Disclaimer: Harry Potter Milik JK Rowling.

Pairing: Draco Malfoy x Hermione Granger

Rating: T / M (saya tidak yakin, bagaimana menurutmu?)

Warning : OOC. No Magic. Based on Feltson's life story dengan tambahan sana sini yang murni karangan penulis.


Suara dari TV berukuran besar yang menggantung di dinding menggaung mengisi ruangan besar dan temaram yang bernuansa hijau silver. Sesekali terdengar geraman dan desisan tertahan yang mengiringi suara yang keluar dari TV tersebut.

Pria dengan mahkota pirang platina yang duduk di sofa merah maroon di tengah ruangan besar itulah yang menjadi sumber suara geraman dan desisan itu. Sesekali pria itu memandang ke arah TV besar di depannya yang sedang menampilkan tayangan video film yang sedang di putarnya sejak 1 jam yang lalu, kemudian sesekali pria itu kembali mengalihkan tatapannya ke arah laptop didepannya yang sedang menyuguhkan sebuah situs berisi foto-foto sexy seorang gadis dengan berbagai moment, pose, dan busana yang berbeda.

Sekali lagi sebuah desisan tertahan keluar dari bibir tipisnya, mata kelabunya menggelap berkilat penuh gairah menatap kearah TV di depannya yang menyuguhkan adegan seorang wanita yang sedang menari striptis menggeliat di sebuah tiang club malam. Wanita yang sama dengan wanita yang berpose di foto-foto dalam laptop di depannya.

"Aaahhh Hermione!" dia mendesah putus asa.

"Apa yang kau lakukan Drake?!" mendengar jeritan tertahan dari balik punggungnya. Pria tampan berwajah runcing tersebut langsung refleks meraih remot di sampingnya dan mematikan TV-nya kemudian membeku di sofa merahnya, tak berani menoleh ke asal suara yang berhasil mengagetkannya.

"Drake, kau bisa menjelaskannya padaku?" wanita berambut hitam yang baru saja datang itu berbicara dengan suara bergetar.

"Draco Malfoy kau mendengarku, Jawab aku!" bentak sang wanita habis sabar.
Perlahan Draco berbalik menatap kekasihnya yang tengah memandangnya murka. Draco memasang senyum terbaiknya dan berlagak bingung "Hi Hunny! Apa yang kau bicarakan? Penjelasan mengenai apa?"

"Kau memang aktor hebat Draco, tapi aku bukanlah bocah polos yang bisa dengan mudah kau bodohi. Apa yang tadi sedang kau lakukan saat aku tiba disini? Dan aku mendengar kau menyebut namanya." Wanita itu mengepalkan tangannya.

"Tori, tadi itu aku sedang menonton acara tv, dan saat kau datang, acaranya sedang iklan. Dan apa kau bilang? Aku menyebut namanya? Nama siapa yang kau maksudkan? Aku tak menyebut nama siapapun, mungkin kau berhalusinasi karena kelelahan, Istirahatlah Hun" Draco berjalan perlahan kearah kekasihnya sambil merentangkan tangannya.

"Draco please, jangan buat habis kesabaranku." desis Astoria.

"Astoria, maafkan aku." Draco menangkup pipi kekasihnya dengan kedua tangannya.

"Draco, apa kau menyukai dia?!" Astoria memicingkan matanya.

"Oh ayolah Tori, dia bukan apa-apa untukku, kami hanya sebatas rekan kerja." Draco berbisik, mencoba membujuk kekasih yang telah di kencaninya selama 4 tahun.

"Bohong!"Jeritnya.

"Kau tak percaya padaku?" Draco memasang wajah terluka.

"Tidak, setelah aku menyaksikan kelakuanmu tadi yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri!" Astoria menepis tangan Draco dari pipinya.

"Tadi itu aku hanya memilih asal film yang ingin ku tonton, please Tori jangan berlaku seperti ini. Aku tak ingin kita ribut hanya karena masalah kecil seperti ini." Draco berjalan ke arah mini bar-nya dan menuangkan sampagne ke dalam gelasnya lalu menenggaknya habis.

"Kau bilang kau dan dia bukan apa-apa, tapi jelas-jelas kau mengatakan di depan pers kalau kau menganggapnya adikmu. Jadi mana yang benar?" Astoria mengawasi gerak-gerik kekasihnya yang amat sangat dia puja itu.

"Tentu saja aku berkata seperti itu di depan pers Hun, aku tak mungkin berkata bahwa aku tak peduli padanya dan tak mengaggap dirinya apa-apa, itu terlalu kasar dan itu akan menyakiti hatinya." Draco menjawab pertanyaan Astoria dengan lancar.

"Blimey! Kau peduli dengan perasaannya!" suara Astoria kembali meninggi.

"Itulah yang dilakukan oleh seorang gentlman Hun, kau seharusnya bangga memiliki kekasih yang gentleman sepertiku. Dan tentunya itu untuk image-ku, aku tak mungkin berkata kasar didepan pers." Draco menyeringai puas dengan hasil kerja bibir sexy-nya yang dapat membual dengan lancar dan tenang tanpa terintimidasi sama sekali disaat terpojok seperti ini.
Mata Astoria melunak "Kemarilah! Minumlah dulu, kau terlalu tegang Hunny." Draco mengisyaratkan Astoria untuk menghampirinya.
Astoria masih menatapnya tajam sambil menghampiri sofa tempat Draco terduduk saat dia datang tadi. Seketika mata Draco membelalak dan dengan secepat kilat dia beranjak dari mini bar-nya dan berjalan cepat kearah kekasihnya, menarik tangannya dan memutar tubuhnya dengan sekali sentak, kemudian mencium bibir wanitanya dengan ganas. Astoria menyambut serangan tiba-tiba kekasihnya dengan bergairah. Draco membimbing Astoria untuk duduk di sofa tanpa melepaskan ciumannya, sebelum merebahkan Astoria di sofa merahnya, Draco melepas tangan kanannya yang sebelumnya bertengger di pinggang kekasihnya untuk menutup layar laptopnya yang tadi lupa dia amankan saat membuka situs yang menyuguhkan tubuh sexy wanita pujaannya semenjak belia dulu.

"Draco..." Astoria melepas ciumannya.

"Ya?" Draco menatap mata kekasihnya.

"Aku tak mau kau naik ke panggung untuk membacakan nominasi besok. Kita akan datang, tapi kau tak boleh naik ke panggung dan berdampingan dengan si Granger itu." Astoria menatap Draco dengan penuh ancaman.

"Baiklah. Apapun yang kau inginkan." Draco membalas singkat dan kembali melanjutkan aktifitasnya bersama wanita pribadinya, wanita yang selalu menjadi pelampiasan syahwatnya disaat dia tak mampu menunaikannya bersama bidadari hatinya. Hermione Granger.


"Apa kau akan datang ke acara MTV Awards nanti malam Harry?" wanita berambut cokelat berbicara ditelepon. Di sampingnya wanita berambut merah sedang mematut dirinya di cermin.

"Sepertinya aku tak bisa datang Mione, aku masih di London saat ini, masih ada pekerjaan. Aku tak mungkin terbang sore ini juga kesana." jawab suara laki-laki di seberang telepon.

"Oh sayang sekali, padahal malam ini aku mendapat undangan untuk naik ke panggung dan membacakan nominasi. Apa Ron mengabarimu?"

"Oh sayang sekali, aku benar-benar menyesal Mione. Dan Tidak, aku belum mendapat kabar darinya apakah dia akan datang atau tidak, kau bisa tanyakan pada Draco, mereka kan cukup dekat." Harry kembali bicara.

"Oh, begitu... Baiklah, mungkin nanti aku akan mencoba menelepon Ron langsung. Good Luck untuk pekerjaanmu Harry." Hermione menjawab.

"Ya, Thanks Mione. Good Luck juga untuk acaramu nanti malam, semoga kau tampil memukau seperti biasanya, seperti Emma Watson." Harry menahan tawanya di seberang telepon menunggu jawaban Hermione yang sedang tertawa mendengar ucapannya.

"Okay, thanks Harry. Tentu aku akan tampil memukau. Kau harus melihat penampilanku nanti Harry." Hermione terkikik.

"Haha, tentu... tentu... Sampaikan salamku untuk Ginny ya, bye Mione."

"Yeah akan kusampaikan, bye Harry." Hermione menutup teleponnya.

.

.

"Harry titip salam untukmu Gin." Hermione berjalan menuju walking closetnya untuk mengambil baju yang ia pesan khusus untuk menghadiri perhelatan akbar tahunan MTV Awards.

"Kau sudah melihat susunan acaranya?" teriak Ginny dari luar walking closet Hermione.

"Belum. Memang kenapa?" Hermione balas berteriak dari dalam. Terdengar langkah kaki Ginny yang mendekat menuju tempatnya menjajal gaunnya. Ginny menyandarkan punggungnya sambil melipat tangannya di dada dan mengamati Hermione yang kali ini sedang memilah koleksi sepatunya yang sekiranya cocok dengan gaun yang akan di kenakannya malam ini.

"Draco Malfoy akan menemanimu di atas panggung nanti untuk membacakan nominasi." Ginny masih menatap hermione.
Secepat kilat Hermione menolehkan kepalanya dan memandang Ginny dengan mata membulat sempurna dan mulut ternganga, nampaknya wanita cantik bermata cokelat susu itu sangat terkejut dengan informasi yang baru saja di lontarkan oleh teman rambut merahnya tersebut.

"Sangat tidak lucu Gin." Hermione menatap Ginny kesal.

"Percayalah bahwa aku juga sama sekali tidak menganggap hal ini lucu Mione." Ginny memutar bola matanya.

"Oh My God! Demi Merlin Ginny! Apa yang mereka rencanakan?! Kenapa mereka memasangkanku dengannya?! Oh Tuhan! Kancut Merlin! Ini benar-benar GILA!" Hermione menjambak rambutnya frustasi.

"Jangan berlebihan Mione, kau hanya akan membacakan nominasi bersama Malfoy. Apanya yang gila eh?" Ginny menaikan sebelah alisnya.

"Ginny! Kau lupa dengan nenek sihir yang selalu menempel padanya?!" Hermione mencicit.

"Memangnya ada apa dengannya? Kau takut padanya?" Ginny melirik Hermione dengan pandangan mencemooh.

"Jangan pernah berkata bahwa aku takut pada wanita bodoh itu!" Hermione mendesis tajam.

"Kalau begitu, libas dia Mione. Tampilah yang cantik malam ini, buat dia terbakar." Ginny melenggang keluar meninggalkan Hermione yang ternganga memandang kepergiannya.


"Ku pikir tadi aku melihatnya datang, kenapa dia tidak naik ke panggung saat namanya di panggil?" Hermione menghempaskan tubuhnya di kursi samping Ginny, kursi penonton yang punggung kursinya telah di cantumkan namanya, Hermione Granger.

"Nenek sihir itu menarik tangannya tepat ketika nama Draco di panggil dan kau beranjak dari dudukmu. Dia menyeret Draco keluar." Ginny memutar bola matanya.

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut Hermione sebagai jawaban dari penjelasan Ginny.

"Dia tak bisa selamanya menutup mata dan telinganya Hermione, semua orang mendukung kalian! Aku berani bertaruh bahkan kalian diam-diam juga suka mem-browsing berita kalian bersama, oh dan ingat nama manis kalian buatan dari fans kalian? Dramione? Feltson? Oh jenggot merlin! Itu manis sekali Mione!" Ginny terkekeh mengingat nama buatan fans Draco dan Hermione, para fans mereka juga menciptakan takdir manis dari tokoh film yang mereka mainkan, Tom Felton dan Emma Watson mereka menyebutnya Feltson. Bloody Hell, padahal semua orang tahu kalau kedua tokoh tersebut adalah musuh besar. "Dan jangan lupakan puluhan ribu fanfiction buatan fans kalian dari seluruh dunia yang membuat semua orang menyukai cerita roman, bahkan Luna yang seorang anti roman!" Lanjutnya.

"Oh diamlah Gin." Hermione bersemu mendengar ocehan Ginny.

"Malam ini mungkin kalian gagal bertemu, tapi ku pastikan minggu depan, tepatnya dihari ulang tahun kalian akan bertemu." Ginny menyeringai.

"Apa maksudmu Gin?" Hermione mengerutkan alisnya bingung.

"Aku akan mengadakan reuni di rumah Mrs. Rowling, aku akan menyiapkan semuanya termasuk tamu undangan, ini akan menjadi private party, hanya kita pemeran utama dalam film Harry Potter yang akan datang. Seluruh keluargaku di film, teman-teman dekat Gryffindor kita, dan tentunya si pangeran slytherin kesayanganmu itu." Oceh Ginny panjang lebar sambil menyeringai lebar sekali karena puas dengan rencana briliantnya.

"Tapi Draco tak mungkin datang tanpa Astoria." Hermione bergumam.

"Pasti datang! Serahkan segalanya padaku." Hermione hanya mengangkat bahunya.


"Brengsek!" Astoria mengumpat sambil membanting majalah gosip ke meja di depannya dengan kasar.

"Ada apa Hun?" Draco masih berkutat dengan laptopnya.

"Wartawan brengsek! Mereka menjajarkan fotoku saat kita di pantai bulan lalu dengan foto Granger sialan itu yang kemarin baru saja mereka bidik sedang berbikini di kolam renang!" Astoria membanting tubuhnya disamping Draco.

"Memangnya kenapa? Apa isi artikelnya yang membuatmu marah?" Draco masih berusaha bersikap biasa, padahal dalam hatinya dia sangat penasaran dengan foto yang di maksudkan Astoria, melihat Granger berbikini? Oh itu adalah surga untuknya.

"Ya! Beritanya membuatku muak! Mereka membandingkan tubuhku dengan tubuh wanita itu! Mereka menulis bahwa tubuh Granger lebih sexy dari tubuhku yang terlihat sudah termakan usia, mereka juga menyebut-nyebut namamu dan membahas hubungan kita. Memangnya apa urusan mereka?!" Astoria bersungut-sungut.

"Apa yang mereka bicarakan mengenai hubungan kita?" Draco berusaha mati-matian untuk tidak tertawa mendengar penghinaan pers kepada kekasihnya itu.

"Mereka membicarakan perbedaan umur kita." kali ini Astoria menjawabnya dengan suara kecil sambil memejamkan matanya.

"Abaikan saja okay! Aku tak peduli pada ocehan orang-orang tak berguna itu." Draco berusaha menghibur kekasihnya. Walaupun dalam hatinya ia membenarkan pernyataan wartawan, perbedaan usia yang terpaut diantara mereka memang sedikit kontroversial mengingat usia Astoria lebih tua beberapa tahun dari usia Draco.

"Aku harus pergi sabtu ini selama 4 hari. Ada pengambilan gambar di Madrid." Astoria membuka matanya.

"Pergilah. Aku juga akan sibuk untuk pemotretan hingga hari minggu nanti." Draco menatap kekasihnya tersenyum pengertian.

"Sayang sekali kau tak bisa ikut. Baiklah, semoga urusan kita lancar." Astoria menyahut.


Dentang bel di pintu apartemennya membuat Draco bangkit dari kegiatannya bermalas-malasan di sofa sambil memandangi foto-foto Hermione dari handphone rahasianya, yang tidak pernah di ketahui keberadaannya oleh Astoria. Mendecak kesal sambil menyeret langkahnya menuju pintu dan membukanya.

"Ron?! Apa yang membawamu kemari?" Draco tersenyum lebar memeluk sahabatnya.

"Tentunya salah satu alasannya adalah karena aku merindukan sahabat bodohku ini." Ron terkekeh menepuk-nepuk punggung Draco, dan Draco ikut tertawa.

"Masuklah." ajak Draco pada sahabatnya. Mereka masuk ke apartemen Draco. Ron memghempaskan tubuhnya ke sofa merah milik Draco sedangkan Draco berjalan menuju dapur mini-nya.

"Ngomong-ngomong kau rapi sekali?" Draco melemparkan sekaleng coke ke arah Ron, lalu menghempaskan bokong seksinya ke sofa seberang Ron.

"Itulah tujuanku kemari, nanti malam Ginny mengadakan surprise party untuk Mrs. Rowling, dan kau harus datang." Ron menenggak coke-nya dan mengamati wajah sahabatnya yang tampak berpikir.

"Kenapa? Kau tidak bisa hadir?" Ron menaikan sebelah alisnya memandang Draco.

"Tidak, tentu aku bisa, aku sedang kosong malam ini." Draco mengangkat kedua bahunya.

"Tapi?" pancing Ron.

"Tapi apa? Tidak ada tapi..." Draco menenggak Coke-nya buru-buru.

"Ah! Aku tahu! Pasti ini soal Greengrass?" Ron bersandar di sofa dan menyilangkan sebelah kakinya.

"Ya, dia pasti melarangku untuk datang kalau dia ada disini sekarang, tapi bagusnya sekarang dia sedang berada di Spanyol untuk urusan pekerjaan." Draco menyeringai.

"Dia masih cemburu dengan Hermione?" Ron terkekeh.

"Begitulah." Jawab Draco cuek.

"Ngomong-ngomong apa dia datang?" wajah masa bodohnya langsung berubah menjadi wajah semangat penuh rasa penasaran saat menanyakan kalimat itu.

"Dia? Siapa? Hermione maksudmu?" Ron memandang sekeliling apartemen Draco.

"Tentu saja, untuk apa aku menanyakan Potter." Draco memutar bola matanya.

"Tentu dia datang, dia kan salah satu the golden trio." Ron mengambil handphone Draco yang tergeletak di sofa sampingnya dan membuka kuncinya, seketika Ron membelalak kaget. Draco yang sedang menggonta-ganti chanel tv tidak menyadari ekspresi sahabatnya dan apa yang sedang di lakukannya. Lima detik setelah bisa menguasai dirinya dari kekagetan tadi Ron langsung menyeringai dan bersiul panjang.

"Jadi ini hobby waktu senggangmu Drake?" Draco menoleh cepat ke arah suara Ron dan menaikan sebelah alisnya bingung dengan pandangan bertanya. Ron langsung menunjukan layar handphone Draco yang sedang di pegangnya yang langsung menampilkan foto terbaru Hermione saat di kolam renang kemarin.

"Jangan ember Ron!" Draco memberikan pandangan mengancam pada sahabatnya itu.

"Kenapa kau memilih Greengrass jika kau menyukai Hermione Drake?" Ron mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius.

"Entahlah, mungkin aku takut menyakiti Astoria. Dia seperti terikat sekali denganku." pandangan Draco menerawang ke perapian.

"Buka matamu Drake! Jangan jadi pengecut! Kau tak bisa terjebak seumur hidup dengan seorang yang sama sekali tidak kau inginkan! Dan menahan liur sembunyi-sembunyi setiap melakukan hobby mengerikanmu memandangi benda mati bergambar wanita pujaanmu.

"Kau berlebihan Ron." Draco memutar bola matanya.

"Aku serius Drake! Kau harus pikirkan baik-baik, dan jadilah seorang gentleman okay! Kau takut menyakiti Astoria tapi kau tak takut menyakiti Hermione eh?" Ron kembali ke ekspresi konyolnya.

"Apa maksudmu?" Draco menaikan sebelah alisnya.

"Jangan pura-pura bodoh Drake! Dia bahkan pernah mengatakan kepada pers bahwa kau pernah membuatnya patah hati karena kau hanya menganggapnya sebagai adik saat kita masih puber dulu! Jika tidak ada maksud apa-apa, untuk apa dia mengungkitnya? Itu sudah bertahun lalu Drake." Ron bangkit ke arah dapur Draco dan membuka kulkas.

"Itu hanya ke-isengan dia saja." Sahut Draco cuek.

"Begitukah menurutmu? Bagaimana dengan kedekatan kalian saat kita syuting film ketiga dulu eh? Terutama ketika Mione mengelus wajahmu setelah meninjumu? Atau ketika dia terlonjak girang saat kau mengajaknya berdansa ketika break film ke-4? Manis sekali Drake." kekeh Ron. "Aku bahkan yakin Hermione sudah naksir denganmu saat pertama kalinya kau membawa skateboard-mu ke lokasi syuting dan kau memainkannya dengan aksi yang keren di depan kami semua, aku ingat sekali tampang Hermione saat itu! HaHa." Ron tertawa keras. "Boleh ku ambil apel ini Drake?" Ron mengangkat kepalan tangannya yang menggenggam sebutir apel hijau.

"Ambilah, dan tutup mulutmu dengan apel itu.

"Tentu tentu,, bisa di atur Drake. Sekarang lebih baik bersiaplah untuk bertemu bidadarimu." Ron menyeringai jahil kepada Draco.


"Oh terima kasih anak-anak! Aku sangat terharu kalian membuat ini semua untukku." Mrs Rowling tersenyum bahagia melihat anak-anaknya (Harry dkk) yang menyiapkan pesta ulang tahun untuknya tanpa sepengetahuannya.

"Tentu saja! Kau kan ibu kami Joanne." Hermione memeluk Mrs. Rowling.

"Thanks dear, ayo mari kita berfoto sebelum kalian menikmati pesta!" ajak Mrs Rowling.

"Baiklah Neville Harry Luna Ginny Hermione Fred George... Hmm mana Ron dan Draco?" Mrs Rowling mengabsen mereka semua.

"Ron sedang menjemput Draco Joanne, aku lupa mengontaknya." Ginny angkat bicara. Sedetik kemudian pintu terbuka dan masuklah dua kepala dengan warna berbeda. Merah dan pirang platina, keduanya nyengir. " Sorry kami terlambat, tadi macet sekali." Ron menjawab lirikan bertanya Ginny.

"Tak apa, terima kasih sudah datang dear, baiklah mari kita berfoto dulu." Mrs Rowling menggiring semua orang ke halaman belakang rumahnya yang luas. Semuanya langsung mengambil posisi untuk berfoto Ginny berdiri di samping kiri Harry, Mrs Rowling mengambil tempat di tengah sekaligus sebelah kanan Harry. Ginny menarik Hermione kesisi kirinya. Kemudian disusul Ron yang menyeret Draco di sampingnya. Ron telah berdiri disamping kiri Hermione sedang Draco di sisi kirinya berada di urutan paling ujung. Sedetik kemudian Ron menangkap mata Ginny yang mendelik seakan berkata 'Menjauh kau dari sana!' Ron sempat bingung sampai akhirnya dia paham maksud Ginny dan langsung menyalip ke ujung barisan dan berdiri disamping kiri Draco. Draco mengerutkan alisnya bingung dengan kelakuan Ron seketika membelalakan matanya saat Ron mendorong bahunya agak keras untuk merapatkan barisan kekanan akibat renggang yang ditinggalkannya.
Karena dorongan Ron, bahu Draco membentur bahu Hermione yang berdiri tepat disamping kanannya.

"Sorry Herm eh Granger." Draco tersenyum kaku.

"Tak apa, dan kenapa dengan Hermione ? Bukankah sejak dulu kau memang telah memanggilku Hermione? Mengapa sekarang berubah?" Hermione tersenyum ramah sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ehm, bisakah kalian menunda temu kangen kalian sebentar agar kita bisa berfoto dulu." Neville menahan senyum gelinya.

Draco berdeham sebagai responnya sedangkan Hermione hanya memutar bola matanya kesal.

To Be Continue...