You Belong To Me

Disclaimer : Inuyasha belongs to Rumiko Takahashi. But Sesshy is Mine ekkeke~

Note : AU, Wrong grammar, Typo, EYD tidak diperhatikan, bad stories etc


Musim semi kali ini membawa cerita lain. Kali ini, bunga-bunga yang menggeliat bangun dan menebarkan semarak warna dan aroma wanginya menjadi sumber kesejukan bagi berjuta-juta pasang mata yang menikmati keindahannya. Manusia saling bergandengan tangan dengan orang terkasih dan berjalan di bawah pohon sakura yang mengiringi langkah mereka dengan taburan warna putih atau merah jambunya. Menghadirkan sensasi rileks dalam pikiran yang lelah. Akhirnya, senyum tulus pun terkembang dari bibir-bibir pendamba kebahagiaan. Seorang gadis sedang menikmati indahnya kelopak bunga sakura yang bermekaran di suatu taman yang sangat damai dan teduh. Kagome yang sudah menginjak umur delapan belas tahun itu sedang memikirkan masa depan yang terbentang dan mau tidak mau harus ia hadapi. Ia telah selesai melaksanakan tugasnya untuk menghiasi taman yang awalnya sunyi menjadi sebuah taman bunga yang indah.

Hari ini adalah hari bahagia di mana seorang wanita yang menjadi teman masa kecilnya akan menikah dengan pria yang sudah lama memadu kasih selama tiga tahun. Sango akan menikah dengan Miroku dan berencana mengadakan pesta kebun sesuai dengan permintaan sang mempelai wanita. Tidak ada even organizer yang akan mendekorasi taman kecil mereka di sebuah kota di Tokyo. Hanya keluarga dan teman terdekat dari Sango dan Miroku yang secara suka rela membantunya untuk merubah taman kecil sederhana menjadi taman bunga yang didominasi warna putih dan ungu lembut. Sederhana namun cantik dan menawan.

Para tamu sudah memadati taman belakang yang sudah di sulap menjadi taman yang indah. Suatu tempat yang tenang menjadi pilihan bagi sepasang insan untuk mengikrarkan janji suci mereka. Kagome mengenakan gaun putih yang membuatnya terlihat sangat cantik dan memukau. Disampingnya berdiri Ayame dengan mengenakan gaun putih yang sama dan membuat mereka terlihat bagaikan malaikat kecil yang cantik. Kagome selalu menunduk saat mengantar teman semasa kecilnya menuju altar. Ia tidak mempedulikan berpasang mata telah melihatnya dengan kagum. Seandainya bukan sahabatnya yang menikah, ia lebih memilih untuk duduk di pojokan dan terhindar dari perhatian khalayak ramai.

Di deretan para tamu nampak teman-teman Miroku dan Sango dari masa sekolah sampai rekan kerjanya di kantor. Tidak ketinggalan juga, Presiden Direktur yang menjadi pimpinan tertinggi di Taisho Corp, Sesshomaru hadir di tengah-tengah kedua mempelai yang berbahagia. Merupakan keistimewaan karena direktur muda itu jarang sekali menghadiri langsung acara pesta pernikahan para pegawainya. Mengingat Miroku merupakan salah satu pegawainya yang sangat berprestasi di dalam pekerjaannya dan akhirnya Sesshomaru memutuskan untuk memberikan selamat secara langsung. Sesshomaru duduk di meja tengah dan dekat dengan altar yang memungkinkan dirinya melihat dengan jelas pasangan pengantin yang sedang berbahagia. Mata emasnya yang sangat tajam dan ekspresinya yang datar menjadikan Sesshomaru sangat di segani para karyawannya. Dengan tidak sengaja obsidian emas itu menangkap objek seorang gadis yang sedang berjalan dan akhirnya duduk di seberang tempat duduknya kala itu. Mereka hanya di batasi karpet merah yang membentang menuju altar dan bunga-bunga cantik yang terpasang di setiap sisi karpet.

Cantik

Entah mengapa otaknya yang biasanya selalu tumpul mengenai apapun yang bersangkutan dengan wanita tiba-tiba mendengungkan kata itu. Rambut panjangnya yang tergerai indah, manik mutiaranya yang terlihat sendu namun meneduhkan, pipi yang merona, bibir mungilnya yang sesekali menunggingkan senyuman tulus, serta kulit putih yang turut menyempurnakan tampilan fisik gadis itu sukses membuat Sesshomaru penasaran. Kecantikan alami yang begitu polos dan menenangkan tanpa disadari mampu menggetarkan relung hatinya yang mungkin sudah berkarat.

"Siapa dia?" Kata-kata itu begitu saja meluncur dari bibir Sesshomaru yang sedari tadi tertutup rapat. Kouga dan Bankotsu yang duduk disampingnya saling bertatapan selama beberapa detik dan terheran mengingat Sesshomaru tidak pernah peduli dengan orang lain. Mereka menyeringai karena sudah mengetahui kemana arah tatapan Sesshomaru berlabuh.

"Kau tidak tahu siapa dia?" Celetuk Kouga yang akhirnya menyadarkan Sesshomaru dari keterpanaan yang dianggapnya konyol dan sangat memalukan.

"Wanita itu adalah Higurashi Kagome." Jawab Bankotsu singkat. Kouga dan Bankotsu tidak akan melupakan momen berharga saat melihat sahabatnya Sesshomaru menampakkan ekspresi terbodoh pada wajahnya yang rupawan.

Sejak pertemuannya yang tidak sengaja dengan seorang gadis muda di acara pernikahan pegawainya, Sesshomaru tidak bisa sedikit pun mengenyahkan bayangan sosok anggun yang telah ia ketahui namanya. Sesshomaru terus menyangkal bahwa ia terus saja memikirkan gadis itu dan sudah mencari tahu mengenai gadis yang telah merusak konsentrasinya selama ini. Dirinya memang sangat di idamkan begitu baanyak wanita cantik, berkelas, dan tentunya dewasa. Ini mustahil bahwa ia terus terpaku dengan sosok gadis remaja berusia delapan belas tahun. Apakah tingkat kejenuhan yang ia rasakan dalam menjalani pekerjaannya yang selama ini selalu menumpuk sudah membuat otaknya sedikit bermasalah. Sudah lebih dari dua jam Sesshomaru hanya duduk di depan meja kerjanya tanpa melakukan apapun. Persetan dengan semuanya, ia benar-benar membutuhkan sesuatu untuk kembali menjernihkan pikirannya yang kalut. Alhasil, ia keluar ruangan tanpa mempedulikan teriakan Kouga yang menyuruhnya untuk menyelesaikan semua dokumen sebelum pergi. Mobil sport hitam melaju dengan kecepatan tinggi dan akhirnya berhenti di seberang jalan tepat di sebuah gerbang sekolah di Tokyo. Sesshomaru duduk di dalam mobil sambil mengamati anak-anak remaja keluar dari gerbang dengan berbagai macam ekspresi di wajah mereka. Jam di tangannya menunjukan pukul dua siang dan lamunannya sirna saat obsidian emas itu menangkap siluet seorang gadis yang dari tadi ia tunggu. Gadis bersurau hitam pekat yang begitu cantik dan mampu membuat dadanya bergemuruh. Sesshomaru bisa merasakan sedikit kebahagiaan yang terpancar di hatinya hanya dengan menatap gadis itu dari jauh. Namun seketika kebahagiaan yang baru saja ia rasakan tergantikan dengan amarah yang tersirat di setiap ruas perasaannya di saat sang objek terlihat berjalan dengan seorang pria yang menggandeng tangannya erat. Wajah cantiknya terlihat bersemu merah dan tersenyum malu yang membuat hati Sesshomaru terasa seperti terbakar. Ia sendiri tidak tahu karena apa. Tapi yang pasti tangannya sudah terkepal erat dan bersiap untuk meninju pria itu.

"Kau…" Gumam Sesshomaru dengan tatapan tajam yang mengikuti kemana dua sejoli itu melangkah. Sesshomaru kembali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia sangat kesal karena pria yang bergandengan tangan dengan gadis incarannya itu adalah saudara tirinya, Inuyasha. Ia memang tidak pernah tinggal satu rumah dengan saudara tirinya yang sangat ia benci itu. Mereka memang terlahir dengan ayah yang sama, namun Sesshomaru tidak pernah menganggap Inuyasha sebagai saudaranya.

Kagome merasa bahagia karena selama hampir dua tahun memendam perasaan dengan sorang pria yang akhirnya membalas perasaannya. Hari ini mereka telah resmi mengikat janji sebagai sepasang kekasih.

"Terima kasih Inuyasha karena sudah mengantarku pulang dengan selamat." Kagome berbicara dengan perasaan canggung menyelimuti hatinya. Selama hidupnya ia tidak pernah sekalipun mempunyai seorang kekasih dan wajar saja kalau ia terlihat sangat bahagia karena Inuyasha adalah kekasihnya yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir di dalam hidupnya.

"Ya, kau masuk sana." Jawab pria dengan rambut silver panjangnya. Kagome masih terpaku dan enggan beranjak dari tempatnya sambil menundukkan wajahnya. Seketika Kagome mengangkat kepalanya saat ia merasakan sentuhan ringan di atas poninya. Ia mengetahui Inuyasha baru saja mencium keningnya dan itu sukses membuat jantungnya terasa sedikit berdenyut gembira.

"Sampai jumpa besok, aku akan menjemputmu." Inuyasha langsung beranjak pergi meninggalkan Kagome yang hanya mampu memandangi punggung kekasihnya yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya.

Disisi lain Sesshomaru sedang menenggak alkohol yang sudah membuatnya hampir tidak sadarkan diri. Sesshomaru sudah mabuk, namun ia sama sekali belum ingin menghentikan alkohol berkadar tinggi mengaliri tenggorokannya yang sudah panas.

"Ada apa denganmu Sesshomaru?" Tanya Kouga yang khawatir karena hanya dirinya yang selalu menemaninya di saat perasaan gudahnya seperti ini. Tidak ada jawaban dari Sesshomaru dan Kouga melihatnya dengan sangat prihatin.

"Apakah urusan perusahaan benar-benar membuatmu depresi?" Kouga bertanya dengan nada yang sangat lembut kepada sahabatnya itu.

"Hn." Sesshomaru menyandarkan kepalanya pada sebuah sofa dengan pikirannya yang sedang terbang tidak tentu arah. Sudah beberapa bulan ini pikiran rasionalnya di kacaukan oleh sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh akal sehatnya yang selama ini selalu mengedepankan logika daripada perasaan. Ia tidak mungkin mengatakan masalah yang sesungguhnya pada sahabatnya itu karena menurutnya terlalu memalukan. Sesshomaru sudah berkali-kali mencoba menepisnya, namun lambat laun ia sudah tidak tahan dengan apa yang ia rasakan selama ini. Disisi lain ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan perasaan ini. Perasaan ini sungguh mengganggunya dan ia tetap bertahan pada pendirian awalnya untuk tidak menghiraukan perasaannya pada gadis yang tinggal di Kuil Higurashi itu.

"Sesshomaru ini hanya sedikit jenuh." Gumamnya tidak jelas.

"Mungkin lebih baik kau mencari sesorang yang dapat berbagi kejenuhan denganmu." Tegas Kouga memberi solusi untuk sahabatnya yang sedang frustasi.

"Bukankah sudah ada kau?" Jawab Sesshomarudengan tatapan yang menyedihkan.

"Maksudku seorang wanita." Kouga menjawab dengan sedikit intonasi yang tegas dan melihat Sesshomaru hanya menghela napas panjangnya.

(n.n)

Sudah hampir enam bulan ini lokernya selalu berisi sebuket bunga cantik yang beraneka ragam. Cokelat pun tidak luput tergeletak di bawah lokernya. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak bunga, boneka, bahkan cokelat yang sudah ia terima dan sampai saat ini ia tidak mengetahui siapa pengirimnya. Hal ini lah yang membuat Inuyasha semakin gusar. Inuyasha tidak bisa melakukan banyak hal saat loker kekasihnya selalu mendapatkan hadiah dari orang misterius. Ia sudah bertanya kepada seluruh siswa di sekolah itu dan tidak ada satu pun dari mereka yang mengaku memberikan berbagai macam hadiah pada kekasihnya setiap harinya. Mereka tidak mungkin berbohong karena remaja sekolah seusia mereka tidak mempunyai cukup uang untuk memberikan hadiah yang terlampau mahal setiap harinya. Inuyasha cukup geram pada siapa pun juga yang telah mengganggu kekasihnya dan mencoba mengambil Kagome darinya. Disisi lain Inuyasha sangat beruntung karena Kagome bukanlah gadis materialistis dan menuntut untuk untuk dibelikan suatu barang mahal. Inuyasha tahu kalau Kagome sangat menyukai boneka, bunga, dan cokelat tapi tidak pernah membawa barang-barang itu pulang ke rumah melainkan memberikan boneka yang ia terima ke sebuah taman kanak-kanak yang tidak jauh dari rumahnya. Cokelat yang ia terima pun ia bagikan kepada teman sekelasnya, serta bunga segar selalu ia jadikan pemanis di ruang kelasnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Kagome Higurashi mempunyai penggemar yang kaya raya, namun Kagome lebih senang menerima setangkai bunga dari kekasihnya daripada harus menerima sebuket bunga dari orang yang tidak dikenalnya.

"Aku tidak habis pikir bagaimana bisa pihak sekolah membiarkan kejadian itu terus menerus terulang. Apakah mereka tidak melakukan tindakan tegas pada siapapun yang setiap hari memenuhi lokermu dengan barang yang tidak berguna itu?" Inuyasha berbicara dengan nada cemburu yang keluar dari bibirnya.

"Aku tidak tahu, Inuyasha." Jawab Kagome gugup. Kagome berjalan disamping kekasihnya dengan menundukkan wajahnya. Bagaimanapun juga baginya Inuyasha adalah sosok kekasih baik hati yang selalu menolongnya apabila dirinya mendapat kesulitan. Inuyasha juga selalu melindungi Kagome karena diam-diam ia juga menaruh hati pada gadis lemah lembut itu dan rambu-rambu cinta mulai tumbuh sejak saat itu.

"Keh, sial." Ucap Inuyasha dengan nada cukup keras dan membuat Kagome semakin tertekan.

"Ada apa Inuyasha?" Manik kebiruan itu menatap pekat kekasihnya yang terlihat begitu gusar.

"Mulai besok kau pakai lokerku saja." Tiba-tiba Inuyasha menarik tubuh Kagome sehingga tubuhnya bersandar pada sebuah pohon besar di pinggir jalan.

"Memangnya kenapa?" Kagome bertanya dengan menatap mata kekasihnya.

"Karena orang berengsek yang selama ini selalu menerormu bukanlah orang sembarangan." Inuyasha sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi selama ini dan bersikeras mencari tahu siapa pelaku yang selalu meneror kekasihnya tersebut. Inuyasha meminta bantuan teman-temannya untuk melacak orang itu.

"Aku tidak ingin kehilanganmu, Kagome. Aku sangat mencintaimu." Inuyasha langsung memeluk Kagome dengan erat dan Kagome bisa merasakan emosi yang berlebihan dari Inuyasha.

"Tidak akan, aku juga sangat mencintaimu Inuyasha." Kagome berbisik lembut di dada sang kekasih. Kagome sangat beruntung memiliki kekasih yang sangat pengertian, sayang padanya, dan selalu peduli tentangnya. Ada satu rahasia yang sengaja Kagome sembunyikan dari Inuyasha bahwa peneror rahasia itu tidak hanya selalu memenuhi lokernya dengan barang-barang, tetapi juga di rumah mungilnya. Hampir setiap minggu selama dua bulan ini sosok misterius itu selalu mengirimkan barang-barang yang menjadi favorit keluarga keluarganya. Tentu saja Kagome belum bisa membelikan barang-barang tersebut kepada seluruh anggota keluarganya karena ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia menyembunyikan ini semua dari Inuyasha agar ia tidak terlalu khawatir.

"Kau milikku, Kagome." Inuyasha mengecup bibir indah Kagome sebelum melanjutkan perjalanan pulang kerumahnya.

(n.n)

Minggu pagi selalu diisi dengan kegiatan bersih-bersih rumah oleh Kagome sekeluarga. Kakek membersihkan gudang di belakang rumahnya. Mereka memang tinggal di kuil kecil warisan keluarga Higurashi dan pendapatan mereka sehari-hari dari pengunjung yang datang setiap harinya. Kagome merasa dirinya sangat beruntung karena memiliki ibu yang sangat baik hati, kakek yang terlampau pengertian padanya, dan Souta sang adik laki-laki yang selalu periang menghadirkan suasana ceria di tengah-tengah keluarga kecil mereka.

"Kagome, kau dapat kiriman lagi." Suara ibu Kagome terdengar dengan lantang dari pintu depan.

"Paket kali ini lebih besar." Jawab Souta yang wajahnya terlihat lebih ceria saat melihat ada sebuah bungkusan besar di depan rumahnya. Kagome tidak bisa berkata sepatah katapun Karena terlalu kaget dan hanya bisa menghela napas panjangnya. Benar saja, bungkusan itu terlihat besar dan memanjang. Souta Langsung membuka bungkusan itu tanpa disuruh. Kagome selalu menyanyakan kepada jasa pengiriman tersebut mengenai siapa pengirimnya, namun tidak mendapatkan jawaban apapun. Kagome juga sudah mencoba menyuruh pegawai itu untuk berhenti mengirimkan barang-barang kerumahnya tetapi tidak pernah digubris. Selang beberapa minggu aka nada barang baru yang datang kerumahnya lagi.

"Wah, ini sepeda lipat model baru." Seru Souta yang begitu riang. Pupil biru Kagome terbelalak karena melihat barang yang telah dimaksud adiknya. Benar saja sepeda lipat dari bahan utama besi titanium yang begitu ringan namun sangat kuat.

"Ini sangat keren. Buatku saja ya nee-chan ." Dengan tatapan memohon Souita menggoyang-goyangkan tangan kakaknya. Alhasil Kagome hanya mengangguk. Sepeda itu memang lebih cocok untuk adiknya dan memang benar pengirimnya sengaja memberikan hadiah untuk adiknya dengan mengatasnamakan dirinya saja.

"Penggemar rahasiamu memang benar-benar terlalu baik, Kagome." Suara ibunya mengalun lembut yang membuat Kagome tersentak. Kelakuan orang misterius yag selalu mengirimkannya hadiah memang telah mempengauhi mentalnya.

"Iya…" Jawab Kagome malu-malu.

"Itu adalah sepeda yang diinginkan Souta beberapa minggu yang lalu, tapi karena belum cukup uangnya jadi ibu menjanjikan akan membelikannya tiga bulan lagi." Tutur sang ibu dengan mata berbinar. Awalnya ia merasa khawatir karena takut anak gadisnya akan di ganggu secara fisik. Sampai sekarang ia belum pernah melihat orang misterius itu secara langsung dan hanya mengganggu putrinya lewat hadiah-hadiah mahal yang selalu ia kirimkan.

Kagome hanya terdiam dan tidak tahu harus berterima kasih atau membenci orang itu. Ia melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah adiknya dan ibunya saat menerima hadiah-hadiah itu. Kagome berjanji dalam hati akan mengucapkan rasa terima kasihnya apabila bertemu dengan orang itu.

Dengan lesu gadis yang tinggal di kuil Higurashi itu berjalan sendiri di pinggir trotoar karena biasanya ia selalu pulang di temani sang kekasih yang tampan. Sudah beberapa hari ini Inuyasha pulang ke kota kelahirannya dan belum genap seminggu Kagome merasakan kerinduan yang mendalam. Perasaannya pun sedikit lega karena beberapa minggu ini sosok misterius itu tidak mengganggunya. Kagome masih terus melamun dan ia sama sekali tidak mengetahui ada sebuah mobil hitam mewah sedang mengikutinya dari belakang. Ia juga tidak sadar saat ada dua orang pria yang menyergapnya dari belakang. Dengan keterkejutan yang luar biasa, Kagome mencoba melawan dengan sekuat tenaga. Belum berhasil ia menjerit, salah satu pria membekap mulutnya dengan sebuah kain dan setelah beberapa detik Kagome sudah jatuh terlelap karena menghirup zat yang membuatnya jatuh pingsan.

Rasa dingin dan sejuk menerpa kulitnya. Kagome terbuai dalam kelembutan dan keheningan yang membuatnya nyaman. Kagome setengah sadar dan membuka mata sambil mengingat apa yang telah terjadi padanya.

"Dimana aku?" Gumam Kagome melihat seisi ruangan yang terlihat sangat mewah dan besar. Ia terperanjat saat melihat seragam sekolahnya yang telah berganti menjadi sebuah gaun lembut mewah berwarna ungu. Kagome langsung bangkit turun dari ranjangnya dan melihat di sebuah cermin bahwa penampilannya sungguh berbeda. Kagome seperti tidak mengenal dirinya sendiri, sungguh cantik. Gadis yang dilihatnya di cermin sedang mengenakan gaun panjang terbentang denga rambut hitam pekatnya menjadi sedikit ikal.

To Be Continue …..


Do you miss me guys? Hanya mengisi kekosongan dan kejenuhan pikiran ini saja. Ini hanya oneshoot yg aku pecah jadi beberapa eps krn panjang bgt. Gomen klo banyak salah penulisan krn malas filternya xixii~ I hope you enjoy this fic n thanks for reading and leave comment for me.