Tidak perlu kata-kata. Lebih dari kata-kata. Lupakan kata-kata.


Bleach © Tite Kubo

OOC. AU. Drabble.

Kotoba Ga Nai © Rhea .H


Festival

Penuh sesak.

Semua orang merayakan festival pertemuan sepasang kekasih yang hanya dipertemukan pada tanggal 7 Juli. Di sini seseorang bernama sama seperti putri dalam legenda asal muasal festival tersebut, berdiri mengenakan yukata berawarna hijau dengan obi hitam. Sengaja dia memilih warna itu karena dirinya akan bertemu seseorang yang warna matanya senada dengan yukata dan obi-nya. Dia mengikat seluruh rambutnya menjadi satu lalu membiarkan terjatuh di bahu kanan serta menutupi sebagian dadanya.

Dia tengah berdiri berjalan bersisian dengan seseorang.

Pria.

Memiliki rambut hitam sebahu lurus dengan warna mata hijau gelap. Yukata di tubuhnya hanya berwarna hitam polos. Mencerminkan kepribadian pria tersebut tidaklah rumit. Tidak mau ambil pusing. Dia berjalan sedikit lebih dulu dari gadis bernama sama dengan putri legenda festival ini. Jika mata hijaunya menatap lurus ke depan dengan wajah tanpa ekspresi, gadis di sebelahnya justru sebaliknya.

Gadis itu berulang kali mencuri pandang. Tapi tak kunjung mendapat balasan.

"Ah," gadis itu ditabrak orang yang lalu lalang dan terpisah dari pria disampingnya tadi.

Mata coklatnya segera memandang ke depan untuk melihat sejauh mana dia tertinggal. Tapi sosok pria yang disampingnya tadi sudah tidak kelihatan lagi. Wajahnya tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia tidak terjatuh, tapi dia berharap pria pendampingnya tadi peduli.

Ketika hendak mundur karena terdorong orang lagi, dia merasakan punggungnya menyentuh tubuh seseorang. Segera dia menoleh cemas, "Ma-maaf."

Betapa kagetnya dia setelah mengetahui orang yang dibelakangnya adalah pria tadi. Menatapnya dengan mata hijau yang bisa diartikannya bahwa itu bukanlah suatu ketenangan. Jari hangat pria itu menyentuh lembut pipi si gadis berambut jingga. Membuat jantungnya berdebar. Pria tersebut tidak mengucapkan lewat kata, tapi gadis itu mengerti arti sentuhan itu adalah bermaksud memastikan bahwa si gadis tidak kenapa-kenapa dan baik-baik saja. Mata coklat gadis itu menatap balas dengan sama lembut seperti sentuhan yang ia terima.

Tersenyum. Sebagai jawaban dia tidak apa-apa.

Kemudian, jemari mereka saling bertemu dan bergenggaman. Kembali berjalan bersisian. Senyum masih menghiasi wajah jelita gadis tersebut. Begitu juga dengan rona merah di kedua pipinya. Dia merapat lalu menyandarkan kepalanya di bahu pria tersebut. Memberitahukan bahwa dia senang.


If you don't mind, please