Unfortunate
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Nijimura Shuuzou x Sister!Readers/OC/You
Warning: typo(s), maybe ooc, judul ngawur, drabble, gak tau ini termasuk apa, based on true story, etc.
Hari sabtu kali ini kau bangun terlalu pagi, walaupun sedang libur sekolah. Tidur sedari sorelah yang membuatmu dapat terbangun pada pukul 6 pagi. Lalu kau memutuskan untuk membangunkan kakakmu, Nijimura Shuuzou yang memiliki jadwal kuliah pagi.
"Oni—," Namun langkah kakimu terhenti begitu saja di depan pintu kamar Shuuzou, bukan karena adanya kecoa sedang lewat atau sesuatu yang kau benci berada di hadapanmu. Namun suara aneh dari dalam kamar kakakmulah yang membuatmu mematung dan memutuskan untuk memutar balik haluan menuju ke dapur.
Di dapur kau masih tidak bisa menghilangkan suara aneh yang berasal dari kamar kakakmu, apakah dia benar-benar sedang menonton sesuatu, atau hal tersebut hanyalah angan-anganmu saja. Kau mencoba menghilangkannya dengan mulai memasak sesuatu untuk sarapan.
Terlalu berkonsentrasi pada masakan membuatmu tidak mengetahui bahwa kakakmu sudah memasuki dapur. Salah satu alisnya naik selagi menghampirimu, melihat masakan apa yang tengah kau masak.
Meskipun di dalam hati Shuuzou yang terdalam, ia berharap suaramu yang memanggilnya saat menonton itu hanyalah angan-angannya saja.
"Kau sudah bangun?"
Pertanyaan dari Shuuzou sukses membuat kedua bahumu naik dan wajahmu memerah, antara terkejut dan penasaran akan hal yang tidak sengaja kau dengar dari kamarnya. "S-Su-Sudah."
Shuuzou mulai merasa khawatir, tidak biasanya kau menjawab pertanyaannya sesimpel itu. Biasanya kau akan menjawab dengan sarkasme yang dapat membuat Shuuzou memajukan bibir beberapa centi. Apa mungkin suaramu ketika memanggilnya benar-benar nyata? Shuuzou menggelengkan kepalanya berulang kali, tidak mungkin—hanya angan-anganku saja, pikirnya.
Shuuzou memutuskan untuk duduk di meja makan, sedangkan kau menghela nafas lega karena tidak lagi harus merasa canggung bersama kakakmu sendiri. Jika saja aku tidak bangun pagi, jika saja aku tidak mendengar apa-apa, batinmu kesal.
Masakanmu sudah jadi, dan kau mengantarkannya pada Shuuzou dengan berat hati.
Pada akhirnya kalian sarapan dalam diam.
Dalam diam, kau merasa bersalah karena menuduh kakakmu tanpa bukti yang kuat. Kau memang mendengar sesuatu dari dalam kamarnya, namun belum tentu Shuuzou benar-benar menonton sesuatu. Bisa saja otakmu terlalu mesum sehingga kau membayangkannya secara tiba-tiba.
Sehingga kau memecah keheningan dengan membawa topik yang lewat begitu saja di dalam pikiranmu.
"Oni-san. Apa kucing yang kau taruh di rumah Ibu sudah gemuk? Terakhir kali aku melihatnya masih kurus dan itu membuatnya tidak imut sama sekali!"
Shuuzou terkejut, lalu menghela nafas lega. Rupanya suaramu ketika memanggilnya pada waktu yang salah benar-benar hanya angannya saja.
Shuuzou tersenyum, "Sudah gemuk dan imut. Aku punya videonya. Tunggu sebentar." Kemudian berdiri untuk menghampirimu, mengabaikan sarapan pagi yang tersisa setengah untuk dihabiskannya. Ia menunduk sedikit, mengeluarkan handphonenya dari dalam saku kemudian mengotak-atiknya sebentar, dan mendekatkan layar handphonenya agar kau dapat melihatnya juga.
Sedangkan kau masih memakan sarapanmu, dan ketika sendok terakhir yang masuk ke dalam mulutmu, kau tersedak habis-habisan karena melihat sesuatu yang tidak senonoh. Wajahmu memerah hingga ke telinga, begitupula Shuuzou dengan wajah lebih merah darimu dan masih mengotak-atik handphonenya yang sudah ia jauhkan dari pandanganmu.
Kau berdiri sambil membawa piring kosongmu, berlari kecil ke tempat pencucian piring lalu kembali ke kamar.
"Oni-san no baka hentaaaai!"
