The Moon and The Sun
[Min Yoongi] [Jung Hoseok]
Yoonseok / Sope
Rated T (bisa berubah-ubah :3)
.
.
Warn : OOC, Typo(s), Ga jelas :v, BL, dan lain-lain.
Yoonseok / Sope shipper, aku tau kalian ada :'v
Chapter 1
Min Yoongi, pemuda yang sangat tidak suka dengan cahaya matahari yang menyilaukan. Bukan karena apa, dia hanya benci berpanas-panasan sampai membuat kulitnya terbakar, itu sangat menyakitkan. Dia rela berbuat apapun asal bisa terhindar dari sengatan sinar matahari yang tidak berdosa itu, ia rela menghabiskan berjam-jam waktunya di dalam ruangan yang teduh sambil berkutat dengan pianonya, atau bereksperimen dengan lagunya. Bahkan ia rela memakai pakaian super tertutup jika nantinya ia terpaksa keluar rumah saat pagi, siang, atau sore hari. Masa bodo jika teman-temannya melemparkan julukan seperti 'manusia kelelawar' yang hanya keluar mencari makan saat malam tiba atau 'manusia goa' yang menghabiskan sebagian hidupnya dengan menetap di dalam suatu tempat, asal ia bisa aman dari sengatan sinar mentari itu.
Mungkin hal ini juga yang menjadi alasan kenapa para wanita di luar sana begitu membenci kulit putih mulus seorang Min Yoongi. Ia hanya secara 'tidak sengaja' membuat kulitnya seperti itu. Ia bahkan mulai membenci dan menghindari setiap wanita yang ia temui karena ia berasumsi bahwa para wanita itu hanya akan mengoceh tentang kulit putihnya. Hal memuakkan lainnya adalah saat ada salah satu wanita yang melihatnya membeli produk pelembap atau body lotion sebagai bentuk perisainya terhadap sinar matahari.
Min yoongi selalu berpikir bahwa diri dan idenya itu konyol, sangat konyol. Walau kenyataannya memang begitu. Padahal sejak ia duduk di bangku sekolah ia tahu betul bahwa sinar matahari yang ia benci itu malah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia, dan hanya alasan pribadilah yang mengantarnya menjadi begitu membenci sinar matahari, lucu sekali.
Parahnya, kebiasaan itu belum hilang hingga dewasa. Ia masih berkutat dengan pikiran rasionalnya tentang 'phobia' yang ia alami sejak dulu, ia sudah mencoba berpikiran positif tentang sinar matahari tetapi hasilnya tetap nihil. Pernah suatu saat terbesit pikiran untuk sekali saja menginjakkan kaki di pusat konseling tetapi itu hanya akan membuatnya diberi label 'seseorang dengan penyakit jiwa'. Sederhana saja kasus yang dialami Min Yoongi ini, ia hanya tidak tahan terhadap sinar matahari yang membuat dirinya kepanasan sampai kulitnya merasa seolah-olah terbakar.
Sampai akhirnya ia sadar bahwa ia mulai bertemu dengan seseorang yang bahkan mempunyai 'sinar' yang lebih menyilaukan daripada matahari.
Entah perkiraan Yoongi yang salah atau memang bumi sudah mulai membencinya, semakin hari cuaca di luar sana makin menjadi-jadi. Ia makin malas untuk menginjakkan kakinya ke luar walau hanya untuk mencari makan. Akan susah juga jika ia terus-terusan memakai pakaian panjang di saat terik matahari menyelimuti bumi, ia akan terus berkeringat dan membuat bajunya basah, bisa-bisa ia menghabiskan biaya dua kali lipat untuk laundry.
Setidaknya itu yang ia alami saat ini. Ia tengah susah payah duduk di sebelah jendela kafe yang tengah terbuka lebar ini. Yoongi berusaha mengeringkan bajunya yang basah itu dengan bantuan pengering alami. Lagipula jika bukan karena janji bodoh yang ia buat dengan seseorang ia takkan membuang waktunya di sini.
"Apa-apaan bocah itu, membuat janji seenaknya tapi malah tidak bisa tepat waktu!" Yoongi hanya bisa bergumam sambil terus meminum ice blend-nya.
Yoongi terus-terusan memainkan gadgetnya untuk mengusir rasa bosan. Sebuah kesalahan jika ia datang lebih awal dari waktu yang ditentukan. Yoongi itu tipe orang yang tidak bisa menunggu lama, tidak sabaran. Dulu, sering sekali dia membatalkan janji dengan temannya jika temannya tidak bisa datang tepat waktu. Makanya, jika ada janji dengan Min Yoongi, entah bagaimana pun caranya, kau harus bisa datang satu menit sebelum dia.
Tenggelam dengan emosinya, ia didatangi oleh pemuda tampan berambut coklat gelap.
"Ah, hyung, kau sudah da—
"Apa-apaan kau! Sudah berapa lama kau membuatku menunggu! Kau tidak mengerti cuaca di luar sana panas, ya!" Yoongi langsung menyemprotkan kalimat-kalimat kasarnya, tidak peduli para pengunjung kafe mulai melihatnya.
"Whoa tenang dulu, hyung! Aku hanya terlambat 8 menit." Pemuda itu mulai duduk di hadapan Yoongi. Yoongi hanya mendengus kesal.
"Delapan menit itu lama, dasar bocah. Bisa-bisa aku membatalkan pertemuan ini, bikin kesal saja." Yoongi kembali meminum ice blend-nya yang sudah mencair sebagian. Pemuda di hadapan Yoongi itu hanya menghela napas lalu bersandar di sofa tempat ia duduk dan memijat keningnya.
"Ah iya, soal kolaborasi itu, sepertinya bosku membatalkannya." Pemuda itu mulai memainkan ponselnya lalu menunjukkan layar ponselnya di hadapan Yoongi.
"Ck, seharusnya memang begitu. Tidak ada untungnya berkompromi dengan bosmu itu, Taehyung-ah. Aku juga mulai berpikir untuk berhenti sejenak dengan dunia musik." Yoongi mengambil ponsel pemuda—Taehyung dan membaca sesuatu.
"Aaahh aku juga lelah, hyung! Dia itu sama sekali tidak memikirkan bawahannya!" Taehyung mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Yoongi hanya terkekeh pelan sambil meletakkan gadget Taehyung di meja.
Tak ada percakapan yang berarti diantara keduanya. Mereka mengambil jeda panjang sambil menikmati suasana kafe yang sejuk menghangatkan itu. Taehyung kembali bersandar santai sambil meminum ice blend yang sudah di pesan oleh Yoongi sebelumnya. Taehyung menerawang langit-langit kafe hingga ia teringat sesuatu.
"Ah aku baru ingat! Aku punya rekan menarik untuk kolaborasi! Dia pasti akan cocok denganmu." Taehyung mendadak bangkit dari posisinya dan menyambar gadgetnya.
"Oi aku kan sudah bilang ingin hiatus dulu dari dunia musik, kenapa ka—
"Sudahlah hyung, kalau tidak mau kolaborasi tidak apa, kok! Mungkin kau bisa mendapat inspirasi lain darinya." Taehyung terus-terusan berceloteh sambil sibuk mengetik sesuatu.
"Dia sudah terlanjur setuju, loh! Aku jamin dia orang yang menyenangkan, perawakannya juga menyegarkan! Kau pasti betah berada di dekatnya." Yoongi terus memperhatikan raut wajah Taehyung yang sumringah saat membicarakan rekannya itu. Memangnya siapa rekan Taehyung ini sampai-sampai Taehyung terus-terusan membicarakannya dan memujinya seperti itu.
Min Yoongi tak memikirkannya terlalu lama, siapa pun yang akan ia temui, jika tidak dapat menepati janjinya tetap saja akan memuakkan.
"Hyuungg...maaf aku terburu-buru, aku ada janji dengan Ibuku. Besok jangan lupa di sini, jam 8 pagi, oke? Daah!" Taehyung segera bangkit dan menyambar tasnya setelah itu pergi meninggalkan Yoongi yang masih menatapnya.
Seenaknya saja bocah itu, asal membuat janji dan pergi begitu saja, pikir Yoongi. Yoongi hanya memijat keningnya lelah. Singkat saja, besok tinggal temui dia dan jika terlambat Yoongi akan membatalkannya. Yoongi tak terlalu mengambil pusing tentang kolaborasi atau apalah itu. Ia akui bahwa akhir-akhir ini pikirannya sedang stuck dan ide sama sekali enggan untuk mampir di otaknya. Yoongi juga tidak mempermasalahkan soal kesehariannya karena ia memang sedang senggang dan yang bisa ia lakukan hanyalah bertemu dengan beberapa orang yang menurutnya tidak menguntungkan hidupnya.
Setelah cukup lama ia berselisih dengan pikirannya sendiri, Yoongi langsung pergi meninggalkan mejanya dan berjalan pulang sambil bertarung dengan panasnya cuaca pada hari itu.
07:50 A.M
Kafe di perempatan jalan. Kafe sederhana dengan dominasi cat dinding berwarna coklat dan karamel. Yoongi sudah memasukkan kafe ini ke dalam list kafe favoritenya. Selain murah, makanannya enak, dan kafe ini juga dekat dengan apartemennya.
Dan kafe ini pula tempatnya dan rekan Taehyung akan bertemu 10 menit lagi.
Atau sepertinya Yoongi tidak perlu menunggu sampai jam 8 pagi karena seseorang telah duduk terlebih dahulu di meja pelanggan yang kemarin ia dan Taehyung duduki. Yoongi perlahan mendekatinya dan sejujurnya ia sedikit terkejut. Baru kali ini ada seseorang yang datang terlebih dahulu daripada dia.
"Whoa! Apakah kau yang bernama Min Yoongi?" rekan Taehyung itu sontak menoleh ke arah belakang, tepat ke arah Yoongi yang diam berdiri.
"Kenapa hanya berdiri saja? Duduklah!" tangan pemuda itu menarik lengan Yoongi dan menyuruhnya duduk di hadapannya, persis di tempat ia duduk kemarin. Bahkan Yoongi yang bisa saja mengeluarkan kata-kata kasar itu hanya menurut dan terdiam sambil tetap memandangi sosok di depannya itu.
Kalau Yoongi boleh jujur, sebenarnya tidak ada yang menarik dari laki-laki di hadapannya ini, rambut hitam belah tengah, kaos musim panas dan short jeans yang ia pakai tidak menimbulkan kesan khusus bahkan mungkin bagi para wanita di luar sana. Sungguh, dia hanya berpakaian normal layaknya baju yang dipakai saat musim panas, walau cuaca sekarang malah gelap dan mendung.
Ia tidak semenarik seperti yang Taehyung katakan. Mata Yoongi terus menatap laki-laki di depannya ini dengan sinis. Ia masih kepo terhadap kata-kata Taehyung yang bilang kalau dia menarik lah, menyegarkan lah, menyenangkan, atau kata-kata positif lainnya. Sayangnya Yoongi belum menemukan semua kata itu dalam diri laki-laki itu.
Laki-laki itu memiringkan kepalanya penuh tanya, "Hyung tidak suka dengan camilannya? Apa hyung mau aku memesan yang lain?" Yoongi menggeleng cepat,
"Sudah berapa lama kau di sini?" Yoongi menyambar lime soda yang sudah di pesan sebelumnya, menunggu jawaban tanpa menatap mata sang lawan bicara.
"Uh..setengah delapan, mungkin?"
Yoongi hampir tersedak dengan jawaban santainya, setengah jam sebelum pertemuan? Ini sesuatu yang baru bagi Min Yoongi.
"Ah maafkan aku! Aku terlalu excited sampai datang lebih awal!" pemuda itu tertawa kikuk.
"Tak apa. Ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Wah, sepertinya Taehyung belum memberitahumu, ya. Aku Jung Hoseok. Taehyung biasa memanggilku Hobi." Hoseok tersenyum manis sebisanya. Yoongi hanya menaikkan alisnya sambil terus meminum lime sodanya.
"Ah kupikir aku tidak perlu mengenalkan diriku karena kuyakin kau sudah tahu dari Taehyung." Yoongi berkata singkat sekali lagi tanpa melihat mata lawan bicaranya, Hoseok.
"Berbicara soal Taehyung, dia ada urusan jadi tidak bisa datang."
"AP—dasar bocah itu!" Hoseok terkekeh pelan melihat Yoongi yang kesal, dia mem-poutkan bibirnya lucu.
"Sepertinya Yoongi hyung dekat sekali dengan Taehyung," Yoongi menatap Hoseok sekilas tanpa menunjukkan jawaban yang pasti.
Yoongi sudah memprediksi hal ini sebelumnya, pasti akan terasa canggung sekali ketika bertemu dengan orang baru. Bukan, bukan Yoongi yang terasa canggung, tetapi lawan bicaranya.
"Hyung mau manisan? Kukira kau suka manisan. Sangat cocok bila memakan manisan di musim panas! Walaupun hari ini cuacanya malah gelap dan mendung. Apa hyung juga menyukai hujan? Ah aku sangat menyukai hujan. Rasanya nyaman sekali saat mencium bau tanah yang terkena air hujan," Hoseok terus berceloteh layaknya anak kecil yang sedang bercerita ke ibunya. Ia terus-terusan menawari kudapan yang sudah ia pesan walaupun jawaban Yoongi tetap sama; nanti saja.
Yoongi pikir hanya dengan membiarkannya saja membuat Hoseok bosan dan pamit untuk pulang. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Hoseok terus berceloteh apa saja tanpa merasa kelelahan. Anehnya, telinga Yoongi tidak merasa bosan mendengarkan celotehan Hoseok itu. Sadar tidak sadar ia ikut menyimak perkataan Hoseok.
Dia orang yang menyenangkan, perawakannya juga menyegarkan! Kau pasti betah berada di dekatnya.
Sekilas perkataan Taehyung lewat di kepalanya, membuat Min Yoongi menegakkan duduknya dan menatap ke luar jendela.
"Wah sepertinya akan turun hujan." Hoseok juga menatap ke luar jendela dan menopang kepalanya dengan satu tangan. Yoongi tidak menyahuti perkataan Hoseok atau bahkan dia tidak sadar bahwa Hoseok sedang berbicara.
"Hyung, apartemenku dekat sini," Yoongi hanya bergumam sambil tetap menatap ke arah luar jendela. Hoseok menatap Yoongi lalu berpaling kembali,
"Hyung, mau mampir ke apartemenku? Sepertinya akan hujan lebat, kau tidak membawa payung kan?" Hoseok berdiri menatap Yoongi lekat-lekat, menunggu jawaban.
Yoongi yang tadinya masih nyaman dengan posisinya menoleh secara tiba-tiba ke arah Hoseok. Terkejut.
Hah?
Ajakan Hoseok waktu itu menimbulkan pertanyaan baru bagi seorang Min Yoongi.
TBC TBC TBC TBC TBC TBC
Hai ( ͡° ͜ʖ ͡°) Salken ku datang dengan membawa ff baru ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Maapkeun, aku buru-buru pengen upload ini soalnya dikejar jadwal ujian :") BTW kemarin ada yang nonton WT? :") aku masih belom bisa move on dari konser kemarin :") aku ga dateng demi apaaaaaaaaa (ಥ﹏ಥ)
Jadi sambil nyesek nyesek aku dapet ide buat ff Yoonseok :'v i hope u like it :'v /
Happy reading beb ( ͡° ͜ʖ ͡°) jangan lupa ripiuw ( ´ ∀ ` )ノ
