Okumura Koushuu terkejut ketika membuka pintu kamar asramanya. Ia tak mengira akan ada seseorang di dalam. Biasanya para senpai kembali paling akhir dari latihan baseball tapi kali ini ia mendapati sesosok Kazuya, sang kapten tim terlelap di tempat tidurnya.
Koushuu melangkah masuk tanpa bersuara, meletakkan tasnya di atas meja, dan berganti pakaian.
Sejak masuk ke SMA Seidou, Koushuu menetap di sebuah kamar asrama bersama dua orang senpainya, Kimura dan satu orang lagi yang tak pernah ia duga, Miyuki Kazuya. Selama ini Koushuu tak banyak bicara, ia terkesan tak ingin membaur bersama dua teman sekamar lainnya.
Koushuu melewati Kazuya yang masih terlelap mengenakan seragam latihan. Tampaknya ia terlalu lelah hingga tak sempat berganti pakaian. Beberapa barang dan pakaian kotor yang berserakan di lantai bukanlah hal yang aneh di asrama laki-laki. Bahkan seorang kapten tim baseball SMA Seidou seperti Kazuya pun tetaplah anak laki-laki biasa yang suka teledor meletakkan barang-barangnya.
"Tsk." Koushuu berdecak kesal.
Pemandangan bak kapal pecah ini sangat mengusik mata Koushuu. Ia menyukai lantai yang mengkilap tanpa debu, pakaian-pakaian yang terlipat rapi, buku-buku yang berderet teratur, sepatu-sepatu yang bertengger di raknya... Harus tinggal di kapal pacah ini selama tiga tahun mulai membuatnya frustasi.
Sambil menggerutu dalam hati ia memunguti benda-benda yang berserakan, membuang sampah-sampah yang bercecer ke tempatnya, menyapu lantai yang berlapis debu, hingga akhirnya mencuci pakaian-pakaian dekil milik sang kapten.
Ketika Kazuya terjaga, ia merasa seperti mengalami disorientasi. Terlebih ia mendapati kamar yang ditinggalinya tampak berbeda dari biasanya. Tak ada pakaian kotor berserakan, sepatu-sepatu berjejer rapi, lantai keramik semengkilap porselen... Ia mencoba mengingat-ingat bagaimana ia bisa berada di ruangan ini. Apakah ia salah masuk kamar, pikirnya.
"Hah? Berapa lama aku tertidur?!" Ia tersentak melihat jarum jam telah melewati waktu makan malam.
"Kau sudah bangun rupanya..." sahut seseorang tanpa beralih dari buku bacaannya.
"Okumura...?" Sejenak Kazuya tertegun dan menyadari sesuatu. Ia bukan berada di kamar yang salah. "apa kau yang merapikan semua ini?"
"Jika kalian masih tetap jorok maka tak ada pilihan lain aku akan pergi dari sini," ucapnya.
"Kau memang bisa diandalkan, Okumura!" Kazuya tak mempedulikan kata-kata Koushuu malah memasang wajah bahagia yang menyebalkan.
Koushuu lebih memilih sibuk berkutat dengan buku pelajaran di tangannya daripada mengurusi teman sekamarnya itu.
Kazuya meraih handuk miliknya dan bergegas pergi ke kamar mandi mengingat malam kian beranjak larut. Beberapa saat kemudian ia kembali dengan wajah segar dan rambut basah acak-acakan.
"Ahh... segarnya..."
Kazuya berjalan mendekati Koushuu dan berhenti tepat di sisi meja belajarnya.
"Untukmu... sebagai ucapan terima kasih," Kazuya menyunggingkan selekuk senyum.
Koushuu terkejut karena tiba-tiba laki-laki bersurai kecoklatan itu menyodorkan sekaleng minuman. Selama beberapa saat ia melongo diam.
"Ambillah..." Kazuya meletakkannya di atas meja dan mengusap pelan surai pirang kouhainya sebelum berlalu menuju tempatnya.
Ada semacam perasaan aneh merayapi catcher beriris hijau emerald itu... serta merta wajah dinginnya merona ketika jemari Kazuya menyentuh kepalanya. Ia tak pernah membayangkan hal ini akan terjadi, mengingat Koushuu selalu menjulangkan jurang pemisah diantara mereka.
"T-terima kasih."
Mungkin Kazuya tak seburuk yang ia kira, pikirnya.
