Bloody school library

by Zoom x-flash

Disclaimer by Masashi kishimoto

"tch.. Aku terlambat". kata pemuda berstel seragam sekolah sedang berlari melewati koridor sekolah.

derap kakinya yang keras menggema diseluruh ruangan, nafasnya memburu dan kakinya mulai sedikit kram. akhirnya sampai di depan ruangan kelas

tanpa pintu dia berhenti."h-hhai semua". kata pemuda berambut pirang uzumaki naruto. semua siswa termasuk guru pun menoleh kearah suara

mengerikkan tadi,

"Terlambat lagi, naruto ?". kata seorang guru yang sering memakai masker, hatake kakashi.

"ya, ini pertama kalinya untukku. dan tumben guru yang datang lebih awal". jawab naruto sambil menggaruk kepala belakangnya disertai cengiran

khas uzumaki. semua murid tercengang dan saling berpandang-pandangan stelah mendengar perkataan naruto tadi.

kakashi yang merasa mendapat teguran halus dari naruto mencoba mengalah saja, dan mempersilahkan naruto untuk mengikuti pelajaran.

"huuh.. duduklah naruto".

naruto langsung berlai menuju tempat duduknya setelah mendapat perintah dari kakashi.

"hei naruto, kau lihat wajah kakashi tadi ?". kata kiba teman sebangku naruto.

Naruto melirik kearah kiba sambil tersenyum."tidak, memang kenapa ?".

"sudah ku duga kau memang menyebalkan". kata kiba kesal.

naruto menyeringai melihat reaksi kiba. pelajaran hari itu akhirnya selesai dengan gembiranya para murid.

"whoi naruto kau mengambil kotak makan siang ku ya ?". kata kiba sambil mengobrak-abrik tas nya. naruto yang merasa menjadi tersangka

menyanggah dugaan kiba tadi."huh kalau hanya sebuah kotak apa gunanya".

"tapi didalamnya ada isi nya naruto". kata kiba dengan suara keras. entah apa yang terjadi pada pemuda ini tapi suaranya seperti klakson mobil. naruto

tak mau kalah,"kau menuduhku ?". tanya naruto berdiri dari tempat duduknya, kiba juga berdiri karna mendapat tantangan dari naruto."sejak awal

aku sudah menuduhmu naruto".jawab kiba dengan ganas.

"bagaimana kau bisa menuduhku yang pada kenyataannya aku tak pernah menyentuh kotak makan siangmu". kata naruto sambil mendekap

tangannya.

"aku tadi kan keluar, mungkin saja kau mengambilnya tanpa sepengatahuanku".

itu adalah fakta yang benar-benar membuat naruto tak bisa bergerak.

"sudahlah akui saja naruto". kata sasuke menengahi pertengkaran mereka.

"apa maksudmu sasuke ?". tanya naruto dengan melirik sasuke yang duduk di bangku belakangnya sambil membaca buku. "maksudku adalah, aku

membuat pengakuan bahwa kaulah pencurinya". jawab sasuke, dia menutup bukunya dan meletakkannya di meja. tatapan mata sasuke

mengintrogasi kejujuran naruto dan didukung oleh kiba yang juga sama seperti sasuke. naruto semakin gugup dan terpojok, akhirnya dia mengaku

juga.

"Baiklah aku pencurinya!".

semua murid tercengang untuk kedua kalinya mendengar perkataan naruto.

"dunia tidak adil". naruto berlari keluar kelas meninggal kan kiba yang kebingungan."dia yang mencuri, dia yang berbuat kesalahan kenapa dia

bersikap seperti itu".

"sebenarnya aku juga ikut mencuri bersama naruto". kata sasuke tak sadar kalau ia juga mengakui kesalahannya, segera sasuke meralat perkataannya

tadi."a-aaku hanya ikut memakan ehm.. sedikit".

kiba menatap sasuke dingin. sasuke nyengir sambil menatap kiba polos.

dan akhir dari pencurian itu membuahkan kejar-kejaran ketiga orang tadi.

"huh sialan kau pantat ayam". kata naruto setelah berhenti di samping sekolah konoha highscool yang mewah itu. nafasnya masih memburu setelah

dikejar kiba tadi."kau yang mencurinya". gumam sasuke.

"tapi kau juga ikut memakannya kan". naruto sedikit meninggikan suaranya.

"sudahlah yang penting kita selamat". sasuke menyandarkan dirinya pada tembok, wajahnya merah akibat kelelahan, tapi tiba-tiba raut mukanya

berubah."hei naruto, aku melihat sesuatu disana". kata sasuk sambil menunjuk ke arah gudang kosong sekolah."di mana ?". tanya naruto, kepalanya

menoleh kekanan dan kekiri. wajar sekolah ini kan sangat luas, bahkan ruang olahraga saja sanggup menampung lebih dari seratus orang.

"itu". kata naruto sambil menunjuk sesuatu.

"itu pohon naruto".

"lalu dimana ?"

"di gudang itu".

"oh". kesal karna tanggapan naruto tadi sasuke terpaksa harus menahan luapan emosi nya.

"baiklah ayo kita periksa". kata sasuke memberi aba-aba dengan berjalan duluan.

"kenapa kau masih di situ, dasar durian".

"oh.. baiklah aku mengikutimu ayam". entah apa yang terbesit di hati naruto tapi sepertinya dia takut pada.. gudang.

tempat penyimpanan itu memang sudah jarang digunakan, karna letaknya yang jauh mungkin. tapi disinilah tempat yang cocok untuk menyimpan

sesuatu, dulu pernah ada orang yang di kunci di tempat ini. memang tempat penyimpanan yang pas.

"di sini gelap sasuke". kata naruto bersembunyi di belakang sasuke. karna merasa risih dengan tingkah naruto yang kekanak-kanakan sasuke

memberhentikan mendapat protes dari naruto karna sasuke berhenti mendadak."kenapa kau berhenti seperti itu, dasar ayam".

"bisakah kau berhenti memanggilku ayam huh, dasar durian". sasuke berbalik dan menghadap naruto.

"pantat ayam memang selalu di belakang, kan". kata naruto dengan menolehkan kepalanya ke samping.

"durian".

"ayam".

mereka bedua bertengkar dengan menggunakan kalimat tadi dan diucapkan secara berulang-ulang. sampai perkataan mereka berhenti karna

mendengar bunyi benda jatuh yang cukup keras dari arah samping mereka.

"kau mendengar sesuatu naruto ?".

naruto menjawab pertanyaan sasuke tadi dengan menganggukan kepala, jujur saja naruto sudah sangat ketakutan saat ini. mereka berdua menolehkan

kepalanya perlahan dan.. sambaran petir menjadi background diantara keduanya setelah melihat mayat tergeletak di samping mereka. naruto berteriak

dan di akhiri dengan pingsannya mereka berdua. sebenarnya sasuke hanya pura-pura pingsan.

semua murid berkumpul di lapangan sekolah karna ada sesuatu yag ingin disampaikan kepala sekolah. tsunade yang sudah berdiri di mimbar

akhirnya siap bersuara."kita mendapat kabar duka, teman kita yang bernama rock lee dinyatakn meninggal pagi ini".

berita itu sempat membuat gempar para murid di sekolah ini terutama kelas XI. teman-teman lee yang terdiri dari naruto dan kawan-kawan merasa

terpukul atas meninggalnya teman mereka. dan berita itu sempat menimbulkan beberapa spekulasi dari para murid. karna tidak jarang sekolah ini

memakan korban jiwa dan parahnya lagi kematian para korban sangatlah tidak wajar, ada yang menuduh kalau kepala sekolah merekalah yang

melakukannya untuk mendapat kesuksesan, dengan kata lain spekulasi itu mengarah kepada sebuah ritual persembahan. tapi kepala sekolah

membantah dengan tegas tuduhan itu dengan alasan "sebuah kesuksesan hanya didapat melalui kerja keras" dan membantah dengan tegas tidak ada

ritual apapun di sekolah ini.

"sudahlah, relakan kepergiannya". kata neji menenangkan tenten yang menangis di acara pemakan rock lee.

"aku tidak percaya dia pergi secepat ini". kata neji yang berdiri di samping naruto dan kawan-kawannya yang lain. pria tanpa ekspresi itu terlihat begitu

tenang dengan wajah datarnya tapi naruto bisa menangkap raut kesedihan di wajah neji meskipun sangat sedikit.

"satu lagi orang yang kita sayangi telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya". neji memandang lurus kedepan. kini naruto benar-benar melihat

raut kesedihan di wajah neji.

acara pemakaman itu akhirnya selesai dengan bubarnya para murid dan guru.

naruto berjalan disepanjang jalan konoha, dia berjalan tanpa tujuan dan arah dia hanya berjalan saja

sampai akhirnya langkahnya terhenti karna menubruk seseorang."m-mmaafkan aku". kata gadis bernama hinata yang ditubruk naruto."kau baik-baik

saja". naruto membantu hinata berdiri dan membantu mengambil barang belanjaan hinata yang jatuh."aku baik-baik saja, trimakasih naruto-kun".

belum sempat naruto membalas hinata sudah langsung pergi meningnggalkannya. "apa yang terjadi padanya". pikir naruto.

dia melanjutkan perjalanannya, dan yang dituju kali ini adalah rumah sasuke. naruto berlari kecil menyusuri gang, akhirnya sampai dikediaman uciha

naruto segera masuk kerumah yang cukup mewah itu.

"sasuke !" naruto berteriak di depan rumah bocah bernama sasuke tadi, karna tak ada jawaban naruto mengira kalau sasuke sedang tidur cara terbaik

adalah memaksa masuk kerumah orang itu. "sas- he ternyata tidur". kata naruto saat dia melihat ke lantai rumah cukup besar itu "woi bangun"

naruto menendang tubuh sasuke pelan sempat terpikir kalau sasuke sedang pingsan "woi sas kau dengar aku". kata naruto kini sambil merendahkan

tubuhnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh sasuke."hmmz" sasuke menggeliat seperti cacing" ada apa sih, kau tidak lihat aku sedang tidur". kata

sasuke sinis "kenapa kau kemari".

"mengambil kapak". kata naruto, sebal juga kalau di belakangi seperti itu dan terpaksa naruto harus memandang punggung sasuke.

"untuk apa ?" tanya sasuke dengan mata sayu dan mengantuk. "jangan bilang kalau kau ingin memenggal kepalaku".

"tidak, aku hanya pinjam untuk membangunkanmu". jawab naruto

"baiklah aku bangun".

sasuke bangkit dan berdiri.

"mau kemana ?". tanya naruto.

"ke kamar". naruto menyadari kalau sasuke akan tidur lagi di kamarnya dengan cepat naruto membuat siasat.

"oke, tidurlah tapi jangan salahkan aku kalau rumahmu penuh dengan kotoran".

"huh.. aku hanya mau ganti baju pikiranmu kotor sekali".

setelah selesai membangunkan sasuke naruto berniat mengajaknya ke toko untuk membeli baju tentunya dengan sarat kalau sasuke juga harus di

belikan. wajarlah untuk orang kaya seperti sasuke menginjak harga diri temannya sendiri adalah hal biasa terutama naruto. kalau dilihat naruto juga

memiliki jiwa bangsawan dalam dirinya namun bodohnya itu seperti seekor keledai."apa kau memang bodoh naruto". kata sasuke membuyarkan

lamunan naruto tentang hinata.

"apa maksudmu?. tanya naruto sinis.

jalanan sepi dan sedikit gelap karna tertutup pohon rindang itu menjadi saksi kebodohan naruto.

"mmm maksudku apa kau benar-benar bodoh seperti keledai ?"

"kau mau mengatai ku, lihat mana ada ayam yang pintar".

"cih.. aku hanya menilai, atau jangan-jangan kau memang keledai".

"kau_" kata naruto terhenti karna di depan mereka ada seorang pria jatuh tersungkur di pinggir jalan, naruto dan sasuke lang bergegas menolong orang

itu.

di topangnya tubuh orang yang sedang menahan sakit itu. naruto dan sasuke panik dan berniat mencari pertolongan tapi sebuah suara menghentikan

dan membuat naruto dan sasuke menoleh ke arah orang itu" lampunya jangan matikan lampunya".

"apa ?" tanya naruto.

"mereka di dalam bayangan, katakan pada iruka perjanjian di batalkan".

naruto berpikir kenapa dia menyebut nama iruka. apa orang ini mengenal guru nya.

"perjanjian apa ?".

"waktunya sudah di mulai". orang itu mencengkram baju naruto sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

mereka berdua panik dan khawatir.

"ayo cari bantuan ?" usul sasuke.

kebetulan saat itu tidak ada orang sama sekali, jadi cara terbaik adalah membawa orang itu ke rumah sakit dan mereka menjadi saksi.

"bagaimana kalau kita yang di tuduh membunuh orang ini ?" kata naruto.

"tuduhan tidak akan berpengaruh tanpa bukti naruto". kata sasuke sambil mondar mandir "lagi pula bukan kita yang membunuhnya, kan".

"aku setuju tapi- bagaimana kita membawanya ke rumah sakit ?".

"kita bawa saja apa susahnya". jawab sasuke santai.

"bicara memang mudah dari pada berbuat". gumam naruto, sasuke dengan telinga super nya mampu mendengar keluh naruto tadi

"aku setuju" katanya. "sudah ayo angkat berdua". lanjut sasuke. akhirnya mereka membawa mayat itu dengan menggendongnya sampai di rumah

sakit.

sesampainya di rumah sakit naruto dan sasuke kemudian dimintai pertanggung jawaban, dengan kata lain mreka harus ke kantor polisi dengan

memberikan kesaksian mereka berdua. sang polisi sebut saja shikaku mulai membuka pembicaraan.

"menurut data otopsi yang kuterima tidak ada luka di tubuhnya" katanya. "kalian berdua ada di tempat kejadian saat itu".

"kami tidak tahu apa-apa, yang ku tahu orang itu sudah jatuh di depan kami". kata naruto.

"maaf pak teman saya ini memang agak bodoh jadi, biar saya saja yang menjelaskan". kata sasuke penuh wibawa tidak peduli dengan ekspresi kesal

yang di tunjukkan naruto "begini ceritanya saat kami sedang berjalan tiba- tiba ada seseorang_"

"sudah cukup, aku mengerti kalau kalian bukan pembunuhnya". kata shikaku memotong kalimat sasuke " tapi yang ingin kutanyakan adalah apa

tidak ada hal lain yang dilakukan orang itu sperti meninggalkan sesuatu berupa petunjuk atau sebagainya ?".

"apa maksudmu ?". tanya sasuke heran

"maksudku apa tidak ada hal lain yang di ucapkan atau di lakukan orang itu ?"

sasuke mengerti apa maksud dari pertanyaan shikaku dan sasuke sempat berpikir kalau orang ini bukan polisi tapi seorang detektif terlihat dari

penampilan dan gaya bahasa yang di ucapkannya.

"hmm biar ku ingat" kata sasuke menerawang "ah- dia mengucapkan sesuatu seperti eehm perjanjian ya perjanjian".

"perjanjian ?.. hanya itu saja ?".

"ya".

"sudah ku duga". kata shikaku pelan.

"apa ?" tanya sasuke heran

"tidak ada apa-apa tugas kalian sudah selesai kalian bisa pulang sekarang".

sasuke merasa aneh dengan sikap orang itu, tapi ya sudahlah kasus sudah di serah kan pada pihak berwajib.

sepulang dari perjalanan naruto dan sasuke berpisah di pertigaan, langkah sasuske terasa berat karna pikirannya tidak bisa tenang, dia memikirkan

perkatakan orang yang di bawanya kerumah sakit tadi. 'jangan matikan lampunya' kata-kata itu mengingatkannya pada saat sasuke di perpustakaan,

waktu itu naruto yang mengucapkannya. "sial.. kenapa aku memikirkan hal ini". gumam sasuke.

sampai dirumah sasuke merebahkan dirinya di kasur, pandangannya menatap langit-langit ada tiga hal yang dipikirkan sasuke. pertama apa naruto

benar-benar bodoh. kedua perkataan orang tadi. dan yang ketiga sikap shikaku yang mencurigakan. tidak biasanya sasuke memikirkan suatu

permasalahan dengan begitu dalam, tapi kali ini hatinya gelisah perasaan ingin menyelidiki kejadian yang menimpaya hari ini pun nampaknya mulai

tak bisa ia tahan. wajar waktu kecil dulu ia biasa di ajak kakaknya bermain penyelidikan kasus seperti halnya seorang polisi, sasuke jadi polisi dan

itachi yang menjadi penjahat. sasuke tersenyum kecil membayangkan hal itu.

karna terlalu asik mengingat masa lalu dia jatuh tertidur pada saat itu juga.