MY LIVE WITH YOU

Kehidupan Hinata, Naruto dan buah hati mereka. Asam manis cinta, dan rasa kekeluargaan yang mereka bertiga rasakan.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, saia cuma numpang minjem

Rated T

Genre : Romance, Family~

Pair : NaruHina :D

Warning : Typo, OOC, OC, plus rada-rada gaje hihi~

.

.

.

.

Chapter 1 : Just a Beginning


"Hah~ Aku lelah sekali~" seorang laki-laki berambut pirang kini tengah merenggangkan otot-otot badannya yang terasa kaku. Setelah bekerja seharian di sebuah perusahaan milik Tousannya.

Tubuhnya yang sejak tadi sudah lelah dan lemas, langsung tergantikan begitu..

Grek, Ia membuka laci mejanya dengan perlahan. Dan mengambil sesuatu dari meja itu, sebuah bingkai foto yang mampu membuat senyum di wajah yang tadi sempat memudar kembali mengembang lagi.

"Aku akan pulang sebentar lagi, Hinata, Hana~" ujarnya kecil, seraya mengelus sebuah bingkai itu yang memperlihatkan foto seorang wanita berambut indigo yang sudah beberapa tahun ini menjadi istrinya tengah tersenyum kecil, serta seorang gadis kecil berambut pirang dalam pelukan istrinya, dan tentu saja dirinya, berdiri dengan cengiran khas seraya memeluk kedua orang berharga untuknya.

Yaa seperti yang kalian ketahui, siapa lagi laki-laki pirang yang kita bicarakan tadi~

Laki-laki berambut pirang yang sekarang sudah sedikit memanjang. Memiliki warna mata sebiru langit, dan cengiran lebar yang selalu terpasang di wajahnya meski dirinya sekarang sudah bukan anak-anak remaja lagi~

Uzumaki Naruto~

"Hah~ tidak bertemu dengan mereka seharian saja sudah membuatku rindu~" ujar Naruto untuk yang kesekian kalinya, laki-laki itu tidak pernah berhenti menatap jam di dinding. Mengingat waktu pulang semakin dekat~

Mata Saphire Naruto masih menatap jam itu, sampai..

Brak! Suara pintu terbuka dengan tidak elitnya.

"Naruto!" dan diiringi suara teriakan yang memekakkan telinganya. Naruto pun segera memandang takut-takut pada wanita pirang yang kini sudah berdiri di depan mejanya itu.

"I..iya Shion?" tanya laki-laki itu sedikit takut.

"Kau belum menyelesaikan tugasmu, tanda tangani kertas-kertas ini sekarang!" ucap gadis bernama Shion itu dengan cepat.

"Eh?! Ta..tapi.."

"Aku tahu kau ingin segera pulang kan?" tanya gadis itu, yang tentu saja menohok hatinya.

"Iya, jadi Shion.." belum sempat menyelesaikan kata-katanya.

"Walaupun kau ini adik Kyuubi, tapi tetap saja aku tidak akan memberikanmu keringanan~" ujar Shion seraya menunjukkan wajah tersenyumnya~

Naruto berniat memprotes wanita pirang itu, tapi begitu melihat wajah tersenyum Shion yang tidak terlihat tersenyum baginya. Ia hanya bisa mengangguk kecil. Hah~ wanita pirang ini sudah benar-benar berubah semenjak menjadi kakak iparnya, menikah dengan Kyuu-nii membuat Shion jadi semakin cerewet baginya~ padahal dulu sikapnya berbeda sekali dengan sekarang.

"Kau tidak memikirkan yang macam-macamkan tentangku~'

"Eh?! Tidak kok, Hehehe~" Naruto segera menepis semua pikirannya tadi dan melanjutkan sedikit lagi pekerjaannya.

Shion yang melihat kerja keras laki-laki pirang itu tersenyum kecil, dan mencoba memberi semangat Naruto~

"Nee~ Ayo semangat! Hinata dan Hana menunggumu di rumah~" ujarnya seraya mengerling jahil.

Naruto yang mendengar itu langsung saja tersenyum lebar, menampakkan gigi putihnya. Membuat Shion sedikit sweatdrop melihat tingkah adik iparnya itu. Sudah menikah tapi sifatnya tetap saja seperti waktu sma dulu~

"Arigatou Shion~ Oh iya salam buat Kyuu-nii ya di rumah!" seru Naruto ketika melihat wanita itu berniat berbalik meninggalkan ruang kerjanya. Shion mengangguk kecil, dan segera menutup pintu itu kembali.

Sepertinya Naruto menarik kata-katanya tadi, meski cerewet tapi sikap perhatian Shion masih sama seperti dulu~

"Semangat!"

OoOoOoOoOoOO

Tik, tok, tik, tok

Waktu kini sudah menunjukkan pukul delapan malam. Naruto sudah hampir menyelesaikan semua pekerjaannya, mata Saphirenya melirik ke arah jam dinding di tempat itu kembali.

'Hana pasti sudah tidur sekarang~' batinnya kecil.

"..." setelah beberapa lama menandatangani kertas-kertas yang tadi di bawa Shion. Akhirnya semuanya selesai juga~

"Ah~ Akhirnya selesai juga!" desah laki-laki pirang itu senang, merenggangkan kembali anggota badannya yang terasa kaku.

Perlahan ia langsung bangkit dari tempat duduknya dan bersiap-siap untuk pulang. Mengambil jaketnya yang tergantung rapi di sebuah gantungan kecil, memakainya segera.

"Hah~ Akhirnya aku bisa pulang juga~" ujarnya kembali, melangkahkan kaki meninggalkan ruangan besar miliknya itu.

.

.

.

.

Dalam perjalanan pulang, pikiran Naruto masih saja di penuhi dengan kedua orang tercintanya itu. Laki-laki pirang itu berjalan secepat mungkin agar bisa sampai di rumah sesegera mungkin~

"Hoahm~ ternyata bekerja selarut itu benar-benar melelahkan~" desah Naruto, bibirnya tak pernah berhenti menguap kecil. Sampai..

Plok, sebuah tepukan kecil menyadarkan laki-laki pirang itu dari kantuknya, Ia langsung saja menoleh pada orang yang menepuknya, yang ternyata..

"Kau masih saja memasang tampang Dobe seperti itu~" seorang laki-laki berambut raven, tersenyum tipis padanya.

"Ahh! Teme!" keluar sudah suara cempreng kebanggaannya dan cengiran rubah yang tidak pernah hilang sedari dulu begitu melihat wajah salah satu sahabatnya kini berada di belakangnya, Sasuke Uchiha. (Sepertinya perkiraan Hinata dan teman-temannya itu sedikit salah, buktinya ternyata yang menikah setelah Naruto itu adalah Sasuke, dan kemudian diikuti dengan pernikahan Kyuubi, alhasil wajah Sakura memerah sempurna ketika di goda habis-habis oleh semua sahabatnya~)

"Hn, tumben sekali kau pulang selarut ini?" tanya Sasuke, berjalan di samping Naruto.

"Yah~ ada beberapa tugas yang tidak bisa Kyuu-nii selesaikan, jadi aku menolongnya~" jawab laki-laki pirang itu, mengangkat kedua tangannya dan menaruh di belakang rambut duriannya.

"Hn,"

"..." kedua laki-laki itu terdiam beberapa saat, sampai..

"Bagaimana keadaan Sakura-chan dan Haruki, Teme?" tanya Naruto.

"Hn, sehat-sehat saja~"

Mendengar jawaban singkat dari laki-laki raven di sampingnya itu tentu saja membuat Naruto sedikit kesal. Hah~ sifat laki-laki ini tidak berubah dari dulu, masih tetap cuek seperti biasanya.

"Kudengar kalau Haruki sebentar lagi akan memiliki adik baru ya?" tanya Naruto kembali, suatu pertanyaan tiba-tiba darinya yang sukses membuat laki-laki Uchiha itu tersedak kecil, hilang sudah sifat coolnya tadi.

"Dari mana kau tahu, Dobe?" Tanya Sasuke balik, Naruto bahkan dapat melihat semburat kecil di wajah sahabatnya, benar-benar tidak mencerminkan seorang Uchiha, hihihi~

"Hehehe~ tentu saja dari istriku tercinta, Kau lupa ya kalau Hinata dan Sakura-chan itu bersahabat dekat? Hah~ padahal Haruki itu masih berumur tiga tahun,"

Mencoba membentuk kembali wajah coolnya, Sasuke menjawab pernyataan Naruto dengan nada andalannya, "Hn,"

"Hahaha! Teme, Teme. Kau masih saja bisa bersikap sok keren seperti itu!" gelak tawa Naruto langsung memenuhi perjalanan pulang kedua laki-laki itu.

"Urusai Dobe,"

Akhirnya perjalanan yang tadi sempat membosankan pun sedikit demi sedikit mulai berubah, dan tanpa mereka berdua sadari..

"..."

"Ah! Itu rumahku Teme, Kau mau mampir dan melihat Hana?" tanya Naruto begitu melihat ternyata rumahnya sudah hampir dekat dengannya,

"Hn, lain kali saja."

"Hee~ tidak sabar bertemu Sakura-chan ya~" goda laki-laki pirang itu untuk yang kesekian kalinya~

"Hn," tanpa menghiraukan perkataan Naruto lebih lanjut, Sasuke melenggang pergi meninggalkan sahabatnya itu seraya tak lupa melambaikan tangannya sekilas.

"Hah~ dia benar-benar tidak berubah~" gumam Naruto kecil, sepertinya laki-laki itu tidak sadar kalau dirinya sama saja seperti Sasuke, tidak pernah berubah~ #authorsweatdrop#

"Ya sudahlah~" Naruto langsung saja berjalan menuju rumahnya, tempat dimana istri dan anak tercintanya sudah menunggu~

Setelah memutuskan bahwa dirinya dan Hinata akan lebih baik lagi mempunyai rumah sendiri, walau permintaan laki-laki pirang ini pertama tidak di setujui oleh Kushina, tapi dengan beberapa desakan lagi akhirnya berhasil.

Sebuah rumah yang tergolong sedikit besar yang Minato sediakan untuk kedua pasangan itu (meski awalnya Naruto menolak dengan alasan ia ingin membeli rumah dengan hasil jerih payahnya sendiri, tapi dengan satu kalimat singkat dari sang Kaasan membuatnya kalah telak~ 'Kaasan tidak ingin kau membuat rumah jauh-jauh dari rumah kita!', taman bunga kecil yang dirawat Hinata dan Hana terlihat jelas dari jauh membuat perasaan menjadi lebih fresh, arsitektur rumah yang sederhana namun elegan, warna rumah yang diambil dari warna favorit kedua pasangan itu yaitu biru langit dan hijau muda menambah keindahan rumahnya~

.

.

.

.

Krek, pintu berwarna coklat itu terbuka perlahan,

"Tadaima!" seru Naruto kecil seraya membuka sepatunya, samar-samar laki-laki pirang itu mendengar suara teriakan-teriakan kecil yang semakin lama semakin keras.

"Okaeli, Touchan!" suara cempreng seorang gadis kecil berumur empat tahun terdengar jelas di telinga Naruto, membuat lelah yang sedari tadi menjalarinya menghilang dalam sekejap.

Dengan cepat laki-laki pirang itu menolehkan wajahnya kearah suara itu, sampai..

"Hana.." belum selesai laki-laki itu menyelesaikan kata-katanya, Ia menerima pelukan yang sangat erat dari sang anak yang kini dalam keadaan telanjang..

"Touchan kenapa lama sekali cihh!" gerutu gadis kecil berambut pirang itu padanya, mengembungkan pipi mungilnya yang bukannya membuat Naruto kesal melainkan tertawa gemas,

"Gomenne~ tadi Tousan ada sedikit urusan, jadi pulang terlambat~" ujar Naruto, mencubit gemas pipi chubby Hana Uzumaki, gadis kecil kesayangannya itu.

"Huh~ padahal tadi Hana ingin Touchan dan Kaachan bermain belcama di lumah~" ujar gadis kecil itu kembali. Kata-kata Hana yang belum sepenuhnya benar itu membuat Naruto tertawa kecil, Yah maklum Hana kan baru berumur empat tahun, jadi pengucapan kata s dan r-nya belum terlalu benar~

"Gomen, gomen, minggu nanti Tousan pasti akan bermain sepuasnya dengan Hana~"

Mendengar perkataan Tousannya itu, wajah cemberutnya tadi langsung berganti dengan cepat menjadi senyum sumringah ala Uzumaki, "Benalkah?!" seru gadis kecil itu tak percaya, pasalnya perkerjaan Naruto yang terbilang sedikit sibuk itu mau tak mau membuatnya ragu dengan perkataan Tousannya.

"Iya, Nee~ kenapa Hana baru mandi malam-malam seperti ini?" tanya Naruto yang baru saja sadar melihat anak kesayangannya ini tidak memakai baju..

"Hehehe~" sedangkan yang ditanya hanya bisa tersenyum lebar,

"Cebenalnya.."

"Hana-chan, jangan bersembunyi dari Kaasan dong?" sepertinya Naruto sudah tahu maksud gadis kecil ini, mendengar suara lembut kesayangannya itu memanggil-manggil nama Hana.

"Hana, Kau tidak boleh mengerjai Kaasanmu seperti itu~" ujar laki-laki pirang itu seraya mengacak-acak rambut pirangnya.

"Ccctt, Toucan jangan belitahu Kaachan kalau Hana ada dicini.." gadis pirang itu memainkan jari telunjuk mungilnya, meminta agar Naruto diam dan menyembunyikannya, hal ini benar-benar membuat Naruto gemas.

"Iya, iya~"

Suara langkah kecil terdengar semakin mendekati teras depan tempat keduanya berada sekarang, "Hana-chan~"

Hana semakin bersembunyi di belakang punggung lebar sang Tousan seraya terkikik geli,

"Hihihi~ Kaachan tidak akan menemukanku~" gumamnya.

"Hana-chan, kalau tidak segera memakai baju nanti kamu sakit lho?" ucap seseorang lagi, sampai..

"Hana..." kini seorang wanita berambut indigo panjang aka Hinata Uzumaki muncul di balik pintu ruang tamu, Ia sedikit terkejut melihat sang suami tercinta ternyata sudah datang.

"Naruto-kun, Okaeri~" ucapnya lembut, langkah kakinya mulai menghampiri kekasih pirangnya itu, sampai ketika ia hendak mendekati Naruto, mata Saphire laki-laki pirang itu berkedip memberi isyarat padanya.

"Hihihi~" kikik kecil terdengar samar-samar di telinga Hinata, membuatnya mengangguk paham.

"..."

"Hee~ dimana kau Hana-chan?" tanya wanita itu pura-pura tidak tahu sambil berjalan perlahan-lahan mendekati Naruto,

"Kaachan tidak akan menemukanku~" bisik Hana kembali,

"Hana-chan, nanti kalau tidak mau muncul juga Kaasan tidak akan membuatkan ramen lagi lho~" Nah ini dia pernyataan yang mampu membuat gadis kecil yang tadinya bersembunyi di belakang punggung Tousannya terkejut, dan tanpa ia sadari..

"Eh! Jangan Kaachan!" serunya seraya keluar dari tempat persembunyian tadi.

"Ketemu~" Hinata memeluk anak perempuannya itu gemas,

"Yah~ Kaachan culang~" Hana mengerucutkan bibirnya, sepertinya Kaasannya ini sengaja membuatnya menyerah.

"Hihihi~ Gomenne, sekarang Hana harus pakai baju dulu, baru kita makan malam sama-sama~" wanita indigo itu mengajak Hana untuk kembali ke kamarnya tadi, sampai..

Grep, sebuah tangan kekar menghentikan pergerakannya, membuat Hinata tersentak.

"Sepertinya kau melupakanku Hinata~" suara yang sangat familiar di telinganya,

"Na..Naruto-kun!" pekik wanita itu gugup, Hana yang melihat tingkah laku kedua orang tuanya itu hanya bisa mengernyit bingung, Ia masih tidak mengerti~

"Tadaima~" ujar Naruto sekali lagi, laki-laki pirang itu makin melingkarkan kedua lengan kekarnya di pinggang ramping milik sang istri tercinta.

"Na..Naruto-kun, Aku harus memakaikan Hana baju dulu.." ucap Hinata masih menahan agar semburat merah di pipinya tidak bertambah.

"Tidak mau, Kau belum memberiku ciuman selamat datang~" goda laki-laki pirang itu kembali,

Ini dia sifat yang entah kenapa malah tidak menghilang-hilang sedari dulu, selalu saja berusaha menggodanya. Dan sekarang sifat suaminya ini memang menurun pada darah dagingnya sekarang, Hana~

"Ha..Hana melihat kita Naruto-kun!" pekik wanita itu semakin malu.

"Biarkan saja~" ujar Naruto enteng, seraya meniupkan napasnya ke telinga Hinata sehingga membuat wanita itu sedikit lemas dengan perlakuannya.

"Ta..tapi.."

" Ayo~ Tidak ada tapi-tapian Nona Uzumaki~"

'Hah~'

Hinata segera membalikkan badannya malu-malu, dan menatap wajah Naruto yang kini semakin tampan. Mata lavendernya menutup perlahan, dan mendekatkan dirinya untuk memberi Naruto ciuman. Sedangkan Naruto yang melihat tingkah laku Hinata menyeringai senang, dan tanpa basa-basi lagi..

Cup, sebuah ciuman selamat datang Hinata berikan padanya,

"O..okaeri Naruto-kun.." ucap Hinata untuk yang kedua kalinya setelah selesai memberikan ciuman singkat di bibir Naruto.

Merasa tidak puas dengan ciuman singkat itu,

Sret, Naruto makin mengerat dan mendekatkan pinggang ramping Hinata padanya, membuat wanita itu tersentak lagi.

"Eh?"

"Sekarang giliranku~" godanya.

Blussh~ Hinata sudah tidak bisa menahan semburat merah di pipinya sekarang ini dan memilih pasrah saja dengan kelakuan kekasihnya. Sampai keduanya hampir saja melupakan sesuatu saking keasyikannya dengan dunia milik mereka~

Jiiii~ sepasang mata lavender kini menatap kedua pasangan itu dengan tatapan tidak mengerti,

"..."

"Kaachan dan Touchan sedang apa?" tanya Hana tiba-tiba, yang langsung saja membuat Hinata melepaskan pelukan maut sang suami dengan cepat.

"Eh?! E..eto ayo kembali ke kamar dulu.." ucap wanita itu, menggandeng tangan mungil Hana menjauh dari Naruto yang kini tengah terkikik geli melihat tingkah laku Hinata,

'Hah~ senangnya menggoda istriku tercinta~' batinnya.

.

.

.

.

Kamar Hana~

"Jadi kenapa Hana baru mandi malam-malam seperti ini Hinata?" tanya Naruto yang kini tengah terduduk di tempat tidur milik anaknya seraya melihat Hinata yang sedang memakaikan Hana baju.

"Coba Hana jelaskan pada Tousan~" ujar Hinata, mendengar ucapan Kaasannya cengiran lebar terlihat di wajah Hana.

"Hehe~ Touchan tahu tidak tadi aku membantu Kaachan membuat makan malam!" seru gadis kecil itu bangga.

"Hee~ benarkah?" laki-laki pirang itu menghampiri Hana dan Hinata, mengusap lembut puncak kepala anak perempuannya.

"Iya, Aku hebat kan!"

"Wah~ anak Tousan sudah semakin besar sekarang, tapi..." perkataan Naruto terhenti membuat Hana penasaran.

"Tapi apa Touchan?"

Gyuut~ laki-laki pirang itu menjawil pelan hidung kecil Hana, "Hana tidak boleh mandi malam-malam seperti ini lagi, Kalau nanti Hana sakit Tousan dan Kaasan pasti sedih~"jelas Naruto.

"Cakit?"

"Iya~"

"Tapi nanti ciapa yang akan membantu Kaachan macak?" tanya gadis kecil itu kembali.

Hinata yang mendengar itu tersenyum senang, menarik lembut dan memeluk buah hatinya itu bangga~

"Nanti kalau Hana sudah besar, baru boleh membantu Kaasan masak. Untuk sekarang, Kaasan melihat Hana sehat saja, Kaasan sudah senang~" jelas wanita cantik itu.

"Benal Kaachan?"

"Un,"

Senyum di wajah Hana semakin melebar, "Baiklah, kalau Kaachan bilang sepelti itu,"

"..."

Hana melihat jam kecil di kamarnya tanpa sadar, dan tampaknya ia melupakan sesuatu?

"..."

"Eh! Hana lupa kalau sekalang ada film kecukaan Hana!" pekik gadis kecil itu, menganggetkan Hinata dan Naruto.

Langsung saja Hana berlari kecil meninggalkan kamarnya, sebelum akhirnya gadis itu kembali ke kamarnya. Membuat bingung kedua orang tuanya..

"Ada apa Hana-chan?" tanya Hinata yang masih merapikan kamar buah hatinya itu.

"Oh, Iya Kaachan!"

"Ya?"

"Tadi pagi Haluki cempat bilang cama Hana, kalau dia akan punya adik balu. Benal tidak?" pertanyaan yang sangat tiba-tiba dan polos dari sang anak tentu saja membuat kedua pasangan itu kaget.

Brush! Baik Hinata ataupun Naruto tersedak bersamaan,

"A..adik baru?" tanya Hinata gugup.

"Iya, benal tidak?"

Bingung mau berkata apa, Hinata langsung melirik ke arah kekasihnya itu, seolah-olah bertanya 'Bagaimana ini Naruto-kun?'

"..."

Sedangkan Naruto...

Laki-laki pirang itu segera menghampiri anak perempuannya, menepuk lembut puncak kepala Hana sekali lagi dan membisikinya sesuatu yang tentu saja membuat Hinata penasaran?

"Benal Touchan?!" tiba-tiba Hana berteriak girang, dan Naruto yang hanya bisa mengangguk seraya tersenyum.

'Apa yang Naruto-kun katakan?' batin Hinata penasaran.

"Touchan janji ya?!"

'Janji?' Hinata makin penasaran.

"Iya~"

"Jangan lama-lama ya Touchan! Hana tunggu lho!" seru gadis kecil itu, kemudian berlari kecil kembali meninggalkan kamarnya dengan senyum berbinar-binar. Hinata semakin bingung!

'Apanya yang lama?'

"..."

Setelah Hana pergi dari kamarnya, Hinata segera menghampiri suaminya itu.

"Nee~ Naruto-kun, tadi kau membisiki apa pada Hana?" tanya wanita cantik itu.

Naruto yang mendengar pertanyaan istri tercintanya itu hanya bisa menunjukkan seringaian andalannya yang mampu membuat Hinata berkeringat dingin.

"Mau tahu~" goda laki-laki pirang itu.

"I..iya.."

Wajah Naruto perlahan mendekati telinga Hinata, dan membisikinya sesuatu..

Sesuatu yang sanggup memerahkan wajah Hinata dengan sempurna.

Blush!

"Itu yang kubilang pada Hana, bagaimana?" tanya Naruto balik, laki-laki pirang itu mengecup sekilas bibir sang kekasih kemudian berjalan keluar dari kamar Hana.

"Aku tidak sabar Hinata~" ujarnya sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan kamar Hana. Membiarkan Hinata mencerna kata-katanya tadi..

Sampai..

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

"Na..Naruto-kun mesum! Jangan berjanji seperti itu pada Hana!" pekik wanita indigo itu malu,

Hah~ sepertinya hari-hari keluarga Uzumaki masih akan berlanjut sampai saat ini~

Untuk Hinata, yang sabar ya~ melihat Duo Uzumaki yang sepertinya benar-benar suka menggoda mu~

"Bilang sama Haruki, kalau Hana juga akan punya adik baru tidak lama lagi~"

To Be Continued~

A/N :

Hyaaa! Mushi balik lagi! dengan sequel dari My Day with You, sesuai permintaan para readers! XD Bagaimana? Sudah baguskah? Atau kurang bagus? #maklum baru chap pertama# nyehehe.

Arigatou buat yang sudah mau menunggu fic ini, setelah sekian lama. Dan makasih buat yang sudah meriview serta membaca fic 'Promise Me'

Segitu aja deh Cuap-Cuap dari Mushi

Kalau begitu Akhir kata kembali

SILAKAN RIVIEW YAA! \^O^/\^V^7

JAA~