Oke... jadi, ini adalah fanfic pertama saya dan saya amat sangat menunggu reviews dari para pembaca dan penulis-penulis lain yang sudah lebih senior dripada saya X3 R&R (read & reviews) ya...

Summary: Indonesia memang tidak menyukai Holland, tapi kenapa dia tidak bisa lepas darinya? *HollandxIndoxJapan*

Rating: T for boyxboy

Warning: human names use (banyak yang ngasal namanya ), boyxboy, geje.

~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~

Matahari baru saja muncul di langit dan Rio Pratama sudah bangun dari tempat tidurnya dengan kepala pening. Kemarin, Dirk Louis menyuruh pria Indonesia malang itu untuk membereskan rumahnya yang hancur total karena ulah adiknya, Adolph Steichen. Orang Luxembourg itu datang ke rumah Dirk sambil membawa seseorang bernama Gilbert Weillschimdt—yang mengaku-ngaku sebagai 'Prussia Yang Luar Biasa' dan bersama-sama memporak-porandakan rumah Dirk dalam keadaan mabuk. Rio ingin sekali menolak namun dia sudah terikat dengan Dirk. Semua perkataan Dirk harus dipatuhinya. Diulangi lagi: semua. Tidak ada pengecualian. Dan Rio pun dengan terpaksa bergegas ke rumah orang Holland satu itu dan membereskan rumahnya dan menenangkan Adolph dan Gilbert sementara Dirk berdiam diri di kamar. Sungguh kakak yang bertanggung jawab.

Satu alasan mengapa Rio sudi mengurus Dirk karena dia adalah—katakan saja, pengasuh Dirk. Rio bertugas untuk menyiapkan makan, membereskan rumah, dan mengurus Dirk. Bisa dibilang Rio adalah butler Dirk, tapi Rio tidak dibayar. Rio sebenarnya tidak ingin melakukan semua itu dan pergi melancong ke negara-negara luar, tapi dia sepertinya dia tidak tega meninggalkan Dirk yang begitu santai di rumah begitu saja. Bisa-bisa rumah Dirk berubah menjadi bangkai kapal.

Rio menguap, dan terdiam sebentar, lalu bergegas ke kamar mandi, sambil menggerutu tentang Dirk ("dasar Holland jelek..." "enggak manusiawi..." "malesan..." dan lain-lain...). Rio melihat pantulannya di cermin. Seorang cowok Indonesia biasa, dengan rambut hitam yang acak-acakan (dan sangat susah dirapikan) dengan mata hitam pekat dan wajah Indonesia sejati, walau kulitnya tergolong putih untuk ukuran Indonesia karena seringnya dia mengurung diri di kamarnya. Rio tersenyum pada bayangannya sendiri. "Selamat ulang tahun," katanya pada bayangannya sendiri.

Rio pun segera membuat sarapan untuknya sendiri (hanya roti dengan selai seadanya) dan bekal untuknya di rumah Dirk. Rio menutup pintu apartemennya dan menguncinya rapat, lalu bergegas ke bawah. "Selamat pagi, Rio!" sapa resepsionis apartemennya, Rio tersenyum padanya. "Titip kamarku, ya," kata Rio lalu mengambil sepedanya yang diparkir di parkiran di samping apartemen kecil yang ditempatinya, dan mengayuhnya ke rumah Dirk yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya sendiri.

Rio memberhentikan sepedanya di depan gerbang rumah Dirk yang besar. Cowok Belanda itu memang kaya, Rio tidak tahu darimana semua uang itu mengalir. Rio memarkirkan sepedanya dan masuk ke dalam rumah Dirk lewat pintu belakang. Dia sempat menengok ke jendela kamar Dirk yang berada di lantai 2. Gordennya masih tertutup rapat dan tidak ada cahaya apa pun yang masuk atau keluar. Dirk memang sering bangun jam 8, tapi sekarang sudah jam 8 kurang dan biasanya Dirk sudah membuka gorden kamarnya walaupun masih ingin tidur.

Rio membuka pintu belakang dengan menggunakan kunci yang diberikan Dirk padanya dulu sekali, dan memulai rutinitasnya di rumah Dirk. Pertama, dia akan membuatkan sarapan untuk Dirk (tidak terlalu ribet... hanya sandwich dengan banyak keju dan susu putih), memberikan 'pernafasan' pada rumah itu dengan membuka jendelanya, dan membereskan rumah (yang harusnya tidak perlu, karena tadi malam Rio baru saja membereskannya). Rio sudah terbiasa dengan semua rutinitas ini, hingga dia merasa tidak terlalu enggan seperti saat dia pertama kali melakukannya. Rio menghela nafasnya panjang. Dirk memang lebih tua darinya, tapi sifatnya masih dibawah Rio. Rio pun teringat sesuatu...

Hari masih pagi di Hetalia Academy, dan Rio berjalan gugup di koridor asrama. Hari ini, dia resmi seorang murid di akademi bergengsi ini dan mendapat status murid baru. Dia sebenarnya agak heran dengan sistem pembagian murid di Hetalia Academy, dimana satu negara diwakilkan oleh maksimal dua orang siswa dan bahwa kelas dibagi berdasarkan benua: Asia and Australia Class, Europe Class, Africa Class dan America Class. Sementara sistem asrama disusun acak, oleh Kepala Sekolah ataupun oleh para anggota OSIS. Hal yang lumayan membuat Rio kagum adalah gedung-gedungnya. Satu gedung satu kelas, asrama dipisah menjadi dua gedung, dan ada gedung khusus yang berisi lab, perpustakaan, kantin, dan lapangan indoor. Aktivitas outdoor di sekolah ini hanyalah olahraga dan aktivitas berkebun yang diadakan dua kali sebulan.

Di kertasnya tertulis bahwa dia sekamar dengan Dirk Louis, siswa yang mewakilkan Holland, dan satu tahun lebih tua darinya. Pertamanya, Rio ingin protes. Kenapa anak baru seperti dia harus berada satu kamar dengan senior? Tapi Kepala Sekolahnya, Octavian Vargas, hanya tersenyum dan berkata bahwa tidak ada yang harus dikhawatirkan dari Dirk.

Rio pun terpaksa mempercayai kata-kata orang itu dan berhenti di depan sebuah kamar bertuliskan 'B5'. Rio mengecek lagi kertasnya dan menemukan bahwa Dirk Louis ada di kamar B5. Menarik nafas, Rio mengetuk pintunya. Tidak lama kemudian, seseorang membuka pintunya. Dia lebih tinggi dari Rio, dengan mata berwarna hijau tua dan rambut gondrong bergelombang berwarna emas cerah. Mereka hanya memandang satu sama lain. "Siapa kau?" tanya cowok itu lantang. Rio langsung menunduk. "Err... saya... Rio Pratama... anak baru... katanya... kamar saya... disini..." kata Rio gagap.

Cowok itu memandangnya sebentar. "Oh, kau," kata cowok itu, suaranya tiba-tiba terdengar pelan dan tidak bersemangat. "Aku Dirk Louis. Masuklah," ajaknya, meninggalkan Rio di ambang pintu. Rio langsung masuk ke kamar dan melihat sebuah kamar yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Yang dia tahu, kamar asrama di akademi sehebat ini pastilah sangat nyaman, luas, dan rapi. Tapi kenyataan yang dilihatnya di kamar Dirk adalah berantakan. Kamar Rio di Indonesia berantakan, tapi sepertinya lebih parah punya Dirk.

"Apa kau tidak pernah membereskan kamarmu?" tanya Rio keheranan. Dirk menggeleng santai.

Rio menghela nafas.

Rio hanya nyengir saat mengingat kejadian itu, pertemuan pertamanya dengan seorang cowok Holland yang dia bahkan tidak pernah membayangkan untuk melihat. Sejak itulah Rio menjadi seseorang yang mengurus Dirk dan mengurus kamarnya, lalu berkenalan dengan dua adik angkat Dirk, Michelle Verhofstadt yang mewakilkan Belgium dan Adolph Steichen yang mewakilkan Luxembourg. Michelle dan Adolph mempunyai perawakan yang sama dengan Dirk, dengan perbedaan tentunya. Rambut Michelle pendek bergelombang dengan bandu hijau yang menghiasinya, sepasang mata berwarna hijau dan rambutnya berwarna kuning emas. Michelle adalah perempuan yang bersemangat dan selalu mengkhawatirkan kondisi Dirk, dan berteman baik dengan Rio, karena kebetulan mereka seangkatan walau berbeda kelas. Di lain pihak, Adolph berambut pendek dengan warna yang sama seperti Michelle, mempunyai mata hijau muda yang terkesan menusuk. Hobinya mabuk-mabukan, Rio sempat melihat botol-botol bir kelas atas yang disembunyikan di kamarnya saat Rio berkunjung ke kamarnya.

"Ah," gumam Rio, memukul kepalanya sendiri. "Apa sih yang kupikirkan?" pikirnya. "Jadi flash back gini..."

Dia melihat jam di dinding, dan melihat bahwa ini sudah jam 11 pagi, dan Dirk belum juga keluar dari kamarnya. Aneh... Rio langsung naik ke atas, menuju kamar Dirk.

Rio mengetuk pintu kamar Dirk. "Oi, Dirk!" panggilnya. Dia mengetuk pintu kamar Dirk lagi, lebih keras dan lama, tapi masih tidak ada jawaban. Curiga, Rio membuka pintu kamar Dirk.

Satu hal yang dia sadari: kamar Dirk seperti baru saja diterpa topan. Rio sadar dia terlalu berlebihan, tapi kalau melihat sendiri kondisi kamar Dirk, tidak akan ada yang menyangkal. Buku-buku terbuka di atas lantai, berserakan dimana-mana. Meja kerja Dirk penuh dengan kertas-kertas yang sekarang sudah terbang ke sekeliling kamar. Sementara Dirk tertidur di atas kasurnya, tertutup rapat oleh selimut bermotif kulit sapi, di sekelilingnya terdapat botol-botol bir—bukan hanya di sekeliling kasur Dirk, tapi hampir menutupi seluruh lantai.

Rio berjalan ke arah Dirk yang masih tertidur pulas, dan membuka selimut Dirk dan membalikkan tubuhnya. Dirk tertidur pulas, wajahnya terlihat sangat damai dalam tidur tapi Rio tidak punya belas kasihan kalau berurusan dengan Dirk. "Dirk," panggilnya, mengguncang bahu Dirk pelan. Cowok itu tetap terlelap. Rio duduk di sampingnya dan mengguncang tubuhnya semakin keras. "Oi, Dirk, bangun! Dasar Belanda bodoh, ayo bangun!"

Dirk bergeming, matanya membuka perlahan dan menatap Rio. "Nah," kata Rio jengkel. "Kau tidak tahu jam berapa sekarang? Kau mulai berulah seperti orang yang patah hati, tahu tidak..."

Rio tidak sempat berkata apa-apa lagi saat tiba-tiba Dirk memeluknya dan membuat mereka berdua terjatuh dari atas kasur. Rio tergagap. "A-Apa yang kau lakukan?!" teriaknya marah, tapi Dirk hanya menatapnya sayu, wajahnya begitu dekat dengan wajah Rio. Rio bahkan bisa mencium bau alkohol pekat dari mulut Dirk dengan begitu jelasnya. Dirk memegang kedua tangan Rio. "Rio..." gumamnya pelan, dan wajahnya mendekati Rio...

Rio pun berusaha untuk memundurkan wajahnya, tapi tanpa dinyana Dirk tiba-tiba terjatuh di atas tubuh Rio. Rio hanya memandang Dirk yang—sepertinya—sudah kembali tidur di pangkuannya. Ini pertama kalinya Rio melihat ada orang yang masih mabuk setelah dia tertidur. Ragu, perlahan, dia mengangkat tangannya dan membelai kepala Dirk, sambil menggumam pelan, "Dasar bodoh..."

~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~

Ting. Tong.

"Ya! Tunggu sebentar!" sahut sebuah suara dari dalam rumah itu. Kiku agak terkejut. Itu bukan suara yang biasa dia dengar tiap kali dia berkunjung ke rumah ini...

Pintu terbuka.

Mereka berdua terpaku.

"Rio-kun?"

"Kiku?"

~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~

Yosha~, chapter pertama ditutup dan saya akan berusaha untuk meng-update lanjutannya secepat yang saya bisa. Dan mungkin ada yang mau kasih ide cerita selanjutnya gimana, request cerita, kritik, saran, dll., reviews ya!! X33

Regards,

kuroshironimu