Ini ff terinspirasi dari Webtoon "Our Omega Leadernim" by .MIJIN.(recommended banget), plot udah banyak kuubah dan .MIJIN. cuma pake characters yang visualnya based on Bangtan, tapi namanya beda semua.

MAIN CAST: Jungkook/Taehyung/Seokjin/Yoongi

SHIP: Taekook/Yoonkook/JinMin/Slight Jikook/Slight Vhope/Slight Namseok

RATE: M

Warning: Contain violence content/Slight mature content

Happy Reading!

I

Seperti biasanya, malam disambut dengan hawa dingin dan kesibukan dua orang pria yang sedang berdiskusi diatas tumpukan kertas hasil eksperimen. Ruangan itu berhawa sedingin es, namun tak mengusik dokter yang tengah menarik rambutnya dengan hela frustasi.

"Kau tidak istirahat saja, Dokter Kim? Tampaknya, kau sangat lelah", Park Jimin mengawasi dokter yang menggeleng kecil. Ia setia berdiri di sudut ruangan, menanti sampai larut malam hingga Kim Seokjin memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya.

"Bagaimana aku mau beristirahat? Aku belum menemukan jawaban", Seokjin menghela napas kasar. Mereka sedang mempelajari mutasi genetik yang memungkinkan terciptanya sebuah hierarki baru.

Ada tiga hierarki yang menentukan posisi seseorang di dunia ini. Alpha, sebagai posisi teratas, Beta, didominasi oleh orang berotak cerdas yang sering dimanfaatkan untuk pekerjaan, dan Omega, kaum rupawan yang tidak berguna dan tak ada nilainya.

Hierarki ditentukan oleh susunan DNA seseorang dan semua Omega adalah wanita. Namun, Dokter Kim tengah melaksanakan sebuah eksperimen untuk menciptakan seorang Omega pria.

Mereka berhasil memodifikasi hierarki seorang relawan tahun lalu. Namun, pria itu meninggal karena hormon yang menolak dalam tubuh lelakinya dan berakhir menghancurkan sistem tubuhnya sendiri.

"Aku rasa itu mustahil, Dokter", Jimin menangkupkan papan data eksperimen di dadanya, menunduk kecil ketika Seokjin memelototinya tajam. Terkadang, Dokter Kim terlalu ambisius hingga Jimin bersumpah dapat melihat kilat kegilaan dalam bola matanya.

"Maksudku…bagaimana pun juga, Pheromone Omega akan menolak dalam tubuh lelaki, kan?".

Seokjin tidak menjawab untuk beberapa lama, membiarkan suara jam yang berdetik mengisi gendang telinga dokter itu.

"Bagaimana kalau kau salah?".

"Apa?".

"Bagaimana kalau eksperimen sama sekali tidak dibutuhkan?", Kim Seokjin menyeringai lebar, Jimin memundurkan langkah ketika pria jangkung itu bangkit dari kursinya.

Pada saat saat seperti ini, Jimin merasa takut oleh atasannya yang sangat cerdas namun berbahaya. "M-Maksudmu apa, Dokter?", Jimin menyuara kecil, disambut oleh senyum dingin Seokjin yang mendekatinya hingga terjepit ke dinding.

"Bagaimana…kalau Omega pria itu ada?".[]

"Aku akan pergi berpatroli", Kim Taehyung mengencangkan bandana disekitar kepalanya. Ia mematikan puntung rokok dan mengeluarkan asap yang berpusar pusar ke sepenjuru markas. Pria yang tengah duduk di ruang tengah mengernyit sembari menutup hidungnya.

"Kau yakin akan pergi sendirian, Tae?", Jung Hoseok bertanya sembari melirik jam dinding yang sudah menunjukkan lewat tengah malam. "Tidak ingin kutemani saja? Atau dengan Namjoon?".

"Ah, tidak usah, Hobi-Hyung. Berpatroli kan sangat rawan", Taehyung menyeringai mengejek, mengingatkan koleganya bahwa berpatroli dapat mengancam nyawa mereka.

Taehyung adalah seorang Alpha Pemimpin dieritori barat Busan. Ia ditugaskan untuk berpatroli setiap malam, memastikan bahwa tidak ada kericuhan yang terjadi atau Omega yang dilecehkan disekitar kawasan kekuasaannya.

"Kau yakin, Tae?", Hoseok kembali menyuara ketika Taehyung menghela napas kasar. Taehyung tertawa kecil, ia mengabaikan kilat kecemasan dalam bola mata Hoseok. Sebagai seorang Alpha, Taehyung sudah belajar untuk menjaga dirinya sendiri dan mengerti resiko menjadi pemimpin.

"Tidak mau kutemani? Bisa saja kau‒", Hoseok mendecak ketika Taehyung sudah menutup pintu sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.

Dasar bocah, Hoseok membatin sembari menyingkirkan puntung rokok Taehyung yang sudah hampir habis. Kalau sudah begini, ia hanya bisa berharap Taehyung baik baik saja dalam menghadapi para bajingan dengan napsu yang sedang terbakar.[]

Taehyung memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku, menyusuri kawasan barat yang sudah gelap gulita. Asap putih terbentuk tiap kali ia menarik napas, Taehyung hanya bisa mendengar suara langkah kakinya sendiri diantara keheningan total.

Bola mata tajam pria itu tak pernah melewatkan satu pun tempat yang memungkinkan terjadinya sebuah pemerkosaan. Tidak hanya sekali, berulang kali Taehyung harus menghajar para Alpha yang merasa dirinya berkuasa atas Omega dan bisa memperlakukan mereka sesuai napsu. Miris melihat kaum Omega yang ditindas dan dipermainkan secara seksual.

Itulah tugas Taehyung, menghentikan para keparat yang hendak menyakiti hierarki terlemah.

Taehyung kembali menghembuskan napas panjang, hendak berbalik ketika ia mendengar kericuhan di dekat gang dengan penerangan lampu yang meredup.

"Eoh, mengapa kau sendirian saja, Manis?".

"Kau mau apa, hah?".

"Ayolah, jangan seperti itu".

"Kami hanya ingin bermain sebentar, Sayang".

Taehyung mengepalkan tangan ketika mendengar tawa mabuk dan geraman seorang pria yang marah dan ketakutan. Dengan cepat, Taehyung mendekati sudut jalan dan menemukan dua lelaki gempal yang tengah memojokkan seorang pria lain.

"Mau apa kau, eoh? Melawan kami?".

Taehyung terkesiap melihat dua orang pria yang membanting tubuh seorang lelaki dan menjepitnya ke dinding. Taehyung tidak menghabiskan waktu lagi, ia hendak menarik lengan pria yang sudah melepas celananya ketika lawannya bangkit dengan desisan geram.

Jeon Jungkook menendang perut pria yang terhuyung mundur. Ia hendak menghajar mereka ketika Taehyung menahan sikunya dengan cengkeraman sekeras baja.

"Lepas!", Jungkook menepis tangan Taehyung yang mengangkat alisnya dingin.

"Kau mau berkelahi, hah? Jangan disini. Ini wilayahku", Taehyung menarik paksa pria yang menggeram marah kearahnya. Taehyung menajamkan bola matanya yang berkilat garang, namun, Jungkook justru terlihat semakin mengamuk.

"Ini kawasanku, paham kau? Jangan membuat masalah disini".

Taehyung mendelik ketika pria itu tidak gentar juga. Ia pun mendekat dengan bola matanya yang sudah menggelap. Satu langkah dan Jungkook pun nyaris terjatuh. Taehyung mendengus geli sebelum wajahnya kembali keras.

"Pergi kau".

Sekilas, Jungkook tampak ketakutan setengah mati, sebelum ekspresi itu kembali dingin dan ia berjalan tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

"Kau juga, dasar berandal", Taehyung mengangguk kepada dua pemerkosa yang tertawa rendah.

Benar benar, Taehyung memperhatikan punggung Jungkook yang menjauh di jalanan Busan sebelum melanjutkan patrolinya di kawasan barat.[]

Jungkook menggeram seiring dengan langkahnya yang sedikit goyah. Sebenarnya, apa yang para pria itu inginkan darinya? Ia terus saja menjadi sasaran para Alpha tak tahu diri. Sampai kapan sih, para bajingan berhierarki Alpha akan berhenti menganggunya?

Jungkook sedikit menunduk, mengamati telapak tangannya yang terlihat pucat dan rapuh dibawah sorot lampu jalanan Busan. Ia menghela napas panjang sebelum mempercepat langkah dan melewati seorang lelaki yang menunduk sembari membawa tas kerja di dadanya.

Park Jimin membeku ketika seorang pria berlari kecil melewatinya. Rambut Jungkook nyaris menutupi bola mata cokelatnya yang hangat, pergerakannya begitu cepat hingga Jimin nyaris tak melihat wajahnya barang sedikit pun.

Namun, bola mata Jimin tak pernah berhenti mengamati hingga sosok itu menghilang di persimpangan jalan.

Dan aroma itu…

Jimin mengernyit sembari mengendus endus udara.

A very sweet sweet scent…

Jimin teringat Kim Seokjin yang menyeringai lebar di ruang kerja, paparannya akan hasil eksperimen yang sedikit demi sedikit mengikis kewarasan dokter itu.

Jimin kembali mengamati bayangan Jungkook yang terlihat semakin kecil dan menjauh. Tidak ada aroma semanis itu selain milik kaum Omega. Tidak salah lagi…

Jimin kembali memperhatikan Jungkook dengan tajam.

Omega pria memang benar ada.[]