"Kak Hali… Gempa boleh tidur bareng kakak?" Tanya Gempa.
"Eh? Boleh sini." Halilintar mengizinkan adiknya untuk tidur bersamanya.
Ceklek!
"Kak Ha-" Taufan yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung terdiam melihat pemandangan yang mengeneskan baginya. Posisi Gempa dan Halilintar berpelukkan sembari tertidur, itu yang mengeneskan.
Ceklek!
Blam!
Taufan segera menuju ruang tamu dengan perasaan kesal bercampur sedihnya.
"Hiks, Hiks, Hiks." Lalu menangis di sofa ruang tamu.
Karena terlalu lelah menangis Taufan tidur di sana.
Paginya…
"Eh?" Halilintar kaget melihat adiknya yang tidur di sofa ini.
'Pantas saja di kamar tidak ada Taufan…' Batin Halilintar di dalam hati sembari tersenyum kecil.
Halilintar mendekati adiknya lalu mengusap puncak kepalanya pelan masih dengan senyumannya.
Lalu membelalakkan matanya dan senyumannya runtuh seketika melihat jejak air mata di kedua pipi sang adik.
"Taufan, Taufan." Halilintar membangunkan Taufan sembari menguncangkan tubuh mungil Taufan.
Taufan bangun dari tidurnya, lalu melihat siapa yang baru saja membangunkannya, lalu menamparnya agak keras.
Plak!
"Aduh! Apa – apaan sih, Taufan! Bangun – bangun langsung nampar orang saja!"
"Kakak yang apa – apaan!" Bentak Taufan.
"Memang apa salahku, Hah?!" Tanya Halilintar kesal.
"Pikirkan saja sendiri! Pengingkar janji!" Taufan mendorong kakaknya yang ada di atasnya sampai terjatuh. Lalu meneteskan air matanya lagi, dan hal itu di lihat oleh Halilintar yang masih memegangi pipinya yang barusan di tampar.
'Kenapa dia? Apa maksudnya pengingkar janji? Kenapa dia malah tau – tau menamparku? Kenapa dia marah? Kenapa dia nangis? Apa aku salah? Aku tidak melakukan apapun tadi malam padanya. Tadi malam dia juga senang – senang saja. Kenapa tiba – tiba sikapnya berubah drastis? Sepertinya dia terkena pengaruh ramuan emosimnya Adu du… Aku harus menemuinya!'
Halilintar mengambil topi dan rompinya, lalu memakainya di jalan menuju Markas Kotak Adu du.
Brak!
"Dimana kau Adu du?! Apa yang kau lakukan terhadap adikku?! Jawab?!" Ucapnya sembari menyodorkan Pedang Halilintarnya di depan wajah hijau si alien tersebut.
"Aku tak apakan Taufan! Sungguh!" Jawab Adu du dengan tubuhnya yang bergetar hebat karna ketakutan.
"Lalu kenapa sikap Taufan berubah drastis, Hah?!" Tanya Halilintar keras.
"Aku tak apakan Taufan! Sungguh! Aku jujur!".
'Aneh…' Batin Halilintar.
Halilintar kembali ke rumahnya, ia masih memikirkan kenapa Taufan seperti itu.
Saat Halilintar sudah berada di rumah, ia tak melihat ada Taufan.
"Gempa! Dimana Taufan?" Tanya Halilintar pada Gempa yang sedang menyapu.
"Tadi Kak Taufan keluar, katanya mau ketemu Fang." Jawab Gempa.
"Dimana?".
"Taman.".
Halilintar segera pergi ke tempat Taufan berada, tanpa pamit dengan Gempa.
"Taufan! Dimana kau?!" Tanya Halilintar sembari berteriak.
"Eh?".
"Taufan! Ayo kita pulang!" Halilintar menggenggam tangan Taufan erat – erat setelah menemukan Taufan.
"Tidak!" Bentak Taufan sembari menepis tangannya yang di genggam Halilintar.
"Kenapa?!" Tanya Halilintar kasar.
"Biarkan aku bersama Fang! Aku sedang tidak mau dengan Kakak!" Bentak Taufan lagi.
"Kenapa?! Apa salahku?!".
"Pikir saja! Tadi malam kakak sudah berjanji akan tidur dengan Taufan kan?! Tapi kenapa Kakak malah tidur dengan Gempa?!" Jelas Taufan sembari berteriak dan juga mengeluarkan air mata.
"Aku…".
Flashback
"Kak Hali! Kak Hali!" Panggil Taufan.
"Kenapa, Taufan?".
"Malam ini Taufan tidur dengan Kakak boleh?" Tanya Taufan.
"Boleh." Jawab Halilintar singkat.
"Janji?" Tanya Taufan memastikan.
"Iya, janji…" Jawab Halilintar lembut dengan senyuman.
"Aku mau tanya lagi, Nanti malam waktu Taufan dan Kakak tidur… Kakak mau meluk Taufan?" Tanyanya lagi.
"Mau…" Jawab Halilintar masih dengan nada yang lembut dan senyuman di bibirnya.
"Janji?" Taufan memastikan lagi.
"Iya…".
"Yeeey! Taufan saaaaayang Kakak!" Ucap Taufan lalu memeluk Halilintar.
"Taufan sikat gigi dulu ya~?".
"Iya…".
Setelah itu, Halilintar menuju ke ruang tamu untuk meminum jusnya.
Lalu kembali ke kamarnya, untuk menunggu Taufan.
Tak lama kemudian…
"Kak Hali… Gempa boleh tidur bareng kakak?" Gempa datang.
"Eh? Boleh sini." Halilintar mengizinkan adiknya untuk tidur bersamanya.
Flashback End
"Taufan… Maaf… Kakak-" Kata – kata Halilintar di sela bentakkan Taufan.
"Sudah! Cukup! Taufan mau tidur dengan Fang malam ini!" Lagi – lagi Taufan membentak Halilintar.
"Ayo, Fang!" Ajak Taufan yang di ikuti Fang di belakangnya.
"Taufan…" Panggil Halilintar kecil, pelan dan sedikit nada sedih.
'Kakak bodoh! Kakak bodoh! Untuk orang yang di cintai saja bisa melupakan janji?! Aaaarrgh!' Batin Halilintar kesal.
Sementara di sisi lain…
"Hiks, Hiks, Hiks."
"Taufan… Cup, Cup, Cup…" Fang menyemangati Taufan yang sedang menangis.
"Kak Hali jahat… Hiks. Masa janji yang baru saja di buat sudah di lupakan… Hiks. Bukan hanya itu saja…" Ucap Taufan di sela isakkannya.
"Kak Taufan… Xiang Qi bawakan susu buat kakak… mau?" Tawar Xiang Qi sembari menyodorkan susu.
"Terima kasih…" Ucap Taufan sembari menerima susu yang di berikan Xiang Qi.
"Sama – sama…, Kalau kakak mau tinggal disini juga tidak apa… Nanti Xiang Qi ambilkan bajunya…".
"Terima kasih, Xiang Qi… Kau sungguh baik…" Puji Taufan.
"Itu sudah biasa… Kak Taufan tidur bareng Xiang Qi saja ya?" Ajak Xiang Qi.
"Iya…".
"Ayo tidur… Kasur Xiang Qi tingkat 2, mau di atas atau di bawah?" Tanya Xiang Qi.
"Di bawah saja…" Jawab Taufan.
"Baiklah… Kak Taufan mandi dulu, habis itu Kakak tidur ya? Biar Xiang Qi ambilkan baju kakak…" Ucap Xiang Qi di bibir pintu.
"Iya… Terima kasih, Xiang Qi…".
"Sama – sama…".
Xiang Qi keluar dari kamar, lalu berjalan menuju rumah si 5 kembaran.
"Permisi…" Salam Xiang Qi.
"Iya? Eh? Xiang Qi? Dimana Taufan?" Tanya Halilintar.
"Um… Ada di rumah Xiang Qi. Dia lagi tidur…" Jawab Xiang Qi.
"Aku boleh kesana?" Tanya Halilintar sekaligus meminta izin.
"Jangan!" Larang Xiang Qi.
"Kenapa?" Tanya Halilintar keheranan.
"Kata Kak Taufan, dia tidak mau di ganggu saat sedang tidur…" Jawab Xiang Qi jujur.
"Baiklah…".
"Um… Kak Hali, Xiang Qi boleh ambil baju Kak Taufan?" Izin Xiang Qi.
"Eh? Untuk apa?!" Tanya Halilintar cemas.
"Um… Kata Kak Taufan…" Xiang Qi menggantugkan jawabannya.
"Kenapa?! Kenapa Taufan?!" Halilintar tidak sabaran.
"Dia… Mau tinggal di rumah Xiang Qi…" Jawab Xiang Qi dengan nada rendah.
"Tapi, kalau kakak mau mengunjungi Kak Taufan, bolehnya cuma sekali 3 hari… Dan untuk 1 minggu ini, belum boleh di jenguk…" Jelas Xiang Qi panjang.
"Taufan kenapa?! Kenapa dia seperti itu?!" Halilintar cemas dengan sikap Taufan yang berubah drastis karna dirinya.
"Xiang Qi juga tidak tau…".
"Ya, sudah… Masuk sana." Halilintar mengizinkan Xiang Qi.
"Baik… Terima kasih…" Ucap Xiang Qi sembari sedikit membungkuk lalu memasukki rumah si 5 kembaran.
'Kau kenapa Taufan? Apa aku mengingkari janjimu berkali – kali hingga tak terhitung?' Batin Halilintar sembari mengingat – ingat ke salahannya pada Taufan.
TBC
Uhuhuhuhuhu! Di sini Hurtnya kerasa ngga?
FF ini untuk permintaan maaf karna Update Happiness in Our Live-nya telat. Quota WI-FI dah habis! :v
