Disclaimer

No. 6 © Atsuko Asano

Warning : Out of Character, typos,minim deskrip, kebanyakan dialog!


o0o

His Hair

o0o


Setelah membersihkan para anjing milik Inukashi, Shion memang berniat langsung pulang. Ia ingin sekali menamatkan buku yang dari seminggu lalu dibacanya. Setelah menutup pintu, langkahnya mendekati rak yang menjulang tinggi di sampingnya, mengambil buku bersampul coklat.

Bola matanya bergulir, membaca setiap deret kata yang tertera dibuku itu. Entah sudah berapa jam yang dihabiskannya untuk membaca, sampai—

Cklek.

Blam.

Suara pintu yang dibuka, lalu ditutup kembali membuat perhatian Shion berpaling pada lelaki yang sekarang jauh lebih tinggi darinya. "Kau sudah pulang," ucapnya seraya tersenyum. Setelahnya, ia kembali membaca buku itu.

.

.

.

Lagi-lagi, Nezumi memandang Shion lekat—meneliti titik fokus yang sedari tadi ia pandang. Sementara itu, Shion yang ditatapnya hanya diam sambil tetap membaca buku yang dia pegang. Lelaki berambut biru gelap itu mengernyit kala melihat Shion menyisirkan poninya ke belakang dengan jemarinya, mungkin untuk membuat pandangan iris merahnya lebih leluasa.

Entah mengapa, hal ini sudah menjadi kegiatan rutinnya.

Lima menit berlalu, tapi kelihatannya Nezumi sama sekali tidak bosan menatap anak lugu di depannya—yang sepertinya mulai menyadari sepasang iris abu-abu terfokus padanya. Shion mengangkat kepalanya, menatap balik Nezumi dengan pandangan bertanya.

"Shion…"

"Apa?" tanya Shion heran.

"Kupikir kau memang terlihat menarik juga dengan penampilan seperti itu," ujar Nezumi dengan suara menimbang-nimbang.

Raut tidak mengerti sudah pasti tercetak di wajah Shion. Ia tak bisa menangkap maksud omongan Nezumi tadi. Bingung, tentu saja. "Apa maksudmu?" tanyanya.

Nezumi beranjak bangun dari kursi yang didudukinya, berjalan ke arah Shion yang terduduk di sofa depannya. "Kau tahu?" ia mendudukan dirinya di samping lelaki itu, "Ini memang tidak buruk."

Tanda tanya besar terlihat di atas kepala Shion. Ia sama sekali tidak mengerti dengan pembicaraan Nezumi kepadanya. "Maksudmu?" tanyanya lagi. Sedetik kemudian, Shion ingat telah meninggalkan aktivitasnya tadi, ia kembali membaca buku yang dipegangnya dengan penuh minat.

"Ini…" perlahan jari-jari tangan Nezumi menyusup ke helaian rambut putih Shion, "Sangat menarik," ujarnya serius.

Dan, setelah mendengar perkataan aktor yang mempunyai nama panggung Eve itu, Shion dapat merasakan beban berkumpul dikepalanya.

"Yah, cukup menyenangkan," ucap Nezumi menenggelamkan wajahnya di rambut Shion seraya mengacak-acak helaian-helaian putih itu.

"Ugh, berat Nezumi," protes Shion sekaligus memasang tampang polosnya. Yah, sia-sia saja karena Nezumi masih setia mendiami posisinya sekarang—melingkari satu tangannya dileher Shion, sedangkan tangan satunya memeluk gemas rambut orang yang sedang dipeluknya.

Yup, hal inilah yang membuat Shion membutuhkan waktu lama untuk menamatkan bacaannya. Sebab, ada saja Nezumi yang selalu memeluknya sambil mengacak-acak rambutnya.

"Shion…"

"Apa?"

"Aku tertarik pada rambutmu."

"Kenapa?"

"Hm, karena rambutmu halus dan wangi, juga sangat lembut…"

"Terima kasih. Tapi, kalau aku lebih tertarik padamu, Nezumi."

"Ohh. Tunggu… apa?"


o0o

End

o0o


Author Note : Haha, bisa juga nyumbang fanfic ini XD Sebuah fic ringan―bener-bener gak ada konflik―yang terinspirasi dari side story manga No. 6 (atau malah, bukan?) Kekeke~ Suka deh sama pair ini ^^ Okeh, semoga bisa menghibur kalian-kalian, yah?

Yup, berniat untuk review?

Berupa…

Concrit?

Flame? ―Yah, asalakan berguna buatku.

Yo, udah dulu yah XD

Ghifia Kuraudo