Judul: Do You Know Me.
Kategori: Crossover game Sleeping Dogs dan Resident Evil.
Rate: M untuk tingkat kekerasan, penggunaan bahasa kasar, beserta material dewasa.


Di rumah kapal, Wei memandang lautan biru sebiru awan cerah di siang ini. Ternyata merelaksasi diri dengan pemandangan tentram sangatlah menenangkan jiwa dan pikiran.

Walau posisinya sekarang berada di pelabuhan Aberdeen, setidaknya tidak ada kelas Triad yang mampir sekilas iklan atau cecunguk gangster yang bermain-main iseng dengan senjata sekelas rifle.

Namun bicara soal rifle...

"Huh?" Wei memicing pada salah satu sisi perairan di dekat sebuah pulau kecil. Terdapat kilatan-kilatan api seperti baku tembak, namun tidak ada polisi yang berpatroli di area tersebut.

"Apa yang terjadi disana?" Guman Wei sambil beranjak, hendak berjalan keluar rumah kapal untuk mencari kapal nganggur, berniat memutari pulau tersebut.

Belum langkahnya dimulai, Wei lagi-lagi memicing pada sebuah kapal kecil yang melesat dari sisi pulau itu.
Jika dilihat seksama, sosok yang mengemudikan berciri-ciri ramping, berambut hitam pendek dan... mengenakan gaun merah— whoa! Tunggu. Itu wanita? Dengan senjata api sekelas TMP dan dikejar oleh... delapan kapal kecil Triad?

Wei tidak perlu banyak berpikir saat mengambil MP7 dari tas persenjataan. Kemudian menurunkan sebuah jetski, menaikinya, dan tancap gas seketika mesin dinyalakan.

...

..

.

Kerusuhan tembak menembak tidak berhenti, sementara fokus Ada harus terbagi antara menyetir sekaligus mengecoh.

Batu-batu karang besar berada dimana-mana, menunjukkan perairan yang diarungi masih lumayan dangkal, juga berarti posisinya masih belum terlalu jauh dari area pulau kecil tadi.

"Ah~ Tidak pernah kubayangkan Hong Kong seliar ini~" ucap Ada sambil meneruskan membidik.

Seketika mesin kapal tertembak sampai mengeluarkan asap, Ada menunduk disertai membanting setir, sehingga kapal oleng ke sisi menimbulkan cipratan air kencang pada kapal kecil milik Triad yang berada tidak jauh di samping.

Ada tidak mau memilih kembali ke pulau untuk menanti jemputan, namun mengambil resiko selalu menjadi tradisi baginya. Ada pun memaksakan kecepatan laju, sesekali menghantamkan sisi kapal pada kapal kecil milik Triad yang agak merapat pada kapal yang dikemudikannya.

"Baiklah, kalian!" Seru Ada saat membuang TMP yang sudah tidak beramunisi, lalu mengambil sebuah granat tangan dan mencabut kunci.
"Mari meriahkan suasana dengan sedikit kembang api!" Serunya kembali sambil melemparkan granat tersebut ke salah satu kapal.

Bertepatan granat menggelinding di lantai kapal, tiga orang penumpang disana pun buru-buru melompat dari kapal. Suara "BOOM!" terdengar beberapa detik kemudian.

"Aw~ Kalian sungguh tidak seru!" Ejek Ada sewaktu menabrakkan sisi kapal pada kapal kecil milik Triad yang lagi-lagi mendekat.
Setelahnya Ada mengambil Punisher dan menembaki sosok-sosok di kapal itu. Darah bermuncratan di udara, kapal itupun melambat seketika si pengemudi jatuh terkapar dikarenakan headshot darinya.

Mudah.

Sayangnya perbedaan jumlah dan sulitnya medan membuat Ada semakin lama semakin terpojok. Tubi-tubi tembakan beserta teriakan-teriakan berbahasa Kanton juga pantang berhenti, sepertinya Ada serius menyenggol sebuah masalah besar dan mereka tidak akan melepaskannya semudah itu.

"Tampaknya memang tidak ada pilihan lain..." guman Ada sewaktu melirik pada sisi pulau, menghitung jarak yang dibutuhkan untuk—

"Hm?" Ada memicing saat rentet tembakan membuat sosok-sosok di kapal kecil sebelah yang tadi mencoba menyamai kecepatan, mengalihkan perhatian.
Begitu melihat kapal kecil tersebut mendadak melambat karena pengemudi dan dua penumpangnya kini terkapar bersimbah darah, Ada pun menoleh pada sosok pria pengendara jetski yang berseru padanya,

"Cepat lompat kemari!" Diikuti sodoran tangan pas jetski itu hendak merapat pada sisi kapal yang dikendarainya.

Jika diamati baik-baik, dengan pakaian kaos tanpa lengan seperti itu, bentuk-bentuk tato yang menghiasi area lengan beserta sisi dada dan punggung...

'Triad?' Pikir Ada.

Belum Ada mengesisikan kapal kecilnya ke arah jetski, sebuah kapal kecil milik Triad menyelip dan menghalangi.

"Oh?" Dengung Ada sambil merapatkan jarak pada kapal di sampingnya. Itu sengaja dilakukannya karena—
"Permisi!" Seru Ada bertepatan melompat ke kapal tersebut.

"Hei!" Seru si pengemudi yang mempersiapkan shotgun seiring Ada mendarat.

Ada melanjutkan adegan dengan tendangan butterfly ke kedua penumpang, otomatis kedua Triad naas itu terlempar keluar kapal. Berikutnya Ada tidak membuang waktu menembak dahi si pengemudi.

Sementara itu...

Wei terkesima dengan kelihaian si wanita bergaun merah yang sukses membajak sebuah kapal kecil milik Triad, sehingga sempat melupakan sosok-sosok Triad lain yang masih mengekor dan mereka kini juga menembakinya saat mengetahui siapa dirinya.

"Itu Wei Shen! Si tikus Sun On Yee!" Seru salah satu Triad.

Wei tidak perlu membalas pengertian 'tikus', langsung saja menembaki para bajingan itu sewaktu jetski-nya menjadi sasaran tembak.

Di sisi Ada yang mendengar 'Sun On Yee', segera mengesisikan kapal barunya ke arah jetski yang dikemudikan pria yang disebut 'Wei Shen'.

"Hei tampan! Butuh tumpangan? Kamu bisa... cepat lompat kemari," goda Ada.

Wei menoleh sejenak ke wanita bergaun merah itu.
"Tampaknya kamu senang menggunakan kalimat orang lain, hm?" Wei mengembalikan godaan.

"Kamu melupakan satu hal," kata Ada sambil menunjukkan setir kapal.

"Oh ya," dengung Wei sewaktu merapatkan jetski yang sudah mengeluarkan asap hitam.
"Kuharap kamu juga tidak menggunakan 'hal' lainnya, saat ini," komentarnya kembali saat berdiri, mengambil ancang melompat meski rentet tembakan terus digencarkan.

"Oh? Saat ini, itu tergantung. Seberapa menarik 'hal' di kepalamu," balas Ada disertai senyuman.

Begitu Wei melompat dan mendarat mulus di lantai kapal, Wei pun memperhatikan sekilas sosok molek yang memegang setir kemudi, dimana gaun tersebut memiliki belahan pada sisi kaki kanan, menunjukkan ikatan holster untuk pistol.

'Menarik... dan berbahaya,' pikir Wei secara reflek, mengingat bagaimana fleksibelnya kaki itu.

"Kalau begitu, kuanjurkan aku yang menyetir. Medan ini adalah rumahku," kata Wei sembari menembaki kapal-kapal kecil milik Triad yang mengekor.

"Itu baru menarik," sahut Ada, dan tidak lupa menambahkan, "Aku memang membutuhkan tourguide untuk mengenal Sun On Yee."

Wei kini berekspresi serius. Otaknya mulai menarik kesimpulan.

"Wanita dan kebutuhannya," komentar Wei saat mengambil kendali setir.

"Aku terkejut kamu tidak bertanya kebutuhanku," balas Ada sambil me-reload kotak amunisi baru pada pistol yang dipegangnya.

'Tidak sekarang,' jawab Wei dalam hati kala mengegas, mempercepat laju sewaktu kapal patroli polisi terlihat di kejauhan.

Polisi pun membunyikan sirene seketika melihat para Triad bersenjata yang mengejar.

...

..

.

15 Menit menyetir sampai tidak lagi dibuntuti, Wei kini melambatkan laju kapal dan mematikan mesin.

"Disini?" Tanya Ada, pandangannya ditelusurkan pada lautan luas.

Wei langsung menodongkan MP7 yang dipegangnya pada wanita bergaun merah itu.
"Disini, jika kamu tidak bicara, apa yang kamu cari dengan Sun On Yee," ucapnya tanpa basa-basi.

"Hm?" Ada mengarahkan tubuhnya pada pria yang berdiri dari kursi pengemudi.
"Rupanya kamu senang bermain tanpa saksi. Baiklah tampan, kuharap kamu mengerti pada siapa kamu mempoin senjatamu," ucapnya dikemudian sambil menyarungkan Punisher ke holster pada paha.

"Aku akan serius, jika kamu memintaku begitu," sahut Wei, plus menunjukkan ponsel, dimana pada layar terdapat lambang HKPD.

Ada pun tersenyum, lalu membuka mulut, "Oh? Tampaknya aku bisa menebak kenapa mereka menyebutmu 'tikus'. Jika kamu bisa bertahan sejauh ini tanpa tersentuh oleh Sun On Yee sendiri... kurasa kamu memiliki seseorang berkuasa yang menjaga punggungmu."

Kalimat itu sedikit membuat Wei tidak nyaman.

"Sejujurnya aku tidak berbeda denganmu, hanya terletak pada... biro, dan aku menyelidiki informasi tentang senjata Bio. Kudengar Sun On Yee menguasai perdagangan narkotika dan para gadis, dan baru-baru ini terdapat ide perdagangan 'baru' dari benua Amerika," lanjut Ada kala berjalan mendekati Wei.

"Senjata Bio?" Ulang Wei dengan raut tidak percaya. Tentu saja Triad tidak memerlukan senjata bertaraf internasional semacam itu. Memangnya mereka mau meneror dan menaklukan siapa? Sebuah negara?

"Senjata Bio bukanlah permainan yang menarik, Detektif Wei Shen," peringatan Ada kala buah dada kirinya ditekankan pada ujung laras MP7... memberikan imajinasi, seiring jemari lentik menelusuri tangan kanan milik Wei.
"Detektif, bukan? Wei Shen?" Ulangnya kembali saat jemari merayap pada dada kanan Wei.
"Kamu membantuku, dan aku akan berhutang padamu... sampai kita bertemu kembali untuk kedua kalinya, atau ketiga kalinya, atau ah~ selamanya pun aku tidak keberatan. Tentu saja tergantung dengan 'hal' yang bisa kudapatkan, nanti," godanya penuh 'intensi'.

Wei mengamati wajah cantik di dekatnya penuh pertimbangan.
"Menarik," jawabnya dikemudian sambil menurunkan MP7 yang dipegangnya.
"Dan... bisa kutahu nama dan posisimu?" Tanyanya segera sewaktu wanita itu mendorongnya duduk kembali pada kursi kemudi.

"Ada Wong. Posisiku..." Ada menaruh jeda sesaat pada kalimatnya, dan duduk di paha kiri Wei.
"Di atasmu," lanjutnya, tetap dengan mimik menggoda.

Wei pun tersenyum.
Maka, praduganya untuk wanita bernama 'Ada Wong' ini adalah seorang agen rahasia.

Begitu Wei men-starter mesin kapal, Ada mengalungkan tangan kanan ke leher Wei bak seorang wanita escort, dan paha Ada bersandar manis pada area privat milik Wei.

Karena merasa wanita ini tidak akan bertindak membahayakan, Wei menyalakan radio dan memilih frekuensi radio H-Klub yang saat itu memutar lagu: 'Do You Know Me dari 24Herbs'.

Kemudian Wei menjalankan kapal kecil menuju ke rumah kapal miliknya.

...TBC.


A/n: *ehem* Sedang mencoba straight couple, kali ini Wei/Ada. *smirks*