Moshi-moshi minna-san ^o^
Author kembali lagi dengan mendorong fic ini. Sebenernya ini sekuelnya fic yang judulnya I Remember You karena ada yang request minta dilanjutin ceritanya, jadi saya lanjutin deh walaupun sebenarnya saya sangat malas untuk melanjutkan. Kalau ada yang belum tau cerita awalnya gimana mending baca fic yang I Remember You dulu deh ok!
Langsung aja
Cek it out
Disclaimer : Bleach selamanya tetep punya abang Tite Kubo tercinta #plak
Pairing : IchiRuki
Rated : T
Genre : Romance/Hurt/Comfort
Chapter 1 : Maybe he is. . . ?
Do You Remember Me ?
By Reina Rukii
. . .
Seorang pemuda berambut orange sedang berjalan menyusuri kota. Ia mengenakan kaos putih yang dibalut dengan jaket hitam. Kedua tangannya ia masukan kedalam saku celananya. Mata hazelnya memandang obyek-obyek yang dilewatinya dengan tatapan rindu. Entah apa yang ia rasakan. Ia seakan merindukan tempat ini. Tempat ini adalah satu-satunya ingatan yang masih tersisa di otaknya. Jangan tanya kenapa pemuda itu bisa sampai sejauh ini. Karena ia pun tak mengerti kenapa ia ada disini. Kaki-kakinya seakan memaksanya untuk berjalan ke tempat ini ralat kota ini. Hari mulai sore, terlihat jelas dari warna langit yang sudah berubah persis seperti warna rambut pemuda itu. Angin berhembus dingin menyentuh kulit sang pemuda. Ia masih berjalan sambil memandangi rumah-rumah yang seakan pernah dilihatnya, tapi entah kapan ia pernah melihatnya. Kini mata pemuda itu tertuju pada sebuah titik. Pandangannya lurus kedepan, seakan ia melihat sesuatu. Ia memang sedang melihat sesuatu, ia melihat laut. Laut yang berkilau diterpa cahaya matahari yang akan tenggelam itu sangat menyilaukan namun begitu indah. Pemuda itu menghela nafas panjang kemudian tersenyum.
Desiran ombak pantai yang menghanyutkan itu begitu terdengar jelas di telinga sang pemuda. Burung-burung yang berterbangan diatas awan menghiasi panorama alam pantai yang begitu menenangkan. Pohon-pohon kelapa bergerak lembut tertiup angin. Ia menegadahkan kepalanya keatas kemudian memejamkan matanya selama beberapa menit, mencoba meresapi aroma khas dari laut asin ini. Entah mengapa ada rasa rindu pada tempat ini. Seakan ia pernah melewati masa-masa ditempat ini. Ia juga sedang mencari seseorang, namun ia tidak tahu siapa orang itu. Hatinya mendorongnya untuk mencarinya dan bertemu dengannya, tapi dalam otaknya ia tidak tahu siapa yang ia cari sekarang. Kepalanya terasa pusing jika mengingat hal itu.
Dibukannya kelopak yang menutupi bola mata hazelnya itu secara perlahan. Kemudian menghela nafas yang begitu berat. Saat ia membuka matanya ia melihat seorang wanita yang berdiri jauh didepannya. Sepertinya wanita itu melakukan hal yang sama dengannya. Ia memandang wanita itu, entah kenapa ia jadi tersenyum melihatnya.
Apa yang terjadi ?. Kenapa aku malah tersenyum melihatnya ?. Oh tuhan ada apa denganku ?. Sepertinya aku pernah bertemu dengan wanita itu tapi kapan dan dimana ?. Pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otaknya, dengan cepat ia lupakan dan kembali melihat wanita yang berada dihadapannya. Wanita itu memakai baju berlengan pendek berwarna putih dan dipadu padankan dengan rok panjang berwarna merah hati dengan motif uniknya. Rambut hitamnya tergerai dan melambai-lambai tertiup angin. Betapa pemuda itu sangat terpesona dengan wanita ini. Pakaiannya sederhana namun dia kelihatan begitu cantik. Hal itulah yang membuat pemuda itu tidak berhenti tersenyum melihatnya. Sesaat wanita itu menoleh kearahnya, memperlihatkan mata violetnya yang semakin membuat sang pemuda terpesona. Sungguh ini adalah pemandangan yang paling indah.
Dia tersenyum padaku, hei apa yang terjadi dia membalas senyumanku, aku seperti mengenal senyuman itu, terasa tidak asing bagiku. Rasanya aku dan dia pernah saling mengenal tapi aku tidak ingat apa-apa. Dia mengucapkan sesuatu padaku, kedengarannya dia seperti memanggil namaku "Ichigo" kenapa dia tahu namaku ?
~Do You Remember me ?~
Dia menghampiriku dengan senyuman yang masih tertempel di wajah mungilnya. Wajahnya sangat berseri saat melihatku. Aku pun menjadi salah tingkah. Dia semakin mendekat kearahku. Sampai akhirnya ia berada di depanku, persis di depanku. Ia memanggil namaku lagi.
"Ichigo ?" ucap wanita mungil ini.
"I-iya aku Ichigo, k-kau siapa ya ?" ucap Ichigo ragu-ragu, maklum ia merasa bingung dengan wanita ini.
"Haha ternyata kau masih sama seperti dulu selalu saja bercanda" tawa wanita itu.
"Aku tidak bercanda, aku serius. Siapa kau ?" tanya Ichigo dengan intonasi suara yang lebih ia tegaskan. Sesaat senyuman wanita yang dihadapannya itu menghilang seketika. "Oh maafkan aku, jangan hilangkan senyummu yang indah itu nona" batin Ichigo.
"K-kau serius ? Apakah kau tidak mengingatku ?" ucap wanita itu dengan suara yang lirih. Sepertinya ia sedih.
"I-iya aku serius, aku tidak mengenalmu nona" ucap Ichigo yang menggaruk kepalanya tanda ia masih bingung dengan siapa wanita ini. Apa mereka pernah bertemu sebelumnya, atau malah mereka saling mengenal, tapi Ichigo sama sekali tak mengenalnya. Mata sang wanita terbelalak, ia merasa kecewa. Raut wajahnya pun terlihat menjadi sedih, tatapan matanya seketika berubah menjadi sendu. Namun ia masih memaksakan sebuah senyuman terukir diwajah putihnya.
"Oh begitu ya ? sepertinya saya salah orang. Maafkan aku" Ucap wanita itu tentunya dengan sebuah senyum yang ia paksakan. Wanita itu pergi meninggalkan pemuda itu untuk mengambil gitar kesayangannya diatas pasir pantai. Ichigo memperhatikan gerak-gerik wanita ini, ia melihat wanita itu mengambil sebuah benda yang bahkan lebih besar dari tubuhnya dan hendak meninggalkan Ichigo sendirian. Namun dengan cepat Ichigo berteriak.
"Hey tunggu dulu, siapa namamu nona ?" tanya Ichigo sambil berteriak supaya suaranya dapat didengar olehnya. Sesaat wanita itu menoleh dan tersenyum kepadanya, senyuman tadi yang sempat menghilang kini telah kembali.
"Aku Rukia Kuchiki" ucap Rukia juga dengan berteriak, kemudian kembali berjalan menjauh dari tempat ini.
"Rukia Kuchiki ? nama yang bagus" Ichigo tersenyum.
~Do You Remember me ?~
Hari sudah gelap, nampak sekali dari warna langit yang sudah menghitam. Rukia berjalan sendiri ditengah malam yang dingin ini sambil menenteng gitarnya. Dia berjalan menyusuri jalan, ia kembali teringat kejadian yang baru saja ia alami tadi sore. Kemudian ia menunduk dan tertawa pelan.
"Hahaha dirimu sungguh memalukan Rukia" Ucapnya pada dirinya sendiri.
"Huh" Rukia mendesah pelan. "Dia bukan orang yang kucari, dia tidak mengingatku, tapi. . . fisiknya sama semua tidak ada yang berbeda sedikit pun, aku tidak yakin kalau itu dia" ucap Rukia lirih. "Kalau saja itu benar-benar kau, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu" suara Rukia mulai parau, ia hampir menangis, tapi ia tahan karena ia tidak ingin menangis karena seseorang. Mata violetnya melihat halte bus yang tadi siang ia datangi. Kemudian ia melangkah menuju tempat itu. Untuk kesekian kalinya ia memandangi tempat ini dan duduk dikursi yang tersedia di halte. Ia menaruh gitarnya disamping dan mulai mengelusnya pelan. Muncullah keinginan dihatinya untuk memainkan gitar usang itu. Dia mulai mengambil gitarnya dan menaruhnya diatas pahanya. Ia pun mulai menciptakan alunan musik yang begitu indah kemudian mulai bernyanyi.
Kaze wa mou tsumetai keredo natsukashii sora no nioi ga shitanda
HOOMU kara umi ga mieru kono basho de kimi wo sagashiteru
Kisetsu hazure no SAAFUBOODO ni ano natsu wa kitto ikiteru
Taiyou wa zutto oboete ita hazu sa
Nee kikoeteru?
Namida wa mise nai tte kimi wa sou itte
Boku-tachi wa futari te wo futta
Sayonara wa iwa nai dakara te wo futta
Yuuyake ni kieta I remember you
Tanpa Rukia sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikannya bernyanyi dan bermain musik. Orang itu terpana melihatnya. Ia berdiri terpaku di dekat halte bus itu. Mata hazelnya terus menatap sang gadis yang sedang mengalunkan sebuah lagu. Seakan terhipnotis, tatapannya tak mau lepas juga. Dalam otaknya terbesit satu ingatan lagi tentang wanita itu. Ya wanita itu muncul kembali dalam ingatannya. "Mengapa bisa ? sebenarnya siapa dia ?" ucap Ichigo. Sedangkan sang gadis bermata indah itu masih bernyanyi.
Sabita GITAA kakaeru tabi ni ano uta ga mune no oku wo tsukamu kedo
Ima mo mada sae nai hibi kono basho de boku wa sugoshiteru
Dakedo omounda dareka no tame ni kitto bokura wa ikiteru
Taiyou ga kitto oshiete kuretanda
Nee kikoeteru?
Namida wa mise nai tte kimi wa sou itte
Boku-tachi wa futari te wo futta
Sayonara wa iwa nai dakara te wo futta
Yuuyake ni kieta I remember you
Are kara no boku wa aikawarazu dakedo
Honno sukoshi jishin ga arunda yeah...
Namida wo koraeteru yakusoku dakara dare yori mo tsuyoku nara nakucha
Sayonara wa iwa nai datte me wo tojite sugu ni aeru I remember you...
Prok. . .prok . . .prok terdengar suara tepuk tangan seseorang saat Rukia selesai menyanyikan lagu buatan ia sendiri. Ia melihat pemuda yang ia temui di pantai itu sedang berdiri dihadapannya. Rukia terkejut dengan kehadiran orang itu.
"Lagu yang indah sekali" puji Ichigo. Sedangkan Rukia tak merespon kata-katanya, ia masih diam terpaku. "Hei Rukia ?" tanya Ichigo berusaha menyadarkannya.
"O-oh ya ?" Rukia gelagapan.
"Kau memikirkan apa ?" tanya Ichigo dengan tatapan sedikit khawatir.
"Hmm tidak. Tidak ada" ujar Rukia.
"Oh. Aku melihat kau bernyanyi tadi, lagu yang indah. Suaramu juga bagus" Ichigo memujinya sekali lagi. Wajah Rukia merona dipuji-puji seperti itu oleh orang yang baru ia kenal.
"Te-terima kasih" Rukia menundukan kepalanya. Sedangkan Ichigo mulai duduk di sampingnya.
"Kenapa kau bisa disini ?" tanya Rukia penasaran.
"Aku ? hoo aku tadi hanya lewat" ucap Ichigo asal.
"Hmm begitu, kau tinggal dimana ?" tanya Rukia berbasa-basi.
"Aku tinggal di Karakura" ucap Ichigo enteng.
"Apa ? Karakura ?" tanya Rukia yang sedikit tidak percaya, karena masalahnya orang yang sedang dicarinya itu dulu pindah kesana untuk kuliah.
"Ya memang kenapa ?" sekarang gantian Ichigo yang bertanya.
"eng- Tidak hanya saja itu jauh sekali" ucap Rukia sedikit menyesal karena responnya yang berlebihan tadi.
"Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa ditempat ini" ucap Ichigo dengan tatapan menerawang.
"Eh maksudmu ?" tanya Rukia yang tidak mengerti arah pembicaraan mereka.
"Ya aku kesini karena hatiku bilang aku harus kesini. Padahal aku tidak tahu daerah sini sama sekali, tapi kakiku terus berjalan dan membawaku kesini. Dalam otakku aku tidak mengingat apapun tentang tempat ini, namun saat melihat-lihat terbesit rasa rindu dalam diriku, aku tidak mengerti apa yang terjadi Rukia. . .yang pasti sepertinya aku pernah bertemu denganmu tapi entah dimana" Ucap Ichigo panjang lebar dan berpengaruh besar pada Rukia yang sedari tadi mendengarkannya. Ada sedikit dugaan dalam dirinya. "Apakah ini benar kau Ichigo ? seorang Ichigo Kurosaki yang selama ini aku cari ?, kalaupun benar apa kau hilang ingatan sehingga tidak mengingatku ?" batin Rukia.
"Se-sepertinya belum, mungkin itu hanya perasaanmu saja" ucap Rukia meyakininya. Setelah itu hening cukup lama menyelimuti mereka dalam malam. Angin yang berhembus semakin dingin. Hingga akhirnya Ichigo memulai pembicaraan.
"Gitarmu bagus" ucap Ichigo sambil menunjuk gitar berwarna coklat muda dengan dihiasi ornamen ukiran unik berwarna coklat tua yang Rukia pegang dalam rangkulannya.
"Oh ini, iya ini pemberian dari seseorang yang aku cintai, maka dari itu aku sangat menyayangi gitar ini" ucap Rukia sambil mengelus pelan gitarnya dan tersenyum.
"Orang yang kau cintai ?" ucap Ichigo kaget, karena dia agak sedikit kecewa karena Rukia sudah mencintai pria lain.
"Ya, dia orang yang ku cintai, tapi kami harus berpisah karena ia harus pindah dan pergi meninggalkanku disini. Lalu tidak lama ayahku pindah tugas ke luar kota dan akupun ikut meninggalkan tempat ini. Dan sekarang aku kembali kesini lagi untuk mencari orang itu" ucap Rukia yang suaranya terdengar lirih. Ichigo tertegun mendengar kisah Rukia. Timbul rasa untuk membahagiakan gadis ini.
"Oh begitu" ucap Ichigo menyesal karena sudah menanyakan apa yang seharusnya tidak ia tanyakan.
Saat itu angin berhembus kencang, sangat kencang. Sampai-sampai membuat Rukia yang tubuhnya hanya terbalut baju tanpa pakaian hangat itu kedinginan. Tangannya gemetaran menahan dingin. Ichigo kasihan melihat gadis disebelahnya ini kedinginan. Kemudian ia lepas jaket tebalnya dan ia sampirkan di tubuh mungilnya. Cukuplah untuk mengahangatkannya. Sedangkan Rukia hanya terheran-heran dengan sikap Ichigo.
"Ichigo tidak usah" tolak Rukia halus
"Sudah tidak apa-apa, kau kedinginankan ? sudah pakai saja" perintah Ichigo.
"Tapi kau. . ." ucapan Rukia terpotong. "Aku tidak tega melihatmu kedinginan seperti itu" Ucap Ichigo dengan penuh perhatian. Wajah Rukia kembali merona, entah kenapa tiap kali pria ini ada disampingnya wajahnya selalu terasa panas dan detak jantungnya yang tak karuan itu. Begitupun halnya dengan Ichigo. Ichigo hanya tertawa melihat ekspresi wajah Rukia. Rukia semakin manis jika wajahnya merah seperti itu.
"Baiklah sebaiknya kau pulang, sudah malam Ichigo" suruh Rukia.
"Aku tidak bisa meninggalkan seorang wanita disini sendirian" ucap Ichigo.
"Kenapa ?"
"Karena aku takut kau kenapa-napa"
DEG. . .
"Kata-kata itu" batin Rukia. "Baiklah kalau begitu kita pulang bersama saja" usul Rukia yang sudah berdiri dari bangkunya.
"Baiklah" Ichigo setuju dengan usulan Rukia. Mereka hendak keluar dari halte tapi tiba-tiba hujan deras mengguyur kota kecil ini.
"Yah hujan! Aku benci hujan" ucap Ichigo sambil mengerutu kesal.
"Apa ? tadi kau bilang apa ?" tanya Rukia yang kurang mendengar atau ingin meyakinkan apa yang didengarnya barusan.
"Ya aku benci hujan"
Flashback
"Akh sial kenapa harus turun hujan" ucap seorang laki-laki berambut orange sambil mendengus kesal.
"Memangnya kenapa dengan hujan ?" tanya seorang perempuan bertubuh mungil itu.
"Aku benci hujan. Karena ibu ku meninggal saat hujan turun Rukia" ucap laki-laki itu dengan tatapan sendu.
End of flashback
Rukia menatap wajah Ichigo, mencoba mencari kebenaran dibalik mata hazelnya. Dia benar, dia tidak bohong. Orang ini mengatakan apa yang hatinya ingin katakan. Rukia mencoba bertanya padanya.
"Kenapa ?"
"Jangan tanya alasannya kenapa, karena aku juga tidak tahu, dan aku datang kesini karena ingin tahu" ucap Ichigo yang kini membalas tatapan Rukia padanya.
~Do You Remember Me ?~
Hari semakin larut, tapi hujan belum juga mau menghentikan airnya yang jatuh kebumi. Tampak air hujan itu menetes-netes dari atap rumah-rumah yang basah. Di halte tinggalah dua orang yang sedang duduk di kursi halte menunggu hujan malam ini reda agar mereka bisa pulang ke singgasana mereka yang nyaman dan hangat. Seorang pemuda yang telah terlelap dengan posisi terduduk dikursi dan seorang wanita yang meringkuk duduk diatas kursi. Kakinya ia angkat keatas kemudian ia tekuk agar lebih hangat. Gadis itu sampai saat ini belum terjaga oleh lelapnya. Ia masih heran dan merasa binggung. Benarkah orang disampingku ini adalah orang yang selama ini aku cari ? benarkah orang ini yang dulu menemani hari-hariku disini ? Apakah ia hilang ingatan sehingga ia tak mengenalku ?. Rukia menatap wajah pria itu dengan tatapan sendu, ada perasaan sedih, kecewa dan bahagia dalam hatinya. Rukia menghela nafas yang begitu berat kemudian menghembuskannya keudara. Kepalanya ia sandarkan pada lengan atas Ichigo. Dengan diterangi sinar lampu dan ditemani oleh gemericik suara hujan, mereka pun terjaga dalam lelapnya.
To Be Contiuned. . .
Ahhh akhirnya selesai juga fic ini, sekarang kepala author bener-bener pusing mikirin ni fic, udah lagi fic yang satu belum selesai haduh.
Yaudah author mau minum obat dulu
Sedangkan kuharap kalian bersedia mereview fic yang abal-abal ini
Mind to REVIEW ?
