Ya... Mungkin dari sebagian orang berpikir jika zona nyaman adalah sebuah lingkungan yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Kamar dengan tempat tidur nyaman, Wi-Fi dengan kecepatan penuh dan stok drama Korea ataupun dorama Jepang yang siap melubangi mata karena marathon menontonnya.

Tapi itu tidak bagi Sakura, seorang dokter muda yang kini bekerja di Rumah Sakit swasta Konoha Medical Center. Ia menganggap zona nyamannya adalah dimana ia bisa bertemu dengan kekasih merahnya setiap saat tanpa terbatas ruang dan waktu. Itu adalah zona nyaman baginya. Ya, bertemu seorang Uchiha Sasuke setiap jam makan siang di kafetaria rumah sakit adalah sebuah kebahagiaan baginya. Bukankah zona nyaman semudah itu mendapatkannya?

Sakura tidak butuh ranjang yang nyaman, karena dada Sasuke adalah yang paling nyaman. Sakura tidak butuh Wi-Fi dengan kecepatan super, karena Sasuke ada di satu tempat kerja dengannya. Tentu saja, Sasuke juga dokter, dokter tampan itu adalah dokter spesialis anak. Sangat berbanding terbalik dengan image wajahnya yang dingin.

"Apa kau sudah selesai?" Suara itu terdengar dari ujung telepon Sakura. Ia berada di ujung koridor bangsal sekarang.

"Ah, iya, aku akan selesai setelah ini. Tunggu aku di kafetaria saja, oke?" balasnya. Kemudian mengakhiri sambungan setelah memberikan suara kecupan pada Sasuke.

Sakura kembali mengantongi ponselnya. Ia masuk kembali ke dalam bangsal, memeriksa pasien terakhirnya pagi ini sebelum makan siang.

"Bagaimana keadaan, Anda, Nyonya?" tanya Sakura. Ia melihat grafik yang tergantung di ujung ranjang Nyonya itu.

"Aku akan mengizinkan Anda pulang. Dan Anda bisa pulang besok jika keadaan Anda terus membaik." jelasnya. Kemudian tersenyum ramah dan berlalu pergi.

Sakura berjalan santai, ia menyapa beberapa perawat dan pasien yang kebetulan berada di sana. Dokter spesialis jantung itu sudah terlalu terkenal dengan sifat supel dan ramahnya.

Sakura mendengus, ia melihat zona nyamannya, Sasuke sedang dimasuki-dengan konotasi lain- orang-orang asing. Benalu yang menyebalkan, perawat genit. Atau apapun itu yang membuat rasa kesalnya tersampaikan pada Karin. Dan Sasuke, pria itu hanya menatap dingin Karin yang kini mencoba menggodanya. Baginya, Sakura yang paling menggoda.

Karin adalah teman seangkatan Sakura waktu SMA dulu dan selalu bersaing dengan Sakura, dalam hal apapun kecuali profesinya sekarang ini. Sudah jelas jika Karin itu perawat dan Sakura itu dokter.

"Sayang... Lama menungguku?" Sapa Sakura, ia kemudian memberikan sebuah kecupan pada Sasuke.

Ia melirik Karin sekilas. Menatap bagaiamana reaksi wanita itu ketika ia memamerkan kemesraannya dengan Sasuke sebelum duduk di hadapan dokter anak tersebut.

"Tidak-"

"Kalau begitu aku pergi dulu, Sasuke-san. Sampai nanti." Sela Karin memotong ucapan Sasuke. Sangat jelas jika tingkah Sakura membuatnya gemas.

"Sebenarnya iya." jawab Sasuke.

"Aku minta maaf. Aku harus mengatasi pasienku yang merengek minta pulang."

"Apa dia pasien anak-anak?" tanya Sasuke.

"Tidak. Dia wanita setengah baya." jelas Sakura. Ia kemudian ikut serta memakan makan siangnya bersama Sasuke.

"Perlu bantuanku?" goda Sasuke. Ia cukup percaya diri membujuk seseorang karena ia sendiri pun terbiasa membujuk anak-anak.

"Mati saja kau, Uchiha!" Tukas Sakura lalu keduanya tertawa bersama.

"Jadi, bagaimana dengan harimu, Sasuke?" tanya Sakura. Lalu ia meminum jus apelnya.

"Seperti biasanya. Pasien anak-anak itu lebih dinamis, Sakura. Mereka merengek, menangis bahkan berbicara banyak hal." jelas Sasuke. Ia menjelaskan pada Sakura seolah gadisnya itu tidak pernah bertanya hal demikian sebelumnya.

"Sungguh?" Sakura menanggapinya dengan wajah yang err... mungkin bisa merusak kornea mata Sasuke. Kepala yang miring dengan mata emerald-nya yang membulat besar dan kepalanya yang miring 45 derajat ke kiri. Oh... Dia imut sekali, batin Sasuke.

"S-Sakura..." desis Sasuke terbata. Sakura belum menyadarinya.

"Iya?" Ia menyahut dengan posisi yang sama.

"Kau bisa membunuhku." jawab Sasuke masih dengan desisan.

"Oh tentu-Apa?! Membunuhmu kau bilang?!" pekik Sakura. Ia sudah kembali ke pose awalnya dan kini lebih garang.

"I-iya... Kau membuatku-Ya Tuhan..." Sasuke kemudian bangkit berdiri, kepalanya mendongak sambil meminta siapapun untuk memberikan tisu padanya.

"Astaga... Sasuke, apa yang terjadi padamu?" tanya Sakura. Ia panik tentu saja, karena Sakura baru pertama kali melihat Sasuke seperti ini. Bagaimana jika Sasuke diam-diam memiliki penyakit parah? Bagaimana jika... Terlalu banyak bagaimana jika yang terpikir Sakura.

Dengan segera, ia mengambil sapu tangannya di saku snelli miliknya dan memberikannya pada Sasuke.

"Ini, pakai ini." perintah Sakura, dengan senang hati Sasuke mengambil sapu tangan berwarna pastel dan menggunakannya untuk mengelap hidungnya.

Sakura berjalan santai ke arah bangsal anak-anak. Jelas saja, Sasuke pasti ada di sana. Pria itu... Selalu saja melebihkan waktu kerjanya hanya untuk menemani anak-anak itu bermain.

"Sasuke-kun... Ayo pulang." ajak Sakura suaranya terdengar manja di telinga Sasuke. Sakura menatap Sasuke dengan pandangan mendamba dan Sasuke menyukai itu, ia merasa Sakura benar-benar miliknya.

"Baiklah, anak-anak... Dokter harus pulang, besok kita bisa bermain lagi di sini. Sampai jumpa, lekas sembuh untuk kalian semua." Sasuke beranjak berdiri kemudian dengan senyuman tipis ia melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa, Dokter Sasuke... Hati-hati di jalan..." teriak anak-anak itu dengan semangat. Sakura jadi ragu, apa anak-anak itu benar sakit atau tidak.

"Bagaimana mereka sesemangat itu, Sasuke-kun?" tanya Sakura. Ia memijit pelipisnya pelan setelah memasang sabuk pengaman.

Sasuke menjalankan mobilnya keluar dari area parkir rumah sakit dan ikut bergabung di jalanan padat Konoha bersama kendaraan lainnya.

"Kau, oke?" tanya Sasuke. Setidaknya ia merasa khawatir dengan kekasihnya itu. Pekerjaan Sakura jauh lebih berat darinya.

"Hmm aku oke." Balas Sakura. Kepalanya rasanya berat sekali dan dia ingin segera sampai di rumahnya dan berendam air hangat untuk relaksasi.

"Hn. Tidurlah dulu." dan tanpa diperintah dua kali, Sakura tertidur setelah menyamankan posisi duduk bersandarnya. Sedangkan Sasuke mengemudi menuju ke rumah Sakura dalam diam.

-TBC-


Author's Note :


Fanfict ini merupakan project aku dan 4 author lainnya di wattpad, yakni philossugaya, oshpusky, tiyanchan dan bytriafi. Konsep awal fanfict ini berupa drabble dan seharusnya setiap chapter nggak lebih dari 1k words.

Namun sesuai kesepakatan kami, batas maksimal setiap chapter 1,5k words.

Kalau kalian penasaran dengan versi wattpad, kalian bisa cek akun project001 yang kami pakai buat collab.