sensei Kakashi memotong perkataan Lee. Semua tak menyadari bahwa wali kelas mereka sudah berada di dalam kelas.
Dada Lee turun-naik menahan emosi. Dengan cepat ia meraih tas anyaman miliknya dan berlari menuju pintu kelas. Lee heran dengan seluruh perlakuan teman sekelasnya yang menganggapnya seperti sampah menjijikkan. Atau ini hanya perasaannya saja? Dan apa hak Sensei Kakashi menyuruhnya keluar dari kelas? Apa salahnya? Haruskah ia bertanya kepada rumput yang bergoyang mengenai keadaan yang sedang menimpanya saat ini? Berjuta pertanyaan timbul di benak Lee.
Sakura pun beranjak dari tempat duduknya. Hatinya resah. Ia segera meminta izin menuju UKS kepada Sensei Kakashi.
"Sst, ingin kemana kau jidat? Pagi ini kan kita ulangan tata boga. Lihat, Sensei sudah mengeluarkan loyang dan arang," bisik Ino kepada Sakura.
"Aku sebenarnya ingin menemui Naruto di kantin. Persetan* dengan tata boga. Aku lebih suka tata busana. Bye!"
Ya, Sakura sudah setahun ini menjalani hubungan rahasia dengan Naruto Uzumaki, anak dari penjaga kantin Konohagakure. Naruto sendiri sudah putus sekolah sejak 10 tahun yang lalu. Ia hanya sempat mengeyam pendidikan di tingkat nol besar, tepatnya di kelas buncis. Hal ini membuat Naruto lebih jenius dibanding anak sebayanya.
Kantin Konohagakure 08.32 a.m.
Lee melihat Kiba sedang makan di salah satu meja kantin. Dengan waspada, Lee mendekati Kiba.
"Hai, Kiba. Kau tidak kembali ke kelas? Sensei Kakashi sudah tiba," sapa Lee. Ia mengambil tempat duduk berseberangan dengan Kiba.
Dengan sebuah cengiran di wajahnya, Kiba terkekeh sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
"Aku malas belajar. Kau sudah sarapan Lee? Pasti belum! Pesan saja makanan , nanti aku yang bayar! Hehe, aku tidak akan membiarkan sahabatku mati kelaparan. Cepat, pesan!," sahut Kiba. Kiba melempar dompetnya yang bermotif teddy bear kepada Lee. Lee menangkapnya dengan sigap.
Lee pun pergi untuk memesan makanan. Yang menjaga di sana kebetulan Naruto. Lee dan Naruto pernah belajar di kelas yang sama, tepatnya di kelas buncis. Hubungan mereka sangat akrab layaknya dua butir kacang dalam satu kulit.
"Hai, Lee. Mau pesan apa?," tanya Naruto ramah seraya mencuci pisau daging yang penuh darah di wastafel.
"Aku pesan nasi, sayur lodeh tanpa santan, sayur asam tanpa asam jawa, dan sambal terasi tanpa terasi. Buat semuanya 2 porsi, " jawab Lee.
Naruto dengan cekatan membungkus semua pesanan Lee.
"Pesan apa lagi? Ceker* atau semacamnya?," tanya Naruto lagi.
"Oh iya, aku pesan otak sapi tanpa sapi ya Naruto. "
"Wah, Lee otak sapi tanpa sapinya habis, ini ada otak Sakura mau tidak? Aku baru saja membuatnya. Masih hangat, kujamin rasanya pasti enak!"
"Otak Sakura?," tanya Lee sedikit menyelidik. Ia yakin pendengarannya kini mulai tidak beres.
"Ya, otak Sakura!," seru Naruto bersemangat.
"Sakura? Sakura Haruno?"
"Iya! Sakura Haruno, teman sekelasmu!"
Kemudian Lee terdiam lama. Naruto ikut terdiam. Hening...Hening...Hening...
"Baiklah. Aku pesan 2 porsi. Kalau tidak enak, kukembalikan ya,"kata Lee akhirnya.
"Tenanglah Lee. Buatmu gratis."
Lee kembali duduk di samping Kiba .
"Aku tadi pesan 2 porsi, Kiba. Satu untukku satu dan satu lagi untuk kakekku,"kata Lee dengan polosnya.
"Tak masalah buatku. Kau sudah membantuku selama ini, Lee. Jangan merasa sungkan dihadapanku. Demi sahabat sepertimu, aku rela melakukan apapun," balas Kiba dengan senyuman. Ia kembali menyantap rujak cingur* dihadapannya.
"Kau sepulang sekolah pergi kemana, Kiba?," tanya Lee mengalihkan pembicaraan sensitif menjurus ke arah yaoi tadi.
"Aku? Aku ada jadwal terapi sore ini. Hei, Lee, sudah lama aku memperhatikan pakaianmu. Bagus sekali. Nanti aku akan meminta ibu untuk membelikan satu untukku. Kebetulan aku sangat suka warna hijau," kata Kiba penuh arti. Dia menatap Lee dalam-dalam.
Seperti ditelanjangi, Lee merasa risih saat Kiba memperhatikannya seperti ini. Lee tahu bahwa Kiba memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Kiba dihadapannya sekarang, adalah Kiba yang perasa, ramah, dan setia kawan. Sedangkan Kiba yang tadi pagi meludahinya, adalah kepribadian yang kejam, bengis, dan kasar. Hanya Lee satu-satunya orang di sekolah yang tahu akan keadaan Kiba yang memprihatinkan ini.
"Hei, Kiba bagaimana kalau besok kita mengerjakan PR bersama?,"usul Lee.
Kiba tak segera menjawab usul Lee. Ia terdiam melihat rujak cingur dihadapannya, melihat sekelilingnya, dan kaget saat melihat Lee duduk di sampingnya.
"Kiba?,"panggil Lee.
BRUAK
Tiba-tiba meja di depan Lee sudah terbalik karena dibanting oleh Kiba. Lee mamasang wajah datar. Dengan tiba-tiba pula, sepiring rujak cingur sudah mendarat di wajah Lee. Gurat-gurat kemarahan muncul di wajah Kiba.
"KENAPA AKU ADA DI SINI? KENAPA AKU MAKAN RUJAK CINGUR BERSAMA MAKHLUK BUSUK SEPERTIMU! LIHAT PAKAIANMU! HIJAU MENJIJIKKAN! SEPERTI LUMUT! PERGI KAU!," teriak Kiba dengan amarah yang meluap-luap.
"Sensei akan membagi kalian dalam kelompok belajar. Satu kelompok terdiri dari dua orang," kata Sensei Guy kepada para siswa.
Semua siswi langsung berebut ingin dipasangkan dengan Sasuke. Bahkan beberapa siswa turut adu mulut dengan para siswi untuk memperebutkan Sasuke.
"Tenang, bocah-bocah! Sensei sudah membuat daftar kelompoknya. Yang sekelompok dengan Sasuke adalah Sakura. Di mana Sakura?," tanya Sensei Guy.
"Sudah beberapa hari ini Sakura tidak masuk sekolah, Sensei," jawab Ino.
"Kenapa? Apakah dia sakit?"
"Dia... dia tidak pulang ke rumah, Sensei, dia menghilang," jawab Ino lirih.
"Terserahlah. Sasuke, kau sekelompok dengan Lee. Tidak ada yang dapat mengganggu keputusan Sensei. Yak, lanjut. Kiba sekelompok dengan Neji. Gaara dengan Hinata, Akamaru dengan Kyuubi..." Sensei Guy kembali memasangkan nama-nama siswa dalam satu kelompok.
"Ah, enak sekali kau Lee! Dapat sekelompok dengan Sasuke!," seru Sai geram.
"Wah, Lee, nanti kau bisa berkunjung ke rumah Sasuke yang mewah dong!"
"Iya ya, aku penasaran di mana Sasuke tinggal... Pasti rumahnya mewah sekali."
"Memangnya, Sasuke punya rumah?," tanya Lee setengah berteriak.
Semua terdiam. Ini sama saja dengan menantang seorang Uchiha Sasuke!
BERLANJUT
Apakah yang terjadi dengan Sakura? Apakah Sasuke akan menjawab tantangan Lee? Di manakah rumah Sasuke? Siapa Tsunade? Apakah Kiba akan sembuh? Bagaimana dengan Neji? Apakah?Apakah? apakah? Apakah? APAKAH? Apakah...? APAKAH KAMI WARAS?
Akan terjawab di chapter 2.
penjelasan:
*persampahan: Tempat Pembuangan Umum
*driver: supir
*raven: kami tidak tahu apakah raven itu. Karena senpai-senpai berkata bahwa rambut Sasuke raven, maka kami mengikutinya.
*Cunak: cucu-anak, pikirlah dengan otak kalian sendiri.
*bale-bale: terbuat dari bambu, biasa digunakan untuk tiduran para orangtua renta.
*bokong: tempat keluarnya beol. Kami punya, Anda pun punya.
*codot: kampret, kalong, kelelawar
*stoic: kami tidak tahu. Kalian tahu? Review.
*upil: kotoran hidung manusia
*beol: kotoran manusia yang keluar lewat bokong.
*persetan: setiap setan.
*ceker: kaki ayam.
*cingur: hidung sapi.
A/N: Boleh flame asal tidak menyakiti hati, pedas, dalem,mengeluarkan kata-kata kotor, dan alay. Disarankan memberi kritik yang membangun. Jangan bilang fic ini lebay, karena kami tahu, ini-lebih-dari-sekedar-lebay. Terima kasih, kawan.
^^ Mind to review? ^^
DENGAN PENUH CINTA, CODOT BERSAUDARA.
