Disc:

Naruto © Masashi Kishimoto

Fate/Stay Night © Type-Moon

.

.

.

Pairing: Uzumaki Naruto x Arturia Pendragon (Saber)

Rating: T

Genre: romance/humor/adventure

Setting: canon (dunia shinobi)

Fic request untuk Hikari Reza

.

.

.

STEALTHY

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Menemui klien

.

.

.

Jejak-jejak tertinggal ketika kaki ini melangkah, meninggalkan desa kelahirannya, desa yang bernama Konoha. Untuk menuju suatu tujuan penting dalam melaksanakan perintah seseorang. Langkahnya begitu cepat dan melesat bagaikan anak panah yang terbang jauh ke arah yang ditujunya. Demi menghindari para fansgirl yang hampir memburunya setiap hari.

Masa lalunya yang suram dan penuh kesedihan, telah bergantikan masa kini yang diliputi kebahagiaan dan perdamaian. Dia sang pahlawan dunia yang sangat terkenal, Uzumaki Naruto.

Sosok Uzumaki Naruto itu sendiri adalah seorang laki-laki berambut pirang jabrik, bermata biru, ada tiga garis di dua pipinya, warna kulitnya kecoklatan, dan selalu mengenakan pakaian ninja khasnya yang serba jingga kehitaman.

Umurnya sekarang menginjak 17 tahun. Dia sudah terlihat agak dewasa dan kuat. Setelah pasca perang dunia ninja keempat, dia dan semua para ninja lainnya tidak pernah lagi mendapatkan misi yang berbahaya lagi. Mereka hanya mendapatkan misi yang sederhana di tingkat D seperti mengawal klien sampai pulang ke desanya, menjaga bayi klien selagi klien pergi berbelanja, membantu memotong rumput, dan berbagai misi konyol lainnya. Misi-misi seperti itulah yang mereka kerjakan pada saat pemerintahan Hatake Kakashi. Hatake Kakashi yang telah menjadi Hokage keenam, untuk menggantikan posisi Senju Tsunade yang memilih pensiun sejak perang ninja dunia keempat berakhir.

Di samping itu, dia juga selalu kewalahan saat dikejar-kejar oleh para fansgirl yang terus mengikuti kemanapun dia pergi. Dia juga selalu mendapatkan banyak hadiah dari para fansgirl-nya.

Itu selalu terjadi hampir setiap hari, dia sering mengecoh para fansgirlnya dengan berubah wujud menjadi orang lain. Sering juga dia menghilang begitu saja jika bertemu dengan segerombolan fansgirl di tengah jalan. Sehingga membuat kehidupannya menjadi heboh dan tidak tenang. Dia sangat ingin pergi keluar dari desa untuk menghindari para fansgirl maniak yang sangat menginginkannya menjadi calon suaminya.

Pada akhirnya, keinginannya untuk keluar dari desa, dikabulkan oleh Kakashi. Kakashi memberikan dia sebuah misi sederhana di luar desa yaitu menjadi butler seorang putri kerajaan yang ada di desa Fuyuki. Awal mendapatkan misi seperti itu, sungguh membuat Naruto tercengang setengah mati dan membantah keras misi ini. Kakashi hanya tersenyum maklum dan mengatakan akan memberikan misi ini pada ninja lain. Naruto akhirnya menerimanya dengan terpaksa karena dia tidak mempunyai pilihan lagi untuk menolak misi ini. Dia harus keluar desa secepatnya untuk menghindari kejaran para fansgirl maniaknya itu.

Mengingat apa yang dipesan Kakashi padanya saat Kakashi melepaskan kepergiannya di pintu gerbang desa, Naruto memutarkan lagi rekaman perkataan Kakashi di otaknya.

"Nama putri itu adalah Arturia Pendragon. Dia adalah putri yang sangat dingin, bijaksana dan wibawa layaknya seorang Raja. Ayahnya memintaku untuk mengirim satu ninja yang bisa menjadi butler sang putri. Makanya aku pikir kaulah yang bisa menjadi butler putri Arturia dan aku harap kau bisa melaksanakan tugasmu dengan baik. Misi ini akan berakhir jika kau berhasil membuat putri itu jatuh cinta padamu. Ayah putri itu juga berharap, ninja yang terpilih menjadi butler sang putri, bisa menjadi suaminya putri itu. Ya, kau akan menikah dengan putri itu jika putri itu jatuh cinta padamu. Dengan demikian, misi ini selesai. Kau mengerti, Naruto?"

Misi yang aneh, itulah yang dipikirkan Naruto setelah mengingat apa yang dikatakan Kakashi padanya. Hingga langkahnya saat ini, berada di tengah hutan. Dia sedang melompat satu pohon ke pohon yang lain agar cepat sampai ke kerajaan Fuyuki itu.

Berdasarkan petunjuk arah dari Kakashi, jarak desa Konoha dan kerajaan Fuyuki cukup jauh, memakan waktu perjalanan sekitar satu hari. Makanya Naruto memilih berangkat dari desa Konoha, pagi-pagi sekali, sebelum matahari datang untuk menyambut dunia. Hal ini adalah misi khusus buat Naruto saja dan Kakashi sangat mempercayai Naruto untuk bisa menjalani misi ini dengan baik.

Hari ini adalah hari yang sangat cerah. Matahari bersinar dengan hangatnya dan menemani perjalanan Naruto menuju ke kerajaan Fuyuki. Dengan berbekal perlengkapan ninja yang lengkap, Naruto juga menyandang tasnya di punggung. Mengenakan jaket hitam, celana jingga, dan sepatu ninja berwarna hitam. Tidak lupa pelindung kepala dengan simbol Konoha, melingkari kepalanya. Dia sangat gagah dengan penampilannya seperti itu.

Dia sudah menempuh perjalanan sekitar beberapa jam. Dari letak matahari sekarang, sudah dipastikan waktu menunjukkan pukul 5 sore. Jaraknya sudah terlampau jauh dari desa Konoha, berarti langkahnya sedikit lagi akan mencapai tempat tujuannya.

Kerajaan Fuyuki berada tepat di desa yang bernama Fuyuki. Letaknya tersembunyi di balik pegunungan beriklim dingin. Untuk mencapai desa itu, harus melewati hutan dan lembah yang terjal. Banyak binatang buas yang akan menghalangi perjalanan seseorang. Seseorang mesti ekstra hati-hati ketika melakukan perjalanan ke hutan untuk menuju desa Fuyuki. Jika salah langkah, maka seseorang itu akan mati diterkam binatang buas atau mati terjatuh saat melewati jalan yang ada di tebing pegunungan.

Fuyuki bisa berarti musim dingin atau kemuliaan. Ada salju yang membentang di puncak pegunungan, dan desa Fuyuki berada di kaki pegunungan itu.

HUP!

Langkah Naruto berhenti di salah satu batang pohon yang ada di puncak pegunungan. Atas saran dari Kakashi, dia sudah mengenakan jubah berwarna coklat untuk melindungi tubuhnya dari rasa dingin. Angin pegunungan berdesir kencang dan menerbangkan apa saja yang ada di dekatnya.

"Akhirnya... Aku sampai juga di desa ini," sahut Naruto yang tertawa lebar sambil memandangi pemandangan desa tepat di bawah pegunungan itu."Wah, pemandangannya indah juga ya!"

Dengan semangat yang membara bagaikan api merah berkobar-kobar, dia melompat turun dari batang pohon dan menghentakkan kakinya di tanah serta melompat tinggi ke bawah jurang sana.

WHUUUUUSH!

Angin meraung-raung kuat di telinga Naruto. Rambut, pakaian, dan jubahnya berkibar-kibar karena gesekan angin kencang saat dia terjun ke jurang, di mana desa Fuyuki berada tepat di bawah sana.

Bermaksud ingin terjun dan mendarat di tanah dengan gaya keren, ternyata perkiraan Naruto meleset. Dia mengira di bawah sana - kedalaman jurang sekitar 100 meter dari permukaan tanah di bawah - ada tanah datar yang kosong. Tapi, ternyata...

"UWAAAAAAAAH!" seru Naruto yang terkejut setengah mati dan membelalakkan kedua matanya.

JBYUUUUR!

Dia pun sukses tercebur ke dalam air sungai yang berair jernih. Air sungai itu tidak dalam, tenang dan terasa sangat dingin sekali.

Naruto pun menyembul di atas permukaan air. Rambut pirangnya basah dan lusuh. Sekujur tubuhnya basah kuyup. Membuat dirinya kedinginan setengah mati.

"Brrr... Dinginnya..."

Dia segera naik ke permukaan air dengan kedua kaki yang sudah dialiri cakra dan berjalan pelan di atas air untuk menuju tepi sungai.

Di tepi sungai, sekitarnya ditumbuhi pepohonan pinus. Tidak ada seorang pun yang terlihat di sana.

Setelah tiba di tepi sungai, Naruto duduk di atas batu besar. Melepaskan pelindung kepalanya dan mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah sehingga air terciprat kemana-mana. Setelah itu, dia memasang pelindung kepalanya lagi.

"Haaaah... Aku jadi basah kuyup begini... Sial!"

Berbicara pada dirinya sendiri, Naruto memikirkan sesuatu untuk menghangatkan tubuhnya agar tidak kedinginan hebat seperti ini. Ditambah dia basah kuyup karena tercebur ke sungai, menambah rasa dingin itu menusuk sampai ke tulang-tulangnya. Apalagi tak lama lagi, kegelapan akan tiba. Tidak mungkin dia berlama-lama di sini dalam suasana sedingin ini.

Tidak ada jalan lain selain menuju ke istana kerajaan Fuyuki sekarang. Naruto menganggukkan kepalanya sendiri untuk menuruti kata hatinya itu.

SREK!

Dia bertolak dari duduknya di atas batu. Langsung berjalan santai menyusuri hutan pinus. Keadaan semakin dingin, di kala berjalan di hutan pinus ini, hingga tidak membutuhkan beberapa waktu lamanya, Naruto menemukan sebuah jalan berbatu yang terbentang lurus di hadapannya.

Sejenak ia terpaku di tempatnya berdiri, di tepi hutan pinus tersebut, memandangi pemandangan desa Fuyuki yang begitu indah. Di mana banyak bangunan berbatu dan berdesain klasik seperti bangunan yang ada di zaman kerajaan eropa abad pertengahan. Banyak orang yang berjalan hilir-mudik, di sepanjang jalan berbatu itu. Pakaian yang dikenakan semua orang, seperti pakaian kerajaan eropa abad pertengahan. Suasana sangat ramai dan berisik. Tampak juga para penjual keliling menjajakan makanannya di tepi jalan. Juga ada kios-kios yang terbuka di sepanjang dua sisi jalanan itu.

Pemandangan seperti ini, tidak bisa dikatakan desa lagi, tapi kota. Ya, ini adalah pemandangan kota besar. Tempat bernaungnya Raja musim dingin yang terkenal sangat bijaksana dan dicintai oleh para rakyatnya.

Naruto teringat lagi tentang perkataan Kakashi sewaktu menemui Kakashi di ruang Hokage, kemarin itu. Perkataan Kakashi yang mengingatkannya agar segera menemui Raja yang berada di istana kerajaan Fuyuki. Sebab sang Raja ingin bertemu dengannya sebelum malam tiba, tepatnya hari ini.

'Oh iya, aku harus segera pergi ke istana itu,' batin Naruto yang tersentak sendiri dan sadar dari kekagumannya yang sementara terhadap keindahan desa Fuyuki. Dia memantapkan hatinya untuk segera berjalan dengan cepat.

Dalam keadaan yang masih basah kuyup, Naruto berjalan dengan cuek saat menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi orang-orang. Semua orang di jalan, memperhatikannya dengan seksama. Bahkan ada yang tersentak dan langsung menjerit keras.

"KYAAAA! ITUKAN UZUMAKI NARUTO! PAHLAWAN BESAR YANG MENYELAMATKAN DUNIA INI!"

Karena jeritan dari salah satu gadis yang lewat di sana, menimbulkan keributan dari para gadis lain yang kebetulan lewat di sana. Mereka menjerit keras bersamaan.

"UZUMAKI NARUTO!"

"DIA DATANG KE TEMPAT KITA!"

"KYAAAA! BENAR! BARU KALI INI AKU BERTEMU DENGANNYA SECARA LANGSUNG!"

"AKU INGIN MINTA TANDA TANGANNYA!"

"AKU INGIN MEMEGANG TANGANNYA!"

"AKU INGIN MEMELUKNYA!"

"AKU INGIN MENCIUM PIPINYA!"

"AKU INGIN BERKENCAN DENGANNYA!"

"AKU INGIN MENIKAH DENGANNYA!"

"AKU INGIN PUNYA ANAK DARINYA!"

"NARUTO! AKU CINTA KAMU!"

WAS! WES! WOS!

Kerumunan para gadis dan wanita tua mulai memadati jalanan desa itu. Spontan, membuat wajah Naruto memucat pasi karena dia dikepung dari dua arah. Dari arah depan dan dari arah belakang.

"GAWAT! TERNYATA GADIS-GADIS DI SINI, MENGENALI AKU JUGA!" Naruto kelabakan dan membelalakkan kedua matanya saat kerumunan para fansgirl dadakannya berlari mengejar dirinya dari dua arah."AKU HARUS KABUR DARI SINI!"

Tanpa aba-aba lagi, Naruto segera melompat tinggi dan berlari cepat di salah satu dinding bangunan yang ada di dekatnya. Sehingga para fansgirl itu tidak bisa mengejarnya karena dia kabur lewat memanjat dinding bangunan dan dia tiba juga di atap bangunan itu. Setelah itu, Naruto terduduk sebentar di atap bangunan. Menghelakan napasnya sejenak.

"Aaaaah... Syukurlah... Aku bisa selamat untuk sementara waktu dari kejaran para gadis itu..."

Kemudian dia melongok ke bawah, semua gadis tampak kebingungan dan memandang ke arah atap bangunan. Sepertinya mereka kecewa karena idola mereka malah kabur untuk menghindari mereka. Hingga kerumunan itu bubar. Semua gadis segera kembali ke tujuan masing-masing.

Sekali lagi, Naruto menghembuskan napasnya. Memasang wajah kusutnya.

"Memang tidak mengenakkan menjadi orang yang sangat populer seperti ini. Membuat hidupku semakin tidak tenang saja... Aaaah...," dia bangkit dari duduknya dan segera berdiri dengan tegap."Ya sudahlah, aku harus segera ke istana lewat jalan pintas di atap bangunan saja."

Segera dia berlari dengan cepat, melompati bangunan demi bangunan satu persatu. Hingga langkahnya mencapai ke tengah desa, di mana istana kerajaan Fuyuki berada.

Beberapa menit kemudian, dia mendarat tepat di depan pintu gerbang istana kerajaan Fuyuki yang sangat tinggi sekitar 3 meter. Berpagar tembok putih. Tampak dua penjaga beramor besi dan memegang senjata yaitu tombak, berdiri tepat di dua sisi pintu gerbang tersebut.

Dua penjaga itu menyadari kedatangan Naruto yang tiba-tiba di depan pintu gerbang di sana. Jarak mereka, sekitar satu meter dari jarak Naruto. Pandangan mata kedua penjaga itu menajam ke arah Naruto seiring Naruto berjalan santai mendekati mereka.

"Permisi... Aku ingin masuk untuk menemui Raja..."

Naruto berkata dengan nada terkesan cuek, sehingga dua penjaga itu malah mengacungkan tombaknya ke arahnya. Dua tombak bersilangan sehingga menghalangi jalan Naruto.

"Hei, siapa kau?" sahut salah satu penjaga itu."Kami tidak bisa mengizinkan orang sembarangan masuk ke istana ini, tanpa izin dari Raja atau Putri! Kami harus menginterogasimu terlebih dahulu!"

Agak terkejut saat ditodong dua tombak tepat di depan wajahnya, Naruto membulatkan kedua matanya. Lalu dia berusaha menguasai rasa terkejutnya itu, dan memasang ekspresi sewot.

"Apa-apaan ini!?"

"Kau pasti orang jahat atau mata-mata yang dikirim untuk membunuh Raja, kan?"

"Hei, aku bukan orang jahat ataupun mata-mata seperti yang kalian tuduhkan! Namaku Uzumaki Naruto. Aku ninja utusan dari desa Konoha yang diminta Raja untuk datang ke istana ini. Aku sudah mendapatkan izin dari Raja supaya aku bisa menemuinya sekarang."

Kedua penjaga itu saling pandang antara satu sama lainnya. Kemudian mereka menurunkan senjata masing-masing.

"Oh, ternyata kau... Orang yang ditunggu Raja sekarang."

"Ya, akulah orangnya..." Naruto masih berwajah sewot."Apa itu berarti aku boleh masuk sekarang?"

"Tunggu! Kami tidak bisa membiarkan kau masuk dulu! Tunggu di sini! Kami akan memanggil Raja untuk memastikan apa benar kaulah orang yang ditunggu Raja itu!"

Satu penjaga menodongkan tombaknya ke depan wajah Naruto. Satu penjaga lainnya, segera pergi ke dalam pintu gerbang istana yang terbuka lebar.

Naruto kembali berwajah sewot sambil menjawab.

"Baiklah..."

Beberapa menit kemudian, penjaga yang masuk ke dalam istana tadi, kembali lagi ke tempat Naruto. Dia tidak sendirian, melainkan dengan seorang pria tua berpakaian kerajaan seperti pakaian kerajaan eropa kuno. Di samping pria tua, tampak seorang gadis berambut pirang panjang dan bergaun biru, memandang tajam ke arah Naruto yang berdiri bersama satu penjaga di dekat pintu gerbang.

"Siapa orang itu, ayah? Apa benar dia adalah orang yang ingin menemui ayah sekarang?" tanya gadis itu dengan nada yang tegas.

Sang Raja memfokuskan kedua matanya ke arah pelindung kepala yang dikenakan Naruto. Dia agak terkejut.

"Lambang desa Konoha. Tidak salah lagi, pasti dia salah satu utusan dari Hokage keenam yang terpilih untuk datang ke sini. Dia adalah orang yang akan menjadi butler-mu, putriku."

Sang putri yang bernama lengkap Arturia Pendragon, kaget mendengar perkataan sang ayah. Dia pun melototkan kedua matanya.

"A-Apa!? Orang itu akan menjadi butler-ku!?"

Mengangguk cepat, sang Raja mengusap-usap dagunya dengan tangannya. Arturia langsung menatap tajam lagi ke arah Naruto.

Naruto menyadari kedatangan dua orang itu yang hampir mendekatinya. Penjaga yang menodongkan tombak pada Naruto, segera menurunkan tombaknya, setelah mengetahui sang Raja dan sang putri datang. Begitu dekat dengan Naruto, sang Raja langsung bertanya pada Naruto.

"Siapa kau, anak muda?"

Segera membungkukkan badannya untuk memberi hormat pada sang Raja, Naruto langsung menegakkan badannya lagi dan membalas pertanyaan sang Raja.

"Namaku Uzumaki Naruto. Aku ninja dari desa Konoha yang diutus oleh Hokage keenam. Aku datang atas permintaan anda, Yang Mulia."

"Oh, syukurlah Hokage keenam telah menepati janjinya padaku untuk mengirim satu orang datang ke sini...," Raja tersenyum senang."Senang berjumpa denganmu, Uzumaki-san. Lalu sebelahku ini adalah putriku satu-satunya. Namanya Arturia Pendragon. Arturia, ini Uzumaki Naruto, ninja yang akan menjadi butler-mu mulai dari sekarang."

SET!

Antara Naruto dan Arturia, saling bertatapan. Naruto menunjukkan tawa lebarnya dan mengulurkan tangan kanannya untuk bermaksud bersalaman dengan Arturia. Namun, Arturia memasang wajah yang tidak suka dan langsung menyabet pedang yang terpasang di pinggangnya.

BETS!

Dengan cepat, Arturia menodongkan pedangnya tepat ke arah muka Naruto. Otomatis membuat Naruto membelalakkan kedua matanya saking kagetnya dan mundur sedikit.

"Eh?"

"Aku menantangmu bertarung pedang sekarang, Uzumaki-san!"

"A-Apa!? Bertarung pedang!?"

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Ini hasil editan baru. Maaf, jika berbeda dari sebelumnya.

Yup, sekali lagi mencoba membuat cerita di fandom ini. Cerita pesanan dari Hikari Reza. Bagaimana kesanmu tentang cerita ini, Hikari Reza?

Cukup segini dulu chapter satunya, sambungannya saya simpan dulu di chapter 2.

Sekian dan terima kasih.

Tertanda.

Hikasya.

Senin, 28 November 2016