Summary:
Namanya Haruno Sakura. Usianya baru 16 tahun, tetapi ia sudah kehilangan masa depannya. Kehilangan segalanya karena terpaksa. Ia harus menghidupi dirinya sendiri yang kini sebatang kara, tanpa saudara dan orang tua. Semua meninggalkannya, ia terpaksa melakukan itu semua karena tuntutan untuk terus hidup. Namun, semua itu akhirnya berakhir saat ia bertemu laki-laki itu.
"Untitled"
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning:
'semi-hard' Lemon, OOC, Bad plots
Pair: SasoSaku
Hope you like it.
"ICHI"
"Nnggghh... Sassuu... ahh.. Sasuu.. aahhh.. lebih cepat.. nnhh," desahan wanita bersurai merah muda itu terkunci saat bibirnya dilumat dengan ganas oleh laki-laki dengan mata hitam kelam di atasnya.
Wanita bernama Sakura itu terus mendesah kala sang pemiliki benda panjang itu menaik-turunkan pinggulnya dengan tempo yang sangat cepat, membuat wanita itu kewalahan karena harus terus menerus menyeimbangkan gerakan pemuda tampan itu dengan menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang sesuai.
"Saakura... aahh.. aku sebentar lagi akan... uuhmm... sampai... aah..." pria itu semakin mempercepat gerakan pinggulnya dan wanita di bawahnya dapat merasakan batang kejantanan milik sang pemuda berdenyut dan membuat lubang senggamanya terasa penuh karena batang itu semakin mengeras.
"Aahh.. aku juga Sassu- aaahhh," jerit Sakura saat keduanya mencapai klimaks dengan saling mengeluarkan cairan masing-masing dari kemaluan mereka.
Sasuke pun melemas dan menjatuhkan dirinya di atas tubuh wanita yang tubuhnya kini dipenuhi peluh. Seakan tidak ingin melepaskan Sakura, Sasuke memeluk wanita itu dengan sangat erat. Ia mulai menciumi leher jenjang milik Sakura. Tak lupa jilatan di sana sini dan banyak kissmark ia tumpahkan di leher Sakura yang tengah mendesah dan mengerang. Libido wanita itu pun kembali naik kala Sasuke mulai menjilati kedua payudaranya. Tangan laki-laki itu mulai kembali menggerayangi tubuh Sakura yang polos.
"Rrrrhh... Sasuke-kun... aah.." desah Sakura saat ia mulai merasakan kemaluan Sasuke yang masih di dalam vaginanya kembali menegang.
"Sakura-chan.. Ayo kita mulai lagi.." ajak Sasuke. Ia mulai menaik-turunkan pinggulnya kembali, membuat Sakura kembali mendesah, mengerang, dan melenguh akibat titik-titik sensitifnya tersentuh oleh kemaluan Sasuke.
Permainan itu pun mereka lanjutkan hingga Sasuke mencapai klimaksnya sekitar tujuh kali. Sakura akhirnya menyerah saat Sasuke ingin melanjutkan permainan mereka sekali lagi. Dengan nada memohon dan kelelahan, Sakura meminta pada Sasuke agar mereka melanjutnya esok harinya. Sasuke pun terpaksa menuruti kemauan kekasihnya itu, dan mencabut batang kemaluannya dari dalam lubang senggama Sakura dan membaringkan diri di sebelah Sakura. Sebelum benar-benar terlelap, laki-laki itu mengecup kening Sakura dengan lembut.
"Aku mencintaimu, Sakura. Tolong jangan tinggalkan aku," ucap Sasuke sambil tersenyum kepada Sakura. Sakura mengangguk sekilas dan ia mulai memejamkan matanya. Ia hampir saja tertidur kalau saja laki-laki itu tidak mengatakan suatu hal, "Kumohon jangan kau lakukan lagi pekerjaan hina itu. Aku tak suka kau menjadi pelacur."
Sakura turun dari mobil lamborghini reventon berwarna perak itu saat pintu mobilnya terbuka secara otomatis. Selain Sakura, seorang laki-laki berambut raven pun turun dari bangku kemudi. Laki-laki berkacamata hitam itu memasukkan sebelah tangannya saat ia sudah mengunci mobilnya. Angin menerpa helaian rambutnya, membuat pesona dalam diri laki-laki itu keluar dengan sempurna. Para gadis yang melewati mobil dan kedua insan itu pun menatap Sasuke dengan raut wajah kagum dan 'menginginkan' yang sanggup membuat Sasuke tersenyum miring dengan penuh keangkuhan.
Tak lama setelah ia menebar pesona, ia pun berjalan menuju sisi lain mobil dan menghampiri wanita berambut merah muda yang tengah menunggunya sekitar dua menit. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang Sakura dan mereka pun berjalan menuju pintu utama sekolah mereka, Konoha gakuen.
Saat mereka berjalan di tengah kerumunan siswa-siswi Konoha gakuen, banyak di orang-orang di tengah kerumunan itu yang melihat mereka dengan berbagai ekspresi; mulai dari jijik, muak, hingga terkesan atau kagum. Tetapi hal itu tidak dipedulikan oleh kedua insan yang tengah dimabuk cinta tersebut. Mereka tetap berjalan dengan angkuhnya di antara mereka, seakan tidak menganggap mereka ada.
Sakura menggeliat kegelian dalam rengkuhan Sasuke saat laki-laki itu memainkan jarinya di seputar pinggang Sakura. Melihat Sakura menggeliat seperti itu, membuatnya tersenyum simpul dan menahan mati-matian hasrat dalam dirinya untuk menyetubuhi wanita itu saat itu juga. Tanpa memedulikan ocehan Sakura tentang betapa geli pinggangnya saat terkena sentuhan Sasuke, pria itu tetap menggerakkan jari-jarinya.
"Hei, lihatlah Sasuke-kun berjalan bersama Haruno itu!" bisik seseorang―tentunya tidak cukup pelan untuk tidak terdengar Sakura. Sakura pun memperlambat langkahnya saat mendengar orang mengatakan itu, membuat Sasuke terheran-heran.
"Kau sudah lihat foto mereka melakukan 'itu'?" tanya seorang yang lain. Telinga Sakura pun memanas saat mendengar itu.
"Cih, murahan sekali dia!" timpal yang satunya. Sakura sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan mereka. Dengan geram ia menyentakkan tangan Sasuke dan berjalan ke arah mereka.
Dengan langkah santai―sebenarnya dengan menahan emosi―, Sakura menghampiri mereka yang sudah menatapnya dengan tatapan horror. "Aku mendengar kalian menyebut namaku," ujar Sakura dengan nada mengintimidasi.
"M-maaf, ak-aku harus p-pergi," ucap yang seorang kepada temannya. Sakura tidak tinggal diam melihat salah satunya ingin melarikan diri begitu saja.
"Mau ke mana?" tanya Sakura dingin sambil menahan pergerakannya dengan mencengkeram tangannya. Setelah kedua gadis itu tepat berada di hadapannya, Sakura menyudutkan mereka sehingga mereka tidak dapat bergerak. Ia menatap mereka berdua secara bergantian dengan pandangan menghina. "Apakah kalian iri aku bisa melakukannya dengan Sasuke-kun?"
Kedua gadis itu saling berpandangan dan tidak tahu harus menjawab apa. Salah satu dari mereka berusaha menjawab namun tak sedikitpun suara dapat ia keluarkan dari bibirnya. Melihat ekspresi kedua gadis itu, Sakura merasa gemas dan berniat akan menampar mereka berdua sampai tangannya ditahan oleh seseorang dari belakang.
"Sakura-chan, sudahlah," ujar orang itu dengan nada datar dan tidak memancarkan aura apa pun.
Sakura menoleh dan mendapati orang yang menahannya ternyata kekasihnya sendiri. "Sasuke-kun, biarkan aku memberi mereka pelajaran. Mereka sudah membicarakan kita berdua dari belakang!" bantah Sakura sambil berusaha menyentakkan tangan Sasuke yang semakin erat mencengkeramnya.
"Dari mana kau tahu?" tanya Sasuke sambil menahan senyum saat melihat wanita berambut merah muda itu mengerucutkan bibirnya.
"Aku mendengarnya, Sa-su-ke!" sahut Sakura tidak sabar.
Sasuke pun memandang kedua gadis yang ada di depan Sakura dengan pandangan datar. Setelah itu, pandangannya kembali teralih kepada Sakura. "Hah, sudahlah Sakura, ayo cepat kita ke kelas," ucap Sasuke datar.
Sakura mendengus. Ia menyentakkan tangan Sasuke dan berjalan mendahului satu-satunya pria yang sudah menjamah tubuhnya itu. Ia berjalan dengan langkah dihentakkan. Karena kesal, Sakura tidak melihat ke depan, malahan ia menatap tanah dengan pandangan seolah tanah itu sudah berbuat dosa padanya. Kekesalannya pun membuahkan hasil. Ia menabrak tubuh seseorang, di depan sebuah kelas, yang kebetulan sedang ke luar dari dalam kelas itu.
Karena orang yang ditabrak Sakura adalah seorang laki-laki, Sakura jelas kalah kuat dibandingnya, sehingga ia jatuh tertimpa laki-laki itu―laki-laki berambut sewarna darah dengan mata berwarna hazel yang sangat dingin. Di bibir laki-laki itu tersungging sebuah senyuman yang tidak dapat diartikan oleh Sakura.
"Hai, Sakura-chan," panggil laki-laki itu dengan suara lirih yang sanggup menggoda setiap wanita―bahkan termasuk Sakura. Ditambah lagi, laki-laki itu mengelus pipi kiri Sakura dengan sangat lembut, sehingga membuat pipi gadis itu memerah.
"Tu-turun dari atas tubuhku, Sa-Sasori-san!" bentak Sakura memperingatkan pria itu agar tidak berbuat macam-macam padanya.
"Tidak mau," sahut pria bernama Sasori itu sambil tersenyum manis.
"Sakura-chan!" seru seseorang sambil terengah-engah karena berlari. Sakura mendongak ke atasnya dan mendapatkan Sasuke yang terlihat habis berlari sedang memandangnya dengan mata terbelalak. Melihat kekasihnya datang, Sakura segera memukul-mukul dada bidang Sasori agar segera turun dari atas tubuhnya.
"Sasori, turunlah!" bentak Sakura sekali lagi.
Tetapi pria itu tidak bergeming sekalipun kekasih wanita di bawahnya sudah berdiri di dekatnya. Ia justru semakin liar menyentuh pipi dan leher jenjang Sakura, membuat Sakura terangsang oleh pria itu. Pria itu tersenyum saat melihat Sakura yang sedang berusaha mati-matian untuk menahan ekspresinya yang cukup terangsang.
Sasuke jengah melihat perbuatan laki-laki di bawahnya. Ia segera mengangkat tubuh pria itu dengan satu tangan dengan menarik kerah bagian belakang Sasori. Setelah Sasori berdiri sempurna, Sasuke mendorong laki-laki itu dengan sangat kencang sehingga membuat pria itu terbentur dinding di belakangnya. Namun, sekalipun kesakitan, Sasori tetap mempertahankan senyumannya.
Sakura pun berdiri. Ia mengibaskan roknya untuk menghilangkan debu yang menempel di sana sambil menatap sangar pada Sasori yang tengah menatapnya dengan pandangan menjijikkan.
"Kau cantik sekali, Sakura-chan. Aku sangat ingin menidurimu," ucap Sasori sambil mengedipkan sebelah matanya. Pipi Sakura memerah akibat penuturan Sasori.
Mendengar kata-kata lancang dari pria itu kepada kekasihnya, Sasuke segera meninju pipi kiri Sasori. "Jaga bicaramu, Tuan Akasuna," desis Sasuke dengan geram.
Sasori terkekeh pelan sambil mengusap-usap bekas pukulan Sasuke di pipinya―seakan-akan itu sama sekali tidak sakit. "Untuk apa aku menjaga bicaraku terhadap wanita murahan itu?" tanya Sasori dengan sarkastik.
Pipi Sakura semakin memanas mendengar penuturan Sasori. Sedangkan Sasuke sudah bersiap-siap memukulnya kembali, namun segera mengurungkan niatnya. Ia memandang Sasori seakan-akan bertanya 'Dari mana kau tahu?'.
Seakan bisa membaca pikiran Sasuke, Sasori menyeringai lebar dan menjawab sambil terkekeh pelan, "Tentu saja dari foto ini."
Sakura dan Sasuke sukses dibuat terbelalak saat melihat foto yang tengah dipegang Sasori.
Foto saat mereka tengah bersetubuh di atap sekolah.
"Sasuke-kun, apa yang akan kita lakukan di sini?" tanya Sakura saat Sasuke menggiringnya menuju atap sekolah pada jam istirahat.
Sasuke menyeringai nakal sambil menatap Sakura. Ia membelai leher Sakura dan mengecup bibirnya dengan lembut. Kemudian ia menjawab, "Kau sudah tahu jawabannya, Sakura-chan."
Sakura menatap horror kepada Sasuke. "Apa yang ada di pikiranmu, Sasuke-kun? Kupikir kau akan menghentikan kebiasaan ini setelah tahu foto itu beredar," ucap Sakura sambil mundur perlahan, menyatakan penolakannya.
"Aku sudah memastikan kita sendirian," ucap Sasuke bosan, "Ini adalah tempat favoritku. Aku pun tahu kau juga menyukainya."
Sakura mau tak mau menyetujui perkataan Sasuke. Ia pun mengangguk dan menyetujui ajakkan Sasuke untuk melakukan kenikmatan duniawi itu.
Setelah Sasuke memastikan pintu atap itu tertutup, pria itu berjalan ke arah Sakura. Ia menuntun Sakura agar berbaring di salah satu sisi atap itu, dan mulai menindihnya. Tanpa ba-bi-bu, Sasuke melumat bibir Sakura. Wanita itu tidak tinggal diam, ia segera membuka mulutnya untuk member akses lebih pada kekasihnya itu. Mereka cukup lama melakukan adu lidah, saling melilitkan lidah dan menjilat inci-perinci mulut lawan bercumbu masing-masing.
Wanita berambut pink itu pun mulai mendesah saat ciuman Sasuke turun menuju lehernya. Pria itu mencium, menjilat, bahkan menggigit leher itu sehingga meninggalkan jejak-jejak kissmark yang cukup tebal. Tanpa menunggu lama, pria itu pun membuka dasi Sakura dan juga kancing kemeja gadis itu. Entah bagaimana, sekarang tubuh Sakura hanya tertutup sebuah bra berwarna hitam yang membuat tubuhnya terlihat semakin menggoda di mata Sasuke.
Sasuke menjadi gelap mata, ia segera melumat dada Sakura tanpa ampun, sehingga perempuan itu mendesah hebat karena merasakan kenikmatan yang amat sangat menjalari tubuhnya. Karena merasa terganggu, Sasuke melepas kaitan bra wanita itu dan melemparnya ke sembarang tempat. Ia kembali menjilati tubuh bagian atas gadis itu yang sudah polos. Karena merasa celananya sudah penuh, Sasuke melepas juga pakaiannya dan melucuti rok yang dikenakan Sakura, begitu juga celana dalamnya.
Pipi Sakura memerah saat melihat kejantanan Sasuke yang berdiri tegak. Ia memang sudah beberapa kali melakukan itu dengan Sasuke, tetapi tetap saja kejantanan pria di hadapannya itu sanggup membuatnya tersipu malu. Tanpa menunggu persetujuan Sakura, Sasuke segera membuka kedua paha Sakura lebar-lebar, dan mengarahkan kejantanannya menuju lubang senggama Sakura yang sudah basah. Dengan sekali hentakkan, kejantanan Sasuke sudah masuk ke dalam lubang sempit milik Sakura.
"Aaaaahhh… Mmmhh.. Sassuu…. Aahhh.." desah Sakura saat dengan perlahan tapi pasti, Sasuke menaik-turunkan pinggulnya, sehinggal batang kejantanannya tenggelam timbul dalam lubang senggama Sakura yang masih tergolong sempit. Untuk mengurangi volume desahan Sakura, Sasuke pun melumat bibir gadis itu.
Sakura mengerang hebat saat milik Sasuke menyentuh titik-titik sensitifnya. Ia menggerakkan pinggulnya, menginginkan yang lebih dari Sasuke.
"Mmmmmhh.. nnnhh.. nghhhh…" desahan Sakura mulai berubah menjadi lenguhan. Suara wanita itu yang sedikit serak membuat Sasuke semakin terangsang. Ia mempercepat tempo gerakkan pinggulnya, sehingga membuat pinggul Sakura juga semakin cepat menyeimbangkan gerakannya. Namun tiba-tiba gerakannya berhenti karena ia mendengar sesuatu seperti benda yang bergerak. Sasuke cukup heran dengan perubahan sikap Sakura. Namun ia memilih untuk tidak ambil pusing dan tetap melanjutkan aktivitasnya.
Sasuke melepaskan lumatannya pada bibir Sakura saat ia merasa membutuhkan asupan oksigen yang lebih untuk paru-parunya.
"Aaahh… Sasukee.. aaahh… aku… mmmhh.. ingin keluar… aaaaahhh!" Sakura menjerit cukup keras. Tubuhnya menggelinjang saat cairan yang sedari tadi memaksa ingin keluar pun akhirnya keluar dari lubang senggamanya. Seketika itu juga Sakura terkulai lemah di bawah Sasuke.
Pria itu memang pantang menyerah. Sekalipun lawan mainnya sudah terkulai lemah pun, Sasuke tetap menggenjotnya habis-habisan hingga ia sendiri mencapai puncak kenikmatannya. Sakura dapat merasakan kejantanan Sasuke semakin keras dan sedikit berdenyut di dalam daerah lembabnya.
"Rrrrhh… Sakuraaaa…!" erang Sasuke sambil terus mempercepat tempo gerakan pinggulnya. Hingga tiba saatnya ia harus menyemprotkan cairannya di dalam rahim Sakura, Sasuke pun terkulai lemas di atas tubuh Sakura. Ia tersenyum kepada Sakura.
Setelah agak lama dalam posisi seperti itu, Sasuke pun mencabut batang kejantanannya dari dalam lubang senggama Sakura. Ia pun mengenakan pakaiannya kembali, dan memunguti pakaian Sakura yang berceceran di banyak tempat. Namun ia tidak menemukan bra milik Sakura.
"Sa-Sakura-chan, maaf, aku tidak menemukan bra-mu," ujar Sasuke sambil menyerahkan pakaian Sakura yang berhasil ia temukan.
Sakura terbelalak mendengar perkataan Sasuke, seketika itu juga tubuhnya digandrungi rasa gelisah. "Ba-bagaimana ini, Sasuke-kun?" tanya Sakura sambil mengenakan celana dalamnya.
"Ah, sudahlah tak apa. Kemejamu cukup longgar, bukan? Jadi orang tidak dapat melihat dadamu," ucap Sasuke berusaha menenangkan kekasihnya.
Setelah menimbang-nimbang sejenak, Sakura pun akhirnya menghela napas dan mengenakan pakaiannya tanpa bra. Setelah semuanya lengkap―kecuali bra tentunya, Sakura pun turun dari atap itu dengan dibimbing oleh Sasuke. Tak lupa Sasuke menutup kembali pintu atap.
Sesampainya mereka di anak tangga paling bawah, Sakura bertanya sesuatu pada Sasuke, "Sasuke-kun, apakah kau benar-benar sudah memastikan tadi kita hanya berdua?"
"Kau meragukanku, Sakura?" tanya Sasuke datar.
"Sayangnya kalian tidak sendiri," ucap seseorang, diiringi suara pintu atap yang ditutup. Mata Sasuke dan Sakura pun segera tertuju padanya dan membuat kedua sejoli itu membelalakkan mata.
"Sa-Saso-Sasori-san?" bisik Sakura tidak percaya. Mendengar namanya disebut, Sasori menyeringai dan turun dari tempatnya semula, menghampiri mereka.
"Permainanmu sangat hebat Sakura, dan tubuhmu sangat indah. Ah, tapi sayang kau terlalu cepat mencapai klimaksmu," kata Sasori sambil menyeringai lebar. Sakura agak takut melihat seringaian Sasori yang mirip seringaian iblis.
Sasuke tidak dapat berbuat apa-apa, karena kelalaiannya dalam mengecek keadaan di atap. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuhnya.
"Aku tidak hanya puas memandangi tubuh Sakura. Aku juga mendapatkan video yang sangat bagus," ucap Sasori masih mempertahankan seringaiannya yang memuakkan.
"Sa-Sasori, to-tolong jangan di-disebar. Kumohon," ucap Sakura dengan air mata yang sudah memenuhi kedua pelupuk matanya.
Sasori memandang Sakura dengan pandangan mengejek, namun tak lama ia kembali menyeringai. "Ah, tenang saja Sakura-chan, aku tidak akan menyebarluaskannya, dengan sebuah syarat tentunya," ucap Sasori sambil menatap tajam ke arah pria pemilik mata hitam kelam.
"Sebutkan, Sasori," desak Sasuke tanpa perlu repot-repot membuka mulutnya.
"Putuskan Sakura," ujar Sasori sambil tetap menyeringai, "Dan serahkan tubuhnya padaku."
To be continued.
