Memories In The Rain

By:Hikary_Cresenti

Disclaimer: Bleach punya Tite-Kubo

Rated:T

Warning:OOC, Gaje, Mistypo(s)

Sequel from:Rain

.

.

.

.

Rain... Yesterday was Rainy too

And so was before that

Slow motion, Love was suddenly

Broken in front of me

(Hujan... kemarin juga hujan

Dan juga hari-hari sebelumnya

Dalam gerakan lambat, Rasa sayang itu tiba-tiba

Musnah di hadapanku)

Hisagi Pov's

Beberapa tahun setelah kejadian itu, semua kembali normal. Meskipun Mom tidak disini, tapi aku percaya dia pasti akan kembali suatu hari nanti. Pasti! Aku percaya.

"Sagi... " panggil Nii-san ku dari luar

"Iya Nii-san, sebentar,"jawabku seraya merapikan rambutku yang dari tadi tidak mau di ajak kompromi ini. Setelah beberapa menit aku segera menuruni tangga dan menghampiri Nii-san ku yamg umurnya 2 tahun lebih tua dariku. Dan umurku saat ini 15 tahun.

Dan juga sudah beberapa tahun ini Nii-sanku kembali untuk bersekolah karena dinyatakan sembuh. Dia benar-benar mengagumkan karena menamatkan pendidikan SD dalam waktu 5 tahun. Dan SMP 2 tahun. Tak kusangka 2 tahun absen dari dunia pendidikan otaknya tetap jenius.

"Sagi... aduh malah melamun,"gerutu seorang pria dengan rambut raven, Kaien Shiba, Nii-san ku.

"Hehe maaf Nii-san... "ujarku lagi

"Dasar... ayo berangkat. Ntar telat,"ujar Kaien beranjak dari sofa dan segera menuju ke luar.

"Iya... "ujarku lalu mengikutinya ke luar.

Kami bersekolah di tempat yang sama, SMA Karakura, tapi beda tingkatan.

"Sagi! ayo! aduh dari tadi melamun aja? ku tinggal nih,"ujar Kaien yang sudah naik ke motor hitamnya.

"Eh... iya Nii-san,"ujarku seraya menaiki motor tersebut dan memakai helem.

Motor kami pun melaju melewati dinginnya udara pagi di Karakura, sekarang musim gugur jadi bisa di pastikan cuaca agak dingin di tambah lagi beberapa hari ini hujan turun terus menerus.

Tak lama kami pun sampai. Setelah mermarkir motor, kami pun duduk di taman karena masih cukup sepi.

"Sagi... "

"Apa?"ujarku

"Dari tadi ku perhatikan kau terus melamun. Ada apa?"tanya Kaien

"Ah, bukan apa-apa,"jawabku

"Hem... lagi mikirin pacar nih, Sagi?"goda Kaien

"Pacar apanya? Nii-san berlebihan... "ujarku lagi

"Itu si Tatsuki... akrab bener,"ujar Kaien lagi

"Dia itu hanya teman, Nii-san. Nii-san sendiri bagaimana?"ujarku lagi

"Udah... nggak lucu mengalihkan pembicaraan Sagi,"ujarnya lagi

"Kan itu kenyata- Nii-san kau tidak apa-apa?"tanyaku hawatir saat nelihat Kauen meringis pelan

"Aku tidak apa-apa kog. Hanya pusing dikit, mungkin pengaruh cuaca,"ujarnya lagi

"Nii-san kalau kurang sehat pulang aja yuk. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Nii-san ,"ujarku lagi

"Tenang saja. Aku baik-baik saja,"ujar Kaien lagi

Tapi entah mengapa perasaanku tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.

Pada pukul 08:00 kami berpisah dan menuju ke kelas masing-masing. Pagi ini aku belajar Bahasa Inggris. Tapi sedikitpun perhatianku tidak terarah kesana. Aku hawatir dengan Nii-san. Aku takut penyakitnya kambuh lagi. Dan setiap detik berlalu perasaanku semakin tidak enak. Jantungku terus berdetak tak karuan.

'Setelah jam ini berahir sebaiknya aku-'

Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelasku.

"Maaf apa ada yang bernama Hisagi?"ujar guru tersebut

"Saya. Ada apa pak?"tanyaku bingung

"Kakakmu Kaien kan? tadi dia pingsan dan sekarang sudah di bawa ke Rumah Sakit Karakura,"ujar guru itu lagi.

Saat itu aku langsung panik. Bahkan aku langsung menerobos keluar tanpa minta izin terlebih dahulu. Untungnya aku punya kunci motor serap. Segera ku hidupkan dan dengan kecepatan penuh menuju ke Rumah Sakit. Masalah yang lain akan ku pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang keadaan Nii-san.

Because just one thing... only one thing...

I couldn't protect

The battle still continues

For the sake of Pride

(Karena hanya satu hal... satu hal...

Yang tidak bisa ku lindungi

Pertarungan masih terus berlanjut

Demi sebuah harga diri... )

Setelah beberapa saat aku sampai di Rumah Sakit. Setelah memarkirkan motor aku segera masuk ke rumah sakit dan menuju ke recepsionist.

"Maaf... pasien yang bernama Kaien Shiba di rawat di kamar nomor berapa?"tanyaku terengah-engah

"Anda keluarganya?"tanya recepsionist itu lagi

"Iya... saya adiknya,"ujarku lagi

"Baiklah... dia saat ini di UGD. Dari sini ke kiri saja lalu ada pertigaan belok kiri,"ujar recepsionist itu lagi

"Baiklah. Terimakasih banyak,"ujarku lalu segera menuju ke UGD. Sesampainya disana tepat dokter baru ke luar. Segera ku hampiri dokter tersebut.

"Dok... bagaimana keadaan Nii- maksud saya pasien bernama Kaien Shiba,"ujarku lagi

"Maaf selain keluarga anda tidak bisa menjenguknya,"ujar dokter itu lagi

"Tapi... saya ini adiknya Dok,"ujarku lagi

"Oh adiknya. Maaf... silahkan,"ujar dokter itu lagi.

Ku kangkahkan kakiku memasuki ruangan UGD. Di sana Nii-sanku terbaring tak sadarkan diri. Selang-selang infus di kedua tangannya dan tabung oksigen yang merupakan alat bantu pernafasannya. Jujur kondisi ini sangat memprihatinkan. Aku tak sanggup harus melihatnya terbaring lagi di sini seperti ini. Aku takut kejadian beberapa tahun yang lalu akan terulang kembali. Aku takut. Mimpi buruk itu terus menghantuiku. Melihatnya terbaring seperti ini membuat mimpi burukku menjadi kenyataan. Apa yang kutakutkan selama ini akan terulang lagi. Tidak... tenangkan dirimu Hisa. Semua baik-baik saja. Ku yakinkan diriku dan Kukuatkan batinku. Lalu ku hampiri Nii-san ku yang terbaring lemah.

"Sagi... "gumamnya lemah

"Nii-san... "gumamku seraya menggenggam tangannya.

"Maaf... "ujarnya lagi

"Sudahlah... ini bukan salah Nii-san... yang penting Nii-san cepat sembuh aja,"ujarku lagi

"Iya Sagi... "ujarnya seraya tersenyum lemah.

Melihat kondisinya sangat membuatku iba. Jika bisa aku ingin menggantikan posisinya.

"Maaf Hisagi, bisa ke ruanganku?"tanya dokter itu

"Ah, iya Dok. Sebentar ya, Nii-san... "ujarku

"Iya... "ujarnya seraya mengangguk lemah.

Lalu aku pun mengikuti dokter tersebut ke ruangannya. Firasatku semakin tidak enak.

"Silahkan duduk... "ujar dokter itu lagi

"Ah, iya. "ujarku lalu duduk di depan dokter itu lagi.

"Jadi bagaimana keadaan Nii-san ku?"tanyaku lagi

"Sepertinya penyakitnya kembali kambuh. "ujar dokter itu lagi

"Tapi bukankah waktu itu virus kankernya telah dibasmi?"tanyaku lagi

"Yah begitulah... tapi sepertinya virus kankernya kembali. "ujar dokter itu lagi

'Dear God!'teriakku dalam hati. Kenapa ini bisa terjadi?

"Jadi bagaimana?" tanyaku lagi

"Dia harus di kemo secara rutin dan harus dirawat di Rumah Sakit ini,"ujar doktor itu.

Mendengar keputusan dokter membuatku lemas. Ini jauh lebih buruk dari perkiraanku. Ini akan menjadi mimpi terburuk yang pernah ku alami selama ini. Sekarang apa yang harus ku lakukan? Aku gagal sebagai adik katrna tidak bisa melindungi Nii-san ku sendiri.

TbC

Minna! saya balik lagi!

Ini fic Requesan dari Toyama Ichiru-san. Hope you like it! Mind to RnR?