Kim Minseok Gadis berusia 16 tahun memiliki tunangan bernama Xi Luhan berusia 27 tahun. Perbedaan usia keduanya yang lumayan jauh membuat sifat keduanya bertolak jauh sekali. Minseok dengan sikap ceroboh dan manjanya sedangkan Luhan sifat dingin, cuek, namun dewasa. Sudah sekitar satu tahun lalu mereka berdua bertunangan, awalnya Minseok sempat menolak namun ketika melihat ketampanan Luhan pun akhirnya iaa menerimanya bahkan iaa sangat mencintai Lelaki itu. Luhan sendiri sebenarnya sudah jatuh cinta pada Minseok saat Minseok berusia 8 tahun, saat itu iaa berusia 19 tahun, karena iaa harus melanjutkan kuliah ke Amerika dengan terpaksa mengurungkan niatnya menyatakan perasaannya pada Minseok lagi pula saat itu usia Minseok yang terlalu muda dan iaa yang belum merasa matang dan pantas akhirnya rela menunggu sampai 7 tahun lamanya. Tepat setahun lalu Luhan kembali dari Amerika setelah menyelesaikan jenjang S2 nya dan kini membuka perusahaan sendiri dengan hasil jeri payahnya. Luhan berhasil menyelesaikan jenjang study selama 5 tahun dan 2 tahun berhasil mengembangkan perusahaannya. Sebenarnya perusahaannya berada di Seoul namun dia sering memantaunya dari Amerika karena banyak relasi bisnisnya berasal dari Amerika. Kini Luhan menjalani hubungannya dengan Minseok dengan perasaan bahagia, Gadis yang ditunggunya selama 7 tahun akhirnya jatuh kepelukannya tinggal menunggu 2 tahun lagi untuk mempersunting Minseok menjadikan milik Luhan seutuhnya. Satu tahun ini dijalankan dengan tidak mudah, sifat Minseok yang banyak menuntut, mudah marah, dan kekanak-kanakan terkadang membuat Luhan kerepotan ditambah sifatnya yang cuek, tak peka, dan tak bisa mengutarakan isi hatinya dengan baik membuat mereka sering bertengkar meskipun tak pernah benar-benar bertengkar, hanya Minseok yang marah sebenarnya. Semarah apapun Luhan pada Minseok tak pernah iaa utarakan, baginya memarahi Minseok sama saja menyiksa hatinya. Iaa rela dimarah-marahi Minseok bahkan saat mereka didepan umum sekalipun, karena iaa tahu setelah itu Minseok akan kembali bersikap manja padanya. Sebenarnya Luhan adalah tunangan yang pengertian dan begitu menyayangi dan mencintai Minseok , namun karena sifat cuek dan tak pekanya membuat Minseok tak menyadari bahwa Lelaki yang menjadi tunangannya ini sangat mencintainya bahkan cenderung melindunginya dari apapun.

BRAAAAAAK

Luhan tetap fokus pada berkas-berkas dimejanya tanpa menghiraukan pelaku penggebrakan pintu ruang kerjanya dengan brutal karena iaa tau siapa pelaku yang dengan manisnya membuka pintu ruangannya.

" Luuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu " Minseok berlari menghampiri Luhan, duduk dipangkuan Luhan sambil memeluk Luhan erat. Sedangkan Luhan hanya bisa membalas pelukan Minseok sambil mengusap punggungnya. Luhan tau pasti sebentar lagi Minseok akan menangis mengadukan sesuatu hal yang tidak iaa suka.

" Aku kesal, Junmyeon menggangguku disekolah. Iaa tak percaya jika tuanganku sangat tampan. Iaa mengatakan kalau aku si manja tak mungkin memiliki tunangan tampan yang dewasa hikssss kejam sekali kan kata-katanya hiksss aku kesaaaaal " See, bisa kalian lihat. Beginilah Minseok jika ada sesuatu atau seseorang mengganggunya maka iaa akan langsung menghampiri Luhan dan mengadukannya. Dan Luhan? Dia hanya bisa mendengarkan sambil terus membaca dokumen, tak perlu banyak kata yang akan semakin membuat Minseok marah, cukup mengatakan " iya aku mengerti "maka Minseok akan berhenti menangis karena menurutnya Luhan ada dipihaknya, bodoh memang. Luhan cendrung menghindari permasalahan dengan Minseok , tak suka jika Minseok sampai marah karena jika Minseok marah itu petaka baginya.

" Iya aku mengerti jangan hiraukan dia sayang" Minseok mengangguk dalam pelukan Luhan.

" Lu, apakah aku terlihat kekanakan? " Minseok melepaskan pelukannya pada Luhan dan menatap Luhan lirih. Luhan sendiri tak begitu memperhatikan Minseok dan masih fokus pada berkas-berkasnya.

" Luuuu kau tak menghiraukan aku? " Minseok mempoutkan bibirnya sambil memukul dada Luhan pelan.

" Aku sedang banyak pekerjaan " Luhan menatap Minseok sekilas, menempelkan Minseok pada tubuhnya semakin dekat didalam pangkuannya.

" Diam dulu jangan banyak bergerak, aku sedang memeriksa berkas penting untuk rapat besok " Minseok kembali mempoutkan bibirnya namun menuruti perkataan Luhan. Minseok menunggu Luhan menyelesaikan berkas-berkasnya sambil memainkan kancing kemeja Luhan.

" Masih lama Lu ? " Luhan melirik Minseok sekilas.

" iya " Jawabnya singkat.

" Tapi aku bosaaaaaaaan " Minseok menarik-narik jas Luhan.

" Pulanglah jika bosan " Ucapan Luhan barusan membuat Minseok berdecak sebal, Minseok bangkit dari pangkuan Luhan dengan mata berkaca-kaca.

" Kau menyebalkan, kau mengusirku, kau tak mencintaiku, kau tak menyayangiku, aku marah " Minseok berlari menuju pintu ruangan Luhan membukannya kasar lalu membantingnya dengan keras.

BRAAAAAAAK

Luhan mengehela nafas berat sebelum kembali berkutat pada berkas-berkasnya, bukan iaa tak mau mengejar Minseok tapi berkas itu harus diselesaikan untuk rapat besok. Lagi pula hal seperti ini sudah sering terjadi sehingga Luhan terbiasa, cukup membelikan Boneka Panda dan ice cream ukuran jumbo maka amarah Minseok pasti mereda. Karyawan diperusahaan Luhan pun seperti sudah terbiasa dengan tingkah Minseok . Terkadang mereka merasa kasihan pada Luhan yang harus mengurus perusahaan yang sedang mengalami kemajuan yang pesat ini dan juga tingkah tunangannya yang kekanakan. Banyak yang tidak suka pada Minseok , menurut mereka Luhan yang hampir terlihat sempurna tak pantas bersanding dengan anak kecil semacam Minseok . Namun lagi-lagi jika cinta sudah bicara apapun akan terlihat sempurna, begitu juga dengan Luhan dan Minseok , bagaimanapun kekanakan dan merepotkannya tingkah Minseok namun bagi Luhan Minseok segalanya, Minseok yang terindah dan tak akan ada yang bisa menggantikannya.

.

.

.

Semenjak pulang dari kantor Luhan, Minseok terus mengurung diri dikamar sambil memeluk Boneka Panda pemberian Luhan saat seminggu lalu iaa marah pada Luhan karena telat menjemputnya pulang les. Minseok menganggap Luhan tak pernah mengerti perasaanya karena tak bisa memenuhi segala keinginannya. Sedikit kesalahan yang Luhan lakukan maka Minseok akan marah, ketika Baekhyun sahabat Minseok menasehatinya agar tak boleh terlalu kekanakan karena Luhan lama-lama akan bosan dan berpaling dengan wanita lain namun jawaban Minseok selalu " Luhan terlalu mencintaiku dia tak akan sanggup meninggalkanku " . Baekhyun sendiri angkat tangan, sudah terlalu lelah menasehati Minseok yang sulit untuk diberi tahu. Entahlah Minseok merasa jika iaa marah pada Luhan maka Luhan akan memperhatikannya. Iaa hanya butuh perhatian lebih dari Luhan, Luhan terlalu sibuk dikantor membuatnya kesepian. Orang tua Minseok berada di Jepang mengelola bisnis keluarganya, sedangkan orang tua Luhan berada di Paris juga melanjutkan bisnis keluarganya. Karena di Seoul Minseok hanya seorang diri maka Luhan membawa Minseok tinggal bersamanya diapartemennya, sudah mengantongi izin dari kedua orang tua Minseok tentunya. Luhan yang sudah dianggap dewasa dan matang diberi kepercayaan oleh kedua orang tua Minseok untuk merawat putri semata wayang mereka. Selama tinggal bersama Luhan tak pernah berbuat macam-macam pada Minseok , bahkan Luhan hanya berani mengecup kening atau pipi Minseok , iaa belum berani mencium bibir Minseok walaupun sangat ingin mencobanya. Kepercayaan dari kedua orang tua Minseok yang terutama, sehingga sampai saat ini Luhan menjaga kepercayaan itu sampai nanti mereka akan menikah.

CKLEK

Luhan memasuki kamar Minseok , Luhan tersenyum saat melihat Minseok mengalihkan pandangannya kearah lain tak ingin melihat Luhan. Luhan menghampiri Minseok dan duduk disebelah Minseok .

" Min, lihat aku membawa Boneka Panda dan juga 2 cup ice cream ukuran jumbo " Luhan menyodorkan boneka dan juga ice ceram dihadapan Minseok namun ditepis Minseok dengan kasar.

" Jangan perlakukan aku seperti anak-anak! Aku tak mau menerima boneka dan ice cream lagi! Aku tak mau diolok-olok Junmyeon lagi karena mengataiku kekanak-kanakan hiksss aku tak sukaaaa aku kesaaaaal " Minseok menenggelamkan wajahnya kedalam Boneka Panda yang sejak tadi dipeluknya. Luhan meletakan ice cream dinakas samping tempat tidur Minseok dan meletakan Boneka Panda diatas tempat tidur Minseok lalu membawa Minseok kedalam dekapannya.

" Jangan menangis lagi, kalau tak mau dibilang kekanakan maka jangan menangis lagi " Minseok meronta dalam pelukan Luhan dan melempar Boneka Panda yang tadi dipeluknya kearah wajah Luhan.

BRUK

" Kau sama saja dengan Junmyeon, selalu mengeluarkan kata-kata menyebalkan yang sangat tak aku sukaiiiii, sekarang kau keluar aku tak mau melihatmu! " Minseok menarik Luhan agar keluar dari kamarnya, Luhan sendiri hanya bisa mengikuti kemauan Minseok karena tak mau membuat Minseok semakin murka.

BRAK

Luhan menghela nafas karena lagi-lagi menyaksikan kesengsaraan pintu yang selalu menjadi korban amarah Minseok . Luhan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, iaa harus segera istirahat karena besok ada rapat penting yang akan menantinya.

.

.

.

Suasana sarapan pagi ini tampak hening, Minseok tak membuka suaranya sejak tadi dan Luhan pun sibuk dengan ponselnya karena banyak email masuk berhubungan dengan rapatnya pagi ini.

" Aku selesai " Minseok beranjak dari duduknya dan mengambil tasnya.

GREP

" Tunggu sebentar, aku belum selesai sarapan " Minseok menghempaskan tangan Luhan dengan kasar.

" Aku bisa berangkat sendiri, aku bukan anak kecil yang harus selalu diantar kemana-mana " Minseok pergi meninggalkan Luhan sambil menghentak-hentakan kakinya, sepertinya kali ini Luhan harus bersabar menghadapi tingkah Minseok .

Luhan menyelesaikan sarapan paginya lalu setelah itu bergegas berangkat kekantornya. Pagi ini iaa harus bertemu dengan relasi bisnisnya untuk membicarakan kerja sama yang akan mereka jalani.

.

.

.

Di Sekolah

Sesampainya dikelas Minseok menghempaskan dirinya duduk disamping Baekhyun dan langsung memasang wajah masamnya. Baekhyun melihat itu sudah tau apa yang dialami sahabatnya ini, kejadian seperti ini bukan sekali dua kali iaa melihatnya.

" Biar kutebak, kau pasti bertengkar lagi dengan Kak Luhan ya? " Minseok mengangguk lemah, sedangkan Baekhyun hanya bisa berdecak sebal melihat kelakuan Minseok .

" Mau sampai kapan kau begini? " Minseok mendelik tak suka saat tau sahabatnya ini pasti lagi-lagi akan menghakiminya.

" Dia tak .. " Baekhyun langsung memotong ucapan Minseok .

" Tak mungkin meninggalkanmu karena dia mencintaimu? Min ayolah, laki-laki mana yang tahan kalau sikap kekasihnya seperti dirimu? Mungkin selama ini Luhan banyak mengalah, tapi suatu saat nanti iaa pasti akan jengah. Kau perlu ingat kalau dia Lelaki dewasa yang dikelilingi Gadis dewasa, kalau kau terus seperti ini iaa akan berpaling keyang lainnya " Minseok menatap Baekhyun waspada, hatinya sedikit cemas memikirkan ucapan Baekhyun barusan.

Selama istirahat Minseok hanya duduk diam ditaman, memikirkan ucapan Baekhyun sedangkan Baekhyun sudah berburu makanan dikantin saat bell istirahat berbunyi.

" Bagaimana kalau yang dikatakan Baekhyun tadi benar, Luhan akan berpaling dariku? Tidaaaak Boleeeh aku tak mau tapi tapiii tapiiiii Aaaahhh aku bingung " Minseok terus saja bergumam seorang diri di taman sekolah yang sangat sepi.

Drtttttt Drrrrttttt Drrrtttttt

Minseok mengambil ponselnya yang ditaruh dikantong kemeja seragamnya, dilihatnya nama Luhan yang tertera di ponselnya. Sedikit bimbang mau menjawab apa tidak namun akhirnya Minseok menjawabnya.

" Apa? "

" Kau sedang istirahat ? "

" Hmm "

" kau makan dikantin? "

" Tidak "

" Kenapa? "

" Malas "

" Masih marah? "

" Ya "

" Huft baiklah jika masih marah, aku harus kembali bekerja dan aku hanya ingin memberitahu kalau tak bisa menjemputmu ada uru... "

KLIK

Minseok langsung memutuskan telepon Luhan tanpa menunggu Luhan selesai bicara, tak peduli jika Luhan akan marah nantinya. Minseok sangat kesal saat tahu Luhan tak bisa menjemputnya.

" Dasar menyebalkan, kalau tau aku marah harusnya kau terus membujukku sampai tak marah lagi ! Kalau tau aku tak makan harusnya kau memaksaku agar makan! Kau tak peduli jika aku sakit eoh? Kenapa kau menyebalkan sekali sihhh? Aku kesaaaaaaal " Maki Minseok pada ponselnya, sebenarnya Luhan yang membuatnya kesal namun ponselnya yang menjadi sasaran kekesalannya. Mendengar bell tanda masuk berbunyi dengan langkah gontai Minseok kembali kekelasnya.

.

.

.

" Min, Kak Luhan menjemputmu? " Baekhyun dan Minseok sedang membereskan buku-buku mereka karena bell pulang sekolah baru saja berbunyi.

" Tidak, dia tak bisa menjemputku ada urusan katanya " Jawab Minseok dengan wajah cemberut.

" Jadi kau dirumah sendirian? " Minseok hanya menjawab dengan anggukan.

" Bagimana kalau kita ke XOXO Cafe? Disana sedang ada diskon untuk pelajar Min, Bagaimana ? " Minseok sedikit menimbang ajakan Baekhyun , sebenarnya tak ada salahnya kalau ikut dengan Baekhyun karena kalaupun Minseok dirumah Luhan pasti tidak ada disana dan akan pulang kerja nanti malam sedangkan Maid di apartemen Luhan hanya bekerja dari pagi sampai sore hari, sangat membosankan jika langsung pulang.

" Baiklah, sekalian aku mau menginap dirumahmu saja ya? Besok kan libur, aku malas bertemu Luhan dan aku pinjam bajumu "

" Asal kau izin dulu padanya, aku tak mau menampungmu dirumah kalau tidak izin padanya " Minseok mendengus tak suka namun akhirnya iaa pun menganggukan kepalanya dari pada Baekhyun tak mau menampungnya.

" Baiklah, ayo kita jalan sekarang " Minseok merangkul Baekhyun keluar kelas menuju parkiran dimana mobil serta supir Baekhyun sudah menunggu disana. Baekhyun adalah anak dari keluarga berada, ayahnya seorang pengacara handal dan ibunya membuka Byun Vocal Academy jadi tak heran jika Baekhyun jago Nyanyi dan sering mengikuti berbagai lomba Menyanyi.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya mereka sampai juga di XOXO Cafe, merekapun keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam cafe namun langkah Minseok tiba-tiba terhenti membuat Baekhyun ikut menghentikan langkahnya.

" Ck, Kenapa berhenti disini? " Baekhyun memperhatikan Minseok yang sedang melihat kearah sebuah mobil.

" Baek , ini kan mobil Luhan " Baekhyun menghampiri Minseok dan memperhatikan mobil itu dan Baekhyun pun merasa itu mobil Luhan karena Luhan sering menjemput Minseok menggunakan mobil itu.

" Iya sih mirip memang, tapi apa kau yakin ini mobilnya? Plat mobilnya sama? Mobil seperti ini ada beberapa orang yang punya "

" Ini memang mobilnya, platnya sama " Minseok terus memandangi mobil Luhan.

" lalu jika itu mobil Luhan kau hanya mau berdiam diri disini seperti orang bodoh dan terus memandangi mobilnya? Kau bisa dikira mau mencuri Bodoh! , ayo kita masuk saja kedalam " Baekhyun menarik tangan Minseok dan berjalan menuju XOXO Cafe.

" Awas saja kalau kulihat dia selingkuh, aku akan mengamuk disana " gerutu Minseok yang masih bisa didengar Baekhyun .

" jangan kebiasaan selalu marah, kau harus mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu apapun yang akan terjadi nanti " Minseok mengehentikan langkahnya.

" Jadi benar dia selingkuh? " Tanya Minseok dengan bodohnya.

PLETAK

" Hey! Sakit! kenapa malah memukulku? " Minseok meringis sambil memegang kepalanya yang dipukul Baekhyun .

" Karena kau pantas dipukul, kau bisa tidak sih berfikir dewasa sedikit? Aku tadi hanya mengatakan perumpaan jika memang itu terjadi, tapi kenyataannya itu belum tentu terjadi. Aku tahu kita baru berusia 16 tahun dan Kak Luhan sudah 27 tahun tapi kita harus mengimbangi pola pikirnya juga. Aku berani bertaruh jika kau terus begini, hubungan kalian tak akan sampai kejenjang pernikahan " Baekhyun menatap Minseok dengan tatapan mengintimidasi, bukannya iaa tega pada sahabatnya ini tapi justru karena iaa tak mau Minseok sampai melakukan hal-hal yang akan merusak hubungannya dan Luhan. Bagaimanapun Baekhyun sangat setuju dengan hubungan mereka berdua, karena baginya Luhan adalah pria dewasa yang bisa membimbing sahabatnya yang manja ini dengan baik.

" Kenapa kau menyumpahi aku seperti ini kau tegaaaa " Minseok menundukan wajahnya bersiap untuk menangis, Baekhyun menghela nafas berat kemudian memegang kedua bahu Minseok .

" Min dengar, aku hanya bicara kenyataannya. Aku memang harus berbicara seperti ini agar kau sedikit merubah sifatmu yang manja, pemarah, kekanakan, dan juga keras kepala ini " Minseok menganggukan kepalanya.

" Iya iya " Baekhyun menepuk-nepuk kepala Minseok .

" Anak pintar, Ayo kita masuk kedalam " Baekhyun dan Minseok kembali masuk kedalam cafe, begitu mereka masuk diedarkannya pandangan keseluruh penjuru cafe. Pandangan mereka terhenti pada 3 orang Lelaki yang duduk dipojokan cafe yang salah satunya mereka kenal, Luhan bersama 2 Lelaki lain duduk disana.

" Itu Luhan kan Min? " Minseok hanya menjawab dengan anggukan kepala.

" Kau ingin menghampirinya? " Minseok menjawab dengan gelengan kepala.

" Kenapa? " Tanya Baekhyun bingung.

" Aku masih marah padanya, tidak lucu jika aku tiba-tiba menghampirinya terlebih lagi ada relasi bisnisnya lebih baik kita cari kursi lain saja. Ayo baek... " Minseok mengedarkan pandangannya mencari kursi yang strategis yang tak dapat terlihat dari meja Luhan namun masih bisa dijangkau Minseok agar bisa memperhatikan Luhan. Huft mulut bicara marah, tapi hati siapa yang bisa dibohongi.

" Kau ini mulai lagi, seharusnya ka.. Ya Tuhan, Luhan melihat kearah kita Min " Baekhyun tiba-tiba panik saat Luhan mengalihkan pandangannya kearahnya dan juga Minseok . Terlihat Luhan bicara dengan 2 Lelaki yang duduk dihadapannya setelah itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Minseok dan Baekhyun berdiri.

" Baek, bagaimana ini Luhan kemari " Minseok menggengam tangan Baekhyun erat.

"tenang dan bersikap biasalah " Baekhyun berbisik ditelinga Minseok saat Luhan hampir mendekat kearah mereka, Minseok menahan nafasnya sejenak kemudian membuangnya perlahan.

" Kalian disini? " Tanya Luhan begitu sampai dihadapan Minseok dan Baekhyun .

" Iya Kak , kami berencana ingin makan siang disini " jawab Baekhyun sambil memamerkan senyum lima jarinya.

" Kau tak memberitahuku mau kemari? " Luhan mendekati Minseok namun karena gugup Minseok malah membuang mukanya kearah lain tak ingin memandang Luhan. Melihat itu Baekhyun hanya merutuki Minseok didalam hatinya.

" Kau masih marah padaku? " Luhan terus memperhatikan wajah Minseok .

" Tidak Kak, Minseok sudah tak marah lagi mungkin dia hanya lemas karena saat istirahat tadi tak makan sama sekali, iya kan Min ? " Baekhyun menyenggol tangan Minseok tapi tak ada respon apapun dari Minseok .

" baiklah, Ayo kita kesana kau harus makan " Luhan menggenggam tangan Minseok menuju meja yang ditempatinya dan diikuti oleh Baekhyun dibelakang mereka.

" Chanyeol, Lay perkenalkan ini Minseok tunanganku dan ini Baekhyun sahabat Minseok " Lelaki bernama Chanyeol dan Lay mengalihkan pandangan mereka kearah Minseok dan Baekhyun yang mengenakan seragam SMA, Lay mengerutkan keningnya melihat itu sedangkan Chanyeol yang selama ini menjadi tempat curhat Luhan karena mereka satu asrama saat kuliah dulu sudah tak terkejut lagi melihat Minseok dengan seragam sekolahnya, iaa hanya memfokuskan diri dengan sahabat Minseok aka Baekhyun yang kini juga menatapnya.

" Mereka masih SMA? " Tanya Lelaki bernama Lay ragu.

" Ya, selama ini aku hanya bercerita pada Chanyeol saja mengenai hubunganku dengan Minseok , iaa masih 16 tahun ngomong-ngomong " Lay hanya manganggukan kepalanya kemudian tersenyum kepada Minseok .

" Min, ini Chanyeol yang sering aku ceritakan dan ini Lay, dulu dia senior kami saat di universitas " Minseok membungkukan tubuhnya pada Lay .

" Yasudah duduklah " Lay memepersilahkan mereka untuk duduk. Minseok duduk dipojok dan Luhan disamping Minseok sedangkan Baekhyun duduk disamping Chanyeol yang disebelahnya ada Lay.

" Maaf aku lama ditoilet, eh Siapa ini? " Seorang Gadis dengan dress hitam ketat membungkus tubuh rampingnya dan blezer warna putih dengan bagian dada sedikit terbuka membuatnya terlihat seksi tiba-tiba datang menghampiri meja Luhan.

" Ahh Zitao, kenalkan ini Minseok tunanganku dan itu Baekhyun, sahabat tunanganku " Gadis yang bernama Zitao itu menatap Minseok dari atas sampai bawah.

" Tunanganmu anak SMA? " Tanya Zitao tak percaya, sedangkan Minseok menatap Zitao tak suka.

" Ya seperti itulah " Jawab Luhan sambil memberikan menu makanan pada Minseok dan Baekhyun . Zitao langsung duduk disamping Luhan, membuat Minseok tak suka melihatnya.

" Kalian pesanlah makanan yang kalian suka" Setelah itu Luhan sibuk bicara dengan Chanyeol, Lay dan juga Zitao sepertinya mereka sedang membicarakan soal pekerjaan. Minseok dan Baekhyun sibuk memesan makanan dan pelayan yang sibuk mencatat pesanan mereka. Setelah pelayan itu pergi Baekhyun dan Minseok sibuk memperhatikan Luhan dan yang lainnya yang sedang bicara serius.

DRRTTT DRRTTT

Minseok merogoh kantong seragamnya dan mengambil ponselnya, dilihatnya Baekhyun mengirimkannya sms membuat Minseok bingung mengapa Baekhyun mengiriminya sms padahal dia ada didepannya.

From : Baekhyun

Min, waspadalah pada Gadis bernama Zitao itu

To : Baekhyun

Kenapa?

From : Baekhyun

Sepertinya iaa menyukai Luhan, sedari tadi iaa menempel pada Luhan

Minseok melirik kearah Zitao dan Luhan dan Minseok membulatkan matanya saat Zitao dengan sengaja memegang jari tangan Luhan. Mendadak iaa panas dan siap mengamuk namun tiba-tiba ponselnya kembali begetar.

From : Baekhyun

Kendalikan emosimu jangan permalukan dirimu didepan Gadis itu

Minseok menghela nafas sejenak meredakan emosinya sesaat, perkataan Baekhyun benar jika iaa lagsung mengamuk tak menutup kemungkinan teman-teman Luhan mengecapnya kekanakan dan ilfil padanya.

SRET

Luhan menghentikan bicaranya dan melihat kearah Minseok saat kedua tangan Minseok melingkar ditangannya dengan posesif.

" Kenapa? " Tanya Luhan sambil mengelus kepala Minseok , sedangkan Minseok hanya menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya ditangan Luhan. Minseok melirik kearah Zitao yang menatapnya tak suka, Luhan sendiri hanya tersenyum melihat tingkah manja Minseok dan membiarkannya lalu melanjutkan pembicaraannya yang tertunda tadi. Tak lama makanan pesanan merekapun datang, mereka akhirnya memfokuskan pada makanan. Minseok yang paling tidak bersemangat dan sibuk melirik kearah Luhan dan Zitao. Melihat Minseok hanya makan sedikit Luhan menghentikan makannya.

" kenapa makanmu sedikit? " Semua orang memandang kearah Minseok dan makanan di piringnya yang hanya berkurang sedikit.

" Tidak " Jawab Minseok namun kembali meneruskan makannya dengan tak bersemangat. Luhan merebut sendok ditangan Minseok dan mengambil nasi dan juga lauk lalu menyodorkannya didepan mulut Minseok .

" Aaaa buka mulutmu, biar aku suapi " Dalam hati Minseok berlonjak senang saat Luhan ingin menyuapinya namun saat melirik kearah Zitao ternyata Zitao sedang menatap remeh kearahnya membuat Minseok yang tadinya ingin membuka mulutnya mengurungkan niatnya dan langsung mengatupkan bibirnya rapat kemudian mengambil sendok ditangan Luhan.

" Aku bisa sendiri " Setelah itu Minseok langsung melahap makanan yang ada dipiringnya tanpa henti membuat Luhan khawatir dan yang lainnya memandang aneh sekaligus bingung dengan tingkah Minseok sedangkan Baekhyun kembali merutuki kebodohan sahabatnya itu dalam hati.

Setelah selesai makan mereka bergegas keluar dan berjalan menuju parkiran mobil, Luhan menggandeng tangan Minseok namun iaa masih fokus bicara dengan Chanyeol. Setelah sampai didepan mobil Luhan, mereka menghentikan langkahnya.

" Min, kau pulang dengan Baekhyun kan? " tanya Luhan.

" Kenapa? " Minseok menatap Luhan bingung.

" Lay dan Chanyeol harus segera kembali ke kantor sedangkan Zitao harus pergi kerumah sakit dan tadi aku berjanji akan mengantarkannya, kau pulang dengan Baekhyun saja ya? " Minseok dengan spontan menggeleng dan mengeratkan pegangan tangannya dengan Luhan.

" Lu, aku dan Lay duluan ya, Bye Minseok , Baekhyun , Zitao aku kami duluan ya " Chanyeol dan Lay pergi duluan karena mereka harus cepat kembali ke kantor sedangkan Baekhyun dan Zitao menunggu Minseok dan juga Luhan.

" Min, aku harus mengantar Zitao " Minseok semakin mengeratkan pegangan ditangan Luhan.

"Aku tidak mauuuu, aku mau kau yang mengantarku. Pokoknya aku tak mau tau! " Minseok menatap Luhan marah, Luhan melirik kearah Zitao yang menatapnya sedih membuatnya tak tega karena sudah berjanji pada Zitao tadi.

" Min, aku mohon minta pengertiannya, aku sudah berjanji pada Zitao , aku janji besok aku akan membawamu ketaman bermain" Luhan melepaskan genggaman tangannya pada Minseok dengan paksa kemudian berjalan kearah Zitao namun Minseok kembali menahan ujung jasnya membuat Luhan mau tak mau menghentikan langkahnya.

" Jika kau tetap pergi maka aku tak akan mau bicara denganmu lagi " Luhan langsung membalikan tubuhnya saat mendengar petisi dari Minseok . Luhan menatap Minseok tajam, iaa selama ini selalu menuruti keinginan Minseok , namun kenapa Minseok tak pernah mengerti dirinya sedikitpun.

" berhenti bertingkah kekanakan, aku hanya mengantarkan Zitao kerumah sakit setelah itu aku kembali kekantor, kau bisa pulang dengan Baekhyun " Luhan kembali berbalik arah dan melangkah mendekati Zitao namun baru langkah ketiga Minseok kembali berteriak.

" Aku akan benar-benar tak mau bicara denganmu! " Luhan geram lama-lama menghadapi tingkah Minseok dan enggan untuk meoleh kearahnya.

" Cukup! Jangan selalu bertingkah kekanakan jika tak mau aku muak dengan sikapmu itu! " Setelah itu Luhan menarik tangan Zitao masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan Minseok yang sudah berlinang air mata. Baekhyun menghampiri Minseok dan memeluk lalu mengusap punggung Minseok mencoba menenangkan.

" Luhan muak padaku hikssss dia tak mencintaiku lagi hiksssss "

TBC