Because You oleh ParkBaek267
PROLOG
Main cast: Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Genre: Romance?
Nilai: M
Disclaimer: FF ini milik saya! maaf jika ff hancur maklum author amatir.
Semoga reader suka.. gomawo :)
Peringatan: Ini adalah YAOI !, Boys Love, NC, typo, EYD berantakan, Mature KONTEN !
Deruman suara mesin saling bersahut-sahutan, seperti memecah keheningan tengah malam kota Seoul, letusan kembang api pun ikut menghiasi langit kelam malam itu yang disusul oleh teriakan nyaring dari setiap orang yang sibuk menatap ke arah langit, menikmati indahnya cahaya api yang membentuk pancuran. Semua orang tak terkecuali, termasuk seorang pemuda yang tengah menyandarkan tubuhnya pada tubuh motornya dengan santai. Byun baekhyun. Seorang pemuda dengan postur tubuh yang terbilang kecil diantara puluhan orang yang berada di tempat itu, pribadi yang angkuh dan keras kepala, semua yang hadir tahu betul bahwa pria kecil itu sangat sombong dan keras kepala, entah apa yang menjadi makanan pemuda itu sehingga membuatnya menjadi pribadi yang menjengkelkan.
Pernah suatu ketika ada seseorang yang hampir ia tabrak tetapi bukan rasa bersalah dan permintaan maaf yang baekhyun tunjukan, ia malah memaki dan memukul seorang pria tua yang sudah berumur. Meskipun kesalahan berada dipihak baekhyun, ia tidak akan mengakui itu dan ia akan berbalik marah dan memaki orang yang telah membuat emosinya memuncak. Tapi dibalik itu semua baekhyun adalah sosok yang setia kawan, ia memiliki beberapa sahabat yang selalu disampingnya, entah disaat dirinya meledak-ledak ataupun disaat dirinya senang. Dan kata sedih tidak pernah ada di dalam kamusnya. CATAT ITU. Baekhyun benci air mata. Ia membenci segala hal yang berkaitan dengan kelemahan.
Terakhir kali ia menangis adalah disaat umurnya menginjak 12 tahun, baekhyun kecil jatuh dari sepeda ketika ban sepedanya menginjak batu dan itu membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. baekhyun menangis seraya menatap darah yang mengalir di lutut dan kedua sikunya bahkan wajahnya tergores kerikil yang sempat mengenai wajahnya. Ketika seseorang berdiri dihadapannya dan mengulurkan tangan, baekhyun pikir ia akan ditolong, tetapi begitu baekhyun ingin menggapainya, si pemilik menarik kembali tangannya, seketika tangis baekhyun semakin nyaring dan terdengar memekakan telinga. Sosok dihadapannya tertawa terbahak sambil menunjuk-nunjuk wajah baekhyun yang menderita. Bermenit-menit berlalu tangisan seorang Byun Baekhyun tak kunjung reda dan dengan decakan malas ia menyuruh baekhyun untuk berhenti menangis.
"ya! hentikan tangisanmu! kau membuat telingaku tuli!"
"hey cengeng jika kau tidak berhenti menangis aku akan merusak sepedamu." bukannya berhenti menangis baekhyun semakin sedih dan tangisannya semakin keras.
"arghh!"
"apa maumu hah!" tak ada jawaban dari si kecil, hanya tangisan memilukan yang berdengung ditelinganya.
"cih menyebalkan!"
Dengan sedikit rasa kasihan, 'sangat sedikit' pada anak kecil itu sosok itu meraih tangan baekhyun lalu memutar tubuhnya menghadap depan dan menyilangkan kedua lengan kecil itu dilehernya, setelah siap ia berdiri dan sebelah tangan kanannya menahan berat si kecil, reflek baekhyun merangkul erat leher orang yang menggendongnya secara tiba-tiba. Bibir mungilnya masih senantiasa merintih dan menangis, membuat seseorang yang menggendongnya dibelakang dapat merasakan betapa menderitanya ia saat ini. Tangan sebelah kirinya bergerak mengambil sepeda dan menuntunya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain menahan berat tubuh baekhyun.
Langkah demi langkah mereka lalui tanpa pembicaraan apapun. Baekhyun yang saat ini berada dalam gendongannya masih betah menangis, entah apa yang membuatnya tidak bisa berhenti menangis yang jelas ia tidak ingin peduli tetapi tangisan baekhyun sangat berpengaruh besar pada kinerja pendengarannya. Ia masih ingin hidup sehat tanpa bergantung pada alat kesehatan apapun yang melekat pada tubuhnya. Dan ia menjadi sangat membenci tangisan dan kesedihan.
"berhenti menangis atau aku akan menjatuhkanmu disini dan pergi." ia masih berjalan dengan baekhyun di gendongannya, raungan memilukan itu memang sudah mereda tetapi isakan yang dikeluarkan baekhyun masih terdengar jelas ditelinganya. Ia semakin membenci air mata. Begitu kakinya melewati taman ia mendudukan baekhyun disebuah bangku panjang dan memeluk baekhyun ke dalam rengkuhannya.
Tubuh kecil baekhyun membeku sebelum membalas pelukan itu. Lengannya melingkar dipinggang lelaki dihadapannya, membenamkan wajahnya ke dalam bahu lebar itu. Untuk sementara waktu tangis dan isakan baekhyun berhenti dan berganti dengan remasan kuat pada kaos hitam yang dipakai anak laki-laki dihadapannya. Sosok itu melepas pelukannya dan beralih mengecup pelan kedua kelopak mata baekhyun. Lalu kembali mengecup dahinya sedikit lama. Tanpa mempedulikan pipi yang basah akibat lelehan airmata dan hidung yang memerah lucu, anak lelaki itu kembali menggendong baekhyun di punggungnya.
"eomma selalu melakukan itu disaat aku menangis dan mengatakan padaku bahwa anak laki-laki tidak boleh menangis, jika ingin menjadi laki-laki kuat aku tidak boleh menangis. Maka dari itu berhentilah menangis dan jadilah kuat." ucapan itu terngiang-ngiang di pikiran baekhyun. Mencoba mencerna kalimat dari anak laki-laki yang menggendongnya. Tak menyadari bahwa pipinya yang masih memerah akibat perbuatan manis sosok didepannya. Hingga keheningan kembali terjadi sampai mereka tiba di depan rumah baekhyun.
"tidurlah jangan menangis lagi, obati lukamu dan kau akan segera sembuh. Aku akan pulang."
"T-tunggu siapa namamu?" bukannya menjawab pertanyaan baekhyun, anak lelaki itu justru memberikan senyuman yang meneduhkan. Ada banyak arti dibalik senyum menawan itu.
"jika kita bertemu lagi aku yang akan memberi tahu namaku lebih dulu. Selamat malam anak cengeng."
"t-tapi.."
Baekhyun hanya menatap punggung yang telah menyelamatkannya itu, dan berharap mereka dapat dipertemukan kembali esok hari. Tubuh kecilnya memasuki rumahnya dan disambut pekikan nyaring dari nyonya Byun melihat keadaan putra kecilnya terluka dengan mata membengkak karena terlalu lama menangis. Dengan cepat ia mengangkat anaknya mendudukannya di sofa ruang tamu dan berlari mengambil obat. Setibanya ia di depan anaknya ia membersihkan luka-luka itu dan segera mengobatinya. Selesai dengan pekerjaannya kepalanya menoleh pada sang putra yang bertingkah aneh. Bibir mungilnya terpatri senyuman manis nan tulus dan jangan lupakan rona merah yang masih setia bertengger di pipi gembulnya. Nyonya Byun mengangkat satu alisnya, menatap heran kelakuan putra bungsunya itu.
"baekhyun apa kau sakit?" baekhyun hanya menggeleng dan memberikan senyum manisnya pada ibunya, menandakan bahwa ia baik-baik saja. Bukan tanpa alasan nyonya Byun bertanya seperti itu, pada kenyataannya baekhyun adalah anak yang manja dan mudah menangis, tetapi jika sudah bersedih dan menangis si kecil byun akan sulit untuk berhenti menangis dan terhibur, itulah mengapa nyonya Byun sangat protektif pada putranya, ia sedikit berbeda dari teman-temannya yang lain.
Dan fenomena ini tentu membuat nyonya Byun heran dengan sikap tidak biasa putranya. Mungkin karena semakin bertambahnya umur baekhyun menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, dan ia tidak akan mempermasalahkan hal ini.
To Be Continue..
Hai-hai aku balik lagi, ditengah keributan tugas yang melambai ke author, ini aku sempetin post cerita baru. Awalnya mau buat oneshot tapi berhubung lumayan agak panjang jadi mungkin nanti bakal ada dua chapter ke depan dengan ending di chapter 3. Untuk eonni-ku yang bawel aku akhirnya post ff ku yang ke-2 yeayy~
Terakhir terima kasih yanng sudah dukung aku dan mamih papih yang selalu bikin aku bahagiadan terhibur,ditengah-tengah banyak keadaan sialan selama ini. Annyeong~
SALAM CBHS \ ^0^ /
