Kakuzu di Kejar Cinta

Naruto milik Masashi Kisimoto

Rated : K

Genre: Romance/Humour

Pair: Kakuzu x OC

Warning: Maaf bila kurang suka

.

.

Ini fenomena langka dari yang paling langka yaitu Kakuzu dikejar-kejar gadis, bagaimana bisa? Penasaran? Yuk kita lihat aja dari pada bergosip ria.

Di suatu pagi yang cerah terdengar teriakan nista dari gubuk alias goa milik organisasi Akatsuki. Suara yang terlalu memekakkan telinga rupa-rupanya datang dari seekor rentenir bernama Kakuzu.

Gubrak !

Kakuzu mengebrak meja makan keras-keras dan membuat seluruh penghuninya terkejut serta menampakkan berbagai ekspresi. Sendok sup milik Konan sukses melompat di rambutnya yang indah. Pierching milik Pein berjatuhan. Jantung Sasori hampir keluar. Permen Tobi sudah menyaingi topeng miliknya karena menempel di topeng. Mangkuk bubur ayam Itachi sudah jatuh ketanah. Jagung Deidara meledak menjadi Pop Corn. Kisame tidak sengaja menelan duri ikan karena tersedak. Sedangkan Zetsu dan Hidan langsung jatuh dari kursi karena mereka yang paling dekat sama Kakuzu.

"Sarap lo! Ngapain menggebrak meja pagi-pagi, bikin jantungan tahu!" Kata pemuda paruh baya berambut merah yang wajahnya kelewat imut yaitu Sasori si ahli Kugutsu.

"He he gak ngapa-ngapain aku mastiin kalian gak kabur kali ini, ini adalah hari Senin waktunya bayar kas dan hutang, kalian tidak lupa kan?" Kata Kakuzu sambil nyengir-nyengir gaje gak jelas membayangkan kekasihnya (uang) akan segera datang padanya.

"Heh?" Reaksi terkejut tampak dari raut semua anggota akatsuki lainnya.

"Waduh mati gua, uang jatah mama papa udah habis buat beli krim anti keriput yang baru sama buat beli anak ayam untuk hadiah Sasuke! Aku bisa berakhir di pengadaian. Aduh bagaimana ini?" Pikir Itachi dalam hati diiringi keringat dingin.

"Aduh-un? Uangku abis-un, buat beli mercon." Batin Deidara sambil meringis-ringis gak jelas.

"Kakuzu sialan, kalau hari bayar kas dia inget bener. Aduh masa iya sih sisa uangku mau buat bayar si Tua Bangka", Hidan lagi mikir-mikir berat karena sisa uang didompetnya tinggal lima puluh ribu karena uangnya telah digunakan untuk beramal pada alirannya.

"Waaaaaaaaa Tobi kagak punya uang, Tobi beli permen aja minta Dei-chan, Tobi kagak punya uang, Tobi Kagak Punya Uang!" Senandung Tobi dalam hati . Bener-bener lagi autis kumatnya.

" He he he emang lo berani nagih gua? Secara gua Leadernya gitu . Tenang Pein, tenang, uang lo bakal aman. Kau Leadernya ingat itu !" Pein mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan bersikap PD.

"Gila aja mau nagih gua, berani tagih tidak ada makan malam untukmu !" rutuk Konan dalam hati.

"Ah bilang aja gak punya uang, aku kan mau beli Barbie versi baru. Bohong-bohong dikit gak apalah," Sasori mulai berpikir keras untuk mengelabuhi bendahara bangkotan itu.

"Eh iya uang aku?" Kisame mulai mengingat-ingat.

"HIIYYAAAAAA! Uangku !" Kisame merogoh celananya yang basah.

"Wah uangnya basah, tak apa-apakan?" Kisame memecahkan keheningan para anggota akatsuki yang masih berkutat dengan pikirannya masing-masing. Kisame menyerahkan gumpalan kertas tak berbentuk dan berbau tidak sedap pada Kakuzu.

"Hebat bener tuh anak!" batin semua akatsuki minus Kakuzu dan Kisame.

"Loh kok gumpal gitu-un?" tanya Deidara keheranan dan sedikit jijik.

"Iya, aku kan setiap pagi menyelam untuk membersihkan got akatsuki jadinya kalau ada duit aku comot saja!" Jawab Kisame tanpa rasa dosa.

"Iew jorok! Kalau mau bayar kaya kita nih," kali Ini si Zetsu yang angkat bicara membanggakan diri lalu menyerahkan kantung plastik hitam pada Kakuzu.

"Gila, banyak amat . Aku tau kamu ini baik tapi gak usah sebaik itu Zetsu." Kini Kakuzu malah tersanjung sambil nangis haru pada Zetsu.

"Kok ,berat?" Kakuzu terheran-heran lalu membuka kresek itu dan ternyata adalah uang koin yang semuanya pecahan 1Ryo.

"Itu pas dengan setoran sejumlah 50.000 ribu Ryo. Semuanya sah?"

Zetsu kumat edanya.

"Sah!" teriak semua berbarengan sambil ngakak hebat.

"Zetsu!" Teriak Kakuzu menahan malu atas kelakuannya tadi.

"Jangan tertawa, cepat kalian bayar kas sekarang juga-," Kakuzu belum menyelesaikan omongannya sudah terpotong oleh suara orang mengetuk-ngetuk batu. (Rumah mereka kan dari batu jadi masa ngetuk pintu)

"DUG ! DUG! DUG!" Terdengar jelas seseorang sedang mengetuk batu dengan batu.

"Selamat!" Pikir semua berbarengan kecuali Kakuzu.

"Hiya ada tamu, daaaaaaah!" Kata Konan senang lalu meninggalkan mereka semua untuk membukakan pintu.

"Wiih aku harus rapi siapa tau fansku!" Kata Itachi narsis lalu segera pergi ke kamar meniggalkan meja makan. Begitupun yang lainnya tampak pergi menyelematkan uangnya dengan berbagai alasan.

"Sial mereka kabur lagi!" Umpat marah-marah Kakuzu lalu menendang meja.

"ADAWW!" Teriak Kakuzu kesakitan. Dia tampaknya lupa meja itu dari batu. Bengkak-bengkaklah kakinya.

Konan membuka pintu dari batu milik akatsuki. Tampak disana seorang gadis manis yang imut berambut coklat karamel ikal sebahu. Tingginya tak lebih dari Konan. Dia mengenakan dress putih dengan motif bunga-bunga kecil selutut. Dia membawa sebuket bunga mawar ditangannya.

"A-apa ini benar markas ak-akatsuki?" Tanya gadis bermata emerald itu dengan gugup.

"Benar, silahkan masuk," kata Konan lembut pada gadis itu. Konan mempersilahkan gadis manis itu untuk masuk ke ruang tamu akatsuki yang ala kadarnya. Dengan sigap Konan ternyata telah mempersiapkan sedikit camilan dan segelas es jeruk.

"Silahkan di minum," pinta Konan ramah.

"Terimakasih," gadis itu menimpali dengan senyum manisnya

"Kau fans akatsuki ya?" Tanya Konan to de point. Dia sudah tidak heran lagi jika markas kumuhnya ini sering di datangi para fans akatsuki yang fanatik baik mengidolakan mereka secara kelompok ataupun perorangan. Terkadang mereka juga memberi sedikit uang untuk organisasi ini. (miskin amat)

"I-iya, aku sa-sangat mengidolakan kalian," kata gadis itu terbata-bata sambil merunduk kebawah sesekali memandangi Konan.

"Aku tahu," jawab Konan lembut senyum tipisnya sudah cukup menggambarkan pesona kecantikannya. "Jadi namamu siapa?"

"Perkenalkan a-aku Nana Hany,aku dari Iwagakure," jawabnya singkat. Dia sungguh gugup saat ini, dia tak menyangka akan seberani ini menemui idolanya.

"Baik Nana, jangan gugup seperti itu dong. Kami tidak akan menyakiti fans kami kok. Apa mawar merah itu untuk salah satu diantara kami?" Konan penasaran sekali siapa yang diidolakan gadis ini. Apa dia penggemar Itachi, atau Sasori, mungkinkah idolanya Deidara, kalo Tobi mana mungkin, bukan tipe penggemar Hidan, penggemar Pein? Konan mulai menyusun list cowok-cowok akatsuki yang mungkin idolanya, tentunya dari yang paling popular.

"I-iya Konan senpai, ma- mawar ini untuk dia yang paling kupuja," Nana benar-benar super duper gugup sampai tangan kirinya sudah meremas-remas dressnya.

"Jika boleh kutebak, apakah itu untuk Itachi?" Tanya Konan menebak-nebak dengan senyum jahil.

"Eh, Ano Bu-bukan." Nana tampak terkejut dengan pernyataan Konan yang jelas melenceng.

"Kalau begitu Sasori ya?" Tanya Konan lagi.

Nana hanya tersenyum lembut. "Bukan Sasori kok!" Kali ini jawaban Nana tanpa kegugupan.

"Deidara?" Konan mencoba menebak lagi.

Nana hanya mengeleng pelan kali ini.

"Jadi Apakah Pein, Tobi, Hidan, Zetsu, Kisame atau aku mungkin?"Konan benar-benar penasaran biasanya pada tebakan ketiga dia selalu benar. Untuk fans yang dia sebutkan tadi biasanya dari tampilannya sudah kelihatan. Fans Pein selalu ikut pakai pierching, Fans Tobi pasti bawa Lolipop, Fans Hidan selalu pakai kalung yang sama dengan Hidan, Fans Zetsu pasti mirip tanaman , begitu juga Fans Kisame yang mirip hiu. Kalau Fansnya pasti yang jelas lelaki. Masa Kakuzu sih? Kayaknya dia gak pernah dikunjungi fans deh.

"E-eh ano, saya ini Fans Kakuzu," kata Nana seraya wajahnya memerah seperti tomat matang.

"What?" Pekik tak percaya Konan dalam hati. Dihadapan Nana Konan hanya membelalakan mata tak percaya.

"Eh Kakuzu ya?" Respon Konan senormal mungkin agar tidak terlihat terlalu terkejut. Dia saat shock karena baru pertama kali ada yang mencari Kakuzu selain sesama rentenir.

"I-iya, boleh saya bertemu dengan Kakuzu-kun?" Pinta Nana sopan pada Konan.

"Bi-bisa bisa, sebentar aku panggilkan." Konan malah ikutan gagap. Dengan segera gadis origami berlalu meninggalkan Nana di ruang tamu untuk memanggil Kakuzu di kamarnya.

Depan Kamar Kakuzu

"Kakuzu, dicari fansmu dibawah!" Teriak Konan keras-keras hingga terdengar yang lain. Detik berikutnya terdengar suara gelodakan dari berbagai kamar disebelahnya termasuk kamar Kakuzu.

Kakuzu membuka pintu kamarnya. "Konan, gak bercanda kan?" Pertanyaan pertama itu yang mucul dari mulut Kakuzu. Dia tidak mau ke GR dulu, pasalnya dia tidak pernah menerima kunjungan dari fansnya sekali pun.

"What? Kagak salah denger nih?" Batin semua anggota akatsuki minus Konan dan Kakuzu.

"Bener, noh orangnya diruang tamu, cepet sana temuin!" Perintah Konan pada Kakuzu.

Sepuluh menit kemudian

Kakuzu berjalan ke ruang tamu. Batinnya sudah tidak sabar untuk menemui fans pertamanya. Dengan kemeja putih dan jeans hitam dengan cadar yang lebih bersih kini dia tampak lebih rapi. Matanya lebih terbelalak lagi ketika dilihatnya gadis manis yang sepertinya polos menunggu di sana.

"Hai, jadi kau Nana-ya. Salam kenal," sapa Kakuzu seramah mungkin agar fansnya ini tidak takut.

"Kakuzu-kun?" Mata emerald Nana tampak berbinar melihat Kakuzu.

"I-ini kubawakan mawar untuk Kakuzu-kun." Nana memberikan sebuket mawar itu pada Kakuzu.

Disis lain ruang tamu tampak semua anggota akatsuki sedang mengintip.

"Ajib bener, bening banget itu gadis!" Komentar Itachi tak percaya pada pemandangan yang dilihatnya.

"Cantiknya-un!" Kata Deidara takjub. Dia sendiri jarang memuji wanita kalau tidak benar-benar cantik.

"Kok, aku gak pernah diberi bunga oleh fansku?" Kini Sasori malah cemburu soal hadiah yang diterima Kakuzu.

"Hu hu hu, mereka romantis senpai!" Tobi malah udah menangis haru melihat mereka berdua.

"Iya, mereka romantis. Sebagai gadis aku bahkan belum pernah diberi bunga sebanyak itu." Kata Konan sedikit menyindir Pein yang malah asik cuci mata melihat Nana.

Bugg!

Kepala Pein diketok Samehada Kisame.

"Apaan sih, ganggu pemandangan aja!" Pein malah marah pada Kisame.

"Ingat Leader , Leader masih punya Konan." Peringatan Zetsu tadi langsung menyadarkan Pein dari imajinasinya. Konan sudah memberinya deathgleare dan Pein hanya bisa meringis kecil untuk minta maaf. Lupakan mereka kita lihat lagi Kakuzu dan Nana.

Kakuzu dan Nana masih saling berpandangan malu. Kakuzu dalam diamnya bingung untuk memulai pembicaraan dengan gadis manis ini.

"Ehm, ada yang aku ingin bicarakan dengan Kakuzu-kun. Mungkin ini terdengar gila ta-tapi perasaan ini tidak bisa bohong. Aku menyukai Kakuzu-kun," kata Nana membuka pernyataan. Dari cara bicaranya jelas dia seperti sudah mengafal perkata itu cukup lama. Mendengar itu batin Kakuzu seperti disambar petir. Kakuzu hanya bisa bengong memikirkan karunia apa yang sedang dia terima ini.

"Kakuzu-kun?" Tanya Nana sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kakuzu yang tiba-tiba kaku. Jelas kali ini Nana panik melihat pujaan hatinya seperti ini.

"Hah?" Kakuzu tersadar dari perenungannya.

"Nana,serius menyukaiku?"Kakuzu masih tak percaya akan ucapan gadis di depannya itu.

"Ak-aku teramat sangat menyukai Kakuzu-kun malah." Tegasnya sambil menundukkan wajah, dia sudah termat malu kali ini. Cewek macam apa yang nembak cowok duluan. Kakuzu benar-benar macet segalanya. Beberapa menit berikutnya mereka lewati dalam kebisuaan. Sesekali Kakuzu melirik gadis yang berhasil memikat hatinya selain uang.

"Kakuzu-kun kalau tidak menyukai Nana tidak apa . Nana sudah cukup senang kalau Kakuzu-kun bisa bahagia," kata Nana berusaha memecah keheningan.

Sungguh Nana jadi tidak enak terhadap Kakuzu. "Kau ini mikir apa Nana, kau ini hanya fans. Beraninya kau berharap memiliki Kakuzu!" Gejolak hati Nana akhirnya pun ikut bersua.

"Hanya lelaki bodoh yang tidak menyukaimu, Nana. Maukah kau pergi denganku minggu malam besok?"

Lain di mulut lain di hati, rupanya itulah yang terjadi pada Kakuzu.

"Bodoh apa-apaan kau Kakuzu mengajak gadis ini kencan hanya akan menghabiskan uangmu!" Inner Kakuzu bersua.

"Baiklah dengan senang hati." Jawab Nana sambil memperlihatkan senyum manisnya. Kakuzu untuk kesekian kalinya sungguh terpana akan kecantikan Nana.

Minggu Malam

"Kita mau kemana Kakuzu-kun?" Tanya Nana pada kekasihnya itu. Mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih . Dibawah sinar bulan mereka tampak seperti merpati yang dimabuk asmara.

"Dinner romantis." Jawab Kakuzu tercekat. Dia tak akan menyangka akan mengajaknya untuk dinner di restoran mewah yang berarti biaya mahal.

"Oh ya?" Kata Nana tak percaya sambil melingkarkan lengannya pada Kakuzu. Sudah dua jam mereka berjalan menyusuri hutan. Nana tampaknya tidak keberatan sama sekali diajak Kakuzu pergi hanya dengan berjalan kaki.

"Kakuzu-kun,aku ingin makan di situ!" Tunjuk Nana manja pada angkringan di pinggir hutan Konoha.

"Kau serius?" Kakuzu membelalakan matanya tanda tak percaya pada pemilik mata emerald yang masih bergelayut manja dilengannya.

"Iya, tapi aku punya cara agar lebih romatis!" Nana membisikkan sesuatu pada Kakuzu yang membuat inner laknatnya senang.

.

.

"Untung saja kau minta makan disini, uangku akhirnya selamat!" Kata Kakuzu pada Nana. Eits Kakuzu keceplosan mengucap kata itu. Dipandanginya Nana yang memandangi dirinya lekat-lekat. Alih-alih marah justru reaksi Nana jauh dari tak terduga.

"Kakuzu-kun kau terlihat menawan jika mengatakan itu. Sungguh nada bicaramu yang seperti itu yang kutunggu sejak dulu. Ternyata simfoni milikmu lebih indah dari yang kubayangkan selama ini," ujar Nana lembut pada Kakuzu.

"Kau sungguh cantik, sayang!" timpal Kakuzu genit.

Malam itu berakhir dengan makan malam diwarung angkringan secara gratis berkat ide cantik Nana. Yaitu mereka bersedia mencuci piring disana.

Di sudut lain para penguntit hanya bisa sweatdrop mendengar definisi cantik menurut mereka cantik sama dengan hemat.

Apa-apaan itu?

.

.

.

Berkenankah anda tinggalkan pesan-pesan, kritik, saran atau yang lain.

Mind to review?

Terimakasih