Segelas kopi panas terletak di meja sebuah café malam itu, dari iris biru seorang gadis, terpantul pemandangan di luar café, jari-jarinya berhenti sejenak dari tulis-menulis dan memutuskan menikmati pemandangan malam itu;

Salju

Bibirnya menunggikan senyum tipis sebelum kembali menatap layar laptopnya, disambut oleh foto seorang lelaki bernetra violet, tatapannya menusuk, sinis, sebuah tatapan yang selalu bisa membuatnya jatuh hati kepada pemuda itu, lagi, dan lagi

"Gakushuu…,"

Serendipity

-Part Rio-

.

.

.

Versi Revisi Indonesia dari Collab

bersama bakamurario (IG)

Fanfic © maoriryuu ft. bakamurario

Ansatsu Kyoushitsu © Matsui Yuusei

Serendipity © Park Jimin—Kim Namjoon (song writer)

WARNING: OOC(s), Typo(s), Alur kecepetan (maybe) etc


- Part 1

… r i o …

Bertemu dengannya—adalah sebuah kebetulan.

Lagu 'serendipity' mengalun melalui earphone yang terpasang di telinganya, ia kembali menulis beberapa informasi tentang pekerjaannya, layar telepon genggamnyab berkedip-kedip, sebuah pesan dari Maehara Hiroto, bertanya apakah ia akan ikut reuni kelas 3-E pada tanggal 28 mendatang.

Gadis bersurai pirang itu mengabaikannya untuk sesaat, apakah kalau ia ikut ia akan bertemu pemuda bersurai oranye itu lagi? Ataukah tidak?

Ia menyesap kopinya, kemudian memandang keluar.

Sudah berapa lama, mereka berpisah sejak itu? Setahun? Sebulan?

Ia tak tau pasti.

Dia memejamkan matanya, membiarkan lagu itu mengeras dan menghanyutkannya

Aku takut sebetapa jantungku berdebar,

Takdir terus merasa iri kepada kita—;


Rio Nakamura, adalah seorang gadis yang cerdas, tetapi ia kesepian dan merasa kurang puas dengan kehidupannya yang selalu menjadi siswa cerdas, ia ingin tau bagaimana rasanya menjadi 'siswa normal' jadi ia mulai berlaku bodoh, dengan menurunkan nilainya dengan sengaja dan bermain-main, sehingga akhirnya ia masuk ke kelas 3E.

Dulu, Rio pernah mengagumi seorang murid bersurai oranye, salah satu siswa cerdas dan dibanggakan, saat kelas 1 dulu ia pernah membantunya berjalan menuju UKS saat ia terkena sakit mendadak, sejak saat itu Rio ingin tau lebih banyak tentangnya.

Tetapi semakin banyak ia mencari tau, ternyata semakin banyak hal buruk ia temukan, lelaki bersama Asano Gakushuu itu merupakan anak dari kepala sekolah, amat sombong, suka menindas serta merendahkan orang, dia jadi benci kepadanya daripada mengaguminya seperti semestinya.

Tetapi lagi, itu berputar, pemikiran itu berubah karena suatu hal.

Hari itu hujan, Rio yang lupa membawa payung memutuskan untuk berdiam diri di supermarket sebentar, sampai matanya menemukan seseorang yang familiar, Asano Gakushuu, juga di supermarket, sepertinya baru saja membeli bahan masakan.

Jadi, orang kaya juga belanja sendiri, ya.

Kemudian ia mengerjap ketika Gakushuu membeli sebuah payung dengan motif kelinci, kemudian ia menyerahkannya kepada dua orang anak kecil yang kebasahan karena hujan, apa? Dia barusan liat apa?

Sebuah senyum tipis terlihat di wajah tampan pemuda itu, biasanya wajah itu begitu dingin dan mengintimidasi, tetapi sekarang wajah tersebut menyimpan sebuah kehangatan.

Apa jangan-jangan dia hanya kesepian ya?

Dia mengerjap, hingga kemudian sadar, Gakushuu balas menatapnya dengan tatapan kaget—dan dari situlah, semuanya—semua kebetulan itu dimulai.

…. – t i m e….

"Apakah ada anak bernama Nakamura Rio?"

Rio yang tadinya sedang fokus membaca komik menoleh ke daun pintu—salah satu teman, ralat, 'minion' milik Gakushuu melihat kedalam kelas, Rio menghela nafas lalu berjalan ke daun pintu, dia menyenderkan tangannya di tembok.

"Ya, itu aku, ada apa?" tanyanya

"Asano-kun ingin bertemu denganmu,"

Rio mengerjap beberapa kali, kenapa? Apa itu soal kejadian di supermarket itu?

"Aa, memang ada apa?" tanya Rio

"Entah, aku cuman disuruh memanggilmu saja, dia menunggumu," ucap 'minion' itu

Gadis bersurai pirang itu mengendikkan bahu, tak mengidahkan tatapan teman sekelasnya yang kaget akan panggilan mendadak Gakushuu untuk Rio, ia berjalan keluar kelas didampingin 'minion' milik Gakushuu, ah ya, Rio tidak tau namanya.

Sampai di kelas kosong, lelaki berkacamata itu mempersilahkan Rio masuk, dan yang disuruh hanya kebingungan, sampai ia menyadari ada sesosok orang di kursi ruangan tersebut, tak lain dan tak bukan adalah Asano Gakushuu, tangannya dilipat di meja sambil menatap Rio sinis, gadis yang kebingungan itu hanya menghela nafas dan duduk di depannya.

"Baiklah, Teppei, kau boleh pergi," ucap Gakushuu

Lelaki berkacamata itu mengangguk dan menutup pintu, tak lama terdengar langkah kakinya menjauh dari ruangan itu.

"Ok, jadi ada apa, Tuan Muda Asano memanggilku kesini?" tanya Rio, menyilang kakinya.

"Aku pikir kau sudah tau alasanku memanggilmu kesini, Nakamura-san," kata Gakushuu

Rio terkikik pelan "Oh, sayang sekali, sepertinya aku tak tau," ucapnya tersenyum—mengejek, lebih tepatnya.

Gakushuu menghela nafas kasar "Aku tidak suka mengulang kalimatku Nakamura-san,"

"Begitu pun aku," jawab Rio

Akhirnya Gakushuu duduk tegak, menatap Rio.

"Kejadian yang kau liat tempo lalu di supermarket, bisakah kau merahasiakannya?"

Gadis beriris biru itu menatapnya, dalam hati tertawa

"Hm? Memangnya, kenapa? Kau takut? Bukankah itu sisi baik?" tanya Rio

"Tidak—bukannya takut," jawab Gakushuu

"Lalu kenapa?"

Hening sesaat waktu ucapan itu meluncur dari mulut Rio, dan tiba-tiba saja aura Gakushuu berubah menyeramkan, Rio agak takut, ia mundur dari kursinya yang tadinya condong kearah Gakushuu, beberapa saat yang terdengar hanyalah kicauan burung, Rio menatap lelaki di depannya yang masih menunduk, kalau dilihat-lihat, dia memang tampan—, lalu suara bel masuk, Rio tersadar dari lamunannya.

"Ahh, sudah jam segini, bukankah kita sebaiknya masuk?" tanya Rio sambil berdiri

"Tunggu—kau harus merahasiakan itu dari semuanya, harus," kata Gakushuu belum mengadah.

"Kenapa? Tidak ada alasan yang jelas kan?" tanya Rio lagi, tertawa kemudian membuka pintu.

"Itu—Itu memalukan,"

Saat Rio menoleh, rasanya ia melihat seseorang yang lain, muka Gakushuu yang merah dengan ekspresi malu-malu tapi marah itu—rasanya menunjukkan sisinya yang lain, Rio langsung kembali menatap koridor.

"Baik, baik, aku takkan bilang pada siapapun kok!" ucap Rio sebelum berlari menuju kelasnya.

Terima kasih

Samar-samar Rio mendengarnya tetapi, tiba-tiba saja jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

Ini hanya, kebetulan, kan?..Kebetulan—yang sangat menyenangkan.

Pikirannya masih bertaut disitu hingga ia sampai di kelas, dan melanjutkan pelajaran.

-r i o [end]

Lololol Haluu T^T diriku hadir lagi setelah HIATUS sekian lama huhuhuh *mewek*

Ada yang kangen sama daku? Tidak? O pasti tidak ada/plak

'Serendipity' ini awalnya adalah collab sama temen di IG tapi endingya saia publish juga ver Indo dan revisinya

Serendipity itu adalah 'Kebetulan yang Menyenangkan'

Yak, sekian salam bacot dari Saku :3

Care for a Review?

-SakuraShadowSFC