Rate : T

Pair : Sasuke U & Naruto U

Disclaimer : Kishimoto Masashi Sensei

Genre : angst/comfort/hurt

WARN : typo everywhere, alur gaje nan abal, BL and DON'T LIKE DON'T EVER TRY TO READ !

E N D

Cinta… Semua yang orang katakan tentang cinta hanyalah omong kosong belaka. Ya, hanya sebuah omong kosong yang tidak bertanggung jawab. Banyak yang mengatakan bahwa cinta tak mengenal keadaan. BOHONG!

Itu semua bohong. Buktinya, semua orang yang mengetahui bahwa aku 'tidak normal' akan langsung mencercaku dengan berbagai perkataan yang sangat tidak pantas untuk di ucapkan.

BULLSHIT!

Tak ada lagi yang dinamakan CINTA di hidupku. Cinta hanyalah sebuah kebohongan belaka yang sering digunakan untuk menutupi semua kebusukan yang kita miliki.

Bahkan seseorang yang dulu mengatakan cinta padaku kini telah menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang mencerca, menghina, bahkan mem-bully ku.

FLASHBACK

"Bodoh! Pergi sana! Jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikanmu itu dihadapanku lagi!"

"Sas..Sasuke" air mata yang sedari tadi ku tahan tak mampu lagi kubendung. Hati ini rasanya hancur ketika mendengar perkataannya. Dia Uchiha Sasuke yang dulu menjadi tambatan hidupku. Cahaya hatiku, energiku, canduku kini mencampakkanku. Ia telah membuangku ke jurang tanpa dasar.

"Aku tak mau lagi berhubungan dengan GAY sepertimu! Kau itu menjijikan! Sampah masyarakat sepertimu tak pantas hidup di dunia ini" ucapnya tanpa sudi memandangku.

Kemudian ia pun pergi meninggalkanku. Ia meninggalkanku. Membawa seluruh cahaya yang dulu menjadi peneranganku, membawa seluruh energi kehidupanku, mencampakkanku.

END of FLASHBACK

Sakit.

Air mata yang dulu selalu mengucur dari kedua mataku kini telah mengering. Entah, menguap kemana.

Perih.

Kosong.

Hampa.

Hanya itu yang ada di dalam jiwaku sekarang. Tak mempunyai arah tujuan hidup. Tak mempunyai tempat bersandar untuk mengeluarkan segala keluh kesah penderitaan yang ku alami.

"Janshin-sama! Apa sebegitu kotor dan hinanya aku sampai kau lakukan ini padaku?" teriakku sambil menengadah menghadap langit.

Namun, seberapa keras aku berteriak takkan pernah ada jawaban dari atas sana. Yang ada hanyalah langit biru yang berhiaskan awan putih yang seolah-olah mengejek dan menertawakan keadaanku.

Sungguh jika aku diberikan satu permintaan maka aku akan berharap tak pernah lahir ke dunia ini.

Toh, apa gunanya aku hidup jika aku tak diterima oleh orang-orang bahkan keluargaku sendiri?
Mereka yang harusnya menjadi tempatku berlindung kini malah ikut-ikutan membuang dan mencampakkanku. Teman-temanku yang dulu menyebut dirinya sebagai 'sahabat' pun membuangku.

Mati.

Hanya satu kata itu yang selalu berputar-putar di kepalaku. Sudah tidak ada gunanya kan aku hidup jika harus menderita? Tubuh dan jiwaku sudah cukup sakit menahan semua beban ini.

Sudah kuputuskan untuk mengakhiri hidupku yang tak berguna ini. Dengan langkah pasti akupun berjalan menembus kerumunan orang-orang untuk menuju satu tempat yang akan menjadi saksi terakhir hidupku.

.

.

Tebing yang tinggi ini akan menjadi tempat terakhirku berpijak di bumi ini. Dengan ini takkan ada lagi yang menghina keadaanku.

Kututup mataku. Mencoba menikmati detik-detik terakhir hidupku. Walapun sudah tak ada lagi 'kenikmatan' yang bisa kudapatkan.

"Selamat tinggal dunia" lirihku. Perlahan aku membawa kakiku menuju 'tempat persitirahatan terakhirku'.

BRUKK

Rasa sakit yang menghampiriku mulai menghilang. Jiwaku terasa ringan. Kegelapanpun menghampiriku dan hening.

.

.

.

"Telah ditemukan mayat seorang pemuda dengan keadaan yang sangat mengenaskan tanpa identitas di sebuah jurang di sebelah barat Kota Konoha…" terlihat seorang perempuan berambut soft pink memegang mikropon sambil menghadap kamera "…Berikut ciri-ciri pemuda tersebut. Berambut pirang, kulit berwarna tan, memiliki tindik di telinga sebelah kanannya, memiliki tato melingkar di perutnya dan memakai sebuah kalung berwarna biru safir. Jika ada yang mengenalinya harap segera menghubungi pihak kepolisian Konoha".

SASUKE POV

'berambut pirang? Kulit berwarna tan? Kalung biru safir? Jangan-jangan….' batinku mulai tak enak setelah mendengarkan berita yang baru saja ditayangkan di tv.

'Janshin-sama tolong jangan katakana kalau itu Naruto' pintaku dalam hati.

Setelah cukup lama berkutat dengan pikiranku sendiri akhirnya akupun memutuskan untuk langsung menuju ke tempat ditemukannya pemuda tersebut. Hanya, sekedar memastikan bahwa batinku salah.

Kupacu mobilku dengan kecepatan diatas rata-rata. Keringat dingin mulai mengalir turun melalui pelipisku, rasa gelisah yang sudah sedari tadi menghampiriku semakin membuatku tidak nyaman.

Akhirnya akupun sampai di tempat tujuanku. Akupun berusaha menembus kerumunan orang yang ingin melihat tempat penemuan mayat tersebut.

Setelah meminta ijin dari polisi dan pihak rumah sakit yang ada di tempat itu akhirnya akupun dipersilahkan untuk melihat mayat tersebut.

Kemudian terlihat dua orang lelaki yang memakai masker membuka kantong mayat tersebut.

Dunia seakan berhenti ketika mata onyxku menangkap sosok yang ada di dalam kantong tersebut. Lututku seakan-akan tak mampu lagi menahan beban tubuhku. Jantungku seakan berhenti berdetak ketika melihat sesosok pemuda tak beryawa yang sudah terbaring kaku di dalam kantong tersebut.

Lidahku pun kelu tak mampu berucap. Aku menangis. Menangis dalam diam ketika melihat seseorang yang amat kucintai telah meninggalkan ku dengan cara yang amat tragis.

END of SASUKE POV

"Na-ru-to" ucap pemuda berambut raven tersebut sambil terbata-bata. Pemuda yang ia cintai kini telah tiada.

Kini hanya ada penyesalan yang merasuk di jiwanya. Ia menyesal karena telah meninggalkan Naruto, membiarkannya menghadapi semua masalah yang melandanya sendirian tanpa memberikan tempat untuk ia berpegangan.

Sungguh ia sangat ingin memutar waktu kembali agar dapat memperbaiki semuanya.

Namun semua sudah terlambat. Kini Naruto telah memilih mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari tebing.

Kini tinggallah Sasuke yang diliputi penyesalan. Penyesalan yang sia-sia.

Kujalani hidupku ini tiada yang abadi. Ya, memang aku dicipta oleh Sang Abadi dan ditempatkan dalam dunia yang tidak abadi dengan harapan aku berarak menuju ke-Abadian, kepada Dia, yang dari-Nya aku datang.

Menuju tempat dimana takkan ada lagi penderitaan yang ada hanyalah kebahagiaan yang akan ada hanya untukku sendiri.

[END]

-MoodMaker-

A/N :
Lagi-lagi aku jahat! Kenapa aku siksa Naru lagi. Kenapa? Kenapa? #digantung

Huwee.. Maafkan saya.

Mohon maaf jika fic ini aneh gaje bin abal, banyak typonya, dan sangat gaje.

Saya sangat merasa kalau fic ini GAJE. Entah mengapa menurut saya ini tidak pantas dikatakan sebagai fic melainkan sebagai curhatan.

Fic ini di buat seadanya jadi kalau kurang berkenan mohon di maafkan.

Silahkan review jika berminat :3

Tengkyuu