Annyeong Chingudeul~

REPUBLISH! Mianhae, jeongmal mianhae readers. Entah mengapa karena kedodolan author, FF ini nggak bisa di buka di komputer author.

Mianhae mengecewakan readers!


Title : Hyukkie

Author : SunMi JewELFishy

Cast :

- Lee Donghae (Namja)

- Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk (Yeoja)

Other Cast :

- Lee Sungmin (Yeoja)

- Kim Heechul (Yeoja)

- Kim Ryeowook (Yeoja)

- Kim Youngwoon a.k.a KangIn (Namja)

- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk (Yeoja)

- DLL

Genre : Romance, Drama

Rate : T

Disclaimer : All aught in here belongs GOD, themselves, and their parents each.

Warning : Genderswitch , EYD, Typo(s), OOC, GAJE, Nggak Nyambung, DLL.

Summary :

Perlahan perasaan Donghae kok mulai berbeda ya? Orang bilang benci itu awal cinta. Tapi apa hal itu berlaku untuk Donghae? Hyukjae kan adiknya, walau cuma adik tiri.

-Happy Read Chingu-


-HYUKKIE-

Seorang namja membuka selimut yang menutupi tubuhnya sejak semalam. Sambil memicingkan matanya yang masih setengah terbuka, dia berusaha menajamkan pendengarannya, seperti mendengar sesuatu.

'Suara bel?' tanya namja itu -Donghae- dalam hati.

Sayup-sayup memang terdengar suara bel rumahnya. Suara itulah yang membangunkan namja tersebut dari alam mimpinya. Donghae melihat jam yang tergantung pada dinding kamarnya. Pukul delapan lewat dikit!

"Siapa sih yang iseng mainin bel? Ngeganggu orang tidur aja!" ucap Donghae menggerutu tidak jelas. Dia memang baru tidur sekitar jam lima pagi, karena nonton pertandingan sepak bola di televisi sambil memakan Indomie *plakk*.

Mumpung lagi libur kenaikan kelas, dia berniat untuk tidur sampai siang. Tadinya Donghae ingin membiarkan suara bel itu. Mungkin saja rumah akan dikira kosong, dan tamu yang tak diundang itu cepat pergi.

Dugaannya benar! Beberapa saat kemudian suara bel berhenti. Donghae menarik nafas lega, kemudian menarik selimutnya, bermaksud tidur lagi. Tapi baru matanya hendak terpejam kembali, suara bel itu terdengar lagi.

'Ya ampuunn!' jerit Donghae dalam hati.

"Siapa sih? Memangnya itu orang enggak ada kerjaan lain ya selain ngegangguin orang tidur!" ucap Donghae sambil terus menggerutu.

Dengan mata masih setengah terpejam, Donghae mencoba bangkit dari tempat tidurnya. Terhuyung-huyung dia membuka pintu kamarnya di lantai atas. Dan karena belum sepenuhnya kembali ke alam nyata, Donghae sempat menabrak meja kecil di ruang tengah. Dia mengerang kecil menahan sakit.

"Iyaaa tungguu...!" teriak Dongahe kesal sambil mengusap-ngusap lututnya yang terbentur meja. Lumayan sakit juga.

Donghae menuju pintu depan rumahnya, dan membuka pintu dengan wajah siap perang. Dia bermaksud 'menyemprot' orang di balik pintu, enggak peduli siapa dia.

"Ini rumah Donghae, kan?"

Donghae yang siap marah jadi melongo. Di depannya berdiri seorang yeoja berambut pendek dan bertopi merah. Yeoja itu menggunakan T-shirt putih dibungkus jaket jins biru, sama dengan celana jeansnya, dan sepatu kets putih. Di samping cewek itu tergeletak ransel ukuran besar.

"Ne, ini rumah Donghae dan saya Donghae. Anda siapa dan perlu apa?" tanya Donghae beruntun seperti kereta api.

"Hyukjae imnida. Bisa di panggil Eunhyuk atau Hyukkie. Aku disuruh KangIn ahjusshi untuk menginap di sini. Aku ini adalah adikmu. Tidak keberatan?" ucap Hyukjae atau yang akrab di sapa Eunhyuk namun Donghae hanya diam.

'Appa? Kenapa appa tak ngomong dulu? Adik? Aish!' batin Donghae bertambah kesal. Setelah itu ia segera masuk ke dalam rumahnya dan diikuti oleh Eunhyuk.

Saat ini mereka sedang duduk-duduk di sofa. Suasana masih sedikit canggung karena mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Tentang Donghae, saat ini ia sedang tekun bersekolah dan bekerja sampingan. Ia lebih sering pulang malam. Yah! Itulah resiko kerja sambil sekolah. Dulu sewaktu eommanya -Mrs. Lee- masih hidup mereka memang sempat punya pembantu. Tapi sejak eommanya meninggal, Donghae merasa enggak memerlukan pembantu lagi karena dia dan Sungmin -adiknya- dapat mengurus diri masing-masing.

Yah, mudah-mudahan aja Eunhyyk nanti enggak ngerepotin. Siapa tau dia dapat menjadi teman Sungmin, bahkan mungkin juga dirinya, walaupun Donghae belum sepenuhnya menerima Eunhyuk sebagai saudara tiri. Biar bagaimanapun yeoja itu anak wanita yang Donghae anggap merebut appanya. Enggak tau deh gimana perasaan Sungmin nanti.

"Hei!" teguran Eunhyuk membuyarkan lamunan Donghae. Eunhyuk sudah duduk kembali di sofa ruang tamu. Topi merahnya dilepas dan diletakkan di meja, sehingga rambutnya yang panjangnya enggak lebih dari leher itu tergerai bebas.

"Ada apa? Kok bengong?" tanya Eunhyuk.

"Enggak! Enggak ada apa-apa!" jawab Donghae menutupi rasa terkejutnya. Untung Eunhyuk enggak bertanya lebih lanjut.

"Mian kalau aku tadi nyelonong aja. Abisnya enggak tahan nih! Hausss..." kata Hyukjae sembari mengusap-usap tenggorokannya.

"Ne, gwaenchana" Donghae memandangi Eunhyuk yang sedang minum.

Yeoja itu sungguh di luar bayangan Donghae mengenai saudara tirinya yang umurnya sekitar setengah tahun -6 Bulan- lebih muda daripada dirinya. Ketika appanya mengatakan Eunhyuk akan tinggal di sini, yang terbayang di benak Donghae adalah kerepotan mengawasi yeoja ABG yang feminim dan sedikit manja, seperti Sungmin.

Tapi Eunhyuk lain. Gayanya aja seperti namja. Appanya memang mengatakan Eunhyuk agak nakal. Tapi kenakalan kayak apa, appa enggak menjelaskan. Mudah-mudahan cuma kenakalan remaja biasa, bukan menjurus pada hal-hal negatife.

Soalnya terus terang, ngawasin Sungmin aja udah merupakan tugas berat bagi Donghae. Jika terlalu longgar, Donghae takut adiknya akan terjerumus dalam pergaulan yang salah. Tapi jika terlalu ketat, dia takut Sungmin akan merasa terkekang.

Untunglah, walaupun enggak mendapat kasih saying dan didikan dari kedua orangtuanya, Sungmin tumbuh menjadi yeoja yang baik dan selalu taat pada kakaknya. Dia lebih suka menghabiskan waktu senggang di rumah, belajar atau membaca novel yang memang salah satu hobinya. Walaupun begitu, Sungmin enggak jadi remaja kuper. Donghae tau itu, karena mengenal bebarapa teman adiknya yang sering main ke situ.

Sungmin juga sering cerita kalau ada teman sekolahnya yang naksir dirinya. Dia sendiri belum mau pacaran karena menurutnya dirinya masih kecil. Dan Donghae setuju dengan prinsip Sungmin, begitu juga dengan author.

"Tas kamu masukin ke kamar aja" ujar Donghae.

"Oh iya, kamarku di mana?" tanya Eunhyuk sambil menyeret tasnya.

"Nggg ... Di kamar bawah" jawab Donghae sambil menunjuk pintu sebuah ruangan yang terletak di dekat ruang tengah.

"Di situ?" tanya Eunhyuk seraya menunjuk dengan tangannya.

"Ne" jawab Donghae singkat.

.

.

Setengah jam berlalu. Donghae yang udah enggak nagntuk lagi langsung aja cibang-cibung di kamar mandi. Dia ada janji ke rumah salah seorang temannya. Sejenak hatinya sempat bimbang.

Apa dia mesti ninggalin Eunhyuk yang baru datang sendirian di rumah? Gimana kalu ada apa-apa? Kalau Sungmin datang? Apa Eunhyuk bisa dipercaya? Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya.

Donghae melihat ke arah jam di ruang tamu. Jam setengah sembilan. Dan walau lagi libur, Sungmin tetap latihan dance di sekolahnya, dan paling cepat pulang jam dua belas siang.

"Eunhyuukk-ah..." panggil Donghae namun tak ada jawaban.

"Eunhyuukk-ah..." Dongahe mengulangi panggilannya. Tetap sepi. Dengan penasaran Donghae menuju kamar Eunhyuk. Pintu kamarnya setengah terbuka.

"Hyuukkie-ah.." ujar Donghae lirih di depan pintu. Dia enggak langsung masuk. Takut kalau-kalau misalnya Eunhyuk lagi ganti baju. Bisa heboh nanti!

Tetap enggak ada jawaban. Akhirnya Donghae memberanikan diri masuk kamar. Dan apa yang dilihatnya benar-benar di luar dugaan...

Di tempat tidur yang belum dipasang seprai, Eunhyuk diam terlentang. Donghae agak mendekat. Ternyata Eunhyuk ketiduran dengan pakaian masih sama ketika dia datang, hanya jaket dan sepatunya aja yang dilepas.

Donghae melihat wajah Eunhyuk. Butiran keringat segede semangka *ralat* segede jagung menetes di wajahnya. Mungkin dia kecape'an. Isi ranselnya aja belum sempat dikeluarkan. Melihat itu, Donghae jadi enggak tega ninggalin Eunhyuk sendirian di rumah.

Dongahe pun mengambil ponsel di sakunya.

"Yeoboseyo.."

"..."

"Ini aku Donghae. Mianhae, aku enggak bisa pergi sekarang. Ada perlu di rumah. Nanti siang saja kalau adikku sudah pulang, aku ke rumahmu" kata Donghae di ujung telepon.

"..."

.

.

Harapan Donghae agar kedatangan Eunhyuk enggak ngerepotin dirinya ternyata enggak terwujud. Baru saja Eunhyuk pindah, malamnya KangIn -appanya Donghae- menelepon.

Awalnya cuma menanyai kabar Eunhyuk, dan minta Donghae untuk membantu anak itu saat pertama kali masuk SMA barunya. Tapi saat menanyakan kamar Eunhyuk dan Donghae menjawab di bawah, KangIn langsung enggak setuju.

Setengah memaksa appanya minta Donghae bertukar kamar dengan Eunhyuk. Alasannya enggak baik yeoja seperti Eunhyuk tidur di kamar bawah sendirian, juga agar kamar Eunhyuk dekat dengan kamar Sungmin.

Mulanya Donghae keberatan. Selain kamar yang di bawah lebih kecil, dia juga malas memindahkan barang-barangnya, dan menata ulang kamar baru.

Sebenarnya masih ada satu kamar lagi di belakang, bekas kamar pembantu mereka saat eommanya masih hidup. Tapi sekarang kamar tersebut sudah menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang tak terpakai.

Karena ayahnya terus mendesak, terpaksa Donghae setuju. Memang, dari dulu Donghae tidak bisa membantah apa yang dikatakan appanya.

Begitulah, pagi harinya Donghae langsung kerja bakti memindahkan barang-barangnya ke kamar bawah. Benar-benar melelahkan, apalagi barang-barangnya tergolong banyak, dari yang umum seperti baju, komputer, dan CD player, sampai barang-barang aneh seperti aksesoris dan pernak-pernik, serta barang-barang "ajaib" lainnya.

Sungmin sampai ngakak melihat oppa tercintanya bolak-balik naik-turun tangga sambil membawa barang-barang. Seperti mau ngungsi saja.

Yang membuat Donghae sebal, Eunhyuk sama sekali enggak ngebantu. Dia malah dari pagi pergi keluar bersama Sungmin yang mau pergi ke rumah temannya. Katanya sih ingin jogging sebentar, sekaligus mengenal daerah sekeliling kompleks tempat tinggalnya yang baru. Sok akrab banget tuh anak.

Tapi tidak disangka, ternyata Sungmin langsung akrab dengan kakak tirinya. Tadi mlam mereka ngobrol lama sekali di kamar Sungmin sampai cekikikan. Mungkin karena selama ini Sungmin enggak punya kakak cewek, jadi dia bisa langsung akrab dengan Eunhyuk.

Sampai hampir jam sembilan Eunhyuk belum balik juga, sehingga Donghae terpaksa kerja sendirian. Dia sangat khawatir juga, jangan-jangan anak itu nyasar! Donghae enggak mencoba menghubungi ponsel Eunhyuk. Donghae tau, karena tadi dia yang mindahin ponsel Eunhyuk ke kamar atas.

'Paling kalau ada apa-apa dia nelepon ke sini' batin Donghae mencoba menenangkan dirinya sendiri. Lagipula sepertinya Eunhyuk tipe yeoja yang suka jalan-jalan dan berpetualang.

Terbukti kemarin dia nekat sendirian mencari alamt rumah ini dari stasiun kereta api, padahal dia belum pernah ke Seoul. Tapi gimana kalau dia kenapa-kenapa dan enggak bawa tanda pengenal, sedangkan orang-orang di sekitar sini belum tahu tentang Eunhyuk? Donghae juga yang repot nantinya.

Saat Donghae sedang membayangkan hal itu, pintu depan terbuka. Eunhyuk masuk sambil menenteng kantong plastik hitam. Di telinganya tergantung sepasang earphone yang terhubung dengan iPod yang di gantung di lengan kirinya.

"Sudah selesai? Kok malah duduk?" sapa Eunhyuk sambil melepas earphone-nya.

Donghae mendengus. Datang-datang langsung nuduh! Enggak tau apa baju sudah basah kuyup keringatan kayak gini?

Eunhyuk meletakkan kantong plastik yang dibawanya di atas meja makan.

"Barang-barang ku udah di atas?" tanya Eunhyuk lagi.

"Udah!" jawab Donghae singkat.

Eunhyuk tersenyum melihat raut wajah Dongahe yang kusut dan lecek seperti baju yang belum di setrika.

"Kamsahamnida, Hae-ah" katanya sambil menaiki tangga. Di tengah-tengah anak tangga, dia berhenti.

"Eh, aku tadi membeli bubur di depan. Tapi cuma bawa uang pas-pasan, jadi aku cuma beli satu. Mian Hae-ah! Aku ngasih tau ini supaya enggak hilang aja tuh bubur di meja! Habis lapar berat nih! Aku mau mandi dulu" lanjutnya.

'Kirain maiu ngasih =="!' batin Donghae kesal. Soalnya dia juga lapar berat. Apalagi tadi habis kerja rodi.

"Kok kamar ku masih berantakan sih?" teriak Eunhyuk dari kamar atas.

Kali ini hilang sudah kesabaran Donghae.

"Beresin aja sendiri! Itu kan kamar mu! Sudah aku bantuin juga!" teriak Donghae tak kalah kerasnya.

Eunhyuk tidak menjawab sehingga beberapa saat suasana menjadi hening. Dengan kesal Donghae menuju kamar barunya di dekat ruang tengah, yang juga masih berantakan. Kerja bakti babak kedua pun dimulai lagi!

.

.

Penderitaan Donghae belum hilang. Saat sekolah sudah dimulai, dia harus mengantarkan Eunhyuk dulu di hari pertamanya bersekolah. Lagi-lagi dia di desak appanya. Eunhyuk tidak satu sekolah sama Donghae. Dia sekolah di SM High School. Ya, karena nilai ijazahnya tidak cukup untuk masuk ke Param High School -Sekolah Donghae-.

Eunhyuk sendiri sebetulnya juga bersedia pergi sendiri tanpa diantar. Tapi dia juga didesak appanya untuk diantar Donghae.

Alasan appanya Donghae, Eunhyuk belum hafal benar daerah Seoul dan sekitarnya. Gimana kalau nyasar? Donghae sendiri sebetulnya enggak percaya orang seperti Eunhyuk bisa nyasar. Malah menurut Donghae, itu anak sepertinya lebih demen kalau nyasar, jadi bisa sekalian jalan-jalan. Tapi namanya juga orang tua, appanya Donghae khawatir Eunhyuk mengalami kesulitan di hari pertamanya.

Begitulah pagi-pagi Donghae sudah ngebut denganmotornya, berboncengan dengan Eunhyuk. Motor Tiger yang dibelinya lima tahun lalu itu dikebutnya dengan kecepatan tinggi, seolah-olah dia sengaja memancing kengerian Eunhyuk.

Tapi anehnya, Eunhyuk sama sekali enggak bereaksi. Sepanjang perjalanan dia hanya diam membiarkan dirinya diterpa angin kencang di perjalanan.

Memasuki kompleks Sm High School, Donghae memperlambat laju motornya. Beberapa meter dekat pintu gerbang, dia berhenti.

Suasana di sekitar sekolah memang masih sepi. Maklum baru jam enam. Eunhyuk memang harus datang lebih awal karena sebagai murid baru dia harus ikut Masa Orientasi Siswa atau yang lebih dikenal MOS.

"Kata Minnie kamu juga jadi panitia MOS di sekolah mu, ya? Kok enggak pergi pagi-pagi?" tanya Eunhyuk membuka kebekuan. Dia melihat beberapa siswa panitia MOS berjaga di depan pagar. Itu bisa dilihat dari pita hitam yang melingkar di lengan kanan seragam SMA mereka.

"Sudah enggak. Aku sekarang menjadi PP" jawab Donghae singkat.

"PP? Apaan tuh? Pulang-Pergi?"

"Pengawas Panitia. Aku mengawasi panitia, kalau-kalau ada yang enggak sesuai sama aturan".

"Oooo... Gitu, seperti provost? Sekolah mu jauh enggak dari sini?" tanya Eunhyuk lagi.

"Tadi di perempatan sana, belok ke kiri..."

"Jauh?"

"Lumayan. Memang kenapa?" tanya Dongahe bingung karena sejak tadi Eunhyuk nanya-nanya.

"Enggak kenapa-kenapa. Cuma pengen tau aja"

Sewaktu hendak masuk area sekolah, Eunhyuk dicegat dua panitia, seorang di antaranya yeoja.

"Kamu siswa baru?" tanya seorang panitia itu dengan suara setengah membentak dan wajah sengaja di galak-galakkin. Mungkin agar kelihatan berwibawa, sambil memandang ke seluruh tubuh Eunhyuk yang masih pake seragam SMP.

Iseng, Donghae memerhatikan panitia itu. Wajah sang yeoja lumayan juga. Setelah ngebentak Eunhyuk, panitia itu bahkan sempat melirik ke arah Donghae, dan buru-buru memalingkan wajah saat tahu Donghae memandang dirinya.

"Iya" jawab Eunhyuk singkat.

Karena jaraknya cukup jauh, Donghae tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan Eunhyuk dan panitia itu. Apalagi keadaan sudah mulai ramai dengan anak-anak baru lain yang sudah mulai datang.

Tapi Donghae kemudian melihat salah seorang panitia mencekal tangan Eunhyuk dan membawanya masuk ke sekolah.

'Ada apa ini?' tanya Donghae dalam hati.

Dan Donghae menemukan jawabannya saat melihat anak-anak baru yang lain. Selain memakai seragam SMP asal masing-masing, mereka juga memakai aksesoris yang rada-rada "aneh".

Kalau yeoja rambutnya dikepang dua dan diikat pita merah dan hijau, kalau yang namja memakai kaos kaki sepak bola setinggi lutut dengan warna merah di kaki kanan dan hijau di kaki kiri dan yang lainnya. Ini semua pasti merupakan tugas dari panitia *MOS yang menyiksa*.

Pantas saja panitia tadi ngebentak Eunhyuk. Eunhyuk kan enggak pakai apa-apa selain seragam SMP-nya. Donghae enggak tau apa Eunhyuk memang enggak tau soal ini, atau pura-pura enggak tau. Lagian menurut Donghae tuh anak terlalu cuek saat pendaftaran ulang, padahal biasanya di situ murid sudah dikasih tau harus ngapain dan bawa apa pas masuk di hari pertama.

Donghae tersenyum membayangkan hukuman yang akan diterima adik tirinya itu.

'Biar tau rasa dia!' kata Donghae dalam hati.

.

.

Eunhyuk memang benar-benar bandel. Setelah hari pertama MOS dia enggak pakai aksesoris dan bawa semua ketentuan yang disyaratkan untuk anak baru, hari-hari berikutnya dia sering terlambat masuk.

Alasannya sederhana, dia nonton televisi sampai larut malam. Yeoja itu baru nongol di sekolah saat mendekati bel masuk, padahal peserta MOS diwajibkan hadir satu jam sebelumnya, buat apel pagi dan pemeriksaan tugas di lapangan.

Kontan saja, sesampainya di sekolah, yeoja itu sering menjadi sasaran panitia yang sudah setia nungguin di gerbang sekolah.

Tapi Eunhyuk cuek saja. Saking cueknya, beberapa sunbae-nya gemas melihat kelakuan Eunhyuk, bahkan ada yang berniat menculiknya, dan memermaknya habis-habisan *sadiis*. Untung saja hal itu dicegah Choi Siwon dari kelas 2 IPS 3, sang ketua MOS.

"Saat ini MOS kita sedang diawasi ketat! Jangan berbuat sesuatu di luar acara yang dapat merusak pelaksanaan MOS ini!" ujar Siwon mengingatkan anggota panitia lain.

Siwon tidak cuma mengingatkan anak buahnya. Dia juga aktif mengontrol setiap tindakan anggota panitia lainnya. Eunhyuk sering bertemu Siwon, karena ruang eksekusi bagi peserta yang dianggap bersalah berdekatan dengan posko paniia, selain itu Siwon juga sering ada di ruang eksekusi.

Karena sering bertemu lama-lama Eunhyuk jadi suka melihat wajah Siwon yang memang agak imut dan manis itu karena lesung pipinya. Bahkan saking sukanya, kadang-kadang Eunhyuk sengaja membuat kesalahan agar dibawa ke ruang eksekusi, dengan harapan dapat bertemu Siwon. Karena itu dia kecewa berat kalau ternyata Siwon lagi enggak berada di posko.

Ternyata Siwon salah satu anggota panitia yang jadi favorite, baik di kalangan peserta MOS yeoja, atau sesama panitia, bukan hanya Eunhyuk.

Karena itu enggak heran kalau dari hari ke hari penyelenggaran MOS, ruang eksekusi makin ramai oleh anak-anak baru yang melakukan pelanggaran. Dan hampir seluruhnya yang melakukan pelanggaran adalah yeoja, termasuk Eunhyuk.

Ada-ada saja pelanggaran yang dilakukan, bahkan sampai ada yang mengaku kelupaan pakai pita.

"Pantas saja kamu betah masuk ruang eksekusi" komentar Heechul salah seorang teman sekelas Eunhyuk saat mereka lagi istirahat.

Eunhyuk tidak langsung menjawab. Dia masih asyik makan pisang goreng sebagai sarapannya (padahal sudah hampir jam sepuluh. Tapi karena Eunhyuk tadi enggak sempat sarapan, dia menganggap itu sebagai sarapan) sambil duduk di salah satu koridor sekolah, agak terpisah dengan teman-temannya yang berkumpul.

Eunhyuk enggak perduli dengan keadaan di sekelilingnya, termasuk empat yeoja anggota panitia yang berdiri enggak jauh dari tempatnya dan terus memandang tajam ke arahnya sambil sesekali berbisik, seolah-olah sedang mengawasinya.

Tiba-tiba Heechul menyikut Eunhyuk, dan menggerakkan kepala, seolah menunjuk empat panitia itu. Eunhyuk melihat ke arah yang ditunjuk Heechul, kemudian melanjutkan makan.

"Aku sudah tau! Biarkan saja" jawab Eunhyuk singkat.

Beberapa saat kemudian, sepotong pisang goreng sudah pindah ke dalam perutnya.

"Kamu masuk ruang eksekusi?" tanya Eunhyuk setelah selesai makan. Heechul mengangguk.

"Aku penasaran, kenapa orang-orang kayak kamu sengaja bikin pelanggaran"

"And?" tanya Heechul.

"Pantas saja dia jarang ada di lapangan, ternyata lebih sering ngejogrok di situ"

"Maksud mu Siwon oppa?" tanya Heechul.

"Siapa lagi..."

Diam sejenak. Heechul kembali melanjutkan makannya.

"Memang kamu naksir ya sama Siwon oppa?" tanya Heechul.

"Enak saja!" sambar Eunhyuk.

"Habisnya ..."

"Aku senang saja melihatnya. Orangnya tenang, kalem, tapi kelihatan berwibawa. Aku juga senang ngelihat wajahnya yang manis dan imut itu" kata Eunhyuk.

"Sama saja! Itu juga namanya naksir" kata Heechul.

"Belum tentu. Sampai sekarang aku enggak mau mikirin soal namja. Aku belum mau pacaran" sergah Eunhyuk.

"Oh ya? Kenapa?" tanya Heechul.

"Malas aja ..."

"Malas atau kamu lagi naksir namja lain?" tanya Heechul dengan nada menggoda.

Eunhyuk enggak menjawab pertanyaan itu. Pandangannya sedang tertuju ke arah empat panitia yeoja yang sedari tadi mengawasinya. Saat itu di depan keempat yeoja itu, lewat seorang anak baru berambut panjang dikepang yang membawa baki berisi dua gelas cokelat panas.

Eunhyuk mengenalnya sebagai Ryeowook, salah seorang teman sekelasnya yang juga jadi "target" para sunbaenya yang namja. Dia sendiri enggak begitu mengenal Ryeowook, karena selain beda kelompok, Ryeowook juga sangat pendiam dan agak pemalu.

Keempat panitia itu berpandangan melihat Ryeowook lewat di depan mereka.

"Heiii!" suara keras terdengar dari arah empat pannitia itu. Bersamaan dengan itu Ryeowook terlihat terjatuh di antara mereka. Baki berisi gelas cokelat panas yang rencananya akan disuguhkan untuk para guru tergeletak di lantai, sedang gelasnya pecah berantakan.

"Jes, baju mu ..." kata salah satu dari empat panitia itu sambil menunjuk pakaian temannya.

"Iiih..." serunya jijik.

Kemudian dia memandang Ryeowook yang sedang setengah berjongkok menahan sakit karena tangannya terkena pecahan gelas.

"Kurang ajar!" yeoja berambut panjang -Jessica- itu menarik tubuh Ryeowoook hingga berdiri, kemudian langsung menamparnya dengan keras sehingga tubuh Ryeowook terhuyung.

"Mi-mian-hae eonnie..." kata Ryeowook terbata-bata sambil menahan tubuhnya agar tak terjatuh.

"Enak saja kamu minta maaf! Kamu kira baju ku bisa bersih kalau kamu minta amaf?" katanya dengan suara keras, yang membuat perhatian seluruh orang yang mendengarnya tertuju pada mereka. Anggota panitia lainnya berdatangan.

"Ada apa?" salah satu namja anggota panitia.

"Ini ada anak baru numpahin cokelat. Tumpahannya kena ke kita-kita! Lihat tuh, baju Jessica paling banyak kena" jawab salah satu dari empat panitia, yang berambut pendek -Sunny-.

Sedangkan Jessica masih terus memaki Ryeowook yang hanya bisa diam tertunduk.

"Udah, udah ..." salah satu anggota panitia yang bernama Hankyung mencoba menetralisir keadaan.

Jessica memegang tangan Ryeowook.

"Kamu ikut ke ruang eksekusi sekarang!" ujarnya ketus.

"Sun! Bawa dia ke ruang eksekusi! Aku mau bersihin baju dulu!" lanjutnya kemudian pada salah seorang temannya sambil menarik tubuh Ryeowook yang tengah terisak.

"Ryewook tidak salah! Kenapa dia harus dibawa ke ruang eksekusi?"

Sebuah suara terdengar di antara kerumunan orang. Eunhyuk menyeruak di antara kerumunan, dan berdiri di samping Ryeowook, memandang tajam ke arah Jessica.

"Bukan Ryeowook yang salah" Eunhyuk mengulangi ucapannya.

"Apa maksud mu? Beraninya kamu ikut campur!" bentak Jessica.

"Ryeowook jatuh karena ..."

-TBC-


Huaah, akhirnya selesai juga satu FF gaje dari author.

Mianhae jika jelek dan kurang memuaskan. Review ne, author butuh saran dan kritik dari kalian.

Gomawo ^^