Tittle : YUNCONDA IS MINE!

Cast : DBSK and Other Cast

Genre : Humor/Romance/NC21/MPREG

Marga disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Jadi disini ada beberapa karakter yang nadal masukin, bukan berarti nadal ga suka sama orang tersebut, tapi lebih untuk kebutuhan cerita ^^ ingat ini hanya fiksi ^^

#catatan: don't like don't read ok?

Jadi buat yang ga suka, silahkan angkat kaki. Monggo

Thank you

Happy Reading ^^

Ketika seorang Jung Yunho yang dingin, polos dan kaku harus dihadapkan dengan Kim Jaejoong yang eerrr…

YUNHO POV

"Yun.. kenalkan ini adalah keluarga Kim, Mr dan Mrs Kim adalah teman saat umma dan appamu sekolah dulu, dan namja manis ini adalah Kim Jaejoong yang akan menjadi istrimu, maniskan?"

Apa umma bilang?! Istri?! Yang benar saja! Tanpa harus aku dijodohkan juga aku bisa mencarinya sendiri. Aku tampan, tinggi, kaya dan aku juga seorang dokter, meskipun dokter kandungan tapi biarlah, itu memang keinginanku, agar aku bisa membantu istriku saat persalinan kelak. Tapi ini? Mereka siapa? Bahkan aku tidak mengenal mereka sama sekali, apalagi dengan namja yang sok imut didepanku. Menyebalkan sekali, bisa-bisanya dia tersenyum kearahku. Ok, aku akui dia memang manis. Tapi bukan berarti aku menyukainya kan? Aku masih belum ingin menikah, aku masih ingin menikmati masa lajangku sebagai seorang dokter muda dan dikelilingi oleh namja dan yeoja cantik. Tapi mau tidak mau aku harus menuruti kemauan umma dan appa, karena aku tidak ingin mereka kecewa padaku.

YUNHO POV End

"Yun, kau ajak Joongie ketaman belakang, ada yang ingin kami bicarakan" ucap appa Jung yang langsung menyenggol lengan putranya yang hanya diam.

"ayo ikut aku" ucap Yunho dingin dan langsung meninggalkan meja tempat dua keluarga itu berkumpul.

"Joongie-ah, apa yang kau lakukan disini? Sudah cepat sana" ucap umma Kim yang ikut menyenggol lengan Jaejoong.

"ah? ne.. ne.." ucap Jaejoong dan langsung membuntuti Yunho yang berjalan menuju pintu belakang.

"ya, cepatlah kalau jalan, lama sekali" ucap Yunho lagi.

"sabar sedikit, satu langkah kakiku itu adalah dua langkah kakimu" ucap Jaejoong mempoutkan bibirnya.

"jangan pasang wajah seperti itu, kau pikir lucu apa" ucap Yunho dingin dan langsung berjalan cepat.

Jaejoong langsung menghentikan langkahnya dan memandang punggung Yunho yang terus berjalan dengan sengit ketika berbicara yang menurutnya itu menyebalkan.

"dia pikir dia tampan apa seenaknya saja bicara seperti itu" ucap Jaejoong menggerutu.

"apa yang kau katakan?" tanya Yunho berbalik dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"ani, aku tidak mengatakan apapun, apa itu jadi masalah buatmu?" tanya Jaejoong dengan sengit.

"ternyata kau itu menyebalkan juga ya, selain sok imut.. sok cantik, kau juga suka membicarakan orang dibelakangnya"

"kau sendiri yang memulainya"

"hah sudah lah, lebih baik aku makan saja" ucap Yunho yang malah berjalan kembali masuk kedalam rumahnya.

"tunggu aku" ucap Jaejoong yang mengintili Yunho dari belakang.

"untuk apa kau mengikutiku?" tanya Yunho yang bingung.

"kan ummamu bilang, kalau kau harus mengajakku, jadi kemanapun kau pergi, aku akan mengikutimu"

"hais, itu hanya suruhan umma, kau tidak perlu mengikutiku"

"ani, aku takut dimarahi umma" bantah Jaejoong.

"ya sudah terserah kau saja lah, terserah apa katamu" ucap Yunho yang berjalan menuju dapur.

"kau bilang kau ingin makan kan? Tidak mungkin kan kalau mereka belum selesai berbicara kau makan makanan yang sudah ada, aku bisa memasak untukmu"

"kau bisa?" tanya Yunho meremehkan.

"tentu saja aku bisa" ucap Jaejoong membela diri.

'boleh juga jika aku mengetesnya' ucap Yunho dalam hati dan memasang pose berpikir.

"ya, apa yang kau lakukan?" tanya Jaejoong mengibas-kibaskan telapak tangannya di depan wajah Yunho.

"ne?"

"jadi tidak?" tanya Jaejoong lagi.

"ya sudah kau buatkan aku telur dadar sana, jangan lupa kau masukan bumbu yang enak" ucap Yunho seperti memerintah.

"tunjukan aku dimana semua bahan-bahannya" ucap Jaejoong lagi.

"yah kau bisa apa jika kelakuanmu seperti ini" ucap Yunho berjalan mendekati lemari bumbu "disini umma biasa menyimpan bumbu-bumbunya, dan telurnya ada di dalam kulkas" ucap Yunho yang langsung duduk pada sebuah kursi dihadapan meja kecil dan memperhatikan Jaejoong yang sudah seperti seorang istri yang tengah menyiapkan beberapa bahan yang dibutuhkannya "ya, telurnya jangan lupa dikocok" ucap Yunho mengingatkan dan membuat Jaejoong berbalik.

"kau tenang saja, aku tidak hanya bisa mengocok telur ini, aku juga bisa mengocok telurmu" ucap Jaejoong tanpa dosa disertai dengan cengiran nakalnya.

"a apa?" ucap Yunho yang bingung dengan kelakuan Jaejoong. Bukannya menjawab Jaejoong malah membalikan tubuhnya lagi dan melanjutkan aktivitasnya "oh God, apa yang ada dalam otaknya" gumam Yunho hampir tidak terdengar dan memijat keningnya "memangnya kau berharap untuk menikah denganku?" tanya Yunho lagi.

"kenapa tidak? aku memang baru mengenalmu, tapi kan bumonim kita tahu apa yang terbaik, jadi apa salahnya? Siapa tahu saja kan kita bisa menyesuaikan diri nanti" jawab Jaejoong tanpa membalikan tubuhnya.

"tapi jika aku tidak bisa menyesuaikan diri, dan aku tidak bisa mencintaimu bagaimana? Kenapa kau menerima dengan mudah perjodohan ini?"

"jika kau tidak bisa membuat dirimu mencintaiku, maka aku yang akan membuatmu mencintaiku" ucap Jaejoong yang kemudian membalikan tubuhnya dengan memegang sebuah piring "kalau untuk masalah perjodohan ini, entahlah, aku sudah lelah untuk mencari pasangan hidupku sendiri karena terus disakiti, jadi aku menurut saja" jawab Jaejoong enteng "jja, cobalah" ucap Jaejoong kemudian menaruh piring tersebut dihadapan Yunho.

"kau tidak memasukan yang macam-macam kan?" taya Yunho yang mulai ragu.

"mana mungkin, kecuali ada cangkang telur yang ikut masuk kedalam telur dadar itu" jawab Jaejoong lagi dan duduk di sebelah Yunho.

"ish baiklah, aku akan mulai memakannya" ucap Yunho yang mulai mengiris sedikit telur dadar tersebut.

Jaejoong hanya menopang dagunya dan memperhatikan Yunho yang dengan ragu menatapnya untuk memasukan sepotong telur dadar kedalam mulutnya. Jaejoong mengangkat sedikit alisnya meminta Yunho langsung memakannya. Dengan perasaan ragu Yunho langsung memasukan telur tersebut kedalam mulutnya.

"hm?" Yunho langsung terdiam merasakan telur dadar yang Jaejoong buat.

"bagaimana? Enak kan?"

"hmm.." sahut Yunho menganggukan kepalanya.

"sudah kubilang, aku ahli dalam urusan telur" ucap Jaejoong yang menyenderkan tubuhnya.

"uhuk! Uhuk! Uhuk!" seketika pernyataan ambigu yang Jaejoong lontarkan membuatnya tersedak.

"kau ini bagaimana, masa memakan makanan seperti ini saja membuatmu tersedak" celoteh Jaejoong yang langsung mengambilakan segelas air dan memberikannya pada Yunho yang langsung mengambil dan meminumnya dengan cepat "seperti anak kecil saja" ucap Jaejoong tanpa dosa dan menepuk-nepuk punggung Yunho.

"sudahlah, jangan perlakukan aku seperti anak kecil" ucap Yunho yang langsung menyingkirkan tangan Jaejoong.

"ya sudah terserah kau saja" ucap Jaejoong yang langsung berdiri "dibantu malah marah-marah" dumal Jaejoong yang langsung meninggalkan Yunho dan berjalan menuju taman belakang.

"apa yang ada di otak namja itu" ucap Yunho mengusap wajahnya dengan kasar dan kembali melanjutkan makannya.

.

.

"bagaimana Yun, kau sudah coba berbicara dengan Joongie kan? Dia itu anak yang baik, manis dan sopan santun" ucap umma Jung pada anak semata wayangnya. Yunho yang mendengarnya hanya memutar kedua bola matanya.

"umma, kau tidak perlu menjodohkanku seperti ini, aku bisa mencari orang pilihanku" ucap Yunho yang mulai jengah karena ummanya terus membahas Jaejoong.

"salah kau sendiri, lihat umurmu. Sudah hampir kepala tiga kau masih tidak membawa seorangpun kerumah ini. Lagipula usia Joongie juga baru 24 tahun, dan tidak jauh kan denganmu" ucap umma Jung lagi.

"tapi kan aku baru bertemu dengannya"

"nanti juga kau terbiasa, umma akan meminta Joongie untuk sering-sering datang kesini untuk menemanimu jika kau sedang libur, Yun"

"tidak perlu, jika sedang libur aku memilih untuk tidak diganggu oleh siapapun, aku mau istirahat" bantah Yunho.

"kau ini bagaimana, susah sekali diatur. Pokoknya appa tidak mau tahu, kau harus tetap bersama Joongie, jika kita membatalkannya, kita bisa malu. Mau ditaruh diamana muka appa?"

"tapi anak itu menyebalkan appa"

"sadarilah kelakuanmu padanya, kau saja terlihat cuek, pantas saja tidak ada yang mau mendekatimu" sindir umma Jung.

"siapa bilang, banyak namja atau yeoja yang mau denganku"

"lantas, kenapa sampai sekarang kau tidak pernah membawa salah satu dari mereka?" tanya apa Jung.

"aku hanya… mmm.. sudahlah aku lelah, aku ingin istirahat, besok aku harus kembali bekerja" ucap Yunho yang langsung bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya "selalu saja dia yang dibahas, apa tidak ada topik lain? Hah menyebalkan" gerutu Yunho yang langsung masuk kedalam kamarnya.

Setelah memasuki kamarnya Yunho langsung merebahkantubuhnya pada ranjang king sizenya. Pikirannya kembali saat bersama Jaejoong siang tadi, Yunho terdiam menatap langit-langit.

"apa memang ini yang harus kulakukan? Jika sampai salah melangkah, bisa gawat" gumam Yunho sendiri "tapi kalau dipikir-pikir dia manis juga, apa salahnya jika menjalani dulu" ucapnya lagi dan langsung memeluk guling yang berada disampingnya.

.

.

Seorang dokter muda berkacamata dengan jubah kebanggaannya tengah berjalan membawa sabuah catatan hasil pemeriksaan hari ini. Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang cukup familiar dimatanya.

"apa yang anak itu lakukan?" gumamnya ketika melihat Jaejoong yang tengah berdiri menunggu lift terbuka "terserahlah masa bodo" Yunho langsung melanjutkan jalannya dan hendak berbelok.

"Yunho?" panggil Jaejoong saat melihat Yunho yang tidak menjawab panggilannya "Yunhooooo!" pekik Jaejoong yang langsung mengejar Yunho.

"ya! bisakan kalau tidak berteriak? Ini rumah sakit" ucap Yunho yang langsung berbalik "dan bisa tidak kau memanggilku dengan sopan?"

"habisnya kau dipanggil tidak menyahut, lalu aku harus memanggilmu apa?"

"terserah kau saja" jawab Yunho singkat.

"baiklah, aku akan memanggilmu Yunnie.." ucap Jaejoong dengan cengirannya.

"panggilan macam apa itu? Jelek sekali" jawab Yunho ketus.

"itu baguuuussss"

"terserah-terserah.. apa yang kau lakukan disini?" tanya Yunho kemudian.

"aku mau-"

"hah tidak peting juga aku menanyakannya, sudah ya aku buru-buru" ucap Yunho memotong ucapan Jaejoong dan langsung meninggalkannya.

"menyebalkan sekali kau!" pekik Jaejoong dan tidak dibalas oleh Yunho sama sekali "ada ya manusia menyebalkan seperti itu, baru menjadi seorang dokter saja sudah sombong, apalagi dokter kandungan, bahagia sekali dia bisa melihat bagian intim orang hamil" gerutu Jaejoong yang sibuk sendiri memaki-maki Yunho sambil berjalan kembali menuju lift.

"hah, untuk apa aku bertanya padanya, kurang kerjaan sekali, masih banyak yang lebih penting dibandingkan untuk bertanya padanya" gerutu Yunho yang menyesalkan perbuatannya.

BRUK!

"aw.." pekik seorang yeoja berpakaian suster yang terjatuh setelah bertabrakan dengan Yunho.

"ah mianhae" ucap Yunho yang langsung membantu suster tersebut untuk bangun.

"gomawo…mmmm.. Jung uisa" ucap yeoja tersebut setelah melihat nametag yang tersemat di jubah Yunho.

"apa kau baik-baik saja? Maaf tadi aku sedang terburu-buru jadi aku tidak melihatmu" ucap Yunho sopan.

"gwaenchana, aku tidak apa-apa. Lagipula ini tidak seberapa" ucap yeoja itu lagi.

"kalau begitu aku duluan ne?" ucap Yunho.

"ah ne.." ucap yeoja itu membungkuk sedikit dan Yunho kembali melanjutkan jalannya "tampan sekali, apa dokter Jung itu adalah dokter yang dimaksud oleh Heebon" ucap yeoja tersebut sambil terus memperhatikan Yunho yang menjauhinya.

"Ahra-shi.. apa yang kau lakukan disini? Cepat kau harus segera memberi obat pada pasien di kamar 9590" ucap salah satu rekannya.

"ah ne.." ucap Ahra dan langsung mengikuti rekannya, meski sesekali melirik kebelakang.

.

.

"aahhh jeongmal yeoppo" ucap Jaejoong mengelus pipi chubby bayi yang baru saja dilahirkan beberapa jam lalu yang kini tengah digendong oleh ummanya "hyung, kau akan memberikan nama apa?"

"akuuu.. mmm aku menyerahkannya pada suamiku saja" ucap Kibum yang melirik pada Siwon.

"aku akan memberinya nama Choi Jihyun" jawab Siwon dengan cepat.

"namanya baguuusss… hah kalian itu memang pasangan yang sangat serasi" ucap Jaejoong dengan cengiran khasnya.

"lalu bagaimana hubunganmu dengan Yoochun?"

"sudahlah, hyung. masih saja kau membahasnya. Dia sudah aku jual pada Junsu" jawab Jaejoong sedikit kesal.

"kau tidak marah pada mereka?" tanya Kibum.

"untuk apa aku marah? Junsu kan temanku, lagipula Yoochunnya saja yang mata keranjang. Yeah.. aku tahu apa yang dilihat Yoochun dari Junsu itu adalah bokongku tidak semenarik bokong Junsu" jawab Jaejoong pelan.

"hahaha bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu dasar anak bodoh" ucap Siwon yang langsung menjitak kepala Jaejoong dengan sayang.

"yaaa… aku hanya mengira-ngira saja, tapi kan kalau dilihat memang benar sih" ucap Jaejoong yang wajahnya dibuat memelas.

"lalu kau sekarang dengan siapa?" tanya Kibum.

"aku? Ohohoho entahlah aku tidak mengerti dengan pemikiran umma dan appa, setelah hubunganku berakhir dengan Yoochun jidat itu, umma malah menjodohkanku dengan anak dari teman sekolahnya" ucap Jaejoong yang sudah terbiasa bercerita dengan tatangganya tersebut.

"nugu?" tanya Kibum lagi.

"dia itu-"

TOK TOK TOK

"ya tunggu sebentar" ucap Siwon yang langsung bergegas membukakan pintu dan menampakan Yunho yang berdiri tersenyum.

"oh uisa"

"aku mau memeriksa keadaan anak dan istrimu dulu" ucap Yunho yang masih tidak menyadari adanya Jaejoong didalam.

"Yunnie?" ucap Jaejoong dengan tampang cengonya. Yunho yang mendengar panggilan tersebut langsung melirik kearah Jaejoong dan langsung membulatkan matanya.

"kau mengenalnya Joongie?" tanya Kibum.

"neee.."

"dia siapa dirimu?"

"akan aku ceritakan nanti" ucap Jaejoong yang masih memperhatikan Yunho yang berjalan mendekati ranjang Kibum.

"selamat pagi, boleh aku memeriksamu?" tany Yunho dengan tersenyum.

"ne silahkan" jawab Kibum membalas senyuman Yunho.

.

.

"sudah selesai, kondisi kalian sangat baik, nanti akan aku suruh suster untuk mengantarkan vitamin untukmu" ucap Yunho tersenyum ada Kibum.

"ne, gamsahamnida"

"ne" balas Yunho seraya tersenyum dan langsung berjalan keluar tanpa berbicara apapun pada Jaejoong.

"denganmu saja tersenyum, giliran denganku tidak. Memang benar-benar manusia menyebalkan" gerutu Jaejoong menatap pintu dimana Yunho keluar tadi.

"memangnya dia itu siapa Joongie?" tanya Kibum yang penasaran.

"dia itu yang akan dijodohkan denganku" jawab Jaejoong memelas.

"mwo?" ucap Kibum terkejut.

"lalu kenapa kau seperti tidak suka dengannya?" tanya Siwon akhirnya.

"dia yang memulainya, setiap kali aku bicara, dia hanya membalasnya dengan dingin" jawab Jaejoong seadannya "jika saja bukan orang yang umma dan appa pilih untukku, sudah aku remas-remas dia" ucap Jaejoong yang mulai emosi.

"kata-katamu itu tidak pernah berubah apa" tanya Siwon.

"memangnya kenapa? Ada yang salah dengan cara bicaraku?"

"setiap kata yang kau ucapkan itu mengandung arti yang berbeda Joongie" ucap Kibum.

"ini kan aku apa adanya" ucap Jaejoong mengeluarkan jurus cengiranya.

"hah kau ini bisa saja"

"hehehehe"

.

.

"kenapa dia harus menjenguk pasienku? Apa hubungannya.. ani, tenangkan dirimu, anak itu pasti tidak akan cerita yang macam-macam, tidak akan" ucap Yunho yang terlihat gusar.

"hyung, ada apa dengan dirimu?" tanya seseorang yang berprofesi sama dengannya.

"ah ani, aku hanya merasa lelah saja Changmin-ah"

"kau ada masalah? Kau bisa menceritakannya denganku" ucap Changmin yang merupakan dokter spesialis anak.

"tidak ada, sungguh" ucap Yunho meyakinkan.

"ah, ada seorang anak yang ingin bertemu denganmu, hyung. Pasienku yang satu itu sepertinya mengidolakanmu, sebab kau selalu berkunjung keruang rawat mereka"

"benarkah? Aku jadi ingin berkunjung kesana, tapi sepertinya untuk saat ini aku tidak bisa" ucap Yunho sedih.

"gwaenchana, aku yang akan menjelaskannya pada mereka kalau kau sedang sibuk, mereka pasti mengerti"

"Yuuunnnn… Yuuniiieeee" panggil Jaejoong yang kini tengah berlari terengah.

"apa yang dia lakukan sampai mengikutiku seperti ini?" pekik Yunho bingung "Changmin-ah, aku duluan, ne?" ucap Yunho dan langsung setengah berlari berusaha menjauhi Jaejoong.

"ya, tapi dia memanggilmu, hyung" ucap Changmin namun tidak digubris oleh namja itu.

"oh? Permisi" ucap Jaejoong membungkukan sedikit badannya ketika berpapasan dengan Changmin dan langsung berlari mengejar Yunho "Yuuuunnnn tunggu akuuuu" pekik Jaejoong yang langsung membuat berisik sekoridor.

"ssssttt bisa kah kau jangan berisik? Disini rumah sakit" ucap Ahra yang langsung menahan lengan Jaejoong.

"ah maafkan aku, aku hanya sedang mengejar dokter itu" jawab Jaejoong sambil menunjuk Yunho yang berlari menjauh.

"dokter Jung?" gumam Ahra hampir tidak terdengar "jangan ganggu dia, dia sedang sibuk. Jika kau membuat keributan lagi, aku akan memanggil security untuk menyeretmu keluar karena sudah mengganggu ketenangan" ucap Ahra dengan ketus.

"ne.. mian, aku tidak akan melakukannya lagi" ucap Jaejoong melepaskan tangan Ahra dan berjalan menjauh "dasar nenek sihir menyebalkan, baru begitu saja sudah marah-marah" gerutu Jaejoong sambil berjalan.

"siapa sih dia, beraninya mengejar Jung uisa" ucap Ahra pada dirinya sendiri.

_TBC/Delete?_

Maap chapter ini singkat dulu, kira-kira lanjut apa ngga?