a parody series by Tuna

T semi-M | boyxboy

[WinkDeep] ft. [GuanHo] ft. [JinSeob] and any other ships.

a parody of [19 Days ft. Tamen De Gushi]

p.s. : Enjoy!


Prolog.

[Weekend days]


Guanlin menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Kaki jenjangnya terbuka karena posisi duduknya saat ini. Sangat berlawanan dengan seragam maid yang dikenakannya.

Seharusnya ia duduk dengan elegan, apalagi rok seragam ini begitu pendek. Tapi, Guanlin tetaplah Guanlin.

"Jin, kau kan yang lebih pendek dariku, kenapa aku yang harus pakai baju sialan ini?"

Jinyoung yang sama-sama tengah merokok itu mendengus. "Yang punya kafe suka padamu. Dia ingin kau yang memakai baju maid ini." Guanlin memutar bola matanya malas. Baju ini seperti seragam pada masa ia masih sekolah dasar. Kecil dan sempit. Ia ingin memakai baju butler seperti milik Jinyoung.

Seorang gadis kecil tiba-tiba berlari melewati keduanya. Awalnya, Guanlin maupun Jinyoung tidak terlalu peduli. Namun, ketika gadis itu kemudian memundurkan langkahnya dan berhenti tepat di depan Guanlin, keduanya mulai bersiaga.

"Unnie, kata Mama, kalau perempuan harus duduk yang cantik. Nanti kalau duduknya ngangkang begitu, bisa-bisa ngga punya pacar."

Guanlin menaikkan sebelah alisnya. Ia lalu melirik Jinyoung yang tampak tidak peduli. Guanlin kemudian menatap gadis yang ada di depannya,

dan tangannya membuka rok pendeknya. Memperlihatkan celana dalamnya yang menggembung. Jari tengah kirinya pun mengacung tegak ke arah gadis kecil itu, membuat yang melihat yang tak seharusnya dilihat, berlari sembari menangis dan memanggil-manggil ibunya.

"Lin, aku pikir itu agak kelewatan."

Guanlin kembali menghembuskan asap dari mulutnya.

"Aku tidak peduli."

[Bae Jinyoung] [Lai Guanlin]


Hyungseob berjalan dengan malas. Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Jihoon. Keduanya sangat tidak semangat untuk kembali ke rumah masing-masing.

Jihoon mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku sangat malas. Sampai rumah tidak ada yang bisa dikerjakan."

Hyungseob mendengus. "Seharusnya kita main DDR lebih lama. Anak-anak kampungan itu merusak segalanya." Hyungseob lalu menatap Jihoon yang seperti kehilangan jiwanya saat ini dan kembali membuang mukanya ke arah yang lain.

Setelah beberapa menit berjalan di perumahan mereka, Hyungseob kembali menatap Jihoon. "Aku punya ide."

Jihoon hanya terdiam, sudah terlalu malas.

Hyungseob lalu menarik tangan Jihoon mendekati pagar sebuah rumah. "Seob, kamu tahu kalau ini rumah mantan tukang pos yang galak itu, kan? Jangan macam-macam." Jihoon malas sekali, tapi Hyungseob tetap teguh pada pendiriannya.

Lelaki itu lalu memencet bel pagar rumah. Dua puluh detik berselang sebelum akhirnya sebuah suara keluar dari speaker yang ada di atas bel tersebut.

"Siapa?" Sebuah suara khas lelaki paruh baya itu terdengar.

"Asu lo njing you fucking piece of shit. You should know that I fucked your mom really hard last night." Hyungseob berteriak keras-keras di speaker itu. Membuat Jihoon membelalakkan matanya.

"Apa? Kurang ajar. Diam di sana, bajingan!"

Mendengar itu, Hyungseob langsung berlari, meninggalkan Jihoon yang masih terkejut setengah mati dengan apa yang terjadi.

"Jihoon! Ayo lari!"

Jihoon baru tersadar. Ia lalu menyusul Hyungseob yang telah berlari duluan setelah melihat lelaki itu keluar dari pintu rumahnya.

"Tunggu aku, Hyungseob!"

[Park Jihoon] [Ahn Hyungseob]


Seseorang membuka pintu kamar Seonho. Langkah yang begitu Seonho kenali itu terus bergerak menuju ke arahnya. Mata yang penglihatannya dibatasi kacamata itu tetap fokus pada deretan angka dan huruf yang terpampang jelas di bukunya. Hal itu tidak mengganggu konsentrasinya sama sekali.

"Sayang," seorang wanita paruh baya yang membawa setoples kue kering itu mengecup pipi Seonho, "guru lesnya tidak bisa datang hari ini. Seonho belajar sendiri, ya?"

Seonho membetulkan kacamatanya sebelum ia menoleh ke arah ibunya. "Iya, Ma. Lagipula materi yang ini tidak terlalu sulit untukku." Kalimat itu diakhiri dengan senyum manis Seonho.

"Anak pintar," wanita itu mengacak rambut Seonho perlahan, "Hyung mu akan pulang besok. Ia tidak minta kau untuk menyambutnya. Ia hanya minta kau belajar dengan benar."

Seonho yang mendengar kata 'hyung' keluar dari bibir ibunya itu kembali mengembangkan senyumnya.

"Tentu saja aku akan belajar dengan benar. Tapi aku akan tetap menyambut hyung besok."

[Yoo Seonho]


Woojin menggerakkan tangannya dengan cepat di depan layar ponselnya. Keningnya sesekali mengkerut. Bibirnya terkadang mengumpat tanpa suara.

"Ah, sialan. Bajingan ini tidak mau membiarkanku menang."

Tiap orang berkata bahwa game MOBA itu bergantung pada kerja sama kelompok. Namun, Woojin punya ambisi tersendiri untuk bisa menjadi MVP dalam setiap pertandingan. Sehingga karena itulah terkadang ia melalaikan kerja sama kelompoknya.

Ketika sedang seru-serunya bermain, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel Woojin.

배진영 tagged you on a photo

Woojin mengabaikannya karena ingat kalau hari ini Jinyoung dan Guanlin sedang kerja paruh waktu. Mungkin mereka mendapat foto belahan dada atau mungkin rok yang tertiup angin dan memperlihatkan celana dalam.

라이관 Lin tagged you on a photo.

Woojin masih mengabaikannya. Itu hanya Guanlin yang konyol. Bukan siapa-siapa.

이대휘 commented.

김사무엘 commented.

현 Tiger commented.

김도연 liked.

전소미 liked.

전소연 commented.

Woojin panik. Tidak biasanya orang-orang ini menanggapi sesuatu yang berkaitan dengannya. Perasaannya mulai tidak enak. Guanlin dan Woojin pasti mengerjainya lagi.

Ia lalu membuka akunnya dan mencari foto yang di unggah Guanlin dan Woojin. Dan lima menit setelahnya, ia benar-benar malu setengah mati.

Itu foto memalukannya ketika ia masih kecil.

Guanlin dan Jinyoung memang bajingan. Apalagi dengan caption yang ditambahkan keduanya.

배진영

I have a gun, don't mess with me. [Insert Woojin's photo with a toy gun]

라이관 Lin

Anyone wanna be my girlfriend? I'm a model tbh. [Insert Woojin's photo with a glasses when doing a photoshoot]

Woojin membanting ponselnya ke ranjang dengan kesal. Kedua temannya ini memang tidak tahu diuntung.

"Bajingan!"

[Park Woojin]


"Woojin punya dark past?" Samuel menyeruput latte nya sembari mengetik sesuatu di ponselnya. Daehwi yang masih tertawa itu mengangguk.

"Lebih jelek dari yang sekarang, hahaha." Daehwi kembali tertawa.

"Menurutmu, masa laluku segelap itu nggak?" Samuel menatap Daehwi.

"Iya, tapi habis aku datang, hidupmu jadi cerah,kan?" Daehwi menjawab sembari bertingkah sok manis di depan Samuel.

"Apaan sih, yang."

[SamHwi]


"Bin, besok aku mau pulang. Kamu nggak mau ikut?" Minhyun mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Kemudian ia membalikkan badannya dan menatap Hyunbin yang tengah sibuk dengan laptopnya.

"No, Hyung. Hyung tahu sendiri, kan? Kalau Seonho kurang suka sama aku. Lagipula, Hyung lama nggak pulang. Seonho and your mom only needs you." Hyunbin menyelipkan senyum simpul di akhir jawabannya.

Minhyun lalu mendekatinya dan mengecup pipi Hyunbin sekilas. "Kalau besok-besok aku pulang ke rumah lagi, kamu harus ikut, ya?"

"Okay."

[MinHyunbin]


Hello, so this is my first P101 Series 3

Aku kemaren habis re-watch Make It Right S1 trus ngelanjutin yang S2, mohon dimaklumi apabila ada beberapa bagian yang sama.

Dan, ini sebenernya bukan parodi. Soalnya aku ga bikin semua ceritanya sama persis sama Manhwa aslinya. Mungkin lebih ke remake. Tapi ya, aku lagi males ngoreksi ke atas jadi, ya, gitu v:

Mohon ditunggu lanjutannya hehe.

HYLI . Tysm! . Nice feedback plz .