Name

Chapter 1 : Taste Of A Jealousy

Warning : Ide pasaran, GaJe, Abal-abal, Typos, OOC.

Rate : T Semi M

Pair : NaruSaku, Slight SasuSaku

Disclaimer : I Don't Own Anything Except this story.

Inspiration : ColdPlay – Paradise, Halcali – Long Kiss Goodbye

"Huaaah… Misi ini sangat melelahkan Dattebayo~!"

Keluh seorang bocah pirang dengan logat khasnya.

"Tapi, dengan ini kta bisa istirahat sejenak selama seminggu, 'kan Naruto?"

Pemuda putih porselen ikut mengomentari dengan fake smile-nya.

"Yaaah… Memang seperti itu'kan?"

Gumam Yamato selaku kapten dari tim inti 7.

"Lalu aku bisa kembali berlatih."

Gumam Naruto pelan.

Para penghuni tim 7 tertegun mendengar penuturan lemah Seorang Uzumaki Naruto yang biasanya hyperaktif, kini malah murung.

"!"

Yamato sedikit terkejut.

"Ada apa, Yamato-taichou?"

Tanya Sakura.

"Tak jauh dari sini, terjadi sebuah perampokan."

Ucap Yamato.

"OSH! Mari kita kesana!"

Seru Naruto yang tidak menghiraukan panggilan Yamato.

Segerombolan perampok tengah merampok dan mengimtimidasi sebuah desa kecil. Mereka juga tak segan menghajar siapapun yang menghalangi jalan mereka. Suara isak tangis dan ratapan pasrah memenuhi desa itu.

"HEI! JANGAN GANGGU PARA PENDUDUK DESA YANG TIDAK BERDAYA ITU~!"

Suara teriakan menghentikan kegiatan kriminal para perampok yang berjumblah 6 orang itu.

Dari kejauhan, tampak seorang pemuda pirang yang tengah berkacak pinggang diatas sebuah bukit yang menutupi sinar mentari Sehingga wajahnya tak kelihatan sepenuhnya.

"KALIAN-… ADUHH!"

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, si pemuda alias Naruto langsung dihadiahi bogem mentah yang mendarat manis diatas kepalanya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Haruno Sakura.

"BAKA! JANGAN BERTINDAK SEENAKNYA!"

Geram Sakura.

"Ternyata hanya sekelompok bocah. Ayo, langsung kita bereskan, Ryu!"

Suruh seorang lelaki kekar berambut hitam yang memiliki beberapa bekas luka lebar disekujur tubuhnya, sepertinya ia adalah pemimpin kelompok ini.

"HM!"

Jawab seorang lelaki lagi yang berambut orange terang, yang diketahui bernama Ryu.

Tanpa ba-bi-bu lagi, ke-6 penjahat itu menyerang Kedua Shinobi yang sedang ribut sendiri.

Suiton : Mizurappa

Ryu merapal jutsu dan segera mengarahkannya pada Naruto. Dilain pihak, Si pemimpin mengeluarkan jutsu dotonnya yang kemudian bercampur dengan jutsu air tadi, kemudian menjadi lumpur.

"Misaru! Sekarang!"

Ryu memerintah seorang lelaki lain.

Si Misaru mengeluarkan jutsu raitonnya, mungkin mereka hendak menyelesaikannya dengan Raiton.

Fuuton : Rasen Shuriken!

Naruto tiba-tiba sudah berada diatas kemudian ia menyerang Misaru yang sedang fokus dengan jutsu raitonnya. Dan terjadilah Ledakan besar.

"Misaru~!"

Ryu dan sang kapten memanggil panik anggota mereka, walau mereka tahu kalau itu sia-sia saja.

"SHANNAROO~!

Sakura melompat diudara dan meninju tanah yang dipijak Ryu dan sang pemimpin.

BOOOOM~!

Seketika tanah itu hancur, musnah, sirna! Meninggalkan Ryu dan Sang pemimpin yang pinsan ala anime.

"K-kapten!"

Seru 3 orang yang tersisa di kelompok itu.

Nimpo : Choju Giga

Sai menggambar 3 ular. Salah seorang perampok itu terlilit oleh ular itu, dan 2 orang lainnya melompat untuk menghindari serangan Sai, tanpa mereka sadari mereka telah memasuki perangkap yang sebelumnya direncanakan Sai dan Yamato. Kedua kriminal itu mendaratkan kaki mereka diatas tanah, dan…

ZRAAAAKK~!

Dari tanah yang mereka pijak, keluar akar dan pohon yang dengan cepat tumbuh dan membentuk kurungan kubus yang menjerat mereka seolah-olah meniru jeruji besi di penjara.

"UWAAAA~! IBUUU~!"

Mereka berteriak panik sekaligus ketakutan memanggil ibu mereka.

Didepan balai desa Koigakure….

"Terima kasih banyak! Berkat bantuan kalian, desa kami, Koigakure, pasti telah dihancurkan oleh para perompak-barbarian- itu."

Ucap seorang pria tua yang berambut coklat yang perawakannya tampak sangat berwibawa dan santun. Mungkin dialah pemimpin desa ini.

"Bukan apa-apa! Kalau ada Uzumaki Naruto disini, pasti semua aman terken- AUUWWW!"

Sebelum sempat menyelesaikan kalimat narsis-nya, Naruto kembali mendapat bogem mentah dikepalanya.

"Jangan Sombong!"

Gerutu Sakura.

"I-iya… Gomene minna…"

Ucap Naruto pasrah sembari menunuduk meminta maaf.

"Tou-chan… Dimana orang yang menyelamatkan desa kita?"

Sebuah suara gadis yang merdu dan lembut terdengar dari balik pintu balai desa itu.

Dari pintu geser balai desa itu, muncul seorang gadis cantik dan manis yang memakai kimono pink muda yang serasi dengan rambut coklat tua-nya yang panjang dikuncir. Kulitnya putih mulus, dan wajahnya sangat cantik dengan bibir tipis merah muda yang ranum. Ia tampak seperti putri negeri khayangan saja.

Sakura dapat melihat rona tipis menyelimuti pipi gadis itu saat mata coklat gadis itu memandang… Memandang… Naruto…

Dan Naruto sama sekali TIDAK memandang kearah lain. Walau hanya sedetik pun. Naruto juga terpaku pada gadis itu…

Kedua hal diatas membuat Sakura… Jujur saja, agak risih dengan hal itu. Cara gadis itu memandang Naruto, dan bagaimana seriusnya Naruto menatapnya. Dan Jujur, itu sangat berbeda ketika Naruto memandangnya.

Kenapa dengan mereka berdua?

"Nah ini putriku, Satsuki.."

Ucap kepala desa itu sembari berdehem.

"Namaku Yuki Satsuki… Salam kenal…"

Ucap Satsuki ramah.

"Namaku Haruno- Eeh…"

Sakura belum sempat memperkenalkan diri, Eh Si Satsuki telah menyenggolnya dan menjabat tangan Naruto.

"Namamu siapa?"

Tanya Satsuki tidak sabaran.

"? Namaku Uzumaki Naruto…"

"Baiklah, Naru-kun! Ayo jalan-jalan!"

Ucap Satsuki sembari membawa Naruto lari tanpa menghiraukan panggilan kepala desa.

Sakura menatap hal itu dengan risih. Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka, sih? Dan Sai sibuk mencorat-coret buku gambarnya dengan kuasnya.

"Haah, Bagaimana kalau kalian menginap disini? Kalian pasti kelelahan bukan?"

Tawar kepala desa itu.

"ya, kami dengan senang hati menerimanya."

Malam di hotel Kogakure terasa lebih ramai dari biasanya. Sang kepala desa menjamu tamunya dengan baik, dan Satsuki… menjamu Naruto dengan lebih baik lagi. Para tetua ikut serta dan berbincang dengan Yamato seputar politik desa satu sama lain. Sai sibuk menggambar diatas bukunya, dan Sakura… Sibuk memperhatikan tingkah manja Satsuki dengan Naruto.

Tanpa saadar, Sakura telah meremukkan sumpitnya sendiri, dan membuat naruto menoleh kearahnya. Dan waktu serasa terhenti. Sakura dapat melihat ekspresi heran Naruto yang… terlihat cukup manis.

Dan ia juga baru menyadari betapa lentik bulu mata Naruto . Dan betapa indah mata birunya yang memantulkan sinar rembulan.

Sementara Naruto Dan Sakura sibuk berpandangan, Sai kembali melirik mereka, lalu melukis lagi dengan serius.

"Hei, Naruto-kuunnn~"

Satsuki merengek minta perhatian dari Naruto.

Naruto menoleh, dan memperhatikan Satsuki yang merengek manja.

"Jangan lihat dia, tapi lihat aku saja~"

Ucap Satsuki sembari mengelus dada bidang Naruto yang tertutup kimono tidur, dan menampakkan tulang belikat Naruto.

Sakura merona. Apa-apaan sih Satsuki itu?! Dia pikir Naruto itu mainan?! Hanya dia yang bisa- Maksudnya, hanya Naruto yang bisa melakukan hal itu pada dirinya sendiri bukan?

Naruto juga! Kenapa tidak melawan, atau kabur dari Satsuki? Kenapa malah diam dan membiarkan gadis tengil itu bermanja-manja didekatnya?!

Sakura menatap Naruto dengan pandangan deathglarenya yang mengerikan. Dan membuat Naruto bergidik dan berkata:

"A-Aku sudah selesai."
Ucap Naruto sembari bangkit menuju kamarnya. Dia tak memperdulikan rengekan Satsuki yang memintanya untuk duduk kembali disampingnya. Dan disitu juga, Sakura tersenyum penuh kemenangan.

TBC TO CHAPTER 2